NovelToon NovelToon
Semalam Bersama Mantan

Semalam Bersama Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan / Cinta Lansia
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

Dua puluh tahun setelah melarikan diri dari masa lalunya, Ayla hidup damai sebagai penyintas dan penggerak di pusat perlindungan perempuan. Hingga sebuah seminar mempertemukannya kembali dengan Bayu—mantan yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta.

Satu malam, satu kesalahan, dan Ayla pergi tanpa jejak. Tapi kepergiannya membawa benih kehidupan. Dilema mengungkungnya: mempertahankan bayi itu atau tidak, apalagi dengan keyakinan bahwa ia mengidap penyakit genetik langka.

Namun kenyataan berkata lain—Ayla sehat. Dan ia memilih jadi ibu tunggal.

Sementara itu, Bayu terus mencari. Di sisi lain, sang istri merahasiakan siapa sebenarnya yang pernah menyelamatkan nyawa ayah Bayu—seseorang yang mungkin bisa mengguncang semua yang telah ia perjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Sayang

Shailendra menatap Ellen lama. Hening.

"Apa yang kau harapkan dariku, Ellen? Aku bukan lagi orang yang bisa mengendalikan segalanya. Kekuasaan di perusahaan? Sudah di tangan Bayu. Kepercayaan? Perlahan ikut hilang…"

Ia mengusap wajahnya.

"Dan tentang nyawaku yang pernah kau selamatkan… apakah itu benar? Atau hanya cerita yang kau bangun rapi agar aku terikat utang budi seumur hidup? Entah sejak kapan aku mulai meragukan semuanya. Tapi sekarang, keraguan itu tumbuh terlalu kuat untuk diabaikan."

"Tapi, Pa--"

“Cukuplah, Ellen,” ujarnya akhirnya. Suaranya rendah, nyaris lelah. “Kau tahu sendiri… Bayu bukan anak kecil lagi.”

Ellen mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Tapi tak menjawab. Ia tahu, ini bukan lagi rumah yang bisa ia kuasai seperti dulu. Semua sedang bergeser—dan ia perlahan kehilangan pijakan.

Shailendra melangkah menjauh, meninggalkan Ellen yang masih berdiri membeku di tempatnya. Entah sejak kapan perasaan muak itu tumbuh, tapi hari ini, rasanya menggelegak hingga ke ubun-ubun. Setiap kata dari wanita itu kini terdengar seperti racun yang dibungkus madu—manipulatif, licik, dan sarat kepentingan pribadi.

Langkahnya terhenti sejenak. Ia menoleh sekilas ke belakang, menatap sosok Ellen yang kini terasa asing meski telah lama dikenal.

“Aku menyesal,” gumamnya lirih namun penuh tekanan. “Menikahkan Bayu dengan wanita sepertimu adalah kesalahan terbesar yang pernah kulakukan.”

Lalu ia kembali melangkah. Kali ini tanpa ragu. Tanpa niat menoleh lagi.

-----

Dari London, Bayu terbang dengan pesawat pribadinya menuju Swiss. Semburat fajar menemaninya diam, tetapi pikirannya penuh riuh yang tak terucap. Setibanya di bandara kecil pribadi, sebuah mobil hitam telah menunggunya. Tanpa banyak bicara, Rendra melajukan kendaraan menuju sebuah desa kecil di pinggiran kota, Valleflora.

Mobil berhenti di depan sebuah rumah mungil yang dikelilingi kebun bunga. Mekarnya warna-warna musim semi menyambut kedatangannya, kontras dengan kekalutan di dadanya.

Seorang wanita paruh baya menghampirinya. Wajahnya ramah, mengenakan celemek berbunga.

“Mau pesan bunga, Tuan? Kami—”

“Aku ke sini karena merindukan istriku,” potong Bayu lembut namun mantap, menatap lurus ke arah rumah.

Wanita itu terdiam, keningnya berkerut, hendak bertanya lebih jauh—namun sebelum sempat bersuara, Bayu sudah berjalan melewatinya begitu saja.

Ia tergerak mengejarnya, namun Rendra yang sejak tadi mengikuti Bayu segera menahan lengannya. Tatapan mata Rendra tenang, namun cukup kuat membuat wanita itu ragu.

“Beliau suami Nyonya Ayla,” kata Rendra pelan.

Wanita itu menarik napas, terdiam. Meski tidak sepenuhnya percaya, sesuatu dari nada bicara pria di depannya itu membuatnya urung mencegah.

Bayu mendorong pintu rumah yang tidak terkunci. Tidak ada rasa canggung, tidak ada ragu—seolah rumah itu adalah bagian dari dirinya. Aroma masakan menyambutnya hangat, mengisi dadanya yang selama ini kosong.

Langkahnya membawanya ke dapur, di mana seorang wanita berdiri membelakanginya. Rambut panjangnya diikat sederhana. Tangannya mengaduk sup perlahan, tak menyadari badai rindu yang tengah berdiri di ambang pintu.

Tanpa berkata sepatah kata pun, Bayu melangkah pelan, mendekat. Dan dalam sekejap, kedua lengannya melingkar di perut Ayla dari belakang. Ia mendekapnya erat, dagunya bertumpu di bahu wanita itu.

Ayla terhenyak, sendok sup nyaris terlepas dari genggamannya.

“Aku merindukanmu,” bisik Bayu, suaranya nyaris pecah di ujung kalimat.

“Kenapa kau tak bilang padaku... apa yang telah terjadi padamu?”

Suara itu bukan sekadar tanya, melainkan keluhan hati yang terlalu lama menahan luka dan cinta dalam satu waktu. Napas Bayu hangat di leher Ayla, tapi yang paling menyentuh adalah detak jantungnya yang memburu, seolah takut Ayla menghilang lagi sebelum sempat menjawab.

Ayla tak membalas. Tubuhnya menegang, matanya memejam, dan untuk sesaat, dunia terasa diam.

Namun di balik diam itu, air matanya mengalir—karena ia tahu, pertemuan ini akan mengubah segalanya.

Ayla membeku dalam pelukan itu, berusaha menata denyut jantung yang terasa kacau. Perlahan, ia menghela napas pelan.

“Kenapa kau ke sini, Bay?” suaranya lirih, nyaris tenggelam oleh denting sendok yang jatuh ke dasar panci. “Kau sudah berjanji… tak akan menemuiku sebelum kau resmi bercerai.”

Bayu menatap mata Ayla penuh kesungguhan dan kelelahan yang sudah terlalu lama ia simpan. Ia menghela napas berat.

“Aku ingin memastikan kau baik-baik saja,” jawabnya. “Kau tak mengabariku. Tak satu pesan pun. Aku… tak bisa tenang.”

Bayu mengalihkan pandangan ke kompor. Ia mengulurkan tangannya dan mematikan apinya. Uap sup masih mengepul, namun hanya sebentar, karena Bayu segera memutar tubuh Ayla agar menghadap ke arahnya.

Tangan hangatnya mencengkeram lembut lengan Ayla, seolah memastikan wanita itu nyata, bukan sekadar ilusi yang datang dari kerinduan.

“Kita sekarang suami istri, Sayang,” ucap Bayu pelan. “Kenapa kau tak berbagi masalahmu denganku?”

Ayla terdiam. Jantungnya seolah berhenti berdetak.

Bukan karena pertanyaan itu. Bukan karena ia tak punya jawaban.

Tapi karena panggilan itu—Sayang.

Sebuah kata sederhana, tapi saat meluncur dari bibir Bayu, dunia seakan terhenti. Untuk pertama kalinya, pria itu menyapanya dengan panggilan sayang penuh cinta. Panggilan itu menyelinap ke relung hati yang selama ini ia kunci rapat-rapat, mengguncangnya dari dalam.

Ia tak yakin apa yang ia dengar barusan nyata. Tapi tatapan mata Bayu tak berbohong. Lembut, tulus… dan penuh penyesalan.

Tangan Bayu terangkat, menyentuh pipinya, mengusap lembut jejak air mata yang tak sadar telah mengalir. Sentuhannya membangunkan Ayla dari keterpakuan.

“Jangan simpan semua sendiri, Sayang,” bisiknya. “Aku merasa seperti suami yang tak berguna, berdiri di luar hidupmu… padahal aku ingin jadi orang pertama yang kau cari saat kau lelah.”

Ia menarik napas, suaranya nyaris bergetar.

“Apalagi… kalau masalah yang kau dapatkan itu karena aku. Seharusnya aku menceraikan Ellen lebih cepat. Seharusnya aku tak biarkan dia terus menebar racun di sekeliling kita.”

Ayla menunduk, bibirnya gemetar. Ia ingin berkata sesuatu, tapi yang keluar hanyalah isakan tertahan.

Di ruang sempit dapur itu, dua jiwa yang lama saling menjauh akhirnya saling membuka. Tak ada janji manis, tak ada kepastian. Tapi untuk kali ini, cukup satu kata sayang untuk memecahkan tembok yang selama ini berdiri di antara mereka.

Di luar rumah mungil yang dikelilingi kebun bunga itu, Rendra melangkah menjauh dengan langkah berat. Sebuah pesan masuk di ponselnya. Saat matanya menelusuri isi pesan tersebut, rahangnya mengeras. Jemarinya mencengkeram erat ponsel itu hingga buku-buku jarinya memutih.

Ia menoleh ke arah jalan setapak menuju hutan kecil di belakang desa—tepat di mana sebuah bangunan kosong berdiri sunyi seperti menanti ajal.

 

Di lantai dua gedung terbengkalai itu, seorang pria paruh baya duduk bersila, dikelilingi layar-layar kecil dan peralatan monitoring. Jemarinya lincah mengoperasikan drone yang kini melayang di atas atap rumah Ayla, merekam setiap sudut dengan presisi militer.

Mata pria itu tumpul, dingin, seolah tak mengenal takut, tak mengenal batas. Ia bukan mata-mata biasa. Ia adalah bayangan dalam kegelapan—alat setia yang dikirim oleh Ellen, wanita yang tak sudi kehilangan apa pun, terutama suaminya.

Srasss—

Tiba-tiba, sebuah pisau kecil berdesing meluncur cepat ke arahnya. Ia melompat ke samping, refleks luar biasa menyelamatkannya. Namun tab pengendali drone terjatuh, layar hitam.

Seketika, ia berdiri, mata tajamnya menatap ke arah lemparan itu datang.

Dari bayangan di tangga, muncul Rendra, dengan senyum sinis menghiasi wajahnya yang biasa tenang. Pisau cadangan sudah berputar di antara jarinya.

“Refleksmu bagus juga,” ucap Rendra, melangkah turun perlahan namun pasti.

Pria paruh baya itu menegang. “Kau...” gumamnya pelan, akhirnya mengenali sosok yang selama ini hanya ia lihat dari jauh.

Langkah kaki Rendra menggaung dalam kehampaan gedung itu. “Selama ini kami terlalu lunak. Terlalu percaya kalau ancaman hanya datang dari depan. Hingga... lalat sepertimu bisa bebas mendekat tanpa kami sadari.”

Wajah si pria tetap dingin. Tak ada perubahan ekspresi. Tapi tubuhnya sedikit merendah—siap kabur kapan saja.

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
Siti Jumiati
ayolah Bayu percepat saja perceraiannya,trus bongkar semua kejahatan ellen agar elen jera dan tidak berani lagi berbuat ulah,dari pada semakin lama semakin meresahkan saja,dan bisa2 mengacam nyawa Ayla dan anakmu dalam kandungan Ayla. ayo Bayu bertindak lah yang tegas.lanjut kak semangat sehat selalu 🤲
mbok Darmi
ternyata ellen bersekutu dgn iblis pantas saja sifat nya juga iblis, udahlah Bayu segera selesaikan masalah mu dgn ellen aku yakin ellen tidak mau diceraikan jadi jalan satu" nya jatuhkan ha ga dirinya bongkar PE selingkuhan nya dgn leo viralkan di medsos pasti dia akan mengajak dirimu bertemu tinggal dia atau kamu yg mati
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
melelahkan sekali hidup kalian
syisya
semoga pak tua menyelidiki semakin dalam agar ketahuan kebusukannya
Meciww _30
ayo segera bongkar aku menunggu bab selanjutnya
Siti Jumiati
geram banget sich dengan Ellen, kenapa kamu gk sadar2, tunggu aja waktu yang tepat untuk kehancuranmu Ellen.
abimasta
sadarlah shailendra bahwa ellen itu hanya bersandiwara
mbok Darmi
perang segera dimulai jgn remehkan bayu kali ini dia ajan melakukan berbagai cara agar laras aman dan bayu bisa lebih kejam dari kamu ellen siap" saja kalau mau ancur itu hanya kamu dan ketemu sedangkan bayu hanya butuh laras tidak butuh perusahaan dan syailendra
abimasta
laras lagi yang jadi korban
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
apa yang akan kamu lakukan untuk melindungi ayla, bayu?
Siti Jumiati
memang terkadang diam lebih baik,sabar Ayla semua akan indah pada waktunya, Tunggu waktu yang tepat Ellen kehancuran akan menyertaimu.
mbok Darmi
ternyata kamu telah menikahi iblis bayu, nikmati lah penyesalan mu semua karena kamu terlambat menjadi tegas beginilah akhirnya berdoa saja semoga laras dan kandungan nya baik" saja sebelum ellen bertindak terlalu jauh tolong selamatkan laras
Selvi Damayanti
cerita yang menyenangkan
Siti Jumiati
semoga Bayu ada mata2 yang mengawasi Ayla, karena ellen berniat jahat pada Ayla,semoga Ayla selamat dari rencana Jahan Ellen, semoga kejahatan ellen segera terbongkar. lanjut kak
syisya
semoga kebusukan ellen terendus lebih dulu jadi biar sama" hancur
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bayu hanya mencintai ayla. pahamilah itu Ellen. jangan paksakan obsesimu.
abimasta
ellen bukan mencintai bayu tp obsesi
abimasta
terhenti karena cincin pemberiannya dahulu masih ada di jari laras
Yeni Wahyu Widiasih
berhenti karena masih ada cincin perakkah?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga semua dilancarkan. sah!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!