Gimana jadinya jika Putri bangsawan kelas atas jatuh cinta pada Kesatria yang ternyata merupakan keturunan iblis.
Awalnya sang putri hanya ingin berteman dan bermain bersama. Namun disaat sedang bermain, mereka berdua diserang iblis jahat. Mereka berdua dalam bahaya, sang putri tak bisa berbuat apa apa. Untung saja si mc keturunan iblis, jadi dia bisa melindungi sang putri.
Mulai saat itu sang putri berjanji untuk membalas budi pada sang mc, bahkan berjanji untuk menjadikannya suami.
Karya ini hanya karangan belaka, segala sesuatu yang mirip hanyalah kebetula.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zeyynmaloth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sacred Book
"Baiklah Hellvoinh, tu tujukan kemampuan mu! aku ingin tahu apa yang kau bisa."
Seru Helena.
"Tentu."
Balas Hellvoinh.
"Tunggu dulu, gimana kalau kita uji kemampuannya di ruang terbuka?"
Kane memberi saran.
"Ide yang bagus."
Balas Helena.
Mereka pun ke luar dan disana lah mereka menguji kemampuan Hellvoinh. Helena dan Kane menguji Hellvoinh dimulai dari kemampuan fisiknya dan kecepatan terbangnya.
"Baiklah Hellvoinh, coba angkat batu besar ini tanpa menggunakan sihir!"
Seru Helena.
"Apa itu tidak terlalu besar?"
Tanya Kane.
"Mungkin tidak, kira kira beratnya hanya 450 kilogram."
Balas Helena.
Hellvoinh pun mengangkat bebatuan itu dan ternyata Hellvoinh masih kelihatan agak kesusahan dalam mengangkatnya.
"Ayo ayo kau pasti bisaa... "
Helena pun memberikan semangat.
"Eeaarrgghhh... "
Hellvoinh mengangkat bebatuan itu.
Nampaknya bebatuan itu berhasil diangkat walau Hellvoinh sedikit kesusahan. Kemampuan fisik Hellvoinh berhasil diuji dan sekarang tiba lah saatnya untuk menguji kecepatan terbang dan kelincahannya.
"Baiklah, sekarang cobalah berlari sekuat tenaga mu! Aku ingin tahu secepat apa kecepatan lari mu itu."
Seru Helena.
"Sekalian kecepatan terbang nya juga."
"Tambah Kane.
Beralih pada negeri Tudor, nampak William sedang berduaan dengan Queen Mary, nampaknya William dipanggil kesana oleh sang ratu.
"Ada apa memanggil ku ke perpustakaan ini?"
Tanya William.
"Yaaa .... gimana ya, bisa dibilang sih gak ada perlu, aku cuma kesepian saja."
Balas Queen Mary.
"Lalu, kenapa harus aku yang dipanggil?"
Tanya William.
"Aku rasa untuk menemani ku, kau lah paling cocok."
Jawab Queen Mary.
"Bagaimana dengan Westia? Westia kan perempuan, dia pasti akan lebih memahami mu dibandingkan aku."
Sahut William.
"Mentang mentang sudah dekat dengan Putri Guinevere, dia jadi seperti ini."
Dalam hati Queen Mary berkata.
"Aku minta waktu mu sebentar untuk membaca buku dengan ku, kau kan sedang menganggur saat ini."
Ucap Queen Mary.
"baiklah baiklah... "
William pun pasrah menerimanya.
Mereka berdua pun membaca buku dan bercerita bersama. William selalu dapat berbagai informasi dari Queen Mary. Sementara Queen Mary selalu mendapat tempat bercerita.
"Besok.... Besok itu pernikahannya Pangeran Henry ya... Pangeran Henry itu kuat lohh ... Banyak yang menginginkannya."
Ucap Queen Mary.
"Benar sekali, apa... apa kau menyukainya?"
Tanya William.
"Aku tidak begitu menyukainya, maksud ku dia bukan seleraku."
Balas Queen Mary.
"Ohh... Memang siapa yang kau sukai?"
Tanya William.
"Aku... Arghh sudah lahh itu tidak penting. Yang jelas sebagai kandidat calon pasangan, Pangeran Henry termasuk kandidat calon pasangan yang terbaik."
Balas Queen Mary.
"Kenapa dia malah bertanya begitu, dia tak tahu yang ada dibenak ku adalah menikahi nya. Hanya saja hal itu tak akan mungkin bisa terjadi... Walaupun aku seorang ratunya."
Ucap Queen Mary dalam hati.
"Aku setuju, kalau menurutmu... siapa lagi selain pangeran Henry?"
Tanya William.
"Siapa lagi apa? Kandidat calon pasangan tahun sekarang?"
Queen Mary balik bertanya.
"Iya."
Balas William.
"Sebastian juga termasuk, lalu ada Aaron, lalu ada Daniel... dan... hhmmm... "
Balas Queen Mary.
"Siapa lagi?"
Tanya William.
"Ada lagi sihh... Tapi itu rahasia."
Balas Queen Mary dengan senyuman di wajahnya.
"Apanya yang rahasia lohhh.... "
Tanya William sedikit kesal.
"Hehhehe... "
Queen Mary tertawa melihat respon William yang seperti itu.
"Ini lah sisi lain ratu dari Tudor, hanya aku seorang lah yang bisa melihat sisi lain Queen Mary."
Ucap William dalam hati melihat tingkah Queen Mary.
Dilihat dari mana pun, Queen Mary tampak nyaman di sisi William. William lah yang selalu diminta menemaninya.
"Ehh ... Iya aku baru ingat, ada hal yang ingin aku jelaskan padamu."
Sahut Queen Mary.
"Apa dia?"
Tanya William.
"Aku ingin menjelaskan semua yang ku tahu tentang 7 Sacred Book."
Ucap Queen Mary.
"Sacred Book ?"
Tanya William, posisi duduk William pun menjadi tegak tanda tertarik dengan pembicaraan ini.
"Iyaa... Tapi aku rasa aku hanya bisa menjelaskan 5 saja, aku yakin nanti kau akan mengetahui yang sisinya."
Ucap Queen Mary.
"Lahh... Kenapa pula? Apa kau tidak tahu yang 2 nya lagi itu seperti apa?"
Tanya William sedikit kecewa.
"Aku sih tahu 1 dari kedua buku itu, yang satunya memang lah aku tak tahu."
Balas Queen Mary.
"Jika kau tahu, kenapa kau tak menjelaskan 6 Sacred Book?"
Tanya William.
"Terserah aku lah... "
Balas Queen Mary.
"Baiklah baiklah, kau jangan menjelaskan apa itu Sacred Book, karena aku sudah tahu. Kau bisa menjelaskan semua kemampuan Sacred Book itu."
Ucap William.
"Tentu, baiklah langsung saja. Book of Summons. Buku ini memiliki kemampuan menciptakan entitas sesuai dengan apa yang ditulis kan. Pengguna juga bisa menuliskan kemampuan kemampuan dari entitas yang akan diciptakan itu. Untuk saat ini, buku tersebut berada di tangan Dark Dicepratops."
Jelas Queen Mary.
"Oke... "
Balas William.
"Book of Fate. Saat bisa digunakan, Book of Fate biasanya akan memberi 2 opsi acak sebagai pilihan yang dianggap paling baik untuk nasib baik pengguna. Pengguna bisa memilih salah satu nasib baik itu, jika sudah dipilih suatu saat pasti akan menjadi kenyataan. Untuk saat ini, pemilik buku tersebut adalah Dark Dicepratops.."
Tambah Queen Mary.
"Book of Death. Buku kosong satu ini bisa membunuh siapapun dan apapun. Baik Makhluk hidup, makhluk tak hidup, suatu konsep, atau bahkan fenomena pun bisa dibunuh buku satu ini. Cukup tulis 1 nama apa saja, yang ditulis akan mati seketika. Pemilik buku ini untuk sekarang adalah profesor Garry."
Tambah Queen Mary.
William masih dengan asik mendengarkan. William benar benar menyukai pembicaraan ini.
"Book of Truth. Buku ini memiliki kemampuan yang sangat mengerikan, dia bisa tahu semuanya. Buku ini mengetahui semua fakta baik masa lalu ataupun masa sekarang. Buku ini sebenarnya buku kosong, namun saat digunakan buku ini otomatis akan memberikan informasi yang ditanya tanyakan oleh penggunanya. Bisa dibilang buku ini mengetahui isi hati pengguna nya dan memaparkan nya langsung. Pemilik buku ini masih belum diketahui. Terakhir pemilik buku ini adalah pemimpin ras elf, dikabarkan buku ini dicuri karena tiba tiba hilang."
Tambah Queen Mary.
"Terakhir dan yang paling kuat adalah Book of Deflections. Buku ini sangat rusak, gimana gak rusak coba, kau hanya perlu menuliskan sesuatu yang berlawanan dengan realitas. Realitas yang kau belokan akan menjadi kenyataan. Misal kau tuliskan Dante ternyata perempuan, maka saat itu juga Dante menjadi perempuan. Buku ini tak bisa menambahkan realitas, hanya bisa membelokan saja. Pemilik buku ini sampai sekarang masih belum diketahui, dikabarkan sudah satu abad buku ini menghilang."
Jelas panjang Queen Mary.
"Wow... Sacred Book sangatlah luar biasa."
Balas William.
"Perlu diingat bahwa kemampuan maksimal Sacred Book hanya akan muncul jika didekatkan dengan Sacred Book yang lain. Kamu harus mempunyai semua Sacred Book jika ingin kemampuan nya maksimal."
Tambah Queen Mary.
