Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.
-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.
-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”
-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan baru, mobil asing
Di luar jendela, embun-embun dingin telah menutupi hutan. Di balik jendela cahaya layar komputer menerangi wajah Rowan, jari-jarinya di atas keyboard bergerak namun tak satupun kalimat telah usai di layar komputer ia beberapa kali menghapus kalimat-kalimat yang akan di sampaikannya.
Menghela napas ia bersandar pada kursinya menatap laya komputer sesaat, kini keyakinan terpancar dati matanya ia dengan cepat mengetik kembali setelah menyelesaikan apa yang ingin di sampaikan, Rowan mengangguk puas segera mengirim pesan itu.
“Bosss, apa yang membuat mu terlihat bingung?” Max duduk di depan meja.
“Kau!!” Rowan sedikit terkejut mendengarnya, Max mengambil kartu nama asing di meja Rowan dan membacanya.
“Kau akan membeli kayu dari kawasan ini?” tanya Max.
“Bukan urusan mu” Rowan segera mengambil kartu itu dan menyimpannya ke dalam laci.
“Cikhhh.. mencurigakan” Max menetap Rowan dengan berbeda.
“Akhir pekan, ikut memancing bersama ku Boss. Kau melewatkan kesempatan minggu kemarin” Max bersandar pada kursi.
“Tidak, aku ingin pergi ke suatu tempat SENDIRIAN!!” Rowan mempertegas ucapanya.
“Baiklah” Max mengibaskan tanganya.
“Jangan-jangan kau akan berkencang dengan seseorang!!” ucapnya dengan ragu.
“Akhhhh kau menghianati ku, Rowann” tambahnya sambil memegang jantungnya.
“Aku akan segera pergi, kau akan menginap di sini” Rowan tidak mendengarkannya.
......................
“Milo ngajak ku untuk mencoba memeras susu. Akhir pekan nanti” Andrew duduk di sofa bersama Rowan.
"Benarkah? Hati-hati mungkin sapi akan menendang mu” jawab Rowan mulai memilih game yang akan di mainkan bersama Andrew.
“Benarkah itu?” Andrew terkejut mendengarnya ia sedikit ketakutan.
“Tidak selama kau bersikap lembut padanya” Velma mengelus rambutnya.
“Jangan samakan dirimu dengannya” Velma melirik pada Rowan yang tertawa dengan ringan.
“Paman pernah di tendang oleh sapi?” tanya Andrew dengan penasaran bergerak mendekat padanya.
“Sangat burukkk” Rowan memejamkan mata menggelengkan kepalanya mengingat rasa sakit di perutnya saat itu.
Handponenya bergetar, Rowan mengambilnya dan membaca siapa yang menghubunginya di malam hari, setelah membaca siapa yang mengirimnya pesan ia segera pergi dari sopa menuju halaman belakang.
“Terimakasih telah menghubungi kami.
Nona Isla memang menyampaikan keinginan khususnya untuk anda bisa tinggal kabin itu selama ia pergi, semua telah di selesaikan olehnya.
Mengenai alamat nona Isla kami tidak dapat memberikan informasi ini karena kebijakan perusahaan, namun kami dapat menyampaikan bahwa nona Isla berasal dari Swedia.
Sekian, Salam hormat kami”
Rowan bersandar pada tembok, memasukan handponenya ia tidak mendapatkan alamatnya namun ia tetap lega arena mengetahui asal negaranya. Ia pun kembali ke dalam.
“Ada apa?” tanya Velma melihatnya kembali seperti itu.
“Teman ku, yang kau lihat dirumah sakit hari itu telah pergi saat awal musim semi tahun lalu”
“Dia memberikan kunci kabin padaku” Rowan menunjukkan kunci kabin pada Velma.
“Kabin?? Paman memiiliki kabin?”
“Kita bisa pergi ke sana?” tanyanya dengan antusias memeluk Velma.
“Tidak, itu milik temannya” Velma mengelus rambutnya, Andrew kehilangan semangatnya berjalan kembali untuk lanjut bermain game.
“Dia akan kembali” Velma menepuk pundak adiknya. Rowan tersenyum tipis.
......................
Salju pertama telah turun, menggunakan syal dan sarung tanganya Rowan berjalan menuju kabin membaca perbekalan untuknya menginap semalam di sana.
Duduk di sofa menikmati teh sambil membaca salah satu buku milik Isla, Rowan menikmati waktunya dengan ringan dan santai di kabin, saat ingin mengisi kembali cangkirnya kakinya tak sengaja menyetuh sesuatu di celah meja.
Ia melihatnya ternyata itu sebuah buku dan beberapa alat tulis yang tersusun rapih, mengambil buku itu Rowan membukanya, halaman pertama terdapat foto Isla tersenyum manis di depan kabin ini. rowan membuka halaman lain terdapat banyak foto-foto lain di dalamnya ia menyadari ini merupakan buku perjalananya.
Foto dengan pemandangan alam di sekitar kota ini serta beberapa kota lainya, terdapat fotonya berdiri menatap danau membeku Rowan mengenali wilayah ini tak jauh dari kotanya ia segera mengambil buku pertama yang ia temukan saat itu.
Ternyata Isla menandai, tempat-tempat yang telah ia kunjungi ataupun belum. Di bagian akhir jurnalnya yan belum usai terdapat foto sungai yang tak jauh dari kabin terdapat catatan di bawahnya.
“Jika aku mendengarkan saran Albian lebih awal mungkin banyak tempat lain yang dapat ku lihat” kalimat singkatnya.
“Albian?” Rowan tidak mengenali siapa yang dimaksud Isla dalam catatanya.
Memegang buku di tanganya, Rowan memikirkan sebuah ide.
“Mungkin aku akan mulai mengikutinya” ucapnya.
Kini setiap akhir pekan Rowan akan pergi ke tempat yang ada di jurnal Isla bersama keluarganya, Max atau rekan kerjanya yang lain. Memotret tempat-tempat yang di kunjunginya dan membuat jurnalnya sendiri.
Salju telah mencair, suhu semakin hangat. Rowan bersama keluarganya akan berkemah di dekat sungai tempat ikan salmon bermigrasi, Max pun ikut bersama mereka untuk menambah kemeriahan.
Saat Rowan melihat papan informasi di sana, di sebelahnya terdapat kumpulan foto-foto orang yang mengunjungi tempat ini dan memancing ikan salmon. Rowan melihat salah satu foto itu terdapat wanita yang di kenalinya.
Dengan rambut orange yang di kepangnya, tersenyum lebar memegang ikan salmon hasil tangkapannya, senyum muncul di wajah Rowan dengan kameranya ia memotret foto itu.
Velma mencari Rowan, saat melihatnya tengah memandangi kumpulan foto-foto itu Velma merasa lega.
“Dimana, Rowan?” Daisy menghampiri Velma dan melihat Rowan di sana.
“Mungkin ini alasan dia mulai hobi barunya?” tanya Daisy dengan pelan.
“Mungkin saja bu, tapi dia berhasil kembali menjalani harinya dengan senyum di wajahnya” jawab Velma.
“Yaaa itu benar” Daisy pun ikut senang dengan perubahan putranya setelah semua yang di alaminya.
“Ada apa bu,mencarinya?” tanya Velma, keduanya pun pergi tanpa memanggil Rowan.
......................
“Aku akan menghubungi mui lagi, setelah sampai ke rumah”
“Carl, ucapkan sampai jumpa pada bibi Carol”
“Baiklah, sampai jumpa..” Anna menutup telponnya ia merapihkan botol susu serta barang-barang lain, di bawah pohon taman yang tak jauh dari rumah Orlando di spanyol.
Beberapa di sekitar menyapanya, Anna membalas dengan senyuman mereka juga senang melihat bayi Anna yang tampan dengan mata biru cerahnya.
Mendorong stolernya menuju rumah, terlihat terdapat tiga mobil asing terparkir di sekitar tembok pagar rumah Orlando terdapat beberapa pria di sekitar mobil itu.
Langkah kakinya semakin lambat mendekati rumah itu, mereka melihat kedatanganya seorang berjalan mendekat pada Anna.
“Apa kau tinggal di rumah ini?” tanyanya dengan aksen spanyol yang lekat.
“Yaaa” Anna melihat mereka nampak sangat mencurigakan.
“Berapa usia bayi ini?” tanya lagi melihat Carl dengan lekat.
“Satu tahun, apa kalian membutuhkan sesuatu?” tanya Anna.
“Kami mencari keberadaan Orlando” jawabnya.
“Baiklah, aku akan menghubungi di dalam” Anna dengan cepat mendorong stolernya memasuki halaman rumah itu.
Dengan cepat ia masuk bersama bayinya, menghubungi Orlando tangannya gemetar namun Orlando tidak dapat di hubungi, ia mencoba denga telpon rumah namun kembali Orlando tidak mengangkatnya.
Ketukan pagar terdengar di luar.
“Senoritaaa?!!” panggilnya dengan keras, Anna terkejut keyakinannya akan sesuatu yang aneh bertambah.
“Bayi itu ada di ada bersama perawatnya, periksa lingkungan sekitar!!” ujarnya, mendengar itu Anna segera memasukan perlengkapan bayi, jantungnya berdetak dengan cepat, tangannya menjadi dingin saat akan mengambil handponenya ia tak sengaja menjatuhkan pas.
Dengan cepat memesan tiket pesawat menuju Alaska tanpa berpikir panjang, pintu kembali di ketuk dengan keras. Anna dengan cepat menuju halaman belakang berlari di jalan satu-satunya yang ia kenali.
...----------------...