Nusaibah atau yang kerap di sapa Nusa itu terjebak di dalam permainannya sendiri.
seorang santriyah yang awalnya hanya ingin mempermainkan santri yang dingin,cuek dan tak tersentuh tak pernah berpacaran dan tak pernah melirik perempuan manapun
dia hanya ingin membuktikan kepada temannya bahwa semua laki-laki itu sama pada akhirnya akan bercinta dgn lawan jenisnya meskipun titelnya santri soleh
namun apa yg terjadi...malah dia sendiri yang terjebak dalam permainannya
lalu apa yang terjadi?
let's go read for my story
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zoya zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26.Gengsi Tapi Cemburu
Saat ini Nusa dan Zahra tengah berada di taxi menuju pesantren jam menunjukan pukul 16:30 sesuai dengan yang di perintahkan Deva kalau pukul 17:00 mereka harus sudah ada di pesantren setelah selesai belanja dan bermain di Timezone mereka sangat kelelahan jarak dari pesantren ke mall sekitar 20 menitan.
"Sa ko kamu tadi kepikiran sih izin sampe sore?ucap Zahra
"Hehe tadinya aku cuma becanda Lo ka gak yakin juga di izinin soalnya kan Kaka tau gimana keamanan pusat itu sulit banget buat izin katanya"
"Iya Kaka juga gak nyangka loh bisa di izinin jadi kita bisa main-main dulu"ucapnya sambil tersenyum biasanya dia ngasih izin paling 4-5 jam itu juga harus lama nunggu"
"Benarkah ka"
"Zahra mengangguk kan kepalanya kayanya ka Deva suka deh sama kamu sa ucap Zahra tersenyum jahil"
"Ih Kaka apaan sih gak mungkin ya"
"Loh kenapa gak mungkin kamu cantik,pinter,baik meskipun sedikit bar bar sih"
"Aku masih kecil loh ka lagian yang seumuran ka Deva juga banyak yang cantik,pinter,dan baik lebih dari aku"
"Kalian paling beda 4-5 tahun nan cukup lah ucapnya sambil tertawa"
"Udah ah ka jangan bahas itu"
"Kenapa takut salting ya"
"Ye gak ada yang ada Kaka tuh yang salting tadi pas ketemu ka Ahmad cie cie Kaka beneran pacaran sama ka Ahmad?"
"Apaan sih gak ada yang salting"
"Masa,tadi aku liat pas Kaka masuk ke dalam wajah Kaka tiba-tiba merah gitu loh"
"Kamu salah lihat
Sebelum Nusa menjawab taksi sudah memberhentikan mobilnya
"Sudah sampai non ucap sopir taxi"
Lalu mereka membayar ongkosnya dan keluar tak lupa mengambil belanjaannya dari mulai sabun,skincare,cemilan dan lain sebagainya
"Aduh ini barang siapa yang bawa ya ucap Zahra kalau kita yang bawa sendiri berat ini"
Entah kebetulan atau takdir tiba-tiba Hikam dan Hadi lewat karena memang mereka gak tau kalau Hikam adalah seorang old money dan sangat di manja oleh ke dua orang tua nya pasti mereka tidak akan berani menyuruhnya
"Hikam,Hadi ucap Zahra yang tak sengaja melihat mereka"
Nusa yang sedang membenarkan tasnya reflek melihat ke dua orang tersebut dan tersenyum senang
"Iya ka ada apa ucap Hikam menghampiri Zahra tak lupa Hadi mengekor di belakangnya"
"Kaka boleh minta tolong gak?"
"Minta tolong apa ka?"
"Ini tolong bawain belanjaan Kaka sama Nusa kita gak kuat bawanya"
Lalu Hikam melirik ke arah Nusa sempet sempet nya dia mengedipkan sebelah matanya Hikam bergidik ngeri
"Boleh ka"
"Makasih ya"
"Sama -sama ka"
"Hadi biar kamu duluan sama Kaka biar Nusa sama Hikam di belakang"
Lalu mereka berjalan menuju asrama akhwat A di perjalanan
"Stt...stt ustadz ucap Nusa"
Hikam tak menanggapi
"Hadeuh gini nih kalau ngomong sama es"
"Siapa yang kamu bilang es"
"Kamu"
"Enak saja bilang saya es saya manusia"
"Lagian di panggilin gak nyaut"
"Saya bukan ustadz nama saya Hikam"
"Panggilannya?"
"Terserah yang pasti bukan ustadz"
"Oke kalau gitu aku bakal manggil sayang ucapnya tanpa dosa"
"Jangan sayang juga"
"Ko kalian sayang-sayangan kalian pacaran ucap Zahra yang mendengar hanya kata sayangnya saja"
"Eh e-eng....."
"Calon ka potong Nusa do'a in ya sambil cengengesan"
"Lah yang di pusat gimana sa"
"Ka Zahra ucapnya kesal"
"Hikam yang mendengar itu tiba-tiba mood nya buruk entah kenapa
Tak lama mereka sampai di kantor asrama akhwat A
"Makasih ya Hikam Hadi ucap Zahra
"Sama-sama ka ucap Hadi sedangkan Hikam tak menanggapi langsung pergi
"Tuh anak kenapa perasaan tadi biasa aja ko sekarang kagak mood gitu ucap Zahra"
"Lagi dapet kali ka ucap Nusa"
"Hus kamu tuh ya ucap Zahra"
Sementara itu Hikam terus berjalan tanpa memperdulikan Hadi yang terus memanggilnya
"Kam tunggu woy ucap Hadi sambil berjalan cepat menyusul Hikam"
"Gue mau ke dak"
"Bukannya tadi kita mau jajan ya"
"Gak jadi Lo aja nih uangnya ucap Hikam sambil menyodorkan uang 50.000"
"Buat gue semuanya"
"Ya"
"Serius ucap Hadi senang"
"Berisik udah pergi sana sebelum gue berubah pikiran"
"Oke oke kalau gitu gue pergi dah ucapnya sambil berlari"
Hikam hanya menghela nafas memang rencananya tadi Hikam dan Hadi mau membeli baso mah Ucup yang berada di sebrang jalan dan Hikam yang akan mentraktirnya....Hadi memang lahir dari keluarga sederhana bukan dia memanfaatkan Hikam cuma memang Hikam suka memberi kepada sahabatnya itu terlebih dia tau bagaiman ekonomi keluarga Hadi lalu dia pun pergi menuju dak untuk menenangkan pikirannya
Dia sendiri bingung kenapa tiba-tiba tiba dia emosi dan badmood ketika ka Zahra bilang
"Bagaimana yang di pusat sa"
Maksud nya siapa ka Deva setau Hikam memang Deva lah yang mendekati Nusa masalahnya kenapa di harus marah Nusa kan buka siapa-siapa nya dia
Gue kenapa sih ucapnya bicara sendiri
"Bagaimana apa sudah ada perkembangan ucap seseorang kepada orang kepercayaannya"
"Setau saya ada yang menjebaknya tapi kayaknya dia juga di suruh sama orang lain"
"Saya mau laporan yang jelas secepatnya"
"Siap"
Berani-berani nya dia bermain dengan milikku
ucapnya dalam hati
"Jah mau ikut gak ucap Nusa?"
"Kemana?"
"Ke rumah ustadzah Maryam beliau manggil aku gak tau mau apa"
"Ayo ucapnya semangat"
"Semangat bener ucap Nur"
"Kan mau nemenin besti jadi harus semangat dong ucapnya"
"Kayaknya ada udah di balik batu nih ucap Nur"
"Gak usah suudzon gak baik"
"Maaf ustadzah ucapnya sambil membungkukkan kepalanya"
Hahahaha mereka semua tertawa dengan drama yang mereka buat sendiri
"Nanti lewat asrama Ikhwan A aja biar gak jauh"
"Emmm pantesan ini toh yang bikin semangat ucap Nusa mengejek"
"Apa sih sa biar gak muter aja"
"Biar gak muter apa biar ketemu ucap Nusa menggoda"
"Stt jangan keras-keras nanti kedengaran orang"
Nusa pun hanya tersenyum