Alexa Hazelyn Smith adalah siswi cantik, jenius dan humble, cuek bagi orang asing. Dia bahkan banyak menciptakan obat-obatan dan tekhnologi baru, meskipun anak orang terkaya nomer dua di negaranya dia tidak pernah berperilaku sombong ataupun membully teman-temannya.
Semuanya bisa dicapai olehnya namun tidak dengan hati seseorang yang merupakan anak dari yang mempunyai yayasan, terkaya nomor Satu di Negaranya, Samuel Walton, Selain Tampan dan dingin dia menjadi Mafia yang berkedok ketua OSIS.
"Aku mencintaimu, sangat. Mulai dari dulu sampai sekarang rasa itu sama. Sama-sama membuatku senang, rindu dan luka dalam waktu bersamaan, sampai kapan? Kau bahkan tak melirik ku sama sekali. Apakah rasa ini akan ku pendam selamanya?" Lirih Alexa.
Yukk jangan lupa mampir di ceritaku ya! jangan lupa Tinggalkan komen....!!?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
As
******Tujuh Tahun Kemudian******
"Axelo" panggil seorang perempuan yang sudah terlihat dewasa, yang masih terlihat cantik dengan baju lusuhnya.
"Ada apa ibu" Axelo langsung menghampirinya
"Mau buah Anggur ini nak"
"Axelo udah kenyang ibu, jual aja ya Bu"
"Loh kenapa sayang, biasanya Axelo mau"
"Saat ini Axelo kenyang ibu" pasalnya Axelo kasihan melihat ibunya yang terus memetik anggur setiap harinya untuk di ekspor ke luar negeri. Berkat ke gigihan Alexa mereka tidak lagi hidup susah-susah amat, saat Axelo berumur tiga tahun, Alexa pun bekerja memetik anggur, dan Axelo di titip pada Bu Yasmin, dengan kegigihannya Alexa yang sambil menabung akhirnya lima tahun kemudian Alexa bisa mengumpulkan tabungannya untuk membeli lahan dan menanam bibit buah anggur. Akhirnya tujuh bulan kemudian dia bisa memanennya dan di Ekspor ke luar negeri.
"Ya sudah ibu mau menyortir buahnya ya, Axelo bermain saja di depan rumah jangan kemana-mana" peringatnya.
"Iya ibu" ucap Axelo lembut"
"Good boy" ucap Alexa sambil mengusap rambut anaknya, namun setiap menatap wajah anaknya dia selalu tertegun. Mata itu... Mata yang sama, hampir semua paras Axelo sama, siapa sebenarnya malam itu?!?! Batinnya bimbang
"Ibu kenapa" tanya Axelo
"Gak sayang, ibu tidak kenapa-napa"
"Yaudah Axelo main lagi ya Bu"
"Iya sayang hati-hati mainnya"
*****
"Nak, Aurora sudah kembali, kamu pulang ya" ucap Kate
"Iya ma," ucap Samuel lembut
"Kamu benar pulang kan Son"
"Iya ma, urusan Samuel sudah selesai disini, Nanti malam Samuel pulang pakai jet pribadi"
"Iya sayang hati-hati"
"Yaudah Sam tutup dulu telponnya ma."
"Iya sayang" Samuel menutup telponnya namun matanya beralih pada lukisan yang terpajang di dinding kamarnya.
"Sudah delapan tahun, kamu dimana sayang" gumamnya sambil melihat ke arah lukisan yang begitu hidup dan sempurna.
Tok tok tok.
"Masuk"
"Sam kita beneran akan pulang malam ini" ucap Stev
"Iya, sebaiknya kita memang harus kembali ke negara A"
"Gue udah terlanjur nyaman disini Sam" ucap Stev
"Yaudah Lo gak usah pulang"
"Eh mana ada begitu"
"Eh Sam, ada yang mau gue omongin sama Lo" ucapnya
"Apa?"
"Import anggur dari negara D semakin melonjak, dan Lo tahu artinya kan"
"Yaudah buat pabrik baru lagi, kita tidak mungkin kekurangan uang hanya untuk membuat ruangan lagi" ucap Samuel acuh. Karena memang bisnis mereka sudah mengepakkan sayapnya kemana-mana. Selain mempunyai perusahaan personal, ke empat sahabat itu juga mempunyai bisnis yang dibuat oleh mereka berempat yang salah satunya membuat pabrik minuman seperti wine, Wiski dan lain-lain dan tentunya mereka mengambil pemasok anggur dari beberapa negara salah satunya negara D.
"Oke" jawab Stev
****
Pukul 20.00 WIB mereka sudah sampai di Mansion Samuel karena mereka menggunakan jet pribadi Samuel yang kebetulan ada lapangannya di samping rumahnya.
"Kami pulang Sam" pamit mereka
"Hm"
"Sayang, akhirnya kamu kembali" ucap Kate haru sambil memeluk Samuel
"Hm" ucap Samuel datar,
"Ini Aurora sayang, teman kamu masih kecil dulu" ucap Kate
"Hai" ucap Aurora malu-malu melihat ketampanan Samuel apalagi saat melihat matanya seakan terpesona dan tak ingin mengalihkan pandangannya. Samuel hanya menatapnya datar.
"Ayo sayang kita masuk" ajak Kate sambil memegang tangan Samuel. Sampai di ruang keluarga Samuel enggan berbicara.
"Papa dimana ma" tanya Samuel
"Di ruang kerjanya sayang"
"Yaudah mama ke dapur dulu kamu disini bicara sama Aurora ya" sepeninggalnya Kate ke dapur Samuel hanya diam menatap ponselnya.
"Sam, apa kabar" ucapnya tersenyum manis
"Seperti yang Lo lihat" ucapnya tak acuh
"Sam gue kangen banget sama Lo" ucap Aurora lirih. Samuel hanya menatapnya sekilas kemudian pergi ke kamarnya.
"Gue harus dapatin Lo lagi Sam" batinnya
"Kemana Samuel sayang, kok kamu di tinggal sendiri"
"Ke kamarnya, Tante" ucapnya dengan nada manis
"Yaudah Tante panggil Samuel dulu ya"
"Iya Tante." Kate segera ke kamar Samuel.
"Sayang, ada Aurora loh, kamu gak kangen sama dia, kalian udah lama loh gak ketemu"
"Samuel kangen Alexa, Ma" ucapnya dingin namun ada rasa sakit disana.
"Sayang, kamu yang sabar ya, Alexa sudah tenang di alam sana, kamu harus move on ya" ucap Kate lembut, pasalnya sudah ditemukan jasad yang menyerupai ciri-ciri Alexa di jurang samping jalan waktu Alexa di keroyok. Dan hal itu membuat semua orang yang mencintai Alexa, keluarganya , teman-temannya dan termasuk anaknya sangat terpukul.
"Ma sudah berapa kali Sam harus bilang, Alexa gak mungkin meninggal, dia bukan jasad Alexa "Teriak Samuel, Kate yang mendengar teriakan Samuel langsung terkesiap, Kate mengerti melupakan orang yang kita cintai memang butuh waktu panjang, apalagi cinta yang seperti Samuel yang terdapat tatapan obsesi di matanya.
"Yaudah mama ke bawah" ucap Kate mengalah sambil beranjak pergi namun saat akan menutup pintu Samuel kembali berkata dengan dingin
"Sam kembali pulang untuk menanyakan suatu hal pada papa bukan untuk hal yang merepotkan yang di ciptakan mama" ucapnya dingin. Sangat dingin, disana Samuel seperti orang yang terlihat berbeda dari Samuel sebelum ke luar negeri delapan tahun yang lalu, Kate langsung bergegas ke bawah menemui Aurora.
"Maaf sayang, Samuel benar-benar lelah hari ini" ucapnya tersenyum di paksakan
"Iya gak apa-apa tan, mungkin besok aku kesini lagi" pamitnya. Pulangnya Aurora,Kate langsung mengunjungi ruang kerja suaminya.
"Pa"
"Ada apa ma" ucapnya yang terlihat sibuk memilah-milah berkas.
"Pa Samuel berubah" ucapnya. Jaxon yang mendengar nama Samuel langsung berhenti.
"Ya bagus lah" ucapnya dan kembali sibuk
"Pa, dengarkan mama. Samuel menolak di jodohkan dengan Aurora" ucap Kate Bimbang
"Terus kenapa sayang" jawab Jaxon
"Pa, Samuel masih mengingat Alexa, mama gak mau anak mama melajang seumur hidup"
"Ma, jangan paksa Samuel, dia yang sekarang lebih berbahaya setelah kehilangan orang yang dia cintai, dan papa setuju untuk hal itu" ucap Jaxon tersenyum misterius.
"Papa kenapa tersenyum seperti itu" tanya Kate heran
"Tidak apa-apa sayang"
****
"Pa, sudah delapan bulan anak kita tidak kembali, kita akhiri saja pa rencana ini" Ucap perempuan paruh baya, yang sudah terlihat rapuh karena disetiap harinya hanya air mata yang menemani.
"Diam kamu?!"
"Pa sampai kapan obsesi papa itu, anak kita bahkan menghilang, entah di tawan musuh atau masih bernafas" teriaknya menangis
"Kamu tahu apa Sintiya, tahu kamu hanya Hedon kesana kemari" ujar Darwis sambil melemparkan black card.
"Ambil dan Jangan ganggu saya dengan semua pertanyaan anehmu" ucapnya tajam. Sintiya yang diberi kartu hitam langsung mengusap air matanya dan langsung pergi.
"Perempuan sama saja" ucap Darwis jengah.
Tok tok tok
"Masuk"
"Apalagi kamu, kalau belum menemukan anak itu jangan menemui saya" bentak Darwis
"Maaf Tuan, kami sudah menemukan seseorang yang di curigai nona Alexa"
"Dimana" ucapnya tajam
"Di, di__"
Tok tok tok
"CK, siapa lagi. Masuk!"
"Tuan mohon maaf, ada Tuan Abraham di bawah" ucap sang pelayan. Darwis yang mendengar nama ayahnya langsung ke menuju ke ruang tamu.