NovelToon NovelToon
Secretly Loving You

Secretly Loving You

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:9.7M
Nilai: 5
Nama Author: ErKa

"Dear hati ...

Mengapa kau begitu buta? Padahal kau tahu dia sudah berkeluarga. Mengapa masih menaruh harapan besar kepadanya?"

Hati tak bisa memilih, pada siapa ia akan berlabuh.

Harapan untuk mencintai pria yang juga bisa membalas cintanya harus pupus begitu ia mengetahui pria itu telah berkeluarga.

Hatinya tak lagi bisa berpaling, tak bisa dialihkan. Cintanya telah bercokol terlalu dalam.

Haruskah ia merelakan cinta terlarang itu atau justru memperjuangkan, namun sebagai orang ketiga?


~Secretly Loving You~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 29 - Aku Tahu Kamu Juga Menyukaiku

Rasa nyeri dan berdenyut di kaki kanan membuat tidurku sangat tidak nyaman. Bau menyengat obat-obatan memenuhi udara. Mengganggu indra penciuman. Suasana cukup hening. Sesekali hanya terdengar suara langkah dari jarak yang cukup jauh.

Suasana ini cukup asing. Tidak ada bunyi jangkrik ataupun kodok yang bersahut-sahutan. Tak ada pula bunyi lolongan srigala yang menakutkan. Suasana cukup normal. Yang membuat ganjil hanya aroma obat yang terendus cukup kuat.

Perlahan aku membuka mata. Mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruang. Untuk memahami keberadaanku saat ini.

Ruangan itu di dominasi oleh warna krem. Terdapat TV 32 inch tepat di depanku. TV itu menempel di tembok. Di bawah TV terisi oleh lemari berwarna putih. Di sisi kanan terdapat nakas yang di atasnya terdapat makanan yang masih terbungkus plastik wrap. Menandakan bahwa makanan itu belum terjamah.

Dua meter dari meja nakas terdapat pintu. Dari letaknya, aku menafsirkan bahwa ruangan yang berada di dalamnya adalah sebuah toilet.

Kemudian pandanganku beralih ke sebelah kiri. Awalnya aku cukup tertarik memperhatikan sofa besar dan mewah yang terletak di ujung ruang. Namun perhatianku langsung teralihkan begitu aku menyadari sosok yang tengah tertelungkup di sebelah kiri ranjang. Pemandangan selanjutnya cukup mengejutkan. Aku melihat sosok itu menggenggam tangan kiriku!!

Rambut hitam legam yang acak-acakan. Kaos polo abu-abu yang kotor di beberapa bagian. Celana maupun sepatunya dipenuhi lumpur yang mulai mengering. Dari postur tubuh dan pakaian yang digunakan, aku yakin pria di sampingku ini adalah Pak Armand.

Untuk beberapa saat aku cukup kebingungan. Namun setelah memindai seisi ruang, aku yakin tengah berada di sebuah kamar rumah sakit.

Tangan kananku tersambung dengan cairan berwarna merah pekat, sementara kaki kanan tersangga ke atas dengan kondisi diperban. Pantas saja aku merasa sangat tidak nyaman. Ternyata posisi tidurku tidak seperti biasanya.

Dan, kenapa aku bisa sampai di sini? Seingatku, aku tengah berada di hutan. Jatuh terpeleset ketika berusaha mengambil sandi. Kemudian terjebak di jurang yang cukup landai dalam keadaan kaki terluka dan ketakutan. Sangat putus asa dan mengharap bantuan datang.

Hal terakhir yang kuingat adalah kedatangan Pak Armand. Entah itu nyata atau hanya halusinasi. Aku memeluknya erat. Menangis sejadi-jadinya dan setelahnya, aku tidak ingat apa-apa.

Apa aku pingsan? Dalam jeda tak sadarkan diri itu, Pak Armand membawaku kemari? Lagi-lagi pria ini menjadi dewa penyelamatku. Bagaimana mungkin aku bisa melupakannya kalau dia bersikap seperti ini?

Dan, mengapa dia tidur tertelungkup sembari memegang tanganku? Apa dia sekhawatir itu? Apa ini sikap seorang atasan yang merasa bertanggung-jawab terhadap bawahan? Apa sikapnya ini tidak berlebihan?

Pak Armand yang menemukanku pertama kali. Itu artinya dia mencariku. Setelah menemukanku, dia membawaku ke sini. Mengobati lukaku. Merawatku. Dan sekarang, karena kelelahan dia tidur di sampingku sembari memegang tangan. Apa benar sikapnya ini hanya sekedar rasa tanggung-jawab?

Pak, mengakulah. Sebenarnya, Bapak juga menyukaiku 'kan? Kenapa harus bersembunyi pada kata "tanggung-jawab"? Kenapa Bapak malu mengakuinya? Tidak ada atasan yang sebaik Bapak dalam memperlakukan bawahan kecuali atasan itu memiliki perasaan. Aku benar 'kan Pak? Bapak menyukaiku 'kan?

***

Berhasil menarik kesimpulan itu membuatku tersenyum-senyum seperti orang gila. Tak jenuh-jenuhnya aku menatap kepala yang tengah tertelungkup itu. Tanganku terulur, bersiap untuk membelai rambut lebatnya. Namun keinginan itu harus tertunda begitu aku merasakan sakit yang sangat tajam di kaki kanan.

"Auuuww ...." Rintihan tak dapat kutahan. Rasa sakitnya berdenyut-denyut. Seperti ada binatang yang tengah menghisap darahku. Panas dan nyeri menjadi satu. Aku tak mampu mengontrol ekspresi wajahku yang meringis kesakitan.

Rupanya rintihan itu membangunkan sang pemilik rambut hitam legam. Dalam sekejab, kepala itu bergerak dan menengadah. Mata kami pun kembali bertemu.

"Arsha? Kamu sudah sadar?" Tubuh itu langsung beranjak mendekat. Mata yang biasanya jernih menjadi sedikit kemerahan. Terlihat rasa lelah dan kecemasan di sana. "Yang mana yang sakit? Apa kakimu sakit?" tanyanya lagi sembari menyentuh kakiku dengan gugup. Kali ini dia tak bisa menyembunyikan raut wajahnya.

Aku menganggukkan kepala. Memang benar-benar sakit. Rasanya aku ingin memukul-mukul kakimu. Mungkin saja itu akan mengurangi rasa sakit. Pemikiran yang sungguh bodoh.

"Aaauuuhhh ...." Aku berusaha menahan. Menggigit bibir kuat-kuat, namun suara rintihan sakit tetap saja meluncur keluar.

"P-pasti efek anestesinya sudah habis. A-aku akan panggil dokter dulu. Ehm, mana telepon? Oh, mungkin aku perlu memencet tombol itu? Mana perawat ...."

Aku melihat pemandangan yang tak biasa. Sosok di depanku ini terkenal berkepala dingin, teguh, berpendirian dan sangat tenang. Menyelesaikan masalah tanpa ekspresi. Menganggap semua hal bisa diselesaikan tanpa kendala.

Melihat sosoknya yang hilir mudik berjalan kebingungan seperti ini, seperti melihat orang yang berbeda. Dia seperti bukan Pak Armand yang kukenal biasanya. Ada apa dengannya?

"Mungkin lebih cepat kalau aku keluar. Tunggu sebentar, aku akan memanggil dokter," pungkasnya dengan terburu-buru dan berjalan keluar.

Andai saja rasa sakit ini bisa kutahan, mungkin aku akan berjingkrak-jingkrak melihat sikap khawatir yang ditunjukkan Pak Armand. Aku sangat yakin dia juga menyukaiku. Namun untuk sementara waktu, aku harus menahan diri. Tunggu sampai rasa sakit ini sembuh, setelahnya aku akan menari-nari sepuasnya!!

Hahaha, tunggu saja Pak. Aku akan membuatmu mengakui perasaanmu!!

***

"Masih sakit?" Sebenarnya, setelah meminum obat pereda nyeri, sakit yang kurasakan mulai berkurang. Namun karena aku menyukai ekspresi cemas di wajahnya, mendapat pertanyaan seperti itu membuatku menganggukkan kepala.

"Aku akan memanggil dokter lagi. Sebenarnya apa yang mereka beri?! Kenapa tidak ada gunanya!" gumamnya sembari beranjak. Aku buru-buru menarik ujung kaosnya.

"S-sakitnya masih bisa saya tahan kok Pak .... Tidak sesakit tadi ...."

"Jujur saja kalau masih sakit. Aku akan complain ...."

"Beneran. Sakitnya sudah berkurang kok."

"Yakin? Jangan sungkan-sungkan Sha. Kalau sakit, bilang saja."

"Beneran Pak. Sudah tidak sakit lagi. M-mungkin efek obatnya lambat. Tadi masih sakit. Sekarang sudah nggak." Aku mengalihkan pandang, takut Pak Armand menangkap kebohongan di mataku.

"Beneran sudah tidak sakit?"

"Iya, sudah tidak sakit. Ini sudah bisa saya gerak-gerakkan." Aku memperagakan kaki kanan yang bisa bergerak-gerak.

"Huft." Sepertinya Pak Armand percaya. Dia kembali duduk dengan kedua tangan disilangkan di depan dada. Tatapan matanya kembali tegas. Membuat bulu kudukku merinding. Sepertinya, aku harus mempersiapkan diri untuk dimarahi.

"Kamu ...."

"Y-ya Pak?" jawabku takut-takut.

"Bisa tidak jangan membuat orang khawatir?"

***

Happy Reading 😙😚

NB : Biasanya aku nggak gini, agak malu juga sebenarnya 😅 tapi seyeng-seyeng, minta bantuan votenya ya... Biar makin semangat nulisnya, hihihi 🤭😋 Yg udah kasih vote, kopi, bunga dll, makasih banyak ya 🥰🤗

1
Endang Sulistia
bagus banget Thor...
Endang Sulistia
huuff...akhirnya sadar juga si nadya
Endang Sulistia
ada ya cewek kayak Nadya.,pengen aja nampol pala nya biar normal
Endang Sulistia
BESTie Abang si nay rupanya
Endang Sulistia
gak mungkin ...mencurigakan
Endang Sulistia
gini kan enak...rame jadinya
Endang Sulistia
kenapa nih si Nadya?
Endang Sulistia
jaga martabat ortumu nay..
Endang Sulistia
duuaarr...jedder..
Endang Sulistia
ngilu aku..
Endang Sulistia
Arsa,arka arman
Endang Sulistia
padahal bahu yg sebelah blom kena iler tuh 🤭🤭
Endang Sulistia
gak papa Thor..dijelasin aku pun bingung, yg penting ngertilah...🤭🤭🤭
Endang Sulistia
cie..cie...masnya tau aja
Endang Sulistia
arab maklum 🤪🤪🤪
Endang Sulistia
biar besok besok si Arsa dah gak banyak kerjaannya trus bisa deh di ajak jalan2 Ama si bos. 😘😘😘
Endang Sulistia
kejam banget si mas Arman...Arsa kan pengen kencan 🤭🤭🤭
Endang Sulistia
heran sama yg marah2 sama anak baru, namanya dia masih baru ya pasti masih grogi lagi pula yg lama aja masih aja ada yg khilap..
Endang Sulistia
si Arsa ...gayanya mau bebas, eh baru sehari dah ketakutan 🤭🤭🤭
Endang Sulistia
aturan dari si bos kaku itu..bukan dari perusahaan 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!