NovelToon NovelToon
Legenda Pendekar Naga

Legenda Pendekar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Komedi / Petualangan / Fantasi Timur
Popularitas:241.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Shujinkouron

Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian.
Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan.
Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan.
Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya.
Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shujinkouron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 33 - Gagak

“Tetua Fang, Maafkan kelalaian pengikutku yang tidak mengenal sosok penting seperti anda…” Liu Cheng sampai tersedak nafasnya sendiri saat mengetahui para pengawalnya bersikap tidak pantas, Liu Cheng memandang para pengawal di sampingnya, “Tunggu apalagi kalian? Segera minta maaf pada Tetua Fang dan muridnya!”

Para pengawal tersebut kebingungan tetapi melihat Tuan mereka bersikap begitu hormat pada Fang An, mereka yakin Fang An bukanlah orang sembarangan. Para pengawal tersebut segera meminta maaf dan terlihat menyesal telah menyinggung Fang An.

“Mereka adalah pengikut yang begitu setia pada keluarga Liu sehingga kadang mereka lupa bahwa jalan ini milik Kekaisaran Han bukan keluarga Liu, mohon Tetua Fang tidak mengambil hati sikap mereka sebelumnya.” Liu Cheng kembali meminta maaf.

“Tidak ada masalah, semua hanya salah paham saja.” Fang An tersenyum tipis sambil mengelengkan kepala pelan.

Fang An berniat melanjutkan perjalanan namun Liu Cheng memintanya tetap tinggal, “Tetua Fang, hatiku tidak akan tenang jika tidak menjamu anda.”

Liu Cheng ingin memastikan agar Fang An tidak menaruh dendam atau mempermasalahkan ini dikemudian hari, biarpun Fang An sudah mengatakan untuk melupakan semuanya tetapi Liu Cheng bersikeras ingin meminta maaf dengan memberikan jamuan pada Fang An dan Xiao Chen.

“Tetua Fang pasti sudah menempuh perjalanan berhari-hari tanpa menikmati makanan yang lezat, mohon Tetua Fang bersedia menikmati makan malam bersamaku.” Liu Cheng terus membujuk Fang An sampai akhirnya Fang An hanya bisa setuju.

Xiao Chen tidak begitu peduli, lagipula memang beberapa hari terakhir keduanya hanya makan roti dan daging kering jadi tidak ada salahnya malam ini mencicipi makanan yang hangat.

“Tuan Muda Liu, Bagaimana anda bisa mengenaliku?” saat sedang menyantap hidangan bersama, Fang An kembali menanyakan pertanyaan yang sebelumnya tidak dijawab oleh Liu Cheng.

Liu Cheng batuk pelan sebelum menjelaskan beberapa tahun yang lalu Fang An menyelamatkan saudara tertuanya dan sejak itu nama Fang An sang Pendekar Berwajah Giok begitu terkenal bagi sebagian besar keluarga Liu. Seragam Lembah Seratus Pedang sangat menarik perhatian dan mudah diingat, Fang An juga memiliki ciri khas memakai topeng saat berpergian dan memiliki kulit yang lebih indah daripada perempuan.

Fang An tersedak minumannya saat mendengar Liu Cheng menjelaskan kulitnya lebih indah daripada kulit perempuan pada umumnya, Fang An agak sensitif terhadap masalah tersebut.

Xiao Chen menikmati hidangan dengan lahap tetapi matanya juga memperhatikan para pengawal di sekitarnya. Ada sekitar tiga puluh pengawal yang menjaga rombongan ini, tiga diantaranya merupakan pendekar kelas satu sementara beberapa lainnya pendekar kelas dua dan sisanya pendekar kelas tiga.

Perhatian Xiao Chen kemudian terarah pada bayangan Liu Cheng sebelum tersenyum sinis, Xiao Chen hanya memandang bayangan Liu Cheng beberapa detik lalu mengalihkan pandangannya.

Fang An juga sempat memandang bayangan Liu Cheng beberapa detik tetapi tidak menunjukan ekspresi apapun saat melakukannya.

“Tuan Muda Liu membawa begitu banyak barang, apakah lokasi tujuan Tuan Muda masih jauh?” tanya Xiao Chen.

Liu Cheng lalu menceritakan bahwa dirinya sedang dalam perjalanan ingin melamar seorang gadis, semua barang yang dia bawa ini adalah mahar untuk lamaran. Lokasi yang dia tuju adalah sebuah kota yang seharusnya akan mereka capai besok malam jika dapat mempertahankan kecepatan gerak seperti sekarang.

Meskipun Xiao Chen seorang anak kecil namun Liu Cheng tidak sedikitpun merendahkannya. Liu Cheng kurang lebih mengetahui situasi sekte-sekte meskipun tidak pernah tergabung di dalamnya.

Jika Fang An membawa Xiao Chen berkelana pada usia semuda ini, pastinya Xiao Chen memiliki kemampuan juga. Hanya saja Liu Cheng berpikir Xiao Chen berusia 12 atau 13 tahun, hanya beberapa tahun lebih muda darinya. Andai Liu Cheng mengetahui Xiao Chen baru berusia 8 tahun, reaksinya pasti tidak setenang ini.

“Murid dari Pendekar Berwajah Giok pastinya bukan orang sembarangan…” pikir Liu Cheng saat memandang Xiao Chen.

Setelah Fang An menyelesaikan misi penyelamatan salah satu anggota penting keluarga Liu, mereka berusaha untuk merekrut Fang An menjadi salah satu kekuatan keluarga Liu namun tawaran tersebut ditolak mentah-mentah. Keluarga Liu kemudian menyelidiki lebih jauh tentang Fang An dan menemukan prestasi luar biasa yang dimilikinya di Lembah Seratus Pedang maupun dunia persilatan.

Petinggi keluarga Liu setuju bahwa Fang An akan menjadi tokoh besar dunia persilatan di masa depan sehingga memerintahkan pada anggota keluarga Liu agar bersikap hormat saat bertemu dengannya. Keluarga Liu tentu tidak mengetahui Fang An menderita luka dalam yang membuat masa depannya tidak sesuai yang mereka pikirkan.

“Hari sudah terlalu larut untuk melanjutkan perjalanan, Bagaimana jika Tetua Fang menginap bersama kami malam ini? Aku sudah menyediakan tenda untuk anda dan murid anda.” Liu Cheng menawarkan sambil tersenyum lebar.

Memang selain makan malam, Liu Cheng mengajak Fang An untuk minum arak. Ketika jamuan tersebut selesai hari sudah begitu gelap.

Fang An memandang Xiao Chen sejenak sebelum menerima penawaran Liu Cheng, keduanya kemudian berjalan ke tenda yang disediakan untuk mereka.

Ketika Fang An dan Xiao Chen sudah tidak terlihat, Liu Cheng barulah menghela nafas lega. Liu Cheng bangkit dari tempat duduknya dan memasuki tendanya untuk istirahat.

“Tuan Muda, Pendekar Berwajah Giok ternyata lebih hebat daripada kabar yang beredar…” suara parau terdengar di kuping Liu Cheng.

Tidak lama setelah Liu Cheng memasuki tendanya, sosok berjubah hitam muncul dari bayangannya. Sosok tersebut memakai topeng berbentuk kepala burung gagak berwarna putih.

“Oh? Aku hampir tidak pernah mendengar Tetua Wu memuji pendekar lain.” Liu Cheng tersenyum tipis pada sosok bertopeng tersebut.

Pria bertopeng dihadapannya adalah Wu Ya, salah satu pendekar tingkat ahli yang bekerja untuk keluarga Liu. Wu Ya adalah seorang ahli ilusi, dengan teknik khususnya dia dapat bersembunyi di dalam bayangan seseorang. Liu Cheng merupakan salah satu generasi muda keluarga Liu yang berbakat sehingga Wu Ya selalu melindunginya setiap waktu.

“Tidak hanya Pendekar Berwajah Giok yang menyadari kehadiranku bahkan muridnya yang begitu muda juga bisa melihatku bersembunyi di bayangan Tuan Muda…” Jantung Wu Ya sempat berhenti sejenak ketika menyadari Xiao Chen menatap dirinya sambil tersenyum lebar.

Mata Liu Cheng melebar, dia sulit percaya perkataan Wu Ya. Liu Cheng akhirnya hanya bisa tersenyum canggung dan bersyukur dirinya tidak bersikap arogan di depan pasangan Guru dan Murid tersebut.

Wu Ya juga menambahkan jika bertarung dirinya berhadapan dengan Fang An, dia merasa kecil kemungkinan dirinya bisa keluar sebagai pemenang. Wu Ya sendiri tidak menduga bahwa Lembah Seratus Pedang memiliki pendekar muda yang begitu berbakat.

 

 

1
Dika Satriya
Kesalahan terbesar XC membiarkan She xing hidup membuat nya sulit dimasa lalu depan..

Harusnya tidak meremehkan lawan dengan menantang racun tsb. Kenapa tidak menggunakan pedang ilusi dan pedang penguasa malam,, tidak akan makan banyak waktu untuk menghabiskan semua lawan yg ada termasuk she xing
Dika Satriya
XC masih kurang greedy.. Harusnya dia tuntaskan dulu sampe pendekar bumi atau fokus maksimal kan salah satu ilmu entah kitab dewa naga atau pedang ilusi.. Menurutku berusaha mempelajari semuanya namun tidak ada yg mencapai titik tertinggi adalah kurang bijak..


Fokus salah satu dulu Chen maksimal kan baru ganti ilmu lain
C_k£mb4r🍂
Lanjut
Vivo Ykosongdua
Setelah 6 tahun berlalu, kini ku baca lagi kisah Xiao Chen
Ell Wear
mash bingung sama ilmu meringankan tubuh xc, padahal dia udh diajari sama dongfeng sekelas kultivator trus dapet kitab meringankan tubuh dari seorang pengelana. tpi kecepatannya msih kalah sama ye furao, padahal tingkatan kekuatannya masih dibwh dongfeng. mohon pencerahannya
Mei Da
Zhang ye☹️☹️💖
palupi
biar komentnya makin banyak dong ..💃😂
Sri Rahayu
siapa yaa cewe itu
איסלאמופוביה
jadi teringat Lun Zi
Syebien Bien
hehehe kiyowooo
Selfi Nadila
tiap taun gw mampir, blm ada hilal ternyata
mikay: nahan gak uninstall apk cuma berharap novel bisa lanjut
total 1 replies
tirta arya
xio chen main sama ruben onsu..chen kaya assssyuuuu...lebay mrkibayyy..goblok
tirta arya
xio chen nya lebay..ga dengerin kata2 dr roh2 yg pro sama dia sih😝😝😝😝😎😎😎
tirta arya
huraaaa..huraaaa...huraaa gelem xukk
Nomomutu Arnold
ini sdh yg kesekian kalinya saya membaca LPN secara berulang2. meskipun tahu klu kelanjutannya tdk ada lagi, tpi ini adalah novel terbaik yg prn saya baca. Kak Ron tenanglah di alam sana, tak akan ada penulis seperti mu.
artha
xio chen kemana..apa bannya bocor..apa sayapnya patah😝😝😝😝😝
artha
fin yin kemana
JustError
Ini kapan update lagii.
Yang mau baca novel peperangan modern, boleh baca novelku, "Abu Perang Arafel" kisah perang ideologi antara kestabilan, kedamaian, dan kebebasan
palupi
maklumin aja .. lagi emosi, jadi lidahnya belibet 😂😂😂
artha
pengaruh ibellliizzzz jahaattt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!