Rupanya salah masuk kamar hotel saat liburan membuat Gia Adrian harus rela terjebak dalam sebuah pernikahan konyol dengan pria asing dan begitu juga dengan Gio Hadikusumo terpaksa menerima pernikahan tersebut padahal dirinya merasa tak melakukan apapun.
"Aku tidak mau menikah dengan gadis manja dan liar sepertinya," ucap pria tampan nan macho dengan pandangan sedingin es gunung himalaya tersebut.
"Ck, kamu kira aku juga mau menikah dengan pria dingin dan kolot sepertimu? hidupku pasti akan penuh sial nanti," umpat Gia menolak mentah-mentah pernikahannya. Ia masih sangat muda dan masih ingin bersenang-senang.
"Pokoknya kami tidak ingin menikah, kami hanya salah masuk kamar!" ucap mereka bersamaan saat kedua orangtuanya memaksakan sebuah pernikahan demi menjaga nama baik keluarga masing-masing.
Gia anak gaul metropolitan, kaya raya dan manja serta gemar hang out bisakah bersatu dengan Gio pria kepulauan yang dingin dan serius yang selalu menjunjung tinggi adat istiadat keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara curut
Gia langsung memukul kepalanya sendiri ketika membayangkan yang tidak-tidak saat melihat beberapa celana dalam sang suami yang sedang ia jemur itu ukurannya lebih besar dari punyanya.
"Tunggu, apa ini?" ucapnya ketika melihat pakaiannya juga telah dicuci oleh pria itu bahkan bukan pakaiannya saja namun juga dalamannya.
"Oh my God,"
Gia ternganga menatap kain berbentuk segitiga dan berbentuk kacamata miliknya itu nampak setengah basah bekas perasaan tangan hingga membuatnya tiba-tiba terasa ngilu sendiri ketika membayangkan jika ... ah sudahlah lama-lama ia jadi sinting sendiri.
Saat baru selesai pandangannya tak sengaja kearah sang suami yang terlihat rapi dengan setelan kemeja putih dan juga celana panjangnya, entah kenapa nampak berbeda sekali dari sebelumnya dan terlihat lebih tampan di matanya. Sial, Gia pun langsung menggeleng cepat ketika tanpa sadar mulai mengagumi sang suami kemudian ia berlalu mendekati pria itu yang sedang berdiri di teras rumahnya.
"Kamu mau kemana?" ucapnya ingin tahu, tumben pria itu serapi ini seperti CEO yang hendak meeting penting saja pikirnya. Entahlah ia pun tak tahu apa pekerjaan suaminya yang sebenarnya kecuali sebagai pemungut sampah.
"Bekerja, bukankah kamu bilang aku harus bekerja karena biaya hidupmu mahal?" sahut pria yang nampak sibuk mengancingkan lengannya tersebut.
Gia terus memperhatikan pria itu dari ujung kaki hingga rambutnya, rasanya seperti tak asing seakan ia pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya.
"Apa sebelumnya kamu pernah pergi ke ibu kota?" tanyanya to the point, ia baru ingat pernah tak sengaja bertemu dengan pria yang mirip dengannya di sebuah club malam langganannya di kota bahkan pria itu sempat menolongnya saat ia hendak jatuh dari lantai dansa.
Gio menatapnya sedikit lama kemudian menggeleng pelan. "Itu terlalu jauh untuk ku jangkau," sahutnya lantas kembali masuk kedalam rumahnya.
Gia nampak mengerucutkan bibirnya, ia pikir mereka pria yang sama namun sepertinya bukan lagipula mana mungkin pria kampung dan kolot sepertinya pergi ke club malam di ibu kota bahkan mungkin jalan kesana saja tidak tahu.
Beberapa saat kemudian setelah mereka sarapan, Gio segera pergi menggunakan mobil tuanya dan setelah mengantar suaminya Gia pun hendak masuk kedalam kamarnya namun sang bibi tiba-tiba memanggilnya.
"Gia berhubung hari ini aku yang memasak jadi kamu yang membersihkan lantai ya, jangan lupa disapu sampai bersih dan di pel juga!" perintah wanita paruh baya tersebut.
"Tentu saja bibi," Gia nampak tersenyum lebar menatapnya dan itu membuat wanita itu sedikit heran karena sebelumnya selalu mengeluh tidak bisa. Awas saja jika nanti tidak bersih gumamnya.
Setelah wanita itu pergi Gia pun segera menatap jam yang terpatri di dinding. "Sepertinya masih lama," gumamnya entah apa yang ditunggunya kemudian gadis itu segera mengambil sapu untuk menyapu setiap sudut rumahnya tersebut.
"Ini mah gampang," ucapnya.
Sebenarnya ia bisa mengerjakannya meskipun hanya sekali melihat seseorang melakukannya asalkan ia jangan disuruh saja karena rasanya sangat aneh mengingat sejak kecil ia yang selalu menyuruh orang lain untuk melakukan apapun yang ia mau.
Ketika sedang menyapu didepan pintu kamar Tania samar-samar ia mendengar suara yang membuatnya sedikit merinding, karena pintunya tidak tertutup rapat gadis itu pun mencoba untuk mengintip karena penasaran.
"Oh my God," umpatnya sambil melotot ketika tak sengaja melihat sepasang suami istri didalam kamarnya tersebut sedang melakukan kegiatan dewasa sepagi ini.
Bagaimana tidak, dengan mengambil posisi menyamping dari pintu Jordi nampak menggauli istrinya dari belakang bak pacuan kuda liar namun saat menyadari saudara iparnya itu mengintip pria itu langsung tersenyum miring dan semakin menghentakkan pinggulnya dengan cepat dan kuat hingga membuat Tania semakin rapat membungkam bibirnya agar tak mengeluarkan de sa han nya.
"Oh tidak, mataku yang suci ini jadi ternoda dengan benda seimut itu." umpat Gia seraya berlalu pergi dari sana namun langkahnya tiba-tiba terhenti lalu bibirnya nampak tersenyum miring menatap pintu kamar mereka.
"Kakek Hadi!"
"Bibi Nala!"
Teriaknya sekeras mungkin tepat didepan pintu kamar Tania hingga membuat tuan Hadikusumo dan juga nyonya Nala langsung berlari datang, begitu juga dengan Tania maupun Jordi yang hampir selesai terpaksa mereka tunda lalu segera berganti pakaian. Sial, umpat keduanya dengan kesal.
"Ada apa?"
Tuan Hadikusumo dan nyonya Nala nampak berjalan tergopoh-gopoh mendatanginya.
"Itu ada curut," sahut Gia memberitahu mereka dengan wajah paniknya.
"Cu-curut? itu tidak mungkin, rumah ini sangat bersih."
Tentu saja nyonya Nala tidak percaya, rumah mereka yang luas selalu dibersihkan dan juga tak banyak barang tak berguna jadi tidak mungkin ada binatang yang berani masuk.
"Mana nak Gia?" tanya Tuan Hadikusumo barangkali memang benar ada binatang yang masuk untuk mencari sisa makanan mengingat mereka semalam mengadakan makan besar bersama para tetangganya.
"Itu kesana kek larinya!" Gia menunjuk kearah kamar Tania lalu mereka pun segera melangkah mendekat dan bersamaan itu dua orang yang baru saja berbuat tak senonoh di pagi hari itu nampak keluar.
"Ada apa bu?" Tanya Tania menatap sang ibu dengan rambut sedikit acak-acakan.
"Kata Gia ada binatang masuk," sahut sang ibu.
"Benar tadi ada curut masuk kamarmu, apa kalian baru saja mengejarnya kok berkeringat sekali?" tukas Gia menatap sepasang suami istri tak tahu malu itu bergantian.
Tania langsung menatapnya tajam begitu juga dengan Jordi, gadis itu pasti sengaja membuat gaduh untuk mengganggu percintaan mereka. Keduanya yang sudah beberapa bulan menikah memang sedang mengejar untuk segera memiliki anak dan untuk itu suka tak mengenal waktu saat melakukannya, seperti pagi ini setelah mereka selesai sarapan tiba-tiba Jordi menariknya ke kamar dan sepertinya lupa mengunci pintunya.
"Ah i-iya tadi memang ada binatang ke kamarku tapi sudah di tangkap oleh Jordi dan dibuang lewat jendela," sahut Tania yang terpaksa mengikuti kebohongan gadis itu karena jika mereka ketahuan sedang bercinta kakeknya pasti akan marah besar karena pagi hari waktunya berkegiatan diluar kamar.
"Oh sudah keluar ya cepat sekali pasti lemah," tukas Gia menanggapi namun itu justru membuat Tania kembali melotot menatapnya.
"Apa kamu bilang?" ucapnya dengan pandangan mengintimidasi.
"Tidak, maksudku curutnya sepertinya lemah makanya mudah keluar eh mudah kalian tangkap." sahut Gia sembari tersenyum nyengir melirik kearah Jordi yang sudah nampak memerah karena menahan amarah.
"Baiklah, aku harus melanjutkan menyapu." imbuhnya lantas berlalu pergi dari sana tanpa dosa padahal sudah mengganggu mereka, begitu juga dengan tuan Hadikusumo dan juga nyonya Nala yang hanya menggeleng kecil sembari kembali pergi.
Saat Gia baru selesai menyapu tiba-tiba nyonya Nala berteriak dari luar.
"Gia, apa yang akan kamu perbuat dengan semua barang-barang ini!" ucapnya dan Gia yang mendengarnya pun langsung tersenyum lebar.
"Itu dia yang ku tunggu-tunggu," ucapnya lantas segera berlalu keluar dengan tak sabar.
hayo loh siapa yang duluan jg atuh cinta ni🤭🤭
Wah wah wah benar2 yaa Gio seorang suami idaman...
Perlu dikarungin jangan sampai lepas /Drool/, bahaya kalau sampai jatuh ke dalam pelukan wanita yang ngga bener..
Anugrah terindah lho Gia kamu punya suami yang seperti itu...
Satu point plus sudah dimiliki oleh Gio sebagai seorang suami...
Jangan sampai positive vibes ini menjadi ternoda ya Gio..
Awas saja kalau kamu masih gagal move on dari mantan...
jordi buaya...bru nikah aja liat istri orang kek gtu apa lgi kalau udah lama
apa yg dtuggu" gi 🤣