Love You Geng Leader

" gue mau kalau di rumah lu jangan pernah memakai cadar" pinta jayden.

" eh? gak bisa jayden "

" kenapa? "

" anu.. disini banyak pekerja pria, aku .. aku gak aku melepas cadar kalau bukan selain dengan suamiku" jawab Anisa malu-malu.

jayden terdiam, tiba-tiba ia membelakangkan tubuhnya membelakangi Anisa, diam-diam jayden tersenyum senang mendengar kalimat yang diucapkan Anisa.

" jayden? " Panggil Anisa.

mendengar Anisa memanggilnya senyum jayden hilang seketika. kemudian ia berdehem pelan sembari memutar tubuhnya kembali menghadap Anisa.

" Ya udah pokoknya kalau sama gue lo harus buka cadar lo"

"i-iya"

" Ya udah lu, mandi di dalam aja gue mau keluar"

" ke mana?" tanya Anisa.

" jangan banyak tanya, Gue nggak suka"

"Hem" Anisa mencarikan bibirnya kemudian Anisa masuk melewati jayden dengan berlari di ambang pintu, setelah Annisa sudah masuk ke dalam kamar mandi, buru-buru jayden menutup kembali pintu kamar lalu menguncinya. Iya tidak ingin ketahuan Anisa jika dirinya sedang menemui celsa di bawah.

bisa-bisa Anisa akan mengadukan hal itu kepada orang tuanya, Iya tak ingin anggota gengnya yang dibubarkan secara paksa oleh Papa Johan.

" mulut bini gue cepu, jadi gue harus amanin dulu" jayden kemudian bergegas untuk ke depan menyusul celsa yang masih di tahan oleh security.

Di saat dirinya sudah berada di halaman depan, jayden bisa melihat jika celsa masih berada di luar gerbang.

" aneh" batin jayden.

satu bulan berpacaran dengan celsa, tak pernah sekali pun celsa di tahan oleh security seperti ini, biasanya para pekerja disini akan hormat dan patuh dengan celsa selalu pacar jayden yang mereka hormati, namun sekarang seperti nya papa johan yang mewanti-wanti para pekerja dia sini, mengingat jayden yang sudah memiliki pasangan halal, yaitu Anisa.

" kenapa cewek gue gak di bukain gerbang? " tanya jayden di depan pos security.

Security yang berjaga kemudian menghampiri jayden dengan takut-takut, bukannya apa, sudah sering para pekerja pria di sini mendapatkan bogeman mentah dari jayden karena membuatnya kesal, mungkin saja security yang ada di hadapannya yang akan mendapatkan surprise dari jayden.

" m-maaf, tuan muda, tuan besar dan nyonya besar melarang saya untuk menerima mbak celsa masuk ke dalam" ucap salah satu security.

" Bukain! " ucap jayden dengan menatap security sinis.

"T-tapi nanti tuan besar marah"

" bila gue bilang! lo mau babak belur? "

Security itu ketakutan, lalu dengan gerakan tergesa-gesa security itu

 membuka gerbang agar celsa bisa masuk.

Wajah celsa terlihat memerah, mungkin karena cuaca yang sangat panas membuat kulitnya memerah karena paparan sinar matahari, padahal hari sudah semakin sore, namun matahari masih saja menampakkan sinarnya.

" masuk" titah jayden.

" huff.. akhirnya aku bisa masuk juga, kok lama sih jayden? " tanya celsa sambil melingkarkan tangannya di lengan jayden.

Jayden terkejut, lantas segera menarik tangan menjauh dari celsa.

Celsa mendesah pelan, ini bukan pertama kalinya jayden tidak ingin di perlakukan seperti itu, mungkin sudah puluhan kali celsa mencoba merayu jayden, namun jayden tak pernah sedikitpun tergoda.

" ada urusan, masuk deh lo, kita ke taman belakang aja"

, taman belakang? tumben, biasanya kamu selalu ajak aku duduk di kamarmu"

" kamar gue berantakan"

" berantakan? tumben berantakan, kamu kan paling gak suka kaya gitu" ucap celsa merasa heran.

Jayden menatap celsa dengan sini sehingga membuat celsa merapatkan bibirnya agar tak banyak bertanya, Iya sudah tahu Bagaimana sifat jayden.

" orang tua kamu ada" tanya celsa.

" papa kerja, kalau mama tidak ada, cuman sekarang nggak tahu"balas jayden sekenanya.

" Oh gitu"

tanpa sadar mereka sudah berada di taman belakang,jayden duduk di sana dengan celsa yang berada di sampingnya.

" bibi" teriak jayden.

seorang wanita dengan berdandan pelayan datang ke arah mereka.

" Ada apa Tuan?"tanyanya.

" bikinin jus jeruk 2"

" Baik tuan"

pelayan itu undur diri setelah mendapat perintah dari jayden, sedangkan celsa saat ini tengah menatap jayden dengan tetapan kagum. jayden yang risih ditatap seperti itu pun akhirnya menatap celsa balik.

" kenapa? " tanya jayden.

" Aku suka aja, ternyata kamu masih ingat minuman kesukaan aku ya" sahut celsa.

" gue juga suka jeruk, Lagian nggak ada orang yang nggak suka jeruk, aneh" ujar jayden.

Celsa cemberut, padahal Ia sudah percaya diri jika jayden memperhatikannya.

" besok bisa jemput aku?"

" ke mana?"

" ke sekolah, aku iri tahu sama teman-teman aku Yang dijemput pacarnya kalau mau berangkat ke sekolah. kamu mau ya? Please" mohon celsa dengan raut wajah memelas.

" lo punya sopir, buat apa gue jemput lo?"

" Kan aku sudah punya kamu jay, aku nggak perlu sopir"

" Jadi lo nganggap gue Sopir lo? " tanya jayden tersenyum kecut.

" eh? B-bukan begitu, Aku cuma mau kita jadi pasangan kekasih yang seutuhnya"

Jayden menaikkan alis sebelahnya Lalu Iya terlihat kebingungan mendengar penuturan celsa.

" maksud lo? "

" kita sepasang kekasih kan? Aku mau kita kayak orang-orang jay, bergandengan tangan, berpelukan atau bahkan berciuman" jelas celsa.

Jayden terdiam. melihat jayden tak menunjukkan reaksi membuat celsa memberanikan diri untuk menggoda jayden kembali.

celsa kemudian merapatkan bahunya ke bahu jayden, merasa tak bereaksi, celsa lantas mendekatkan bibirnya ke ceruk leher jayden. hingga akhirnya jayden tersadar. reflek jayden mendorong tubuh celsa hingga ia terjatuh di atas rerumputan.

entah apa yang dipikirkan jayden hingga ia melamun tak merasakan aksi dari celsa.

" sekali lagi lo berani menyentuh gue walaupun Seujung Kuku, gue pastikan hari ini juga perusahaan keluarga lo gue bikin bangkrut" ancam jayden.

" lagi-lagi ancamanmu seperti itu jayden, kamu belum saja lulus dari sekolah, kamu belum bisa memberi peringatan untuk menghancurkan perusahaan keluargaku. lagi pula orang tua kita bersahabat kan? jadi kamu jangan pernah berpikir untuk merusak persahabatan orang tua kita hanya karena masalah kecil" ungkap celsa.

Jayden tertawa sinis.

" dalam dunia bisnis gak ada yang namanya teman ataupun sahabat, keluarga aja dihempaskan apalagi hanya sahabat? hahaha! lucu li, mending lo pergi deh, gue mau istirahat"

"" tapi Jayden, kita ini sepasang kekasih Kenapa kamu selalu saja bersikap kasar denganku? kamu menganggap aku ini seperti apa?"

" lu kan pacar gue, satu sekolah juga tahu kalau lo cewek gue, Jadi lu mau gue anggap apa? Pelacur gue? gue pacaran nggak butuh sentuh cewek! Jijik gue, jadi lu jangan pernah berharap Gue bakal sentuh elo! Ngerti?!"

Celsa terdiam dengan mata yang berlinangan air mata, jayden memutar bola matanya malas saat melihat celsa akan menangis.

"huff.. balik deh, kalau elo ke sini mau ngajak gue ribut mending lo pergi, gue pusing" ucap jayden lalu beranjak meninggalkan celsa yang masih terduduk di atas rerumputan.

" jayden! "

.

.

.