Harusnya, Ziva menghabiskan malam pertamanya itu dengan sang suami. Namun, saking mabuknya, ia malah masuk ke kamar mertuanya dan membuatnya tidur di ranjang yang salah.
Apa yang akan terjadi pada Ziva dan mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurma_98, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketus
Plakkk
"Kamu apa-apaan sih?!" Pekik Victor dengan cepat menepis tangan Risa.
Entah dari mana asalnya wanita itu, Risa tiba-tiba datang dan langsung memeluk Victor dari arah belakang. Victor pun terkejut dan langsung menoleh seketika.
"Astaga, aku hanya bercanda, kenapa reaksimu berlebihan." Ucap Risa, memanyunkan bibirnya.
Victor memijit pelipisnya, seseorang yang sangat ingin ia hindari malah bertemu lagi. Dirinya kesal, kenapa harus di pertemukan lagi dengan sang mantan di saat dirinya sudah menikah? Ini benar-benar mengganggu.
"Bercanda juga ada batasnya. Jangan sampai meluk-meluk segala!" Sahut Victor bernada ketus.
"Oke, aku minta maaf, mungkin ini sebagian dari kebiasaanku yang suka memelukmu. Aku hanya ingin berteman denganmu, Vic." Ucapnya bernada pelan di akhir.
Victor tak menjawab, ia memalingkan wajahnya dan menatap malas pada mantannya itu.
"Terserah, aku tidak ingin berlama-lama lagi!" Ujar Victor, langsung pergi.
Risa terkejut, Victor tiba-tiba pergi dan terus menghindarinya. Padahal dirinya benar-benar tulus ingin berteman dengan Victor.
"Victor, tunggu!!"
Victor tak menggubris saat Risa memanggil sampai mengejarnya. Ia bahkan nampak acuh dan tak menoleh sedikit pun saat wanita itu berlari mengejarnya.
Bruuukh
"Awww."
Langkah Victor terhenti saat mendengar suara Risa seperti terjatuh. Ia pun menoleh dan dugaannya ternyata benar, Risa terjatuh sampai telapak tangannya pun berdarah.
"Risa, kau gak papa!?" Pekik Victor, segera menghampiri Risa.
Risa tak menjawab, ia fokus pada telapak tangannya yang berdarah karena tergores pada aspal. Risa meringis perih saat dirinya mencoba menyeka darah dari telapak tangannya.
Grep
"Hei, itu kotor. Pakai ini saja!" Ujarnya, memberikan sapu tangan miliknya.
Risa kembali terdiam dan hanya mengambil sapu tangannya saja. Melihat itu, Victor menghela nafasnya sejenak lalu menatap fokus kembali pada telapak tangan Risa.
"Eh..?" Victor mengerutkan dahinya menatap sesuatu. "Kenapa dengan tanganmu?"
Saat itu juga, Risa berhenti sejenak, lalu ia pun langsung menoleh menatap Victor dengan bingung.
"Bukankah kau tahu, kalau tanganku ini terluka, kenapa masih banyak tanya?" Timpalnya, kesal.
"Astaga, bukan itu! Maksudku, luka lebam yang ada di kedua tanganmu, kenapa itu?"
Degh
Risa langsung menutup kembali tangannya dengan jaket miliknya. Seketika dirinya pun panik, Risa langsung berdiri dan menutup rapat-rapat tangannya itu.
"Ah, ini bukan apa-apa." Jawabnya, sedikit terbata-bata.
Merasa ada yang aneh, Victor pun menarik tangan Risa dan menyingkapkan jaket yang menghalangi luka lebam tersebut.
Ternyata, setelah di teliti lagi, lukanya bukan hanya di tangan saja, Victor mendapati luka lebam yang lain di area leher.
"Jawab aku, luka lebam apa ini? Apa kau habis di pukuli seseorang?"
Risa menggeleng cepat menandakan kalau itu bukan bekas lebam karena pukulan. "B-bukan, kok. Ini luka karena kemarin aku habis terjatuh."
Grep
"Akkkh!! S-sakit, Victor!!"
Saking kesalnya, Victor meremat pergelangan tangan Risa dan menatap wanita itu dengan tajam.
"Katakan, siapa orang yang melakukan ini?"
"Tidak, ini bukan seperti yang kau--"
"Jika kau ingin berteman denganku, kau harus jujur dulu tentang ini."
*
*
Sementara itu...
Di rumah sakit.
Setelah menuntaskan hasratnya.. Kini, mereka berdua rebahan di atas brangkar dengan adegan saling berpelukan.
"Dad, apa kamu sengaja kesini karena tahu kalau aku sedang di rumah sakit?"
"Tidak, daddy menuju pulang dari rumah sakit, dan setelah itu......."
Heri menceritakan kejadian di mana dirinya mengalami kecelakaan karena ulah seseorang. Ia menceritakan panjang lebar dan Ziva mengangguk paham saat mendengarkannya.
"Apa wanita itu baik-baik saja?"
"Ya, untungnya dia baik-baik saja. Daddy sempat khawatir ia terluka." Ujarnya. "Apalagi.. Daddy mendengar suaranya itu, mirip sekali dengan mantan isteri daddy--"
"Oh, sudahlah, aku malas mendengarnya lagi." Ucap Ziva, tiba-tiba menyela ucapan.
"Eh, kenapa--"
"TERSERAH!!"