NovelToon NovelToon
Dari Musuh Jadi Candu

Dari Musuh Jadi Candu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Martha ayunda

Clara Adelin, seorang gadis bar bar yang tidak bisa tunduk begitu saja terhadap siapapun kecuali kedua orangtuanya, harus menerima pinangan dari rekan kerja papanya.
Bastian putra Wijaya nama anak dari rekan sang papa, yang tak lain adalah musuh bebuyutannya sewaktu sama sama masih kuliah dulu.
akankah Clara dan Bastian bisa bersatu dalam satu atap? yuk simak alur ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Martha ayunda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

insiden di bioskop.

Bastian berlari kecil sambil menatap jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya, pria yang saat ini memakai celana pendek selutut di padukan dengan kaos polo warna putih itu terlihat makin tampan.

Apalagi otot lengannya yang menonjol, membuat perhatian para wanita teralihkan sejenak saat berpapasan dengannya.

"Cla, calon suamimu tuh!." Mira menunjuk kearah Bastian dengan dagunya.

Clara menoleh ke arah pandang sahabatnya, Bastian yang baru melihat keberadaannya langsung melambaikan tangan sambil tersenyum.

"aku ngerasa dia itu makin posesif, ini itu dilarang!." ucap Clara sembari menyesap jus buah segar miliknya.

"itu tandanya dia sudah berubah Cla, mungkin sering sering dekat sama kamu, membuatnya jatuh cinta."

"ck! Apa semudah itu?."

"hai." sapa Bastian yang langsung mendekati Clara.

"hai." Jawab Clara dan Mira bersamaan.

"loh katanya ada Edo juga?." Bastian menoleh ke Mira yang sedang duduk berhadapan dengan Clara.

"ada, lagi ke toilet." jawab Mira agak sedikit sungkan berhadapan dengan atasannya itu.

"oh." Bastian manggut manggut lalu duduk di sebelah Clara.

"mau pesen makanan?." tawar Clara.

"boleh, samain punya kamu saja."

"minumnya?." tanya Clara lagi.

"samain juga." jawab Bastian.

Mira tersenyum senang melihat Clara akur sama Bastian, biasanya hanya ada perdebatan setiap kali mereka bertemu.

"eh kak Clara, kak Mira!." suara cempreng seorang cewek mengejutkan mereka bertiga.

"Eria!." seru Clara dan Mira sambil menatap gadis cantik yang sedang berjalan mendekat.

"kesini sama siapa kamu?." Clara beritanya sambil memperhatikan ria yang berjalan seorang diri.

"sendirian saja kak, mau sama siapa lagi." balas ria.

Yaudah sini ikutan gabung sama kami, masih ada kursi kosong kok." sambut Mira.

Clara lekas memanggil pelayan cafe untuk menambah menu makanan, sementara Bastian sesekali melirik kearah calon istrinya itu sambil mengulas senyum tipis, Mira yang memperhatikan tingkah Bastian itu sedikit merasa aneh.

(kayaknya pak Bastian memang lagi jatuh cinta deh sama si Clara.) batin Mira.

"loh ada pak Bastian juga?." Edo yang Baru saja kembali dari toilet menatap Bastian lalu beralih ke Mira, Mira mengedikkan bahunya karena tadi rencananya mereka hanya akan jalan bertiga.

"hai do, jadi beneran ini kamu sama Mira?." Bastian tersenyum sambil menatap pria yang kalau di kantor sebagai bawahannya itu.

"eh iya pak." jawab Edo agak kikuk.

"kalau di luar kantor panggil saja namaku atau apalah gitu, jangan panggil pak, kayaknya kita seusia deh." ujar Bastian sambil merentangkan tangan kirinya di sandaran kursi Clara.

"i-iya bang." sahut Edo yang masih kaku menyebut memanggil Bastian dengan sebutan selain kata pak.

"kak, apa kalian nggak bosan setiap hari jalan begini?." cetus ria setelah memilih menu makanan di cafe tersebut.

"ha? Bosan bagaimana?." Clara menatap ria lalu beralih ke Mira.

"yaa... Tiap hari gini gini mulu, nggak ada apa rencana weekend Minggu depan kita ke puncak gitu? Camping tipis tipis atau setidaknya berlibur ke alam bebas, menikmati keindahan alam." celoteh ria.

"ide bagus sih, tapi untuk satu bulan ke depan kakak belum bisa, karena jadwal lagi padat."

"kamu belum tau ya? Clara ini bulan depan mau nikahan jadi nggak ada waktu untuk sementara ini." timpal Mira.

"oh gitu ya? Kasihan kak Bima." ucap ria tanpa sadar, sontak saja Bastian langsung menyipitkan matanya.

"memangnya si kuku Bima itu kenapa?. kamu timnya dia?." tanyanya dengan nada tidak suka.

"eh, enggak kok! cuma....

"udah gak usah dibahas, mending habis ini kita nonton saja, bagaimana?." usul Clara yang enggan memperpanjang masalah soal Bima.

"ide bagus sayang! kamu suka film apa?." Bastian menyambut usulan Clara dengan senang hati.

"dia suka genre horor!." ujar Mira lalu cekikikan.

"wah seru itu kak, aku ikut ya!." ria pun antusias.

"gundulmu mir!." mata Clara melotot karena dia orangnya penakut.

"yaudah deal kita nonton film horor ya!." Edo justru mendukung pacarnya.

"kok kalian jadi jahat gitu sih?."

"tenang sayang... Ada Abang disini, Abang siap jagain kamu 24 jam." Bastian berkata sembari menurunkan tangannya lalu menyentuh pundak Clara.

"Abang?." Mira can Clara saling pandang.

"he'em... Panggil aku Abang mulai sekarang, bagus kan do panggilan Abang buat aku?." ujar Bastian mencari dukungan.

"tentu saja, panggilan Abang itu menandakan hubungan yang sangat kuat." dukung Edo yang mulia akrab dengan Bastian.

Clara mencebikkan bibirnya, tak berselang lama pesanan mereka pun tiba, setelah menikmati makanan masing mereka pun beranjak pergi dari cafe tersebut untuk naik ke lantai atas, tempat bioskop di mall itu berada.

"kamu serius kita nonton film horor?." Clara mendekati Mira yang tengah menunggu Edo dan Bastian yang sedang ngantri tiket.

"iya dong." jawab Mira seraya menggandeng tangan Clara.

"nih kak, satu satu."

Ria mendekat sambil membawa makanan ringan dan minuman kaleng untuk mereka berlima, gadis itu tampak senang sekali di perbolehkan ikut nonton bersama.

"ria kok kamu yang beliin makanannya, memangnya kamu ada uang?." tanya Mira sambil menerima dua kaleng minuman dan sebungkus popcorn.

"jangan nyepelehin dia Mir, ria ini uangnya banyak loh, makanya meskipun nggak ada teman dia selalu happy." ucap Clara yang juga mengambil minuman bagiannya dan Bastian.

"oh gitu ya!."

"sayang, ayo." Bastian dan Edo sudah mendapatkan tiket dan berjalan ke pintu masuk.

"ayo kak!." ajak ria yang langsung menggandeng tangan Clara.

"Bastian!." panggil seseorang.

sontak saja semuanya menoleh kearah sumber suara tersebut.

"huuhhh... Dia lagi dia lagi!." gerutu Clara saat melihat wanita berpakaian serba minim tengah berdiri tak jauh dari mereka.

"Cla ayo!." ajak Bastian tanpa mau menghiraukan panggilan Hellen.

"guys aku ikut dia!." Hellen yang sedang bersama kedua temannya langsung berjalan mendekati Bastian.

"loh, tiketmu len!." teriak temannya.

"bioskop ini milik om ku, mau aku nonton tanpa tiket pun tidak akan ada yang melarang!." jawab Hellen sembari menghampiri Bastian yang sedang berdiri di dekat pintu masuk.

"ayo cla." ajak Mira.

Mereka langsung masuk ke dalam, Mira bersama Edo memilih berada di belakang Clara dan Ria.

"kamu kemana saja sih, aku cari ke rumah selalu nggak ada!." Hellen langsung merangkul lengan Bastian.

"lepas len, aku sedang bersama Clara!." Bastian berusaha melepaskan belitan tangan Hellen.

"bodoh amat!." ucap Hellen sembari melirik sinis ke Clara yang sedang mencari tempat duduk.

"cla, disini tempat kita." Mira menunjuk deretan kursi sesuai dengan tiket yang mereka beli.

"Hellen please lepaskan tanganku!." Bastian menoleh ke Clara yang terlihat cuek dengan keberadaan Hellen.

"eh iya deng." Clara langsung duduk di sebelahnya ada ria dan Mira serta Edo.

Bastian duduk di sebelah kiri Clara, namun Hellen tetap tidak mau melepaskan pegangan tangannya ke Bastian, wanita itu justru duduk sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Bastian.

"Tian, pindah ke situ yuk!." ajak Hellen yang menunjuk kearah kursi yang berada di pojok.

"cukup Hellen! Tolong jaga sikap kamu." Bastian yang memang tidak berani berbuat kasar terhadap seorang wanita di hadapkan diantara dua pilihan.

"dari dulu kan aku memang sudah begini sama kamu sayang, lagian ngapain juga kamu masih bertahan sama dia."

Clara yang mendengar ucapan Hellen agak sedikit jengah, dia mencoba mengalihkan perhatian dengan mengobrol bersama teman temannya.

"Tian... Aku masih berharap kamu kembali sama aku, sampai kapanpun aku akan tetap menanti kamu."

"cukup Hellen!." bentak Bastian sembari berusaha menarik tangannya.

"eh tau gak kak, minuman ini tadi harganya murah banget loh, tapi rasanya nggak murahan kan?.." ujar ria dengan suara keras karena kebetulan film masih beberapa menit lagi akan di mulai.

Ria sengaja menyebut kata murahan dengan suara lantang, dia tahu Clara sedang menahan emosi terhadap wanita ular itu.

"he orang orang rendahan! Jaga bicara kalian ya!." bentak Hellen yang langsung merasa tersinggung.

"hello! Ada masalah apa ya dengan anda?." ria langsung berdiri sambil berkacak pinggang.

"udah ria, gak usah di ladenin!." Clara mencoba menarik lengan ria tapi justru di tepis oleh gadis itu.

"kamu berani ngatain aku murahan! Kamu belum tahu siapa aku ha!" bentak Hellen.

"ya, aku memang tidak tau siapa kamu! Dan memang nggak mau tahu juga sih, nggak penting banget!." balas ria.

"kurang ajar!." Hellen langsung melepaskan pegangan tangannya lalu berdiri dengan dada naik turun menahan emosi.

"keren juga kamu ria!." seru Mira sambil tertawa kecil.

Tawa Mira menjalar ke pengunjung lain yang sudah berada di tempat duduk masing masing, mereka mulai berisik sambil memperhatikan tontonan gratis sebelum film di mulai.

"diam kalian semua! bioskop ini milik om ku!. Aku Nisa sja meminta penjaga untuk menyeret kalian dari ruangan ini!." teriak Hellen dengan tatapan nyalang.

"waow! milik om kamu ya! Hemm.... kamu siapanya Alvian?." ria bertanya sambil tersenyum miring.

"Alvian siapa? aku nggak kenal dan nggak mau kenal!." balas Hellen makin meradang.

"loh katanya bioskop ini milik om kamu? Gimana sih kok bisa nggak kenal sama saudara sendiri!." cibir ria yang memang sudah tau bioskop itu milik keluarga siapa.

"om ku Wahyu Hidayat yang memegang kendali bioskop di mall ini!." balas Hellen cukup percaya diri.

"hahahaha... Oke oke...! Ternyata kamu bisa ngomong besar dibalik nama kerabatmu yang menjadi jongos di perusahaan orang! kasihan sekali saudaramu itu, kamu tahu siapa pemilik asli bioskop ini dan yang masih bertebaran di beberapa kota lain?."

Ria bertanya sambil tersenyum penuh ejekan.

Bagaimana kalau aku telpon anak pemilik pemiliknya, kamu berani nggak koar koar seperti barusan?." tantang ria yang memang kenal baik dengan Alvin, anak sang pemilik tempat itu.

"udah udah mendingan kita pergi saja, aku udah nggak mood lagi mau nonton, apalagi ada yang ngaku ngaku nggak jelas, bikin eneg tau!." ucap Clara seraya bangkit berdiri.

Mira dan yang lain pun ikut, namun Bastian masih di tahan oleh Hellen yang sekarang sedang merasa terpojok dan malu.

"huuuuhh!." teriak pengunjung lain menyoraki Hellen yang terlihat kesal plus malu.

"ngaku ngaku doang gue mah juga bisa!." cibir mereka.

Lepaskan Hellen! Kamu mau bertahan di sini dengan mereka yang sedang menertawakan kamu ha?." bentak Bastian sambil bangkit dari tempat duduknya.

Sementara Edo meminta Clara untuk menunggu Bastian di depan bioskop, ria dari tadi tertawa cekikikan bersama Mira.

"cla." Bastian mendekati Clara yang sedang berdiri di sebelah Edo, sedangkan Hellen kembali meraih tangan Bastian.

"urus dulu wanita itu, aku mau pulang!." ucap Clara hendak melangkah pergi.

"hahahaha... Panas ya? kasihan banget sih, Tian itu seleranya yang kayak aku, lihat penampilan kamu yang seperti gadis urakan itu, cih!." cibir Hellen.

"Hellen!." bentak Bastian yang kembali dibuat repot oleh belitan tangan wanita itu.

"oh begitu ya? Ya sudah ambil saja dia untuk kamu, lagipula aku nggak ada perasaan kok sama dia! apalagi melihatnya tidak bisa bertindak tegas terhadap wanita ular sepertimu, aku makin ilfil tau!." balas Clara yang langsung membuat Bastian jalang kabut.

"Cla, kamu ngomong apa sih! Aku sudah....

"Jawaban yang cukup elegan kak, cus kita pergi! Mending kak Clara sama kak Bima saja, dia lebih bisa menghargai perasaan cewek ketimbang pria lemah ini!."

Eria langsung menggamit lengan Clara lalu mengajaknya pergi, Mira dan Edo yang tak bisa berbuat banyak hanya bisa mengikuti mereka dari belakang.

"cla tunggu!."

"bruk!."

Bastian mendorong tubuh Hellen cukup keras hingga menabrak seseorang di belakang wanita itu.

"Tian tunggu!." teriak Hellen sambil memegangi punggungnya yang lumayan sakit.

Bastian mengejar Clara dan Eria yang berjalan cepat menuju pintu keluar mall tersebut, tentu saja Bastian langsung panas mendengar ucapan ria tadi, apalagi gadis itu menyuruh Clara agar bersama Bima saja.

"aku tidak akan membiarkan Clara berdekatan dengan kuku Bima itu lagi!." geram Bastian sambil setengah berlari menuju pintu keluar.

1
Nur Halida
jadi soyan itu emang selingkuhan mamanya bima dari awal dan alisa mungkin m3mang anak kandung mamanya bima .. kasihan banget bima..semoga yg mendengar percakapan mereka langsung lapor ke bima biar bisa waspada..
Martha ayunda: masak sih begitu? 🤭
total 1 replies
Nur Halida
ini ni mama durhaka .. anak sendiri gak di anggap malah anak orang yg di sayang2
Nur Halida
siapa elooo..
Martha ayunda: gue? 🤣🤣🤣
total 1 replies
Nur Halida
aku suka bima tapi keluarga bima toxic.. kalo keluarga bastian keluarga cemara tapi aku gak suka sama bastiannya .. terus gimana dong ??? kok berasa aku yg jadi clara 🤭🤭🤭
Martha ayunda: langsung ngakak baca komentar kk 🤣🤣🤣
total 1 replies
Nur Halida
dasar alisa dan keluarganya lintah..
Martha ayunda: ho'o 🤭
total 1 replies
Permata_tanty
thor double up dong
Martha ayunda: insyaallah ya kak soalnya lagi sibuk 🙏
total 1 replies
Martha ayunda
insyaallah kk, author pemula disini jadi seneng banget ada yang kasih komentar 😊
Nur Halida
aku kasih like terus thor dari bab 1 . tapi aku baru nemu malam ini ceritanya .. semoga tetap seru dan authornya ngelanjutin ampe tamat .. soalnya aku kadang baca cerita yg on going tapi mandek gak di terusin sama authornya ..
Nur Halida
karakter bima lebih keren dari si bastian
Nur Halida
yahhh claranya jatuh cinta ma bastian.. ya emang sesuai judul sih .. tapi aku kasian ama bima jadi patah hatu
Nur Halida
kenapa aku leboh suka bima daripada bastian.. kayak clara juga lebih enjoy bareng bima deh ..taoi terserah authornya aja lah
Nur Halida
saingan bastian muncul .. rasain lo bastian mangkanaya jadi cowok harus tegas
Martha ayunda: hehehe iya kk
total 1 replies
Martha ayunda
ya, cinta terhalang gengsi 🤭
Nur Halida
bastian ini suka deh sama clara mangkanya usil terus.. cowok kan kalo suka ma cewek sering gitu bikin rusuh terus😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!