NovelToon NovelToon
Lesson After Class

Lesson After Class

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Gadis nakal / Dosen / Diam-Diam Cinta / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: SweetMoon2025

Yurika Hana Amèra (Yuri), mahasiswi akhir semester dua yang mencari tempat tinggal aman, tergiur tawaran kosan "murah dan bagus". Ia terkejut, lokasi itu bukan kosan biasa, melainkan rumah mewah di tengah sawah.

Tanpa disadari Yuri, rumah itu milik keluarga Kenan Bara Adhikara, dosen muda tampan yang berkarisma dan diidolakan seantero kampus. Kenan sendiri tidak tahu bahwa mahasiswinya kini ngekos di paviliun belakang rumahnya.

Seiring berjalannya waktu, Yuri mulai melihat sisi asli sang dosen. Pria yang dielu-elukan kampus itu ternyata jauh dari kata bersih—ia sangat mesum. Apalagi ketika Kenan mulai berani bermain api, meski sudah memiliki pacar: Lalitha.

Di tengah kekacauan itu, hadir Ezra—mahasiswa semester empat yang diam-diam menaruh hati pada Yuri sejak awal. Perlahan, Ezra menjadi sosok yang hadir dengan cara berbeda, pelan-pelan mengisi celah yang sempat Yuri rindukan.

Antara dunia kampus, cinta, dan rahasia. Yuri belajar bahwa tidak semua yang berkilau itu sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SweetMoon2025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Malam di Gedung Sunyi

​Sebagian besar area Gedung Bisnis C memang sedang dalam tahap renovasi. Ini adalah salah satu gedung tertua di kampus, dan momen libur semester dimanfaatkan untuk perbaikan total.

Sayangnya, Sabtu ini para pekerja bangunan sedang libur, membuat gedung itu sepi, hanya menyisakan tumpukan peralatan pertukangan yang berserakan di beberapa sudut.

​Saat ini, yang terpenting bukanlah memikirkan siapa dalang di balik jebakan ini. Prioritas tunggal adalah menyelamatkan Yuri segera. Gadis itu terkapar tak berdaya di lantai kelas yang kosong. Hari-hari sial memang nggak pernah tercatat di kalender, dan Yuri harus mengalaminya 'lagi' sore ini.

​Rasa sakit yang melumpuhkan hampir semua rasa sensorik Yuri. Pandangannya kabur, hanya menyisakan bercak-bercak merah gelap di lantai—cairan berbau karat yang tadi sempat ia muntahkan—menari-nari menakutkan di depan matanya. Dia mencoba bernapas, tetapi setiap tarikan napas terasa seperti tusukan pisau tajam di tulang rusuk dan perutnya. Dalam keadaan setengah sadar, dia hanya menangkap suara langkah kaki yang menjauh, perlahan menghilang ditelan koridor.

​Kepalanya terasa memberat, dan suhu tubuhnya terasa dingin, mulai menggigil. Dia tahu, dia harus bergerak, harus mencari pertolongan, tetapi anggota tubuhnya menolak untuk diajak bekerja sama. Tangan kanannya meraba-raba lantai yang dingin dan kotor, mencari pegangan apa pun.

​Untuk sesaat, yang ada hanya keheningan total. Keheningan yang jauh lebih menyeramkan daripada suara bentakan apa pun. Gedung Bisnis C, lantai tiga, benar-benar sunyi, seolah seluruh kehidupan di luar sana telah berakhir. Yuri merasa dirinya tenggelam dalam kegelapan yang semakin pekat seiring langit yang mulai menggelap.

​Tiba-tiba, suara gesekan sepatu pantofel memecah keheningan yang mencekam itu. Bukan suara lari, melainkan langkah yang teratur, cepat, dan tegas, seperti seseorang sedang berjalan terburu-buru menuju ruangan.

​Yuri hanya bisa mengeluarkan erangan pelan, suaranya tercekat di tenggorokannya.

​"Siapa di sana?"

​Suara itu! Suara yang akhir-akhir ini sering mengisi hari-harinya, suara yang selalu memancarkan wibawa seorang dosen.

​Kenan.

​Kenan segera masuk ke dalam kelas. Ia nggak sempat menyalakan lampu, hanya mengandalkan cahaya samar dari jendela buram yang memantul dari gedung sebelah. Matanya langsung tertuju pada siluet kecil yang meringkuk nggak berdaya di sudut depan kelas. Salah satu kaki kecilnya sedikit terlihat dari pintu, di balik genangan air kotor yang mulai mengering.

Kenan masih mengenakan setelan kantornya: kemeja putih yang kini terlihat mencolok dalam gelap, berpadu dengan celana bahan yang rapi.

​"Astaga, Yuri!"

​Kenan langsung mengenali. Ia melihat tas ransel yang tergeletak di sebelahnya; gantungan kunci akrilik bertuliskan besar "Yuri-ka" itu sedikit menyala memantulkan cahaya redup.

​Nada suaranya yang tenang seketika berubah drastis menjadi panik. Kenan bergegas mendekat, berlutut di samping Yuri tanpa memedulikan lantai yang dingin dan kotor.

​"Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini?" Kenan segera melepas jas hitamnya dan menyelimutkannya pada tubuh Yuri yang merintih kesakitan.

​Yuri berusaha keras menunjuk ke arah pintu, air matanya mulai mengalir bercampur dengan sisa air kotor di wajahnya. "M-mereka... A-aku..."

​"Sshh. Jangan bicara dulu." Kenan meneliti kondisi mahasiswinya. Ada memar merah kebiruan di pipinya, dan Kenan juga mencium bau amis darah yang kuat bercampur air kotor. Ia menunduk dan melihat ke genangan di lantai.

Jantungnya berdebar kencang. ​Dengan sangat hati-hati, Kenan mengangkat tubuh Yuri, berusaha keras untuk nggak menyentuh bagian badannya terlalu erat yang pasti terasa sangat sakit. Kenan terkejut merasakan betapa ringannya tubuh mahasiswinya itu.

​"Tahan sebentar, kita ke rumah sakit sekarang."

​Kenan menggendong Yuri ala bridal style, berjalan cepat menuruni tangga. Kemeja putihnya kini jelas sudah kotor terkena noda air dan darah. Rasa paniknya terlihat jelas dari langkah kakinya yang cepat dan rahangnya yang mengeras karena menahan emosi.

​Kenan membawa Yuri ke mobilnya—mobil sport hitam yang untungnya terparkir nggak jauh dari gedung, dan syukurnya area itu sepi. Ia membaringkan Yuri di kursi belakang dengan sangat hati-hati. Tanpa membuang waktu, dia melaju keluar dari area kampus dengan kecepatan tinggi.

​Kenan jelas nggak akan membawa Yuri ke rumah sakit di depan kampus. Rumor bisa merebak dengan cepat. Beruntung, ia tahu persis di dekat rumah mereka ada seorang dokter dengan fasilitas lengkap, dan ia mengenalnya dengan baik.

​Gue bakal cari tahu siapa yang berani menyentuhmu, sumpah Kenan dalam hati, mencengkeram kemudi dengan erat hingga buku-buku jarinya memutih. Amarah yang menyesakkan dada kini bercampur dengan rasa cemas yang mendalam.

​Mereka tiba di rumah besar milik seorang wanita yang dekat dengannya. Kenan membawa masuk Yuri dengan penuh kerahasiaan. Dokter wanita bernama Miranda—atau biasa Kenan panggil Mira—mengerti kondisi darurat ini dan segera menangani Yuri dengan cepat.

​Setelah Yuri dibawa masuk ke salah satu kamar rawat pribadi, Kenan duduk di ruang kerja Mira. Dia menyandarkan diri ke sofa, memijat pelipisnya. Kepalanya mendadak berdenyut hebat. Kemeja putihnya tampak acak-acakan dan kotor, mencerminkan kekacauan emosionalnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

​"Mahasiswi gue terluka parah. Tolong cari tahu, dia mendapatkan serangan dan pukulan yang parah di Gedung Bisnis C. Ya, gue ingin lo cari tahu siapa yang melakukannya dan kenapa dia ada di sana," Kenan berbicara pelan, namun nadanya sarat akan perintah tegas.

​"Jangan lupa gue butuh rekaman CCTV di sekitar Gedung Bisnis C secepatnya," Kenan mengakhiri panggilan. Matanya menatap tajam ke ponsel, lalu beralih ke kemeja putihnya yang kusut.

​Dia menyadari ada satu hal yang janggal. Dia datang ke kampus hanya untuk mengambil beberapa dokumen, tetapi entah mengapa, instingnya mendorongnya untuk mengikuti seorang mahasiswi dari kejauhan—ia merasa mengenali bentuk tubuh dan cara jalannya—yang masuk ke gedung yang sedang direnovasi, gedung yang sama sekali nggak berhubungan dengan jadwal ujian semester. Insting itu...

​"Siapa... yang mencoba mencelakai Yuri?" bisiknya bermonolog, nadanya penuh ancaman tersembunyi.

​Tepat saat Kenan akan beranjak ke ruang rawat, pintu terbuka. Dokter perempuan muda itu—Mira—muncul.

​"Kenan."

​Kenan segera mendekat. "Bagaimana kondisinya?"

​Mira menghela napas lega. "Kondisi fisiknya sudah stabil, tetapi ada trauma benda tumpul yang cukup kuat di perut yang menyebabkan pendarahan internal ringan. Untungnya nggak ada tulang rusuk yang patah. Gue akan melakukan observasi kondisinya malam ini."

​"Terima kasih, Mir. Bisa gue lihat dia sekarang?"

​Mira tersenyum menggoda. "Dia siapa, Ken? Baru lagi?"

​"Cuma salah satu mahasiswi gue, Mir. Hapus pikiran aneh lo itu," balas Kenan, nada kesal mencoba menutupi kekhawatiran yang jelas.

​Mira tertawa lirih. "Gue jamin, ke depan dia bukan hanya 'salah satu mahasiswi' buat lo, Ken."

​"Dia masih syok, Ken. Tadi sudah gue bersihkan luka-luka di wajahnya. Hanya memar. Kemungkinan besar, dia juga mengalami sedikit trauma emosional. Saran gue, jangan bahas apa-apa dulu," lanjut Mira, nadanya kembali serius.

​Kenan mengangguk mengerti. Rasa bersalah karena nggak bisa melindunginya sejak awal mendadak menyeruak.

***

​Di sisi lain kampus.

​Ezra berlari kencang dalam gelapnya lorong kampus. Ia terlambat membaca pesan dari pacarnya itu. Ia kira, setelah ia mengirimi pesan singkat bahwa ada kumpul mendadak dengan tim basket, Yuri akan segera pulang bersama teman-temannya yang lain.

​Ezra terus berlari, napasnya memburu, menuju lantai tiga Gedung Bisnis C. Gelap, sangat gelap. Sepi dan sunyi. Hanya ada suara desis angin yang berembus melalui celah jendela. Dengan bantuan senter ponselnya, dia menelusuri gedung itu. Perasaannya jelas nggak enak. Banyak barang pertukangan yang tergeletak sembarangan di sudut-sudut bangunan yang berdebu.

​Kenapa pesan dari Yuri seolah dia akan menemuiku di sini?

​Belum juga ada jawaban pasti, tiba-tiba Ezra mendapati sebuah pintu kelas terbuka. Genangan air tampak jelas di dekat pintu masuk, dan... beberapa noda merah yang terlihat gelap di lantai. Matanya langsung terbelalak kaget. Pikiran buruk langsung datang tanpa permisi.

​Nggak, please, bukan Yuri... Nggak, bukan, lirihnya, langkahnya mundur seketika.

​Segera dia menekan tombol panggilan di ponsel Yuri. Dia terus mencoba menghubungi hingga akhirnya ponsel itu terangkat, tetapi nggak ada suara apa-apa, hanya helaan napas seperti orang tidur. Nggak lama, telepon terputus sepihak.

Sebuah pesan singkat masuk:

Honey ❤️: Aku mau istirahat dulu ya, capek. Maaf.

​Ezra menatap pesan itu. Istirahat?

Setelah apa yang ia lihat di lantai itu? Instingnya berteriak ada yang salah, sangat salah. Tapi ke mana Yuri pergi? Dan siapa yang dia temui? Ezra menoleh lagi ke noda merah di lantai. Tubuhnya mendadak gemetar.

1
VIC
lanjut.....👋
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: siap 🫶
total 1 replies
Vanilla Ice Creamm
pembaca mau pengang Ezra atau kenan nih?
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: tolong pegang aku aja bisa nggak? 🥺
total 1 replies
WidBy
Kenan dan Yuri hmmm 😤
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: hihihi sabar Kak 🙏🫶
total 1 replies
kalea rizuky
yuri kok jd sasimo/Shame/
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: maafkan aku kak. bs cek lagi tag yg tersemat ya hehehe 🙏🫶
total 1 replies
WidBy
Kepo ini yg belum ke jawab. Kenan di perumahan itu rumah pacarnya atau rumah dia sendiri?
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Oh, iya rumah siapa ya? 🤔
total 1 replies
WidBy
Sambil nunggu update-an othor. baca dari awal lagi 🤣
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Terimakasih ya 🫶
total 1 replies
WidBy
Wah, Kenan benar-benar bermain api 🫢😤
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Biar hangat, apalgi musim hujan gini 🤭
total 1 replies
kalea rizuky
yuri jangan main api pilih salah satu jangan serakah tak baik
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: main api, bikin hangat kakak 🤭
total 1 replies
kalea rizuky
hmmm kenann kn Pejajajah kelamin thor masak dpet perawan kayak yuri ih gk rela daku
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: sabar-sabar 🤣
total 1 replies
Vanilla Ice Creamm
baca fiksi remaja... berasa kembali remaja belasan, thor 😍
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Aw... jd malu ada Kak Vanilla. Makasih kak supportnya 🫶🫶🫶
total 1 replies
WidBy
ditunggu updatenya Thor, yang banyak ya 🤣
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: sabar ya 👍🤭
total 1 replies
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025
Enjoy the moment Kenan 🤭
Vita Fatimah
cerita donk Yuri, takut ada yang nyelakain lagi iiiiih
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: tenang kak...
total 1 replies
WidBy
g double up Thor? 🤣
farchahcha
Penasaran jg nih sama Pak Keenan..

Btw, aku mampir nih kak. Seru ceritanya. Semangat 😊💕💕
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Selamat datang Kak Caca, makasih support nya 😍🙏
total 1 replies
Vita Fatimah
agak curiga juga ma Kenan, noh
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Jangan curiga sama dosen tampan dong kak 🤭😄
total 1 replies
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025
Hallo semua, maaf kalau kemarin aku nggak update ya. Hari ini aku double up. Ayo kasih ulasan dan komen kalian. Kalau ramai besok aku usahakan double up lagi. Happy weekend guys 😘🙏
WidBy
/Sob/ Yuri di gebukin siapa?
WidBy
Kenan mulai maju secara perlahan 🤭
VIC
ada poin sisa poin.... semua buat kamu, spy makin semangat ya, thor
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: asik. Donaturku, love sekebon Vanilla 🤗😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!