NovelToon NovelToon
San Set For Anci

San Set For Anci

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:875
Nilai: 5
Nama Author: little ky

Anne Ciara atau Anci, harus merelakan semua kebahagiaannya karena harus bertunangan dengan cowok yang menjadi sumber luka dalam hidupnya. Tak ada pilihan selain menerima.
Namun suatu hari, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Anci lepas dari Jerrel Sentosa, tunangannya.
Apakah Anci akan menyambut uluran tangan itu, atau Anci memilih tetep bersama tunangannya?

" Jadi cewek gue.. Lo bakalan terbebas dari Jerrel. " Sankara Pradipta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSFA 30

Ditengah banyaknya orang-orang yang mengucapkan selamat pada Gladys atas akan digelarnya pertunangannya dengan San, Jerrel juga ada di sana sebagai salah satu yang memberikan selamat.

Beberapa hari ini, dia terus kepikiran tentang San dan juga Anci, meski sebenarnya pikiran itu aneh menurutnya karena jelas keduanya tidak ada interaksi apapun. Tapi perasaan Jerrel seperti ada sesuatu yang mengganjal.

Ditambah kesibukannya akhir-akhir ini membantu kakeknya di Pradipta Group dan ada beberapa masalah pribadi sendiri membuat Jerrel jarang bahkan hampir tidak pernah bertemu Anci. Membuat pikiran buruknya tentang Anci menjadi kemana-mana.

Syukurlah adanya berita tentang pertunangan San dan Gladys, membuat semua perasaan buruk Jerrel menghilang seketika. Dia benar-benar merasa tergolong akan adanya berita ini.

" Selamat ya, cantik.. Nggak sia-sia perjuangan lo selama ini. " Jerrel peluk Gladys, keduanya cipika-cipiki.

" Berkat lo. Thanks ya, Jer.. " Jerrel mengangguk. Dia membantu Jerrel karena dia pun punya tujuan tersendiri.

" Jangan lo sia-siain kesempatan yang ada. Harus lo genggam jangan sampai lepas. " Gladys mengangguk paham.

" Oh ya, kek nya tadi gue lihat tunangan lo ke sana deh.. Lo lama nggak ketemu dia kan, karena sibuk di perusahaan. " Gladys menunjuk jalanan menuju ke area parkir.

" Masa?? Gue jarang banget komunikasi sama Anci. Lagi sibuk-sibuknya. "

" Ya udah sana gih.. Jangan sampai lepas, lo punya tujuan juga kan makanya lo mau tunangan sama cewek lo itu. " Jerrel menyeringai.

" Lo udah cantik, pinter juga, Glad.. Coba aja Anci bisa kek lo. Masalah gue kelar dari dulu. " Gladys terkekeh kecil dipuji begitu.

Cewek gatel ketemu cowok buaya, duh cocok banget. Sayah sekali keduanya tidak dijodohkan aja. Pastinya lebih seru tuh kalau keduanya sama-sama jadi pasangan.

****

" Lo ngapain disini sama cewek gue? " sentak Jerrel, menarik kasar kerah kaos Bintang.

Otak Jerrel mendidih, melihat Bintang ada bersama Anci. Keduanya terlihat akrab, tertawa bersama yang mana membuat hawa panas di hati Jerrel keluar.

" Ck.. Ngapa lah lo ini? Gue kesini karena pengen nemuin Intan.. Ya nggak, Tan. "

" Hah?? " Intan plonga plongo. Kok jadi dia yang disangkut-sangkutin.

" Beneran, Tan? Sejak kapan lo deket sama bang Bintang? " dicerca pertanyaan oleh Jerrel, Intan makin bingung nih. Nggak ada briefing dulu tadi.

" Itu.. anu, kak.. " Intan melihat kedua sahabatnya lalu terakhir menatap Bintang yang mana cowok satu ini malah kedip-kedipin sebelah mata padanya.

' Kode bukan sih? Apa kak Bintang kelilipan? ' batin Intan bingung dan gugup.

" Lo dibilangin kagak percaya. Gue cari Intan, mau gue ajak makan siang di cafe depan sana. Taunya lagi sama Cynthia ma Anci, ini mau gue ajak sekalian lah. " Bintang kembali mengarang bebas. Intan bingung mengikuti alurnya.

" I-iya bener kak Jerrel.. Kak Bintang cari gue.. Tadi.. itu.. gue lupa.. apa ya, oh ya kalau janjian. " Intan langsung mengiyakan ucapan Bintang begitu dicubit Anci yang duduk di sebelahnya.

Jerrel memicing curiga menatap Intan, yang ditatap langsung melengos takut kalau ketahuan bohongnya.

" Kalau gitu kita triple date aja. Gue telepon Dendi sekarang, biar ntar dia pasangan sama Cynthia. " Cynthia melotot.

" Lho.. Lho.. Nggak bisa gitu dong kak. Ngadi-ngadi lo jodohin gue sama anak mami kek kak Dendi begitu. Ogah ya gue. " protes Cynthia berani. Hilang kemana itu takutnya kalau sama Jerrel, tumben bener dia berani.

" Alah.. Sok-sokan nolak lo. Kemarin malam juga gue lihat lo jalan ke Mamamaret sama Dendi. Boncengan naik motor lagi, peluk-pelukan. " tak Jerrel hiraukan protesan Cynthia. Dia asyik mengirim pesan pada Dendi untuk datang.

Jerrel tak tahu, celetukannya barusan membuat intan dan Anci menatap penuh tuntutan pada Cynthia yang gelagapan sendiri tahu-tahu terbongkar sudah kejadian semalam yang menurutnya enggak harus terjadi kalau saja mamanya nggak lebay.

" Udah deket lo ma Dendi? Sejak kapan? " Bintang kemakan arah pembicaraan yang Jerrel buat. Sampai lupa sandiwaranya.

" Mereka kan tetanggaan. " Jerrel yang menyahut.

" Wahhh.. Gue ketinggalan gosip nih. " Cynthia terkekeh canggung.

' Bener-bener nih dua orang.. '

*****

Gemma bergegas pergi ke mansion utama Pradipta begitu mendapatkan telepon dari aspri Hendra yang mengatakan Hendra murka dan ingin segera bertemu dengan Gemma.

Cornelius yang mengkhawatirkan kondisi Gemma memaksa ikut. Gemma tadinya sempat menolak tapi setelah Cornelius mengatakan tidak akan ikut masuk, hanya menunggu di mobil, Gemma pun mengizinkan.

Disinilah keduanya sekarang, di dalam mobil, di depan pintu utama mansion milik Hendra. Seseorang datang membukakan pintu untuk Gemma, dan langsung mempersilahkan Gemma masuk ke mansion.

Di depan pintu, aspri Hendra yang Gemma tahu bernama Aksa langsung menunjukkan jalan menuju ke tempat dimana Hendra berada.

Sejak masuk ke dalam mansion yang pernah dia tinggali semasa kecilnya, jantung Gemma berdetak dua kali lebih kencang. Gemma antara siap dan tidak siap menerima kemurkaan dari Hendra. Tapi kalau Gemma tidak melakukan ini, Gemma sungguh tak rela tangan anaknya berlumuran darah.

" Silahkan.. Tuan besar ada di dalam. " Aksa membukakan pintu untuk Gemma.

" Terima kasih. " Aksa membungkuk hormat kemudian pergi dari sana.

Begitu Gemma masuk, pemandangan pertama yang dia lihat ayahnya kini tengah duduk menatap jendela yang ada di ruang kerjanya. Posisinya membelakangi Gemma yang berdiri menghadap meja kerja.

Gemma berkali-kali menarik dan membuang nafas untuk menetralkan jantungnya yang makin berdisko ria di dalam sana.

" Ayah.. " sapa Gemma dengan suara yang lirih, namun ada ketegasan dibaliknya.

" Sudah datang kau!! " sentak Hendra yang langsung berbalik dan melempar asbak ke arah Gemma.

TAK..

PRAAANGG...

Asbak dari bahan keramik itu pecah berkeping-keping, setelah sebelumnya sempat terkena dahi Gemma yang sekarang mulai mengucur darah segar dari sana.

Tidak ada wajah kesakitan, meski darah keluar dari dahinya begitu banyak hingga mengenai kemeja putih yang Gemma kenakan. Tatapan Gemma masih sama, menatap ke arah ayah kandungnya itu dalam diam.

" Anak sialan kamu, Gemma. Saya menyesal, kenapa tidak saya bunuh saja kamu saat di kandungan wanita sialan itu. " Hendra murka.

" Sejak kamu lahir, hidup saya sial. Selalu sial. Kamu itu cuma aib yang seharusnya menunjukkan kegunaan kamu untuk menutupi asal usul kamu itu. Bukan malah petentang petenteng sok berkuasa di depan saya. "

" Siapa suruh kamu take down semua berita hari ini? Ada saya suruh kamu? Berani sekali kamu membuat keputusan sendiri padahal kamu masih berdiri di bawah kaki saya!! " bentak Hendra tak peduli apakah ucapannya menyakiti hati Gemma atau tidak.

Lalu bagaimana Gemma sendiri mendengar semua caci maki dari mulut ayah kandungnya?

Tentu saja Gemma hancur. Gemma kembali tersakiti, Gemma kembali terluka, padahal Gemma sendiri tidak merasa salah dengan adanya dia di rahim wanita muda yang dihamili ayah kandungnya ini.

Gemma yang sebagai anak mana bisa request ingin lahir dari rahim siapa. Kalau bisa memilih pun, lebih baik Gemma lahir dari perut Carmen, ibu mertua rasa ibu kandung untuknya.

Jangankan membentak, Carmen selalu memperlakukan Gemma sebagai mana anak sendiri. Bahkan terkadang saat Gemma sedih diganggu Ethena, Carmen akan berdiri membelanya dan menegur Ethena yang merupakan anak kandung Carmen sendiri.

Cornelius pun sama, dia tidak pernah membedakan antara Ethena atau dirinya yang hanya menantu. Kasih sayang Cornelius sama rata untuknya dan Ethena terbukti saat ini Cornelius yang khawatir padanya justru sedang menunggu di mobil di luar mansion ini.

" Saya papi kandung San, ayah. Putra saya menolak rencana ini maka sebagai ayah saya akan melakukan apapun demi kenyamanan putra saya. " ujar Gemma tegas, tak ada gentar atau takut sedikit pun.

" Sialan kamu Gemma.. "

DOR.. DOR..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!