NovelToon NovelToon
Mati Rasa

Mati Rasa

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Anak Yatim Piatu / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:143.5k
Nilai: 5
Nama Author: Serra R

Terlahir menjadi anak yang terbuang tak membuatnya berkecil hati. Semangat yang dimilikinya kembali berkobar kala melihat banyaknya orang yang menyayanginya.

Namun dunianya berubah kala dirinya memutuskan untuk menikah. Meski harus merasakan kepahitan akan cinta pertamanya. Denisa tetap bisa bertahan meski pada akhirnya dia memilih mematikan hatinya demi membuang rasa sakitnya.

~Kau tak pernah tahu perihnya luka yang tak nampak namun terasa sangat menyayat jiwa. Jika luka gores itu akan hilang dengan sendirinya namun tidak dengan luka hati, sampai kapanpun dia akan tetap kekal abadi.... Denisa

~ Kuakui aku bodoh. Seharusnya aku menggunakan akal dan hatiku bukan menggunakan emosiku... Raka.

Bagaimana kisah mereka mengarungi biduk rumah tangga dengan bayang bayang cinta lain yang masih melekat di hati Raka.
Mampukah Denisa kembali merasakan cinta dalam hatinya yang telah mati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 . Pulang

Raka menggenggam jemari Denisa dengan erat. Senyum bahagia nampak di wajah keduanya. Tak ada lagi beban semua telah di curahkan dalam satu kesempatan. Raka tak ingin ada kesalahpahaman lagi nantinya.

Waktu yang seharusnya mereka habiskan untuk memadu kasih, mereka gunakan untuk saling bercerita tentang masalah dan tentang perasaan yang terpendam selama 2 tahun terakhir.

"Sayang, ku mohon. Ku harap kamu bersedia untuk kembali mendampingiku di sisa hidupku ini."

Raka menggenggam jemari Denisa erat, tatapan keduanya terkunci. Denisa menundukkan kepalanya sebelum menarik nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan.

"Aku takut, mas. Takut akan kembali terluka dan takut jika ternyata cintaku hanya sebuah hayalan belaka."

Raka menciumi jemari Denisa yang masih di genggamnya.

"Aku tak akan menjanjikan apapun padamu, sayang. Karena Aku tahu, di depan sana masih banyak kerikil dan rintangan yang mungkin akan menghadang jalan kita. Akan tetapi Aku bisa memastikan jika cintaku tak akan pernah berakhir. Yang kurasakan padamu sangat berbeda dan sungguh dasyat membuat hidupku tak karuan. Bersamanya Aku bisa menahan semua nya cukup lama namun bersamamu aku merasa kehilangan gairah ku setiap harinya. Sejak itulah aku baru menyadari sesuatu menyadari jika hatiku telah terpaut denganmu dan aku jatuh cinta padamu."

"Sayang, bantu aku!! bantu aku untuk kembali bangkit dan memperbaiki semuanya. Aku ingin kamu menemani hari hariku dan hanya kamu yang aku inginkan untuk itu. Aku mohon, Aku mencintaimu Denisa."

.

.

.

Radit menatap senduh lautan lepas yang terbentang di hadapannya. Pemuda jangkung itu masih memikirkan nasehat dari Denisa malam itu.

Wanita yang sudah dianggapnya sebagai kakak sendiri itu banyak memberikan pesan. Salah satu yang membekas dalam benaknya adalah terus maju dan berjuang meski hasilnya nanti entah sempurna atau tidak namun setidaknya sudah ada oerjuangan.

Radit mengusap wajahnya pelan, berjuang dia tentu saja mampu namun untuk menggapai hasilnya belum tentu. Baginya Rena sangatlah tinggi untuk dia gapai.

"Menyendiri mulu dari kemarin, ada masalah?" Rico mendekat dan memilih duduk di sebelah Radit yang masih bungkam.

"Huuft, entah aku masih bingung."

"Bingung? perlu pegangan atau gimana?"

Radit tersenyum canggung, mana mungkin dirinya bisa bercerita pada Rico tentang perasaan dan masalahnya. Tentu pemuda itu tak mempunyai cukup keberanian untuk itu.

"Aku siap menjadi teman atau sahabat untukmu berbagi jika memang kamu butuh tempat untuk sekedar untuk bercerita." Radit mengangguk, dia masih bingung untuk memulai.

Keduanya kembali terdiam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing. Rico yang sebenarnya tahu apa yang ada dalam pikiran Radit hanya diam menunggu pemuda itu membuka suara sendiri. Beberapa kali Rico melihat pemuda jangkung dengan senyum yang ramah itu mencuri pandang pada kembarannya.

"Aku menyukai seseorang, akan tetapi perbedaan diantara kami sangatlah jelas terlihat. Aku tak akan mampu untuk menggapainya."

Rico menoleh, menatap serius wajah Radit yang tertunduk.

"Kenapa kamu berpikir demikian, bisa saja semua yang kamu risaukan selama ini hanya sebatas kecemasanmu saja. Seharusnya kamu jujur padanya dan setelah itu barulah kamu akan tahu bagaimana reaksinya."

Radit tersenyum kecut, dia bahkan tak punya keberanian untuk itu.

"Terus terang aku tak punya keberanian untuk itu. Selain takut di tolak aku juga takut hubungan kami akan merenggang setelah nya. Dan aku tak ingin semua itu terjadi. Lebih baik aku memendamnya dan menyimpan semua rasa ini agar aku masih bisa menatap wajahnya dan menikmati senyumannya. Itu sudah cukup bagiku."

"Semua keputusan ada ditanganmu. Aku hanya memberi saran sebelum kamu menyesal nantinya. Pikirkanlah baik baik saranku itu dan aku akan selalu mendukungmu untuk semua keputusan yang kamu ambil." Rico menepuk pundak Radit pelan untuk menyalurkan dukungannya.

Anggukan kepala di berikan oleh Radit dengan senyum yang lepas di wajahnya. Rasa sesaknya sedikit berkurang meski tak mengurangi rasa yang berkecamuk di dadanya.

.

.

.

"Kita pulang ke apartemen ya?"

"Tapi mas...."

"Aku mohon sayang, kita pulang ya?" Raka kembali mengecup lembut jemari Denisa yang masih berada di genggamannya.

"Baiklah. Tapi mas, kita sudah lama berpisah, aku takut."

"Takut apa? takut dengan apa yang di pikirkan orang tentang kita?" Denisa mengangguk pelan. Bukan tanpa alasan tentu saja. Karena selama ini status pernikahan ke duanya memang dirahasiakan dan hanya segelintir orang aja yang mengetahuinya.

"Jangan khawatirkan soal itu, secepatnya aku akan mengurus semuanya. Bagaimanapun kamu adalah istriku satu satunya dan tak akan aku biarkan orang lain menghina apalagi sampai menyakitimu. Percaya padaku!!"

Denisa mengangguk pelan, disambut senyum lebar dari Raka yang kembali merengkuh tubuh itu untuk mendekat.

Tepat jam 4 sore akhirnya Raka benar-benar membawa sangat istri pulang ke apartemen mereka. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 4 jam itu mereka isi dengan saling bercerita tentang banyak hal yang mereka lalui selama berpisah.

Guratan sedih terlihat di sorot mata Raka. Dia tak menyangkah jika apa yang diperbuatnya bisa berakibat fatal pada sangat istri. Diam diam dia berjanji jika dirinya tak akan lagi mengulangi semua kesalahan yang sama. Denisa adalah separuh hidupnya, wanita itu adalah semangatnya selama ini.

Tepat pukul 8 malam, mobil ke duanya masuk ke dalam basement. Dengan semangat membara Raka menuntun sang istri masuk ke dalam lobi. Bahkan penjaga apartemen sampai ter bengong menatap kedatangan Raka terlebih dengan Denisa yang sudah 2 tahun lamanya menghilang kini datang bahkan nyata berada di hadapannya.

"Nyonya."

"Bapak, bagaimana kabarnya?" Denisa yang memang ramah pada semua orang tentu saja sangat di kenal dan disambut dengan baik. Bahkan penjaga yang waktu itu sedang keliling langsung datang menghampiri menyapa Denisa.

Raka bahkan tersenyum tipis menyaksikan hal yang dulu tidak pernah dia lihat. Hal manis yang selalu dia lewatkan. Ternyata banyak hal yang belum dia ketahui dari sang istri selain kelembutan dan kebaikan hatinya.

Keduanya pamit pada akhirnya dan masuk ke dalam lift yang akan membawa mereka ke lantai 3 tempat dimana unit apartemen mereka berada.

Denisa menatap sekeliling apartemen. Banyak rasa kerinduan yang berkelebat dalam ingatannya. Kejadian yang dulu pernah dilakuinya kembali terbayang namun bedanya, kali ini ada Raka yang memeluknya dari belakang. Di ruang tengah tatapan Denisa berlabu pada bingkai besar pernikahan mereka. Mata Denisa berkaca kaca, bingkai itu mengingatkannya pada masa kelam dimana dirinya hanya dinikahi tanpa pernah di beri tempat dan hati.

"Lupakan masa lalu!! kita ukir kisah kita yang baru dengan penuh kebahagiaan dan cinta. Mari kita kubur semua kisah kelam kita. Segala sikap buruk ku selama ini dan mari kita mulai semua dari awal. Aku akan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, bantu aku untuk memperbaiki semuanya dan ingatkan aku selalu jika aku salah." Raka membawa kepala Denisa untuk bersandar di dadanya. Keduanya terdiam saling menyelami segala rasa yang ada.

1
Ray Aza
rendah hati...
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
wah rena hamil ....
tpi rayyan udah sama jennie kan thor di kota B..
selamat ya ren
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
halah modus si raka,, minta mandi sekalian minta jatah ya 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
apa yg membuat mu ragu citra??? jangan pernah berfikir yg aneh", rico tulus mencintaimu, apa kau masih punya perasaan sama radit ???
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
bram menikah saja sama kakka iparnya
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
yaaaaahhhh end nya sedih
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
oalah ternyata arlan bukan anak kandung toh
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
itu air mata beneran atau air mata buaya ren
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
ternyata tuhan lebih menyayangi kakek nya radit
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
dasar wanita edannnn, gak merasa bersalah atas apa yg di lakukannya
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
nah rena, gimana tuh..
jangan menunda momongan lah.. biar kan berjalan sesuai kehendak yg kuasa.. kalian cukup ngadon aja 🤭
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
gass lagi dit 🤭🤭🤭
mau liat live streaming ini 🤣🤣
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
astaga rico mau menguping ya 🤣🤣🤣
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
keramas lah biar wangi ... kan mau unboxing 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
wkwkwk malam pertama cuy...
gass yok
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
walah buk , maaf ya raka udah sold out ..
ibu telat 🤭🤭
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
terharuuuu.... akhirnya ada yg mengakui jennie sebagai keluarga walau tak ada ikatan darah
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
mau ada pembicaraan serius kah kok ngumpulnya di kamar ???
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
yeeee 👏👏👏
akhirnya rencana berjalan lancar.
selamat untuk rena dan radit
⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀ ⠀⠀ ⠀ 𝐙⃝🦜
ya ampun rena, awas kaget loh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!