NovelToon NovelToon
Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tidak ada tanggal sial di kalender tetapi yang namanya ujian pasti akan dialami oleh setiap manusia.

Begitupun juga dengan yang dialami oleh Rara,gadis berusia 21 tahun itu harus menerima kenyataan dihari dimana kekasihnya ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan di malam itu pula kesucian dan kehormatannya harus terenggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Kehidupan Rara dalam sehari berubah 180 derajat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 29. Ketakutan

“Kayaknya ini waktu yang tepat untuk berbicara jujur. Semoga saja Rara bisa memaafkan kesalahanku,” batinnya Bara.

“Mas Bara kenapa harus meminta maaf segala. Mas Bara nggak punya salah apa-apa padaku kok, lagian kalau mas punya salah insya Allah aku akan memaafkan sebelum mas meminta maaf,” ucapnya Rara sambil mengusap punggung lebar pria yang terisak dalam tangisnya.

Rara kebingungan dengan apa yang terjadi kepada suaminya. Dia tidak tahu menahu kenapa tiba-tiba suaminya menangis dan meminta maaf kepadanya, padahal sebelumnya baik-baik saja.

Bara terlalu takut untuk berbicara berterus terang dan jujur kepada Rara tentang kejadian naas, insiden malam kelam itu, dan peristiwa terkutuk serta tragedi awal mulanya trauma dan penderitaan yang dialami oleh Rara.

“Mas adalah orang yang telah…,” suaranya semakin tercekat di pangkal tenggorokannya karena sangat sulit untuk berbicara.

“Mas adalah orang yang telah apa..?” Tanyanya Rara yang semakin dibuat keheranan dengan sikapnya Bara.

“Mas orang yang sudah membuatmu…” Bara kembali kesulitan untuk berbicara, semakin dipaksakan semakin sulit untuk berucap.

Ucapannya Bara terpotong karena suara nada dering dengan getaran ponselnya Bara yang ada di atas dasbor mobilnya membuat ucapannya terhenti.

Bara mengurai pelukannya kemudian gegas mengambil benda pipih yang terus bergetar hebat di atas dasbor mobil berwarna putih itu.

“Maafkan Mas nanti kita lanjut lagi, papa yang menelpon soalnya,” Bara menormalkan perasaan, suaranya terlebih dahulu sebelum mengangkat telepon dari papanya tersebut.

Rara tersenyum simpul,” nggak apa-apa Mas, bicaranya lain kali saja insha Allah masih banyak waktu dan kesempatan di lain hari.”

Bara mengusap wajahnya dengan kasar kemudian berbicara dengan papanya dibalik telpon.

Bara melirik sekilas ke arah Rara,” Maaf aku belum siap dan mampu untuk berkata jujur kepadamu. Aku nggak ada keberanian melakukannya. Aku terlalu takut dan tak berdaya. Kamu pasti akan membenciku dan terburuk mungkin kamu akan meminta bercerai dariku,” monolog Bara.

Rara hanya mendengarkan dengan seksama pembicaraan keduanya tanpa ada niat untuk memotong atau menyela pembicaraan bapak anak itu.

“Apa yang ingin disampaikan oleh Mas Bara kayak ada yang penting banget, tapi apa? Kalau aku bertanya entar dikira terlalu kepo nggak bertanya penasaran,” batinnya Rara yang penasaran dengan sikapnya Bara barusan.

“Insha Allah besok pagi kami akan ke Bulukumba untuk menghadiri pernikahannya Tiwi dengan Ridwan,” ucapnya Bara sebelum menutup telponnya.

Bara melirik ke arah istrinya yang juga menatapnya,” Papa kenapa Mas, Mama baik-baik saja kan?” Tanyanya Rara yang tadi tidak memperhatikan dengan seksama karena kebanyakan melamun sehingga apa yang dikatakan suaminya dengan Papa mertuanya tida didengarnya dengan jelas.

“Alhamdulillah mereka baik-baik saja dan sehat walafiat. Besok acara nikahannya anak dari sepupunya Mama yang ada di Bulukumba. Mereka meminta kita juga ikut ke kampung. Apa kamu mau barengan ke sana?” Tanyanya Bara.

“Insha Allah, Aku ikutan juga. Gimana kalau kita sekalian ke Tanjung Bira Mas. Mumpung ke sana jadi bisa mampir?” usulnya Rara.

“Hemph! Itu ide yang bagus. Hitung-hitung healing sekaligus honeymoon tipis-tipis dulu lah sebelum ke Singapura,” balasnya Bara yang setuju dengan permintaan dari istrinya.

“Alhamdulillah, akhirnya bisa ke sana lagi. Terakhir ke sana waktu tahun 2023 kalo nggak salah,” ujarnya Rara yang sudah membayangkan perjalanan liburannya akan berkahir dengan kebahagiaan.

Bara mengusap puncak hijab sang istri tercinta,” kalau gitu kita balik lagi ke rumah untuk persiapkan pakaian yang akan kita bawa besok.”

Bara kembali melanjutkan menyalakan mesin mobilnya karena akan bersiap pulang ke rumah dan melupakan rencana awalnya yang ingin berkata jujur kepada sang istri tentang siapa pria yang harus bertanggung jawab atas penderitaan dan trauma yang diderita oleh Rara.

“Mas, kayaknya aku harus cari baju baru deh. Sudah lama nggak beli gaun pesta, nggak punya waktu beberapa hari belakangan ini karena sibuk nyusun skripsi sama ngajar juga, baju yang ada juga kayaknya udah nggak muat kekecilanmi di tubuhku,” ucap Rara yang bernada meminta.

“Kalau gitu kita ke toko pakaiannya saja Mbak Masitha, kebetulan dia itu memiliki sebuah butik khusus jualan gaun sama gamis, pakaiannya rekomended bagus-bagus loh,” imbuhnya Bara yang memuji kualitas pakaian yang dijual oleh kakak iparnya.

“Mbak Masitha yang dulu pernah bekerja sebagai pramugari kan istrinya Mas Baruna?” Tebaknya Rara.

Bara mengangguk,” betul banget, tapi setelah melahirkan anak pertamanya, dia memutuskan untuk resign dari pekerjaannya.”

“Kenapa resign bukannya menjadi pramugari itu nggak gampang bisa lulus yah, kenapa memilih untuk berhenti total dari pekerjaannya? Apa karena Mas Baruna yang memintanya untuk keluar dari kerjaannya?” Tanyanya Rara yang keheranan.

“Nggak, Abang Baruna malah mensupport dan mendukung apapun yang diinginkan oleh sang istri tercinta sama halnya dengan diriku apapun yang diminta oleh istriku tersayang sebagai seorang suami aku akan memenuhinya selama itu adalah hal yang bagus,” balas Bara.

Bara membelokkan arah mobilnya menuju ke butik milik Masitha yang tidak jauh dari sekitar jalan yang dilaluinya.

“Jadi kalau misalnya, setelah aku melahirkan aku memutuskan untuk tetap kerja dan menunggu ada pendaftaran CPNS apa Mas Bara tetap mengijinkan aku untuk mengajar?” Tanyanya hati-hati Rara yang takutnya suaminya salah paham.

“Nggak apa-apa kok malahan kalau kamu memiliki aktivitas di luar rumah kenangan pahit dan rasa trauma kamu itu insha Allah pelan-pelan akan berkurang bahkan lambat laun akan menghilang dan kamu akan lebih nyaman dalam beraktifitas, Mas kan sudah bilang selama itu masih dalam koridor yang hal-hal positif so what gitu loh,” jawab Bara dengan santai.

“Oh ho begitu yah, tapi kalau misalnya aku nggak ada niat lagi untuk menambah momongan setelah melahirkan anak kembar kita nanti, apakah Mas Bara nggak keberatan dan ngga permasalahkan masalah itu?” Tanyanya lagi Rara dengan berhati-hati ia takut Bara tersinggung dengan maksudnya.

Bara tersenyum simpul mendengarnya,” nggak masalah, aku santai saja kok banyak anak atau cuman dua saja nggak apa-apa. Itu kan kita ikut program pemerintah sedikit anak lebih baik. Lagian banyak anak itu banyak tanggung jawab yang harus Kita persiapkan bukan hanya masalah sandang dan pangan tetapi masalah pendidikan mereka kelak.”

Rara kembali specklees dengan ucapan dan sikap suaminya yang selalu menganggap mudah hal yang dianggapnya sulit untuk diterima dan dipahami olehnya sendiri.

“Orang tua itu bertanggung jawab dunia dan akhiratnya sang anak jangan asal cetak anak saja bisanya, tapi melupakan masalah pendidikan moral dan akhlaknya. Apalagi baik buruknya anak orang tualah yang akan mempertanggungjawabkan segalanya di hari akhirat.”

“Apa Mas nggak keberatan kalau ngga punya anak darah dagingnya Mas sendiri? Anak kembar yang ada di dalam rahimku kan bukan anaknya Mas Bara,” tanyanya lagi Rara yang masih ingin bertanya dan memastikan apakah Bara kelak tidak akan berubah nantinya jika kedua anak kembarnya lahir.

Bara menggelengkan kepalanya,” nggak sama sekali. Aku sudah pernah bilang Jangan sekali-kali mengatakan kalau anak yang ada di dalam kandunganmu bukan anakku atau darah dagingku sendiri stop berbicara seperti itu apapun yang terjadi kedepannya!”

Rara tersenyum mendengarnya karena suaminya bisa menerima kenyataan kalau anak itu adalah bukan miliknya tapi akan selalu menganggap darah dagingnya sendiri.

“Masya Allah, Allahu Akbar. Makasih banyak Mas karena kamu ikhlas dan rela menerima anak-anak ini,” ujarnya Rara yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya di hadapan suaminya.

Rara melingkarkan tangannya ke lengan suaminya. Memang diakui belum ada rasa cinta yang tumbuh dihatinya selain rasa nyaman, tetapi dia selalu bahagia bersama dengan pria yang selalu berusaha untuk membahagiakannya dan juga lelaki yang selalu mengerti dan mengutamakannya.

Rara merasa selalu dimanja, diutamakan, dispesialkan dan Bara tidak pernah berkata nyinyir bin julid seperti dulu sebelum mereka menikah dan terutama Bara sikapnya selalu lemah lembut tak pernah berkata kasar.

“Rara, gimana mungkin aku bisa menganggap anak orang lain sedangkan mereka memanglah anak-anakku dan mereka ada karena akulah pria yang menanam benih di dalam rahimmu. Aku akan menjaganya sebaik mungkin karena mereka adalah buah hati kita berdua,” batinnya Bara.

“Aku mungkin wanita yang paling beruntung bisa menikah dengan Mas Bara. Makasih banyak Mas sudah menerima segala kekuranganku dan anak kembarku,” Rara mengalungkan tangannya ke lengan kiri diamlah.

“Kalau kamu tahu yang sebenernya pasti kamu akan jijik dan benci kepadaku dan mungkin kamu nggak akan sudi melihatku lagi, karena itulah akan aku simpan rahasia ini hingga akhir hayatku,” Bara membatin.

Berselang beberapa menit kemudian, kedatangannya disambut hangat oleh Masitah dan beberapa pegawai butik tersebut yang cukup ramai dikunjungi oleh beberapa konsumen yang mencari pakaian gaun pesta maupun gamis muslimah.

“Aku dengan Mas Baruna kami akan ke Bulukumba besok pagi. Kayanya Mama minta kita berangkat sebelum jam sembilan agar lebih cepat sampai di sana,” tuturnya Masitha sambil memilihkan beberapa potong pakaian yang cocok dengan karakter dan bentuk tubuhnya Rara.

“Pasti perjalanan kita bakal ramai yah Mbak,” sahut Rara yang terlihat antusias melakukan perjalanan ke kampung halaman ibu mertuanya itu.

“Mas Baruna belum balik dari kantornya Mbak?” Tanyanya Bara yang berbasa-basi sambil bermain dengan keponakan paling terkecilnya Alisa yang baru tiga tahun lebih.

“Akhir-akhir ini banyak banget orang yang mendaftarkan gugatan cerainya di pengadilan jadi Papinya Alina pulangnya rata-rata habis magrib,” jawab Masitha perempuan 31 tahun itu.

Tubuhnya Bara menegang mendengar kata perceraian, dia ketakutan jika kelak Rara memintanya bercerai dan pernikahannya akan berakhir di pengadilan agama.

“Ya Allah jangan biarkan Istriku meminta kami bercerai Jika kelak dia mengetahui siapa lelaki malam itu. Aku sangat takut ya Allah, aku nggak ingin berpisah dengan istriku dan calon ketiga bayi kembarku,” Bara membatin dan kembali dilanda ketakutan yang berlebih-lebihan.

Bara sudah membayangkan hidupnya tanpa Rara, padahal usia pernikahannya baru beberapa hari, tapi dia sudah mulai mencintai dan menyayangi istrinya.

“Aku nggak bisa bayangkan ya Allah hidupku tanpa Rara di sampingku. Mungkin aku akan gila jika Rara mencampakkanku dan meninggalkan diriku ini,” raut cemas terlihat jelas di wajah gantengnya Bara yang berubah pias dan pucat pasi.

1
Salsa Billa
dewa kakak iparnya bara thor bukan adik ipar , karena lairnya duluan dewa, pak rijal sebelum dijodohkan udah hamilin ibuknya dewa kan, baru ningah sama istri yg sekarang,, banyak kata" yg perlu dibaca ulang thor biar gk bingung yg baca
Salsa Billa
othor nya orng mana , banyak bahasa yg gk q mengerti, Coto apa ya thor , soto kah didalam ada kuah butek ada toping bibun kecambah parutan kelapa kasar digoreng irisan daging kambing / ayam bawang goreng itu kah , itu bukanya SOTO
Salsa Billa
typo thor , jalan koten enak bgt apalagi isi nya telur,, sebernya mau nulis aoa thor
Salsa Billa
thor apa artinya kenapaji , udah 2bab ada kata kata itu , artinya apa ya thor
Salsa Billa
maaf thor ini posisi masih di mobil tempat kecelakaan kan?? kok di cowok bisa berbuat gitu disitu , sampai pakaian ceweknya lepas semua
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
sunshine wings
😯😯😯😯😯
sunshine wings
jangan sesali apa yg sudah ditakdirkan untukmu Rara.. Setiap orang itu sudah ditakdirkan dengan porsi masing².. kita cuman dapat redho dan ikhlaskan.. Siapa kita untuk melawan takdir Allah ya kan .
sunshine wings
🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️😍😍😍😍😍
sunshine wings
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Sabar ya Rara.. ikhlaskan.. kalaupun kamu tau kisah sebenarnya maafkanlah suamimu ya karna dia juga sudah berusaha mencarimu.
sunshine wings
Insha Allah Aamiin.. 💪💪💪💪💪🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
plong rasanya tp blom selesei.. masih ada Rara dengan traumanya.. 😔😔😔😔😔
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
nah.. nah.. nah..
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
iyaakan sebagai idola pada yg muda ♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Aamiin yra 🤲🤲🤲🤲🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!