NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Terlarang

Kutukan Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Duniahiburan / Cinta Terlarang / Office Romance / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:913
Nilai: 5
Nama Author: Cerita Tina

Luna tak pernah bermimpi bekerja di dunia hiburan, ia dipaksa pamannya menjadi manajer di perusahaan entertainment ternama.

Ia berusaha menjalani hidup dengan hati-hati, menaati aturan terpenting dalam kontraknya. Larangan menjalin hubungan dengan artis.

Namun segalanya berubah saat ia bertemu Elio, sang visual boy group yang memesona tapi kesepian.

Perlahan, Luna terjebak dalam perasaan yang justru menghidupkan kembali kutukan keluarganya. Kejadian aneh mulai menimpa Elio, seolah cinta mereka memanggil nasib buruk.

Di saat yang sama, Rey teman grup Elio juga diam-diam mencintai Luna. Ia justru membawa keberuntungan bagi gadis itu.

Antara cinta yang terlarang dan takdir yang mengutuknya, Luna harus memilih melawan kutukan atau
menyelamatkan orang yang ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Tina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kak Luna

Luna meminta kepada member Neonix dan Marcel untuk tidak memberitahu kejadian ini kepada pihak luar. Marcel meminta kepada kru tim syuting untuk untuk memberi waktu sebentar lagi, karena ada sedikit trouble.

Luna meminta anggota lain meninggalkan dia dengan Noel. "Maaf, aku baru tahu tentang ini." Kata luna lirih.

Noel hanya diam, "Ini salahku sendiri karena hanya membiarkan itu terjadi. Awalnya kami seperti kakak adik. Dia sering curhat padaku tentang kehidupannya yang tak mudah."

Noel memandang kosong ke lantai. Lalu menarik nafas panjang, "Aku hanya berniat menghiburnya, dan hal seperti ini terjadi begitu saja. Aku memang lemah."

Noel menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Luna mencondongkan tubuhnya,

“Tenang saja, dia akan mendapatkan hukumannya. Dan kau tidak sendirian, Noel. Aku dan yang lain ada di sini bersamamu.”

Noel masih menunduk berusaha menahan gejolak dalam dadanya. Matanya terlihat berkaca-kaca.

“Terima kasih…” ucapnya lirih seperti bisikan yang patah.

Luna menepuk bahunya pelan. “Kalau kau memang butuh waktu, tidak apa-apa. Katakan saja, kita akan cari jalan keluarnya bersama.”

Namun Noel menggeleng pelan. “Aku tidak ingin menambah tekanan untuk tim ini.”

Ia menarik napas panjang, memaksa tegar. “Kita sudah menghadapi banyak hal yang tidak kita inginkan belakangan ini. Aku… aku tidak mau jadi alasan tim kita melemah.”

Tanpa menunggu jawaban Luna, Noel berdiri. Ia menyeka matanya, lalu mencoba tersenyum meski tampak rapuh.

“Bisa bantu aku bersiap-siap?” tanyanya dengan suara tegar yang dibuat-buat.

“Kau yakin sudah siap?” Luna memastikan.

Noel mengangguk lebih mantap kali ini. “Tolong ya, kak Luna.”

Kata “Kak” itu membuat Luna sempat tertegun, lalu ia terkekeh pelan.

“Entah kenapa aku merasa sangat senang kau memanggilku begitu.”

Luna lalu memanggil Tari, sang penata rias yang sedang sibuk membereskan peralatannya.

“Kak Tari, bisa bantu tangani Noel?. Maaf ya Kak, untuk sementara kakak jadi lebih repot."

"Tidak masalah kalau kau juga ikut membantu." Katanya sambil tertawa kecil.

Tari membantu Noel membereskan penampilannya. Baru beberapa detik Noel duduk di kursi rias, pintu terbuka dan Rey masuk dengan langkah santai. Ketiganya langsung menoleh kearahnya.

“Aku hanya ingin menemani Noel,” katanya datar.

Rey lalu duduk menyilangkan kaki, mengambil majalah terdekat dan mulai membacanya dengan gaya aristokrat yang dibuat-buat. Dagunya terangkat, bibir maju sedikit, dan ekspresi seperti tuan muda.

Noel yang tadinya tegang tak bisa menahan tawa kecil. Luna mendecak pelan, “Drama prince…”

Rey hanya nyengir tanpa menoleh, pura-pura sibuk membuka halaman majalah. “Seseorang harus menjaga energi ruangan ini tetap positif, bukan?” ujarnya dengan nada ringan.

Luna tahu di balik nada santainya, Rey sedang berusaha menjaga Noel agar tidak larut dalam kesedihan.

Noel lanjut duduk di depan cermin rias, membiarkan Tari mulai bekerja memperbaiki riasannya yang sempat luntur karena air mata.

Sesekali ia melirik ke arah Luna lewat pantulan kaca, matanya masih sedikit sembab tapi ada kilatan keteguhan baru di sana.

“Kau terlihat lebih baik,” kata Luna lembut.

Noel mengangguk kecil. “Aku cuma...harus terus bergerak, kan?” jawabnya pelan, seolah meyakinkan dirinya sendiri.

Luna mengangguk “Benar. Kadang, kekuatan datang bukan dari tidak jatuh, tapi dari keberanian untuk berdiri lagi.”

Setelah selesai bersiap-siap, tim Neonix langsung melanjutkan proses syutingnya. Luna merasa lega, karena kru syuting tidak tahu cerita sebenarnya tentang Noel.

Noel pun bersikap alami, seolah-olah tidak pernah terjadi apapun padanya. Selang beberapa lama, syuting itu akhirnya selesai. Luna melirik jam tangannya.

"Oh, aku harus menjemput pangeranku." batinnya.

Ia pamit pada Marcel untuk balik lebih dulu. Lalu ia melangkah dekat ke arah Noel. "Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk memberitahuku."

Noel yang menggangguk sambil tersenyum hingga lesung pipinya terlihat jelas.

Anggota Neonix yang lain mencoba mencairkan suasana untuk mengalihkan kesuraman Noel dengan bercanda dan godaan kecil.

***

Jalanan saat jam pulang kerja mengakibatkan kemacetan seperti biasa. Luna melajukan mobilnya pelan. Sesekali ia melirik ke arah luar.

Terlihat iklan di beberapa tempat menampilkan penampilan Neonix dan beberapa group boy band lain sebagai peserta survival.

Ia mendengar berita yang diputar di mobilnya. Dari pertunjukan beberapa waktu lalu, Neonix mendapatkan peringkat ke dua secara keseluruhan.

"Setidaknya tidak terlalu rendah." gumamnya sambil menyunggingkan senyum.

Tiba-tiba ponselnya berdering, itu dari Elio.

"Halo honey." terdengar suara berat namun lembut diseberang sana.

Luna tertawa kecil, "Kedengarannya kau seperti berbisik dengan hati-hati." goda Luna.

Elio ikut tertawa, "Haruskah aku berteriak lantang?"

Luna mendecih, "Jangan macam-macam ya, hidupku sudah banyak beban." ucap Luna.

"Kalau kau yang meminta, aku akan melakukannya." balas Elio.

Luna tersenyum miring, "Sebentar lagi aku sampai. Tunggu saja, aku akan membenarkan baut di kepalamu."

"Aku menantikannya honey," ucap Elio sebelum mematikan teleponnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!