🌹Sebastian & Nana 🌹
Sebastian, seorang pengusaha kapal pesiar yang mendunia. Seluruh hidupnya dia curahkan untuk gairah dan kesenangan. Dia dikenal sebagai pemain wanita, lady killer dan pria berhati dingin.
Memiliki rahasia menyakitkan di masa lalu, seorang gadis desa yang rencananya akan dia permainkan merubah segalanya.
Apa yang sebernanya terjadi? Mengapa Sebastian tergila gila pada gadis desa yang pernah melemparinya sandal?
P.S : Merupakan Buku Kedua Serries David - Sebastian dan Luke
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Oma si Rempong
🌹Jangan lupa kasih emak vote biar emak semangat yaaa.🌹
🌹Emak ini punya dua anak, jadi harap sabar dan setia yak sama Emak.🌹
🌹Igeh emak adalah : @RedLily123.🌹
🌹Selamat membaca.🌹
“Nana Sayang.”
“Hmm?” Nana menatap Sebastian tanpa ragu sedikit pun.
Yang mana malah membuat Sebastian yang sedikit gugup. “Kita akan membuat anak, tapi nanti.”
“Kapan?” tanya Nana tanpa ragu.
“Jika kita sudah berangkat dan sampai di tujuan.”
“Kita akan kemana, Mas?”
“Bulan madu,” jawab Sebastian dengan senyuman di bibirnya.
“Bulan madu? Seperti di film film itu?”
“Iya, seperti itu. Sekarang tidur dulu saja ya.”
“Hmm, aku mau berganti pakaian.”
Sebastian mengangguk sambil tersenyum dan membiarkan Nana masuk ke kamar mandi. Dirinya yang juga merasa lelah membuka jasnya di sana, Sebastian melempar asal pakaiannya hingga mengenai sofa.
Dan saat sadar kasurnya memiliki banyak kelopak bunga, dia segera membersihkannya dengan sekali gerakan.
Kemudian Sebastian berbicara pada kelopak di sana, “Kalian bisa membuatku tidak bisa menahan diri,” ucapnya kemudian berbaring di sana.
Merasa mengantuk akibat kelelahan telah menyiapkan semuanya, Sebastian mencoba memejamkan matanya.
Baru juga beberapa menit, terdengar suara pintu kamar mandi terbuka dan masuklah Nana yang hanya memakai handuk saja, yang mana membuat Sebastian menatap sambil menelan ludahnya kasar.
Dalam hatinya dia bergumam, “Sabar sabar,” ucapnya berulang kali.
Tapi Sebastian tidak bisa menahannya lagi, maka dari itu dia memanggil, “Sayang?”
“Ya?” Nana yang sedang mencari pakaian itu menengok menatap suaminya. “Kenapa?”
“Seksi,” ucap Sebastian.
“Oh,” jawab Nana kembali focus mencari baju.
“Gak marah? Gak mau lempar aku lagi pake sandal?”
“Kan sekarang Mas posisinya suami aku, kalau dulu enggak.”
Sungguh wanita luar biasa, yang mana membuat Sebastian semakin tidak tahan. “Aku tidur ya.”
“Iya.”
Sebastian memejamkan matanya sambil berbalik memunggungi istrinya, supaya adik kecilnya kembali terlelap.
Namun sayang, saat Sebastian merasakan Nana tidur di sampingnya, dia kembali terbangun sambil menelan ludahnya kasar. Menghitung sampai sepuluh sampai akhirnya berbalik. Dan saat berbalik, Sebastian disuguhkan dengan punggung Nana yang membelakanginya, bahunya terbuka.
Dan tanpa ragu, Sebastian memeluk Nana dari belakang. Dia pikir istrinya itu akan marah, tapi nyatanya dia diam saja. membuat Sebastian memikirkan kalau punya istri barbar adalah sebuah keuntungan.
Berbeda dengan Nana yang sebenarnya sedang gugup. Dia tidak bisa terlelap, apalagi tangan kekar mengurungnya.
🌹🌹🌹🌹
Oma yang kesal karena Sebastian tidak kunjung mengangkat telponnya itu pergi ke kamar hotel Sebastian dengan kedua anak David dan Lily.
“Oma kita mau kemana?”
“Menemui Uncle kalian.”
Karena ada penjaga di sana, Oma segera mencari sosok yang mengenalnya, beruntung di sana ada Hans yang langsung mempersilahkannya untuk menekan bel berulang kali.
Sampai akhirnya pintu terbuka menampilkan Nana yang baru saja bangun dengan jubbah tidurnya.
“Oma.”
“Mana suamimu?”
“Ada di dalam Oma.”
“Kau urus kedua anak ini, Oma akan bicara dengan Sebastian.”
“Hallo, Aunty,” sapa Ares dan Athena secara bersamaan.
“Hallo, apa kalian sudah sarapan? Ayo kita makan sesuatu.” Tangan Nana memegang tangan Ares dan Athena menuju ke ruang makan untuk mencari cemilan.
Sementara Oma naik ke lantai atas untuk menemui Sebastian, Oma mengetuk kuat pintu kamar.
“Bas!”
“Iam coming, Oma.”
Dan saat membuka pintu, Sebastian tersenyum lebar.
“Astaga, kau menghabiskan berapa sabun?”
Sebastian malah cengengesan. “Oma menyiapkan sesuatu untukku bukan? Terima kasih banyak, Oma. Ini adalah kado terindah.”
“Apanya?”
“Tiket bulan madu dan segalanya.”
“Oma hanya meminjamkan pesawat pribadi Oma saja, tentu saja sisanya harus kau ganti, apalagi Oma menyiapkan banyak kejutan di sana.”
“Astaga, Oma tidak berubah.”
“Kau ingin Oma berubah jadi apa huh? Ultramen?”
🌹🌹🌹🌹
To BE COntinue