NovelToon NovelToon
Diantara Pelukan Dan Peluru

Diantara Pelukan Dan Peluru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Persahabatan / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Inka

Antara cinta dan peluru, yang manakah yang akan dipilih Arabella maupun Marcello? Akankah mereka berpisah dan saling membenci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Markas Inti Nyx Division

Markas yang dipenuhi dengan fasilitas tersembunyi. Bukan hanya sebuah markas, tapi disana merupakan pusat dari seluruh jaringan global yang dikuasai William.

Arabella masuk ke dalam dengan identitas lain. Ia menyamar sebagai agen asal Amerika dengan spesialisasi rekayasa biologis.

Mereka memiliki wajah yang sama, tapi mereka memiliki warna rambut, bahasa tubuh yang berbeda. Ia memiliki sorot mata yang lebih dingin seperti baja.

Tak ada satupun dari orang-orang yang Ia temui mengenalinya.

"Selamat datang di tingkat 4 Anya." kata salah satu penjaga menyapanya.

"William Shakespeare sudah menunggu mu, dia sangat tertarik dengan kemampuan mu."

Arabella yang menyamar sebagai Anya hanya mengangguk dan berlalu begitu saja.

#

#

#

Di ruangan observasi

William Shakespeare berdiri membelakangi jendela sembari menatap sekelompok anak-anak yang sedang dilatih menggunakan senjata dan memanipulasi emosi mereka.

"Apa pendapatmu dengan mereka." tanya William saat menyadari kedatangan Anya.

Anya menjawab dengan suara dingin dan penuh dengan sarkasme.

"Anjing yang akan mengigit siapapun yang ingin kau musnahkan. Tapi tak ada satupun dari mereka yang tahu alasan dibalik semua itu."

William menoleh kearah Anya dan tersenyum tipis.

"Kau berbicara seperti seseorang yang pernah ada diposisi mereka." katanya.

Anya dejavu mendengar ucapan William.

"Mungkin saja. Tapi aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama."

William tertawa kecil mendengar jawaban Anya.

"Aku suka mendengar jawaban mu."

William berlalu pergi meninggalkan Anya disana.

#

#

#

Malam harinya

Arabella menyelinap masuk ke dalam server room utama. Dia mengunggah virus ke sistem database William secara diam-diam.

Dia ingin menghancurkan semua arsip ekperimen manusia yang tersimpan di dalamnya.

Tapi saat komputer sedang dalam proses mentransfer data, Ia mendengar suara langkah kaki seseorang yang perlahan melangkah mendekat.

"Sudah ku duga. Kau akan kembali ke tempat asalmu, Bella."

"Jacob..." gumam Arabella dengan suara pelan.

Jacob berdiri di pintu tanpa menggunakan senjata apapun. Raut wajahnya jauh berbeda, bukan lagi sebagai pelindung ataupun cinta lama.

"Kau pikir kau bisa menyelesaikan semuanya seorang diri." kata Jacob dengan wajah datar.

"Aku yakin bisa melakukannya. Aku tidak perlu menggunakan tangan orang lain melakukannya." balas Arabella dengan sorot mata dingin.

Jacob melangkah mendekati wanita itu wajah marah.

"Kau tidak akan bisa mengalahkan William Shakespeare dengan tangan mu sendiri! Jika dia mengetahui penyamaran mu, maka dia akan melenyapkan mu dari dunia ini!"

"Aku tidak takut. Dia bisa saja melenyapkan tubuh ku. Tapi dia tidak akan berhasil. Karena aku adalah senjata yang sekarang dia tidak punya." balas Arabella dengan yakin.

#

#

#

Di sisi lain

Di tempat yang sama, Marcello menangkap seorang kepala laboratorium William. Setelah melakukan penyiksaan singkat, Ia berhasil mendapatkan satu informasi.

"William baru saja mendapatkan seorang wanita yang Ia percaya sebagai spesialisasi rekayasa biologis. Wanita itu baru datang beberapa hari yang lalu."

Deg

"Arabella..." gumamnya dengan raut wajah yang tak terbaca.

#

#

#

02 : 36 A.M

Ruang interogasi

Ruangan itu memiliki pencahayaan yang sedikit minim. Arabella duduk di kursi menggunakan identitas Anya dengan tangan diborgol, luka di sudut bibir, dan senyum tipis penuh sarkasme.

Tak berselang lama, pintu dibuka dari luar. Marcello masuk menggunakan pakaian serba hitam. Sorot matanya dingin dan Arabella tidak melihat ada tatapan kerinduan disana.

Dia bukanlah pria yang dulu memeluknya sambil tertawa. Marcello juga bukan lagi pria yang dulu menyentuh pipinya dengan lembut di atas balkon restoran tempat pertama mereka bertemu.

Pria itu menarik kursi kosong dan duduk di depan Arabella yang menyamar menjadi Anya.

"Jadi..." Marcello menatap Arabella dengan tatapan dingin dan penuh intimidasi.

"Kali ini kau kembali dengan identitas apa? Anya? Arabella? Atau menggunakan dua nama dalam satu tubuh secara bersamaan?"

Arabella tersenyum tipis dan menatap Marcello dengan wajah tenang.

"Aku pikir hal pertama yang akan kau tanya adalah apa kabar? buka kalimat dingin seperti ini."

Marcello menatap Arabella sembari tersenyum tipis.

"Apa kabar? Kau menghilang begitu saja meninggalkan luka, dan kenyataan bahwa setiap detik bersama mu hanyalah sandiwara."

"Dan sekarang kau menyusup ke markas pembunuh bayaran terbesar di Asia. Apa menurutmu kau masih pantas mendapat pertanyaan apa kabar?" tambah Marcello tersenyum menyeringai.

Arabella menelan ludahnya dengan susah payah mendengar perkataan Marcello. Dia tahu kini bukan saatnya berdebat soal cinta. Tapi luka tetaplah luka, dan Ia tidak bisa berpura-pura.

"Aku sedang tidak berpura-pura, Marcello! Aku mencintaimu! Aku tidak punya pilihan saat itu! Karena sejak awal hidupku memang bukan milikku!"

Marcello berdiri dengan wajah dingin dan aura membunuh yang kental.

"Kau selalu punya pilihan! Tapi kau memilih untuk membunuh orang-orang yang tidak pantas kau bunuh dengan tangan mu sendiri!"

Arabella menggeretakkan gigi dan menatap Marcello dengan tajam.

"Aku dilatih untuk tidak merasakan perasaan apapun! Tapi kau membuatku ingin hidup sebagai manusia. Hal itu membuat ku takut dan ragu harus memilih apa!"

Marcello berbalik dan berdiri di depan pintu.

"Jika kau ingin hidup sebagai manusia, berhenti melarikan diri. Bantu aku menjatuhkan William Shakespeare." katanya sebelum menutup pintu.

Setelah pintu tertutup, Arabella bergumam dengan mata berkaca-kaca.

"Jikalau aku kehilanganmu untuk kedua kali, itu bukan karena kebohongan. Tapi karena aku tidak cukup kuat menerima kenyataan yang terjadi."

1
Meylin
Dari awal baca novelnya bagus banget dan seru juga ceritanya 😍
Ditunggu judul barunya dan lanjutannya ya🙏👍
ani
Kpn update?😄
ani
Apa Arabella mati?
ani
Kereennn makin serusuh 😍
ani
🤣🤣🤣 apa kau tidak dengar perkataan mantan mu barusan? 🤩🤩
ani
Kerennnn
Dimas Ferdiansyah
ok kk saya siap ikutin karya kk yg paling bagus dan debes semangat selalu ya ka 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!