Riana Anandya Putri yang biasa dipanggil Nana Riana Anandya Putri, berusia 22 Tahun merantau ke kota untuk bekerja di sebuah Rumah Sakit yang ada di kota setelah 6 bulan di kota Riana bertemu dengan Seorang CEO yang bernama Kelvin Putra Dirgantara yang berusia 28 Tahun. Riana melakukan kesalahan yang berakhir dengan ia harus terjebak dipernikahan kontrak dengan seorang CEO.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tonipah Rosdiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Di lain tempat Nana sedang duduk di pinggiran kolam renang ia sedang menikmati udara pagi, dan ditemani segelas jus melon kesukaan nya.
Di kantor Sabrina datang ia langsung ke atas keruangan CEO, resepsionis tanpa laranangan karna yang ia tau kalau Sabrina itu masih pacarnya Kelvin, setelah sampai diatas tidak melihat sekretaris, ia langsung sama masuk kedalam ruangan.
“Kok ngga ada orang ya, apa lagi pada meeting” ucap Sabrina sambil duduk di sofa ia menunggu Kelvin sambil memainkan handphone nya.
Setelah meeting selesai Kelvin kembali ke ruangan sedangkan Dimas dan Siska masih diruangan meeting, Kelvin masuk kedalam ruangan ia terkejut melihat wanita yang sedang duduk di sofa didalam ruangannya, Sabrina yang menyadari orang yang datang ia pun menengok ia langsung berdiri ketika melihat Kelvin yang datang.
“Sayang aku kangen banget sama kamu” Sabrina berlari kearah Kelvin dan langsung memeluk Kelvin, Kelvin hanya mematung dia tidak merespon apapun.
“Kamu kangen ngga sama aku?” Dengan percaya diri Sabrina menanyakan hal itu kepada Kelvin
“Ada apa kau datang kesini?” Tanya Kelvin dengan tatapan dingin
“Aku ingin minta maaf ke kamu sayang” ucap Sabrina dengan wajah yang dibuat sedih
“Kau pergi lah ke selingkuhan mu itu” usir Kelvin
“Aku menyesal sayang aku khilaf telah selingkuh dari kamu, dia sekarang meninggalkan aku” ucap Sabrina “tolong lah kita kembali seperti dulu lagi ya” lanjut Sabrina, Kelvin tidak menggubris ucapan dari Sabrina ia lanjut duduk di kursi kerja nya, Sabrina mendekati Kelvin.
“Nanti siang kita makan bareng ya sayang” ucap Sabrina
“Kembali lah ketempat duduk mu semula” ucap Kelvin dengan muka datar
“Oke aku tunggu disini sampai kita makan siang nanti” ucap Sabrina sambil mendudukkan dirinya di sofa
“Sayang boleh ngga aku numpang tidur di kamarmu, aku capek sekali dari Ausie aku langsung kesini” ucap Sabrina sambil memelas
“Hmmm” Kelvin hanya bergumam
“Terimakasih sayang” ucap Sabrina sambil mengecup bibir Kelvin sekilas lalu ia pergi ke kamar yang ada didalam ruangan CEO.
Di lain tempat, Nana sedang menyiapkan bahan-bahan untuk makan siang, ia terlebih dahulu membuat Fruit Sando biar ketika ia bikin menu masakan Fruit Sando nya ia taruh dikulkas dulu, setelah selesai memasukkan Fruit Sando kedalam kulkas ia melanjutkan untuk memasak makanan Beef Terayaki dan Tumis sayuran.
Setelah memasak selesai ia langsung bergegas ke kamar untuk membersihkan diri, Nana memakai seragam tapi ia dibaluri dengan jaket sehingga tidak tampak jika ia sedang memakai seragam, setelahnya ia mengemasi barang kedalam tas yang perlu ia bawa, Nana langsung bergegas kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan kedalam lunch box.
Sudah selesai semuanya dijam 11:30 ia langsung bergegas pamitan ke mbok sarti
“Mbok saya pamit dulu ya berangkat kerja sekalian mampir ke perusahaan” pamit Nana
“Iyah mba hati-hati dijalan ya” ucap mbok sarti
Nana sudah memesan gojek dan gojek sudah menunggu didepan ia langsung meluncur ke perusahaan, setelah nya sampai ia langsung membayar gojek dan langsung masuk kedalam perusahaan, ketika ia melangkah untuk menuju lift tiba-tiba ada yang menghentikan nya
“Hey mba mba, mau kemana?” Tanya salah satu resepsionis yang bernama Lisa
“Saya mau nganterin makan siang untuk tuan Kelvin” ucap Nana
“Maaf anda siapanya pak Kelvin ya?” Tanya Lisa
“Sayaaa”
“Ohh anda pembantunya pak Kelvin ya?” Lisa mencegat terlebih dahulu omongan Nana, Nana hanya menatap kearah Lisa tanpa menjawab apapun “Kalau gitu langsung ke atas aja mba, sudah tau kan ruangannya?” Lanjut Lisa
“Iya terimakasih ya kak” ucap Nana sambil berbalik badan menuju lift
“Cantik-cantik tapi pembantu sayang sekali” ucap Lisa sambil menatap Nana yang sedang berjalan kearah lift
“Ngga papa lah diakuin sebagai pembantu, kalau jujur pun nanti ngga ada yang percaya” batin Nana
