Seina, adalah seorang gadis kampung yang hidupnya penuh dengan kesederhanaan, dia dari keluarga baik-baik, dia juga mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarganya, namun dia harus kehilangan anggota keluarganya karena sebuah bencana.
Seina pun satu-satunya yang selamat dan dibawa ke tempat pengungsian oleh para relawan, gadis itu cukup terpuruk dengan nasibnya, namun dia tetap harus menjalani hidupnya.
Karena yang bernasib sama dengannya itu juga cukup banyak.
Hal itu membuatnya bangkit dan merangkul anak-anak yang bernasib sama dengannya.
Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita cantik jelita, dari atas kepala sampai bawah kakinya, terlihat bernilai mahal, bahkan kibasan rambutnya pun berbau dollar.
"Jadi kamu ya Seina?" tanya wanita itu dengan angkuh.
"Ya, ada apa Nyonya?" tanya balik Seina.
Wanita itu segera membuka koper besar, dan di sana terlihat sangat banyak tumpukkan uang.
"Aku sewa rahimmu!" Tegas wanita itu.
Yuk kepoin baca lanjutannya 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Alfredo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Di Mangsa
" Hah, kenapa bisa begini?, Matthew tidak membantumu sama sekali, bahkan memberikan pengacara terbaik pun tidak dia lakukan." Ujar Ibu Gladys.
" Ibu, kenapa begitu?, apa karena wajahku rusak dia langsung berpaling?" Gladys mulai panik.
" Entahlah, lagian kau ini bodoh sekali, bagaimana bisa ketahuan, ibu sudah bilang jangan main api, di mana kurangnya Matthew sampai kau masih bermain - main dengan sotong istri orang!" Ibu Gladys sungguh tidak habis pikir.
" Ibu, apa kau sudah mengatur jadwal operasi plastiknya?" Gladys tidak peduli kecuali wajahnya.
" Sudah, tapi kita tetap dalam pengawasan polisi, aku mengeluarkan banyak uang untukmu, kau harus menggantinya!" tegas Ibu Gladys.
Benar - benar ibu dan anak yang sangat menggilai uang.
" Lalu apa Olive masuk penjara?" tanya Gladys.
" Dia dibebaskan dengan jaminan oleh Matthew, kau tahu posisimu sekarang sangat gawat, kau bisa tergantikan dengan anak kampung itu bodoh." ujar Ibu Gladys.
" Dia tidak akan mungkin berani, anak itu sangat takut denganku." Ujar Gladys percaya diri.
" Kau jangan percaya diri seperti itu, jika Matthew sudah tidak berpihak padamu, apa yang kau punya?, aku pun juga tidak sudi mengakui mu sebagai anak." tegas Ibu Gladys.
Aku akan menghancurkannya kalau anak itu berani.
Dalam hati Gladys.
" Lagian bagaimana bisa kau membawa anak muda dan sangat cantik begitu dalam rumah tanggamu?" Ibu Gladys benar - benar tak menyangka itu.
" Bukankah ini idemu?, aku membawa semua bibit yang sempurna." ujar Gladys.
" Apa kau harus membawanya langsung pada Matthew, kau tidak harus mempertemukannya bodoh!" ujar Ibu Gladys.
" Sialan, kenapa aku tidak berpikir seperti itu, bagaimana dong Bu." kini Gladys mulai khawatir.
" Aku sudah melihat anak itu, dia sangat cantik, aku saja sangat menyukai wajah anak itu, bagaimana Matthew tidak tergoyahkan?, apalagi anak itu mengandung anaknya, ah kau ini sangat bodoh." Ibu Gladys benar - benar dibuat pusing oleh anaknya.
" Ibu kalau begitu cepat singkirkan dia!" Gladys benar - benar tidak mau kehilangan posisinya.
" Bodoh, kau kira muda?, jika dia tiba-tiba lenyap, kau kira siapa yang akan di curigai?, sudah pasti kamu!" tegas Ibu Gladys.
Gladys benar - benar terjebak dalam permainannya sendiri, dia memohon pada ibunya untuk segera mencarikan dokter terbaik dan segera bisa mengurus masalah dengan cepat dan segera mengamankan posisinya.
Tentu ibunya mengupayakan yang terbaik karena tidak mau kehilangan ATM berjalannya.
Di negara X.
" Tuan anda sudah kembali, tapi Nona baru saja tidur." ujar Mona.
" Biarkan saja, tapi Mona panggil dia Nyonya, karena dia akan segera menjadi Nyonya Howard." ujar Matthew.
" Ah, iya." Mona agak ragu.
" Kenapa?, bukannya kau dipihaku?" Matthew merasa aneh dengan gelagat Mona.
" Tuan, tapi anda tidak mungkin menjadikan Nona, maksudnya Nyonya yang kedua kan?" ujar Mona.
" Ya, aku akan menyelesaikan segera semua urusan, jadi biar Nyonyamu menjadi satu-satunya." Ujar Matthew.
" Kalau begitu saya akan memihak anda, tapi kalau anda mengingkari janji saya tidak akan mematuhi anda lagi." Ujar Mona berani demi Seina.
" Ah, kau dan Martin sungguh sangat mirip, oke baiklah." Matthew tersenyum dan segera menuju kamar Seina setelah bertanya pada Mona di mana Seina tidur.
Matthew membuka pintu perlahan, Matthew terkejut karena melihat Seina tertidur di sofa dekat jendela.
" Astaga, kenapa Mona membiarkan dirimu tidur dengan posisi tidak nyaman seperti ini, aku harus memarahinya." Matthew pun mengangkat Seina perlahan untuk dipindahkan ke ranjang.
" Astaga, dia berat juga, padahal dia sangat mungil, meskipun agak mengembang dari sebelumnya." Matthew meletakkan Seina perlahan.
Matthew memandangi Seina yang tidur dengan sangat nyenyak, sangat menggemaskan.
" Mona, itu ayamku semua, Martin ikan saja." Tiba-tiba Seina mengigau sambil memegangi lengan Matthew.
" Hahaha, dasar anak nakal ini, apa aku seperti ayam bagimu, apakah Martin sering mengganggumu, sampai kau tidak memberinya ayam?" Matthew benar-benar sangat tergelitik dengan tingkah lucu Seina.
Seina, kenapa kita baru bertemu sekarang, jika seperti ini apakah hubungan kita ini terlarang dan salah?
Dalam hati Matthew.
" Astaga, jika aku bertemu dengannya lebih dulu dia juga masih sangat piyik, bukankah dia masih 7 tahun, hahahahah." Matthew menepuk jidatnya.
" Dasar penggoda yang tidak berniat menggoda." Matthew segera mengganti pakaiannya dan segera menyusul Seina tidur dan memeluknya.
" Ehm, Tuan..." Seina terbangun.
" Lanjutkan tidurmu Seina." ujar Matthew.
" Akhirnya anda pulang, saya bertanya - tanya, anda pergi kemana?, kenapa langsung meninggalkan saya dan tak kunjung datang." Seina memeluk Matthew dengan manja.
" Kau sangat menantikan kedatanganku?, bukankah dulu kau takut padaku?" Matthew mencubit hidung Seina gemas.
" Sekarang saya ingin menempel pada anda selalu." ujar Seina manja.
Pelukan hangat, aroma segar yang candu, aku ingin selalu merasakannya.
Dalam hati Seina.
" Ah, ah ... coba rasakan Tuan anak kita menendang - nendang dengan kencang." ujar Seina terkejut.
" Oh, apa itu sakit?" Matthew tampak terkejut juga.
" Tidak ini terasa sangat menyenangkan, coba pegang di bagian ini, dia seharian sangat tenang, kenapa saat ada anda mereka menendang begitu aktif." Seina meletakkan tangan Matthew di perut Seina.
Dan saat Matthew menyentuh perut Seina terasa tendangan kecil yang begitu menggemaskan dan anak - anak itu menendang terus menerus.
" Hahahahah. " Matthew benar - benar merasakan sesuatu yang begitu luar biasa, dia tidak mengira akan merasakan hal yang membahagiakan ini.
" Luar biasa, kalian sehat - sehat ya anak-anak ku, jangan menyakiti mamamu, kasihan dia, sudah malam kalian juga harus tidur." Matthew mencium perut Seina dengan penuh cinta.
Di dalam perut gadis yang bukan istrinya itu ada dua nyawa yang berharga bagi Matthew, Seina benar - benar telah mengguncang hatinya.
" Seina, terimakasih... aku benar - benar tidak mengira kau memberikan kebahagiaan yang luar biasa untukku." Matthew langsung mencium bibir cantik Seina.
" Seina bisakah aku melakukannya?" Matthew benar - benar tak bisa menahan dirinya lagi.
Dia juga sudah lama tidak melakukan hubungan intim dengan Gladys mungkin sudah setengah tahun lamanya.
" Ya Tuan." Seina sudah pasrah saja, karena memang itulah yang dia nantikan, apalagi diusia yang penuh dengan keingin tahuan mengenai hubungan pria dan wanita.
" Bagaimana bisa kau tumbuh begitu indah seperti ini." ujar Matthew tersenyum.
" Apa anda meledek punya saya yang belum tumbuh besar?" ujar Seina cemberut.
" Hahahah, aku kan sedang memujimu, kenapa kau malah cemberut?" Matthew benar -benar tertawa lepas karena Seina malah merasa diledek.
" Ini Indah, rasanya tidak rela jika aku harus membaginya dengan dua anak kita nanti." Ujar Matthew dan segera menikmati keduanya.
Sensasi luar biasa yang di dapatkan oleh Seina benar - benar membuat gadis itu tak berdaya, saat ini dia benar - benar sedang di lahap oleh binatang buas yang kelaparan.
