Jeha, pria tampan dengan ambisi besar, menjebak Anne, CEO cantik dalam cinta satu malam hingga akhirnya keduanya menikah. Setelah Anne lumpuh akibat kecelakaan, Jeha mengambil alih kekuasaan dan berubah menjadi pria arogan yang menghancurkan hidup Anne.
Sementara itu, Reu adalah pelayan restoran miskin dengan hidup terbelit hutang. Ketika Jeha bertemu Reu dan menyadari kemiripan wajah mereka, dia menawarkan kesepakatan. Reu harus menjadi Jeha selama 2 tahun, dan semua hutangnya akan lunas.
Akankah Reu berhasil menjalankan peran ini? Dan apa yang akan terjadi pada hidup Jeha dan Anne?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Reu membalas ciuman Anne dengan penuh kesadaran, sambil menyingkirkan rambut panjang yang menutupi pipi Anne. Dia tidak bisa menahan gejolak ini, melihat betapa Anne seolah merasakan debaran yang sama seperti yang ia rasakan.
Saat jeda, Anne menatap mata pria asing yang mirip dengan suaminya, namun dengan perilaku yang berbeda. Setelah bosan dengan perselingkuhan Jeha, Anne merasa jatuh cinta dengan pria asing yang menyamar sebagai suaminya. Pertanyaan ‘Bagaimana pria asing ini tiba-tiba berada di rumah ini?’ membuat Anne penasaran.
Reu mendekatkan lagi bibirnya, seolah masih menginginkan hal itu. Namun, Anne memilih mengakhirinya.
“Kenapa?” tanya Reu penasaran dengan sikap Anne. Anne hanya tersenyum menatapnya. Kemudian, memeluk Reu dengan erat. Kali ini Reu benar-benar bisa mencium aroma wangi dari rambut Anne.
“Aku ingin kamu tetap disini,” ucap Anne. Reu membalas pelukan itu dengan hangat.
Tok Tok
Suara ketukan pintu, membuat keduanya saling menjauh. Anne merapikan rambutnya dan Reu merapikan kerah kemejanya. Sonya masuk kedalam kamar, sebelum Reu menjawab. Dia terkejut dengan kehadiran Anne majikannya yang berada di dalam kamar bersama Jeha, Pria yang dia sukai. Tidak biasanya Jeha mau berlama-lama dikamar dengan Anne.
Melihat pelayannya yang tidak sopan, Anne menaikkan alisnya dan mengernyit. "Siapa yang menyuruhmu membuka pintu?" gertak Anne pada Sonya.
Sonya menjawab gemetar, "Maaf, Nyonya. Saya kira Nyonya tidak ada di dalam." Reu kemudian menenangkan Anne dengan menepuk pundaknya lembut.
"Sudah," Reu memberikan isyarat pada Sonya untuk segera pergi.
"Besok, sebelum aku menyuruhmu masuk, jangan langsung masuk." imbuh Reu, Sonya bergegas keluar kamar. Perasaannya sangat kesal karena sikap Tuan yang biasanya membelanya kini tampak berubah.
“Aku pergi dulu, sebaiknya kamu segera mandi dan turun untuk makan malam,” ucap Anne, Reu membuka pintu dan mengantar Anne ke kamarnya terlebih dahulu.
Setelah Pria yang menyamar sebagai suaminya pergi, Anne bergegas mengunci kamar. Dia menepuk kedua pipinya dengan lembut, memikirkan betapa gilanya dia melakukan hal tadi. Entah kenapa? Anne memikirkan hal lain, padahal suaminya saat ini terbaring di rumah sakit California dan mengalami koma.
Seakan, Anne menyetujui takdir yang diberikan Tuhan kali ini. Berharap Jeha tidak kembali dalam waktu dekat ini, karena Anne ingin menggunakan kesempatan ini untuk kembali ke perusahaan setelah dia mengetahui betapa sadisnya Jeha menggunakan semua aset yang diberikannya hanya untuk bermain wanita. Tetapi, Anne melihat sikap buruk itu tidak terdapat pada pria asing yang ingin dia ketahui namanya. Namun, jika bertanya, Anne takut pria asing itu akan pergi karena ketahuan perannya sebagai pengganti suaminya.
“Astaga, kenapa aku tidak bertemu dengannya terlebih dahulu,” Anne menyesal dengan keputusannya menikahi Jeha saat ini.
Satu jam kemudian, Anne keluar dari kamarnya dengan penampilan baru yang jauh berbeda dari hari-hari sebelumnya. Dia menambahkan riasan halus di pipi dan lipstik merah muda di bibir, serta menggerai rambutnya dengan hiasan jepit bunga kecil di sisi kiri. Berdiri di depan cermin, Anne mencoba berdiri dengan sekuat tenaga, berlatih untuk memulihkan kelumpuhan kakinya setelah menjalani pemeriksaan dan terapi secara diam-diam tanpa sepengetahuan suami dan keluarganya.
Awalnya pasrah dengan kondisinya. Namun, Anne mulai bangkit setelah mengetahui perbuatan suaminya yang tidak pantas dengan kakak iparnya Bella, dan melihat aset-asetnya dipindahkan tanpa izin. Frustrasi melihat dirinya kehilangan kontrol atas perusahaan, Anne merasa lega ketika mendengar kabar tentang kondisi suaminya.
"Astaga, ternyata Tuhan yang turun langsung untuk menyingkirkanmu," ucapnya dengan tawa kecil, menatap bayangannya di cermin. Dengan kondisi suaminya saat ini, Anne berharap semua asetnya akan kembali ke tangannya, cukup dengan tanda tangan pria asing yang mirip dengan suaminya.
Setelah mencoba berdiri selama satu menit, Anne merasa pinggangnya kesakitan dan kakinya belum cukup kuat, sehingga dia kembali duduk di kursi roda. Saat itu, terdengar ketukan pintu dan suara pria yang menyamar sebagai suaminya bertanya, "Anne, kamu sudah siap?" Anne membuka pintu dengan senyum. Sedangkan, Reu terpesona dengan perubahan Anne saat ini. Dia membalas senyum Anne dan mendorong pegangan kursi rodanya menuju ruang makan.
Saat mereka tiba di ruang makan, semua orang saling melemparkan pandangan. "Wow, ada acara apa sampai kamu terlihat cantik seperti ini, adikku tersayang?" ujar Zack, sambil mendekat dan mencium punggung tangan Anne untuk menggoda adiknya.
"Astaga, apa yang kakak lakukan. Aku hanya memakai sedikit riasan," jawab Anne dengan tersipu malu. Ibunya yang biasanya terlihat cuek, tak bisa menyembunyikan rasa senangnya melihat putrinya berusaha bangkit dari keterpurukan. Meskipun tidak banyak bicara, kebahagiaan terpancar jelas di matanya.
"Di mana Lyox?" tanya Reu sambil menoleh ke arah pelayan yang berdiri di belakangnya.
"Tuan muda tadi bilang ingin makan di kamar saja, Tuan," jawab pelayan itu. Reu mengangguk dan mulai menyantap makan malam yang sudah disajikan di depannya. Willy menatap Reu dengan tatapan penuh arti, seakan memberikan isyarat tertentu. Namun, Reu berpura-pura tidak melihatnya karena belum sempat membaca seluruh isi buku catatan Jeha, sehingga belum tahu siapa wanita yang dimaksud Willy saat di kantor.
Selesai makan malam, Willy terus mengikuti langkah kaki Reu. Reu yang merasa bingung, tiba-tiba mendekat ke arah Anne tanpa pikir panjang dan ikut masuk ke dalam kamar Anne.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Anne, penasaran melihat pria pengganti suaminya itu tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Reu hanya tersenyum dengan wajah khawatir, dia belum beranjak pergi dari belakang pintu.
"Kakakmu Willy dari tadi mengikutiku," jawab Reu lirih. Anne tersenyum melihat tingkah Reu. Kemudian, Anne menepuk tempat tidurnya untuk Reu duduk di situ sambil menunggu kakaknya, Willy, pergi. Reu duduk di pinggir tempat tidur sesuai perintah Anne, sementara Anne duduk di depan cermin melepas jepit di rambutnya.
"Kamu suka hiasan di rambut, ya?" Reu menanyakan hal lain agar tidak canggung di kamar Anne.
"Iya, bukankah kamu tahu itu?" Anne menoleh ke arah Reu, seolah menguji pria asing yang menyamar sebagai suaminya itu mengetahui tentang dirinya sejauh apa. Reu hanya menggaruk kepalanya perlahan dengan wajah bingung karena dia sendiri juga tidak tahu.
"Oh, aku lupa," jawab Reu, kemudian bangkit dan memilih keluar saja dari kamar Anne daripada merasa canggung dan gugup. Namun, Anne langsung mendorong kursi rodanya dengan cepat dan menutup kembali pintu kamarnya yang sempat dibuka Reu.
"Aku ingin kamu di sini sebentar lagi," ucap Anne, lalu menarik tangan Reu.
kan biasanya suara tidak ada yang mirip