NovelToon NovelToon
Janda Melati

Janda Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: santi damayanti

sebuah cerita sederhana seorang melati wanita sebatang kara yang memilih menjadi janda ketimbang mempertahankan rumah tangga.

jangan lupa like dan komentar
salam autor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jm 29

Arga dan Irma merasa kurang diperhatikan oleh Ibu Mega. Ibu Mega lebih perhatian pada Indra dan Risma. Mereka berdua seolah mengalami nasib yang sama dan menyebabkan memp

“Tapi kamu tidak boleh menghindar seperti ini. Setidaknya beritahu aku,” ucap Arga. Pandangannya sendu melihat Irma.

“Iya, Kak. Aku takut sekali, Kak. Makanya aku nggak bilang.”

“Terus selama ini kamu dapat makan dari mana?”

Irma terdiam. “Aku kerja apa saja, Kak. Memungut sampah, jaga warung, jualan gorengan, Kak.”

Hampir saja Arga meneteskan air mata mendengarkan hal itu. Adik bungsunya yang dulu diperlakukan bak tuan putri di rumah, kini harus hidup menderita hanya karena seorang lelaki.

“Jangan mencari uang lagi. Fokus saja pada kehamilanmu,” ucap Arga sambil membelai lembut rambut Irma.

“Aku tidak mau menyusahkan banyak orang, Kak.”

“Aku kakakmu, bukan orang lain. Aku marah kalau kamu tidak memberitahuku.”

Irma menggenggam tangan Arga erat. “Terima kasih, Kak. Kak Melati apa kabar, Kak?”

Arga melepas genggaman tangan Irma. Dadanya terasa sesak. Selama tiga bulan ia berusaha melupakan sosok Melati, namun justru semakin lekat dalam ingatan.

“Kakak sudah cerai.”

Irma tampak menarik napas berat. “Sayang sekali.”

Arga menaikkan alis. “Kenapa? Bukankah kamu membenci kakak iparmu itu?”

Irma meremas ujung gaunnya. “Dulu aku membencinya, Kak. Tapi setelah satu bulan terakhir, aku banyak merenung. Apa yang dikatakan Kak Melati banyak benarnya, Kak.”

Arga menghela napas berat. “Ibu menyuruhku segera menikahi Mawar.”

Irma tersenyum getir. “Kakak memang terlalu takut sama Ibu, beda sama Kak Indra.”

“Aku penyebab Ayah meninggal, Irma. Aku nggak mau Ibu benci sama aku.”

“Itu takdir, Kak,” ucap Irma pelan. “Jangan terus menyalahkan diri sendiri. Lagipula waktu itu Kakak juga terluka.”

“Kamu memaafkanku, Irma?”

“Awalnya aku juga benci sama Kakak. Tapi setelah kupikir berulang-ulang, emang bisa apa anak sepuluh tahun menyelamatkan orang tua? Aku berdamai dengan keadaan, Kak. Kalau tidak begitu, rasanya aku mau bunuh diri saja.”

Arga kembali memegang tangan Irma. “Jangan pernah lakukan itu, Ma.”

“Tidak, Kak. Kak Arga juga harus semangat, ya. Aku harap Kakak jangan ikut membenci Kak Melati.”

“Aku tidak pernah benci, Irma. Sekarang malah terus teringat. Andaikan tidak takut mengecewakan Ibu, Kakak akan cari segala cara untuk kembali bersama Melati.”

“Kakak tahu dari mana keberadaanku?” tanya Irma.

“Dari temanmu, Sinta.”

“Sinta?” gumam Irma.

“Kenapa?”

“Selama ini aku selalu berselisih sama Sinta, Kak.”

“Lho, kok dia bisa tahu keberadaanmu?”

“Di mana dia sekarang, Kak?” tanya Irma lagi.tidak menjawab pertanyaan arga

Arga baru sadar, Sinta memang hanya menunjukkan kontrakan Irma, tapi tidak ikut masuk.

“Astaga, aku lupa mengajaknya masuk.”

“Aku heran, Kak. Kenapa Sinta bisa tahu tempatku? Apakah dia mengawasiku?”

“Kakak tidak tahu. Tapi sepertinya dia orang baik,” kata Arga.

Irma menaikkan alisnya. “Kenapa bisa menilai begitu?”

“Berkali-kali dia mengingatkanku agar tidak memarahimu,” jawab Arga.

Irma hanya menghela napas berat. Saat dia senang, teman-temannya banyak mendekat. Namun ketika ia terpuruk, tak ada satu pun yang membela. Sinta adalah orang di luar dugaan — diam-diam mengamati, tahu keberadaan Irma, dan yang paling penting, memohon pada Arga agar tidak memarahinya.

Arga keluar dari kontrakan mencari keberadaan Sinta, namun tak menemukannya.

“Anak itu sudah nggak ada,” kata seseorang.

“Dia memang begitu,” jawab Irma.

“Kenapa?”

“Sok misterius, Kak.”

Waktu terus berlalu. Langit sudah gelap, tapi kota ini tak pernah mati. Selalu saja ada aktivitas orang-orang yang mencari nafkah

Arga meninggakan Irma, dan memberikan beberapa lembar uang dan berpesan agar menguhubungi dirinya setelah Irma membeli ponsel, ponsel Irma sudah di jual untutk biaya hidup,

..

Melati terpaku menatap gelas kopi yang sudah dingin di atas meja. Kopi itu ia buat sejam lalu, tapi belum juga disentuh.

“Besok mungkin akan menjadi hari-hari burukku,” gumamnya lirih.

“Kenapa juga aku bisa lengah sampai menabrak orang itu?”

Ia memejamkan mata sebentar. “Dan kenapa juga dia bekerja di tempat Mawar? Sudah pasti Mawar dan Sumi akan bekerja sama untuk menyakitiku nanti.”

Berbagai pikiran terus bergulung di kepalanya, menyesakkan dada. Lamunannya buyar ketika terdengar ketukan di pintu. Melati bangkit, melangkah pelan, lalu membuka pintu.

Tampak Laras sudah berdiri tegak di depan rumah, senyum khasnya menampilkan gigi gingsul di pinggir yang selalu membuatnya terlihat manis—mirip Revalina S. Temat, pikir Melati sekilas.

“Maaf tadi ponselku lowbat,” ucap Laras sambil melangkah masuk.

“Tidak apa-apa,” jawab Melati datar.

“Gimana, besok kamu sudah mulai kerja?” tanya Laras antusias.

Melati menghela napas panjang. “Kamu tahu Bu Mawar?” tanyanya, alih-alih menjawab.

Laras mengerutkan dahi. “Kamu kenal Ibu Mawar?”

Melati menyilangkan tangan di dada. “Dia janda yang membuat aku jadi janda.”

Laras spontan menutup mulutnya. “Astaga! Jadi Bu Mawar itu pelakor?”

“Ya, begitulah. Pelakor yang direstui keluarga suamiku,” jawab Melati, nadanya entah antara marah atau sinis.

“Tapi dia baik, loh, di kampus. Suka kasih aku uang lebih,” kata Laras, mencoba menenangkan. “Cuma, ya, ngasihnya di depan banyak orang.”

“Baik sekali, kan? Saking baiknya, Mas Arga sampai tergila-gila,” sahut Melati ketus.

Laras merasa tidak enak karena sudah memuji mawar di depan melati.

“Tapi aku sering lihat cowok ganteng jemput dia di kampus. Bukan suamimu, Mel. Kayaknya mereka pacaran.”

“Itu bukan urusanku,” jawab Melati dingin. “Sebenarnya aku malas kerja di tempat kamu karena ada dia. Tapi tadi aku menabrak mobil orang.”

Laras langsung memegang tangan Melati. “Kamu nggak apa-apa, Mel?”

“Telat,” jawab Melati datar. “Harusnya dari tadi dong perhatiannya.”

Laras terkekeh kecil. “Ih, gitu aja marah.”

“Kamu tahu Panji Sukmana?” tanya Melati tiba-tiba.

Laras mengerutkan dahi, mencoba mengingat. “Nggak tahu. Kenapa emang?”

“Aku menabrak mobilnya. Dia minta ganti rugi seratus juta.”

“Astaga! Itu bukan ganti rugi, itu pemerasan!” seru Laras.

“Mobilnya Mercedes, baru keluar dari dealer,” jelas Melati pelan.

“Yah... itu sih apes,” gumam Laras akhirnya.

Melati menatapnya heran, tak menyangka perubahan pemikiran laras yang begitu cepat awalnya bilang pemerasan setelah tahu Mercedes baru langsung bilang apes.

“Terus gimana? Kamu punya uang segitu?”

“Dari mana? Untuk makan saja aku bingung Ras.”

“Terus dia nggak minta kamu jadi istrinya, atau... ginjal kamu?”

Melati melotot. “Kamu senang banget aku kehilangan ginjal, ya?”

“Bukan gitu, Mel! Aku hanya khawatir sama kamu.”

“Dia nggak minta ginjalku, juga nggak mau aku jadi istrinya. Katanya, aku bukan seleranya.” Nada Melati meninggi, mengingat wajah lelaki itu—tampan, berwibawa, tapi menyebalkan.

“Lalu, gimana kamu ganti ruginya?” tanya Laras hati-hati.

“Dia menyuruhku kerja di Universitas Mekar Buana. Artinya, aku harus ketemu Mawar setiap hari.”

Laras menghela napas panjang. “Yah, sepertinya nggak ada jalan lain. Andai dia minta ginjalku, aku mungkin akan kasih,” ujarnya dramatis.

Melati menatapnya tajam. “Kalau aku yang minta ginjal kamu, gimana?”

1
partini
ini bisa ujungnya main 🐴🐴 ma kakak iparnya
partini
sehhh langsung aja 100jt ,,jodoh ini
partini
busehhhh kaka ipar nasfu bungtt,,hemmmm bisa kena ini kena jebakan KK ipar obat perangsang biasanya di pakai
Isranjono Jono
mati aja bu jangan lama2 hidup nanti dosanya segunung 😄😄
Isranjono Jono
wanita bodoh kau lapar tapi makanan mu kau kasih mertua sungguh bodoh maaf thor aku jadi setan hari ini🤭
Isranjono Jono
lawan2 kalau aku iparku gak ada yang berani sama aku coba kalau berani aku hancurkan dapur menyala kan aku thor🤭🤭
Desi Belitong
balas jangan bodoh hanya diam ujung2nya nangis
partini
good story
partini
👍👍👍👍👍
santi damayanti
ini harusnya rumah Risma
santi damayanti
ini harusnya rumah risma
SOPYAN KAMALGrab
ini. saya ga ngertii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!