Salah Ranjang (Hot Daddy)

^^H A P P Y R E A D I N G^^

🌹🌹🌹🌹🌹

"Buang jauh-jauh makanan itu Anton!." ucap Bastian menatap ngeri pada bubur yang di pegang Anton.

"Tapi tuan anda harus makan tuan, jika tidak makan tubuh anda akan semakin lemah tuan." jelas Anton.

Namun Bastian yang menatap bubur di cup itu seperti makanan menjijikan langsung menggelengkan kepalanya.

"Lebih baik aku tidak makan dari pada harus makan itu." sahut Bastian keukeuh.

Anton menghela nafas nya kasar, sejak di bawa ke rumah sakit Bastian tidak masih belum mau makan apapun, padahal tubuhnya jelas-jelas saat ini masih lemah.

Selang infus yang ada di tangan nya menjadi tanda bukti jika kesehatan nya saat ini sedang menurun.

itu semua di sebabkan oleh rasa mual yang di rasakan oleh Bastian.

"Pergi lah, jika aku membutuhkan mu aku akan menghubungi mu." kata Bastian sambil mengibas-ngibaskan tangan nya ke arah Anton.

Mau tak mau Anton pergi dari ruangan VIP itu, tapi meski demikian Anton tidak meninggalkan tuan nya dalam keadaan sendirian, dia memilih menunggu tuan nya di kursi tunggu sambil memakan bubur yang di tolak tuan nya.

Sepeninggal nya Anton Bastian menghela nafas nya panjang, dia tidak mengerti dengan penyakit yang di deritanya sekarang.

bahkan dalam ilmu kedokteran pun tidak ada yang bisa memprediksi kan penyakit apa yang di deritanya.

"Tidak ada penyakit berbahaya di tubuh anda tuan, anda hanya mual biasa."

"Tuan hanya kekurangan cairan karena terus muntah dan tidak makan."

Begitulah penjelasan Dokter setelah memeriksa nya tadi.

membuat Bastian kesal karena jelas-jelas dirinya sakit, tapi semua dokter mengatakan pernyataan yang sama, mengatakan jika dirinya tidak sakit.

Jika tidak sakit kenapa dia muntah terus?, apa iya muntah-muntah berlebihan seperti ini masih bisa di sebut tidak sakit.

"Sial, ada apa dengan tubuh ku, Kenapa aku merasakan mual yang berlebihan terus." ucap Bastian kesal.

Kriuk.. kriuk..

Suara alrm alam di perut nya sudah mulai terdengar jelas di telinga Bastian, membuat dia kesal dan prustasi karena meski lapar tapi Bastian masih tetap tidak bisa makan.

Tiba-tiba Bastian ingat dengan makanan yang selalu di masak Fallen, makan instan yang sering dia lihat dan di makan oleh bibi pembantu nya.

"Apa aku benar-benar harus memakan makanan itu?, tapi___" Bastian ragu.

Sampai akhirnya dia tidak tahan lagi dengan rasa lapar di perutnya, akhirnya Bastian memilih untuk menelpon Anton dan mengatakan ingin makan mie instan.

Dan Anton yang ada di sebrang telpon tentu saja kaget dengan keinginan Bastian, sejak kapan seorang Bastian Cashel Chris menyukai makanan instan yang harga nya tidak semahal harga sekali makan tuan nya di restoran bintang 5.

Sambil menunggu pesanan nya ragu-ragu Bastian memainkan ponselnya, dia melihat banyak notif pesan dari Mom nya yang mengatakan akan pulang dua Minggu lagi.

"Astaga, masalah Anggel saja belum selesai, Mom sudah mau pulang." gumam Bastian mengusap kepala nya dengan kasar.

Sebenarnya Bastian kini mulai ragu dengan sosok Anggelina, apalagi setelah mendengar fakta jika Anggelina adalah mantan simpanan Papa nya Juan, sahabat nya Fallen mantan istri nya.

"Apa ini Cinta? atau mungkin ini hanya obsesi." gumam Bastian lagi.

Bastian mulai bimbang dengan perasaan nya pada Anggelina, wanita yang selama 7 tahun telah meninggalkan dirinya tanpa kata sedikit pun.

Dia kecewa bahkan sampai melampiaskan kemarahannya pada ranjang panas, menjadi Casanova itu adalah pelampiasan nya akan kekecewaan nya yang gagal menikahi cinta pertama nya.

Dan saat melihat mata Anggelina, dia benar-benar melupakan semua kebencian nya, bahkan Bastian menjadi ingin mendapatkan Anggelina kembali.

Tok..tok..tok..

Suara ketukan pintu itu membuat Bastian tersadar dari lamunan nya.

"Masuk!."

Ceklek..

Anton masuk dengan membawa makanan pesanan majikan nya.

Bastian yang mencium aroma nya tiba-tiba merasa ngiler, bahkan sampai membuat Bastian menjadi sangat lapar.

"Cepat taruh di sini, aku benar-benar lapar Anton." pinta Bastian tidak sabaran.

Anton melakukan nya dengan hati, dia menaruh mie instan yang sudah di seduh itu di cap minimalis itu di meja yang ada di tempat tidur Bastian.

Pertama-tama Bastian mencium dulu aroma harum wangi makanan yang kini sudah tercium di hidung mancung nya.

tidak tahan dengan harum aroma wangi khas makanan yang di tunggu-tunggu nya dari tadi, Bastian langsung menyuapkan sesendok mie ke mulutnya.

Anton yang melihat nya sedikit bingung, apalagi saat melihat Bastian yang sedang memakan mie instan nya dengan sangat cepat seolah orang yang sudah tidak makan berhari-hari.

"Syukurlah, setidaknya anda bisa makan tuan."

"Tapi kenapa rasanya sangat aneh sekali, kenapa tuan tiba-tiba muntah-muntah seperti wanita yang sedang hamil di awal-awal."

Anton terus membatin dalam hati nya, dia benar-benar aneh dengan sikap pada tuan muda nya.

"Ahk, kenyang." Bastian memberi kode pada Anton untuk membuang cup di meja ranjang nya.

Sedangkan di tempat lain Juan yang kehilangan kabar Fallen terus menerus mencari keberadaan Fallen.

sudah tiga bulan berlalu, tapi Juan masih belum mendapat kabar dari Fallen.

Bahkan untuk tiga bulan ini Juan selalu rutin pergi ke rumah Fallen, berharap akan kepulangan sahabat nya itu, meski dia tau rumah itu sudah memiliki pemilik baru.

"Bi, saya mohon Bi." Juan memohon pada bibi pembantu yang sudah dia kenal sejak lama itu.

Melihat Juan yang selalu setia datang dan menunggu Fallen membuat bibi pembantu menjadi tersentuh, dia kasihan pada Juan tapi satu sisi dia sudah janji pada Fallen untuk tidak memberi tau dimana Fallen sekarang tinggal.

"Bi, aku tau bibi pasti tau dimana Fallen sekarang, ku mohon Bi tolong kasih tau aku dimana Fallen." ucap Juan lagi.

Bibi pembantu mengigit pelan jari nya, lalu membuang wajah nya.

"Bibi ngak tau Den, beneran Den bibi ngak tau." sahut Bibi pembantu bohong.

Juan menghela nafas nya panjang, dia bangkit dia menatap rumah Fallen yang bersebalahan dengan rumah nya dulu itu.

"Kamu dimana sih Fall, aku khawatir sama kamu tau Fall, ku mohon Fall kasih tau aku di mana kamu sekarang." gumam Juan sambil mengusap wajah nya kasar.

Saat akan berjalan mendekati mobilnya tiba-tiba Bibi pembantu memanggil nya, membuat Juan menghentikan langkahnya.

"Bibi ngak tau alamat nya di mana, non Fallen ngak ngasih tau bibi dimana dia tinggal, tapi setau bibi Non Fallen pergi ke kota B, Den." ucap Bibi pembantu, setidaknya dia hanya memberikan satu tanda, sedangkan alamat pastinya Bibi masih menyimpan rapat janji nya.

"Maaf Non bibi ngak bisa jaga janji Bibi, Bibi harap Den Juan bisa membahagiakan Non Fallen, doa Bibi untuk kalian." batin Bibi pembantu.

Juan tersenyum, setelah mengatakan kata terima kasih pada Bibi pembantu dia langsung mengendarai mobilnya dengan wajah bahagia nya.

"Tunggu aku Fall."

_________

🌹🌹🌹🌹🌹

Dari tanggal 23 part ini ngak tau kenapa susah banget di riviews nya, heran deh🤧

Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️