Viona mendapati sang mama yang tiba-tiba menikah lagi tanpa persetujuan darinya, membuat gadis itu menolak tegas dan menentang pernikahan itu. Ia yang awalnya sangat membenci ayah barunya karena usia sang ayah tiri jauh lebih muda dari ibunya, kini justru kepincut ayah tiri nya sendiri. Yuk kepoin bagaimana ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemui orang tua Steven
"Vio, ayo kita pulang bareng ajak Sisil. gadis itu dengan sengaja menyenggol Fiona hingga tak sengaja mengenai bagian dadanya.
"Augh....!!" Fiona meringis kesakitan.
"Ada apa Vio?" tanya Sisil sembari menyipitkan mata. Tentu saja Gadis itu merasa aneh padahal Ia hanya menyenggol sedikit dan tentunya tidak akan terasa sakit. "jangan lebay deh!" lanjut Sisil.
"Ah tidak Tidak apa-apa, kok." kata Viona berusaha menahan sakit, meski sebenarnya di pucuk bagian dadanya terasa perih dan itu semua harus Fiona sembunyikan dari Sisil sahabatnya.
Fiona lanjut berjalan, ia hendak menuju gerbang, tentu saja akan menunggu dedinya di sana.
Sedangkan Sisil merasa aneh dan tak percaya ada sesuatu yang telah disembunyikan oleh Viona sahabatnya. Sisil merasa Curiga dengan Fiona, akhirnya Gadis itu kembali menyenggol dada Viona. dan lagi lagi Viona menjerit kesakitan
"augh...! Pekik Fiona.
Tanpa disadari Gadis itu menjerit dan meringis dan bahkan hampir meneteskan air mata, tentu saja Sisil merasa aneh dan curiga. Masa iya hanya disentuh sedikit saja sesakit itu rasanya.
"Vio, kamu baik-baik saja bukan?" tanya Sisil merasa tak nyaman sekaligus penasaran.
"Iya tidak apa-apa, santai saja. Aku baik-baik saja." sahutnya dengan suara berat seperti sedang menahan sesuatu.
"Vio, jujur deh kamu menyembunyikan sesuatu dariku." kata Sisil akhirnya mengungkapkan kecurigaannya.
Fiona diam Gadis itu tak berani menatap Sisil sahabatnya, sejauh ini mereka sangat dekat dan bahkan selalu berbagi cerita hal apapun tak pernah ada rahasia diantara keduanya.
"vio, pa*udaramu sakit tanya?" tanya Sisil lanjut to the point.
Fiona terdiam, apa yang ditanyakan Sisil tentu langsung tertuju pada permasalahannya. Namun Fiona takut dan malu untuk menceritakan pada Sisil.
"jangan bilang kalau kamu...?" kata-kata Sisil menggantung Namun kedua Ujung jari-jarinya mengatup mengisyaratkan berhubungan sesuatu. "Vio, Dengan siapa kamu melakukannya?" tanyanya kemudian.
"tidak, Sisil. Semua tidak seperti yang kamu pikirkan. Dedi hanya membantuku." ucap Viona langsung jujur.
Bola mata sisil terbelalak, seketika mulutnya terbuka lebar dengan kedua tangan yang tiba-tiba menutupnya. "jadi kamu dan Om Steven?" ucapnya tak percaya.
"Sisil, please!! Dengarkan aku dulu. Aku dan Dedi tidak melakukan seperti apa yang kamu pikirkan. Kemarin aku ke bar karena kesal dan aku di sana mabuk, aku dicekokin minuman oleh teman-teman dan tanpa aku sadari dalam Minuman itu di campurkan obat perangsang. Untung saja Dedi datang tepat waktu sehingga aku tidak jadi dilecehkan oleh mereka. Tapi..." Fiona menggantungkan ceritanya membuat bola mata Sisil semakin besar.
"Jadi kau dan Om Steven? Oh my God?" teriak Sisil antara percaya dan tak percaya.
"bukan seperti itu, Sisil. Dedi membawaku pulang dari sana, di rumah aku memaksa Dedi untuk melakukan hubungan terlarang itu namun Dedi menolak. Dia tidak ingin menodaiku karena kami belum menikah. Dedi hanya membantu menghilangkan hasrat yang membelenggu jiwaku yang terasa begitu menyakitkan itu dengan cara..." Fiona terdiam ia menggantung kalimatnya. sebenarnya, Fiona malu menceritakannya kepada Sisil.
Sisil menatap lekat Fiona mulai dari leher hingga belahan dadanya yang sedikit tertutup. Banyak tanda merah di sana, Sisil sudah bisa melihat apa yang terjadi antara sahabatnya ini dengan ayah tirinya. Kemudian keterkejutan Sisil berubah menjadi sebuah senyum. "iya iya iya aku paham sekarang. Kamu dan Dedi kamu... oh indahnya!!" seru Sisil tersenyum lebar. "Vio, pasti sakit ya?" kata Sisil sembari meraba bagian dada Fiona. "Om Steven Pasti sangat macho, keren banget deh, dia benar-benar Pejantan Tangguh. Gak kebayang jika aku yang ada di posisimu." Puji Sisil Sambil tertawa lebar, tubuh nya merinding membayangkan Steven yang tampan.
Fiona tersenyum malu saat semuanya terungkap di depan Sisil sahabatnya, namun bersamaan dengan itu sebuah mobil hitam yang sangat ia kenal tiba-tiba berada di dekat gerbang sekolah. Fiona langsung berdiri, "Sisil aku pergi dulu!" teriak Fiona sembari berlari menuju mobil Ayah tirinya. Sisil melambai sambil tersenyum.
"kita akan menemui orang tuaku." kata Steven sembari menatap lekat Fiona yang berada di sampingnya.
"Dedi, aku takut." sahut Fiona.
"Tidak ada yang perlu ditakutkan, Percayalah padaku, semua akan baik baik saja." kata Steven sembari melumat bibir merah muda milik Fiona.
"Setelah ini, Apakah kamu yakin akan menikah denganku?" tanya Steven.
Viona mengangguk pelan.
"Tidak kah kita menunggu setelah kamu lulus sekolah?" tanya Steven, ia tidak ingin terburu-buru mengambil sikap.
Fiona menggeleng, tidak Dedi aku sudah yakin tidak apa-apa kita menikah duluan. toh 2 bulan lagi aku akan lulus sekolah, apa bedanya Sekarang atau nanti yang jelas aku sangat mencintai Dedi dan aku tidak mau Dedi berpaling dariku apalagi sampai Dedi dekat dengan wanita lain. Aku bisa gila jika sampai itu terjadi." kata Fiona sembari menatap Steven dengan penuh arti.
"baiklah! ayo kita temui orang tuaku, kita akan dapatkan restu dari mereka." ucap Steven mantap.