NovelToon NovelToon
SABDA ARIMBI

SABDA ARIMBI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bagaimana perasaan kamu kalau teman SMAmu melamar di akhir perkuliahan?
Itulah yang dialami Arimbi, selama ini menganggap Sabda hanya teman SMA, teman seperjuangan saat merantau untuk kuliah tiba-tiba Sabda melamarnya.
Dianggap bercanda, namun suatu sore Sabda benar-benar menemui Ibu Arimbi untuk mengutarakan niat baiknya?
Akankah Arimbi menerima Sabda?
Ikuti kisah cinta remaja ini semoga ada pembelajaran untuk kalian dalam menghadapi percintaan yang labil.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENGAJIAN

Rumah Arimbi semakin ramai, kehadiran keluarga dari ibu mulai menginap sejak kemarin. Dengan membawa anggota keluarga plus barang bawaan khas orang desa. Segala macam hasil kebun dan sawah dibawa, rumah serasa penuh dengan barang-barang.

Hajatan dilakukan di tanah kosong samping rumah Arimbi, milik Pak Rafi. Kebetulan rumah lama Pak Rafi dirobohkan, tapi belum direnovasi lagi. Sehingga Ibu menyewa tanah untuk hajatan. Malah sama Pak Rafi boleh juga dibeli kalau berminat.

Nafisah sudah datang, ia berniat menginap di rumah Arimbi sampai akad selesai. Sebagai sahabat, tentu saja akan mendampingi Arimbi di hari bahagianya. Pengajian akan dimulai setelah dhuhur. Ibu sudah mengundang majelis ta'lim beserta ustadz untuk mengisi acara walimatul ursy.

“Serius napa, Wa!” protes Rahman, salah satu sepupu Arimbi sedang berperan sebagai pak penghulu, mengajari Sadewa yang besok akan menjadi wali nikah Arimbi.

“Awas salah sebut nama. Namaku Arimbi Jyavani, bukan Dian Sastro!” sahut Arimbi ikut latihan, sontak saja sepupu lain langsung tertawa. Si gadis masih saja somplak menjelang nikah. Sedangkan Sadewa berlagak muntah, Rahman langsung menonyor kepala Arimbi. Sungguh, sepupu seumuran pada kumpul, rumah makin pecah saja. Gak ada yang bantu malah guyon saja.

Kebahagiaan di rumah Arimbi, berbeda dengan suasana di rumah Sabda. ARTnya sudah menata segala macam barang seserahan yang akan dibawa, tinggal berangkat saja, para pengiring yang juga tetangga ARTnya juga sudah siap bertugas besok. Persiapan sudah matang. Hanya saja hati Sabda serasa kosong, chatnya tidak ditanggapi sama sekali oleh mama, dan juga papa tirinya. Kalau sang mama masih centang dua abu, status WA nya juga aktif satu jam yang lalu, Sabda yakin mamanya sengaja tidak mau tahu urusan Sabda lagi.

Mencoba Ikhlas, tetap saja tidak bisa. Nasibnya ditinggal orang tua kok begitu mengenaskan. Sabda merebahkan diri dengan berbantal lengan, hanya bisa menatap atap kamar, bahkan setetes air mata turun membasahi pipinya, meratapi nasib mungkin. Sangat berharap sang mama datang di hari pernikahannya.

Drt..drt…

Spontan Sabda bangun dan mengambil ponselnya, siapa tahu panggilan dari sang mama di injury time.

“Sap, lo lagi apa?” tanya Arimbi yang sedang menggunakan mukenah, tiba-tiba melakukan panggilan video. Sabda tersenyum melihat wajah cantik gadis itu, mungkin lagi feeling kalau dirinya sangat sedih sekarang. Sungguh, rumahnya seperti tak ada persiapan apa-apa, tak ada terop. Rumahnya sepi tertutup lagi.

“Lagi rebahan saja,” ucap Sabda kembali merebahkan diri sembari video call bersama Arimbi.

“Mau ke sini?” tawar Arimbi diiringi tawa, sengaja sekali meledeknya. Sudah berapa hari Arimbi tidak keluar rumah sama sekali, jadi mereka hanya bertelepon ria saja. Sabda pun juga begitu, di dalam rumah sembari menyicil proyek. Tak berniat keluar, ingat pesan ibu Arimbi saja, lebih baik di rumah. Dia pun patuh.

“Gak, besok saja sudah sah, palingan aku diusir kalau datang sekarang. Wajah loh cantik amat, Mbek?”

“Habis perawatan cuy,” jawabnya selengek’an seperti biasa. Sabda tersenyum, hatinya menghangat seketika dengan panggilan video Arimbi, setidaknya menghibur hati Sabda yang masih berharap pada sang mama.

“Sap, besok senyum ya?” tiba-tiba Arimbi berucap sangat sopan, bahkan senyum manisnya begitu mempesona.

“Iyalah, besok gue jadi suami lo, pasti bahagialah, Mbek.”

“Lo mau tau gak kenapa gue video call lo?”

“Kenapa?”

“Di rumah gue ramai banget, Sap. Sepupu gue pada rese’ godain gue, tapi gue langsung ingat sama lo.”

“Ouh, udah biasa hidup gue sepi, Mbek.” Arimbi mengangguk, tak mau meneruskan pembahasan soal keluarga lagi. Bahaya kalau Sabda sampai menangis, dia tidak bisa mengusap air mata calon suaminya itu.

“Ntar malam jangan begadang ya, biar besok ganteng maksimal. Udah makan?”

“Udah, tadi bibik udah masak kok.”

“Nanti Sadewa aku suruh ke sana deh, buat kirim makanan. Di sini banyak makanan, gue juga ingat lo.”

“Menyedihkan banget ya gue, Mbek. Bahkan gue mau nikah saja tak ada keluarga yang mendampingi,” Sabda pun duduk mengalihkan pandangan ke arah lain. Arimbi tahu Sabda sekarang sedang menahan tangis.

“Sap, please jangan nangis ya!”

Gimana sih Arimbi ini, melarang menangis, tapi dirinya sudah mengusap air matanya. Mencoba tegar tapi hidungnya memerah. Dirinya saja tadi malam menangis di pangkuan sang ibu karena kangen dengan sang ayah. Apalagi Sabda. Jangan mengira dia laki-laki lalu kuat, tidak. Sabda juga manusia, punya hati yang berharap ada keluarga di hari bahagianya.

“Udah ah, jangan mewek napa, Mbek. Habis ini pengajian, kalau lo menangis bisa dikira tetangga lo nikah paksa.”

Arimbi tertawa sembari mengusap air mata. “Tetangga gue mah bilang gue yang kebelet nikah,” Sabda tertawa mendengarnya.

Pengajian dimulai, Arimbi dan ibu menyalami para jamaah masjlis ta'lim, banyak dari teman ibu yang membawa amplop ataupu beras saat datang. Rumah makin penuh saja. Riuhnya ibu-ibu rewang dan para sepupu yang menata berkat di ruang tengah membuat Sadewa bingung mau istirahat di mana. Sejak kemarin dirinya yang diminta riwa-riwi oleh ibu dan keluarga lain serta kakaknya kalau ada kebutuha. Kurang. Sampai menjelang pengajian pun Sadewa masih diminta mengurus kardus minuman mineral, meski dibantu paman dan sepupu laki-lakinya, tetap saja punggung rasanya kencang sekali. Ingin rebahan tapi tidak di kamar juga, namun sofa tengah sudah dijadikan tumpukan berkat untuk pengajian.

Nafisah terus duduk di dekat Arimbi, keduanya khusyu' mendengarkan tausiyah Pak Ustadz terkait pernikahan. Penyampaian yang lucu membuat jamaah tertawa, dan ilmunya lebih masuk untuk dipahami.

Tepat adzan Ashar, pengajian selesai. Ibu-ibu pengajian sudah mulai banyak yang berpamitan setelah acara makan-makan dan menerima berkat. Ibu dan Arimbi menyalami sembari mengucapkan terimakasih dan mohon maaf bila ada kekurangan selama pengajian. Para Rewang beberapa kali mengangkut berkat karena yang kasih amplopan tadi berkatnya dobel.

"Wa!" panggil Arimbi sembari membawa 2 tenteng berkat pengajian.

"Apa?" jawab Sadewa sengak, para keluarga langsung tertawa mendengar respon Sadeaa begitu sewot pada sang kakak.

"Minta tolong dong, anterin ke rumah Sabda!"

Sadewa langsung menghentakkan kakinya kesal, Arimbi tertawa. Tapi terus menoel lengan sang adik. "Ayolah, kasihan calon suami gue, belum makan," ujar Arimbi sok dramatis.

Dengan berbagai bujukan Sadewa pun bangun, "50% dari uang buwuhan, buat aku."

"Eh busyet, you sapa?" ledek Arimbi tak terima. "Hati-hati ya Adikku Sayang, salam ke calon suamu aku, Aku kangen!" dengan tak tahu malunya, Arimbi memberi pesan pada Sabda begitu, jelas di dengar pasukan rewang.

Ladalah Mbak Arimbi ini kok ya kangen segala.

Yakin sih kayaknya mereka pacaran lama loh Jeng.

Bisa jadi mereka mau nikah cepat apa karena..

Hush.

1
Yunita Dwi Lestari
lanjut kakak
Yunita Dwi Lestari
suka suka /Kiss//Kiss/
lanjut kak
Sheva Linda
bagus bgt ceritanya, karakter Sabda keren, gentle, baik... paket komplit pokoknya
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/ lanjutt kak
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/
gojam Mariput
wkwkwk.....sabda gr tuh
gojam Mariput
seindah itu masa kuliah
gojam Mariput
kangen masa2 itu, udah puluhan tahun berlalu. kk othor bikin aku muda lagi nih
Lel: othornya juga sedang mengenang masa muda
total 1 replies
gojam Mariput
serunya masa remaja
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak/Heart/
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak /Heart/
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak/Heart/
gojam Mariput
suka banget sama karakter sabda yg strong, manly , visioner
Yunita Dwi Lestari
lanjut kaaakkk /Heart//Heart/
Yunita Dwi Lestari
semangat kak
Yunita Dwi Lestari
kereeen kak
semangat terusss ya /Heart/
Yunita Dwi Lestari
bagus kak 😍😍
lanjut ya kak
semangat
Lel: terimakasih
total 1 replies
Yunita Dwi Lestari
bacaan ringan tp menarik. tidak melulu ttg org pemilik perusahaan n CEO.
Yunita Dwi Lestari
lanjut ya kak. cerita nya ringan tp asik bgt. dr segi bahasa jg menarik.
Lel: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!