"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04
Sesampainya dirumah, Hendarto langsung mengambil makanan yang sudah tersusun rapi, kemudian pergi dengan berjalan kaki menghampiri security komplek, juga para pemulung, petugas kebersihan yang ia temui disekitar komplek.
Pada saat ia sampai dipos ronda yang berdekatan dengan taman komplek, lapangan badminton serta kantor RT/RW, pria paruhbaya itu pun mampir, ikut bergabung dengan bapak-bapak komplek yang kebetulan sedang tidak bekerja.
"Nah, kebetulan pak Hendar kesini. Tadinya kami yang mau kerumah pak Hendar." ucap pak RT mengawali obrolan setelah menjawab salam dari Hendarto.
"Sepertinya ada hal penting pak RT...?" sahut Hendarto.
"Tapi sebelumnya saya mau bertanya soal penghuni rumah disebelah saya. Katanya yang tinggal disana bujangan, kenapa tadi ada perempuan..?."
"Apa iya ada perempuan pak...?" tanya pak RT ragu.
"Iya pak, bahkan mereka itu tidak punya sopan santun, bermesraan didepan pintu. bagaimana kalau anak-anak kecil melihat..? saya sudah memberi teguran tapi diabaikan, didengar juga tidak." adu Hendarto.
"Pemuda itu juga sering pulang dalam keadaan mabuk, bahkan petugas sampah komplek setiap hari menemukan banyak botol minuman ditempat sampah rumah itu." adu seorang warga.
"Terus kenapa masih dibiarkan dia tinggal..? komplek kita bukan tempat untuk berbuat mesum." kata Hendarto.
"Masalahnya pak Yacob memberikan rumahnya untuk ditempati keponakannya itu pak Hendar. Bahkan yang lapor dan membuat izin tinggal keRT/RW juga beliau.."
"Pak Yacob juga yang menjadikan dirinya sebagai jaminan untuk pemuda itu pak, padahal katanya pemuda itu mantan narapidana."
"Pak Yacob, beliau itu kan orang baik-baik bahkan seorang Jenderal. Bagaimana beliau bisa memberikan rumahnya untuk ditempati pemuda berandalan begitu..?"
"Tapi dia bukan berandalan pak, saya dengar ayahnya adalah orang penting. Ditambah juga yang menjadi penjamin adalah pak Yacob kita bisa apa pak...?".
"Pak, saya juga bagian dari pengurus, kalau memang tidak bisa tegas atau bapak takut mengambil tindakan lebih baik pindahkan saja jabatan RT kepada yang lain."
Bapak-bapak yang berjumlah lima orang itu diam, terutama pak RT. Mereka hanya bisa saling bertukar tatap.
Ya, kesemuanya sangat paham akan karakter tegas Hendarto. Meski kadang aksi tegas pria paruhbaya itu menyinggung lawan bicara, tapi semuanya menganggap itu semua bukan masalah besar.
"Kita bicarakan dulu saja sama pak RW dan pak Yacob, soal wanita yang dibawa pemuda itu." saran pak RT.
"iya, lebih baik begitu. Gimana pak Hendar...?" timpal salah satu bapak komplek.
"Ya, itu lebih baik. Paling tidak jangan ada yang berbuat zina dikomplek kita ini." jawab Hendarto.
Hampir sembilan puluh menit, Hendarto menghabiskan waktu bersama bapak-bapak itu. Sebelum akhirnya mereka membubarkan diri kembali kerumah masing-masing lalu bertemu kembali dimasjid komplek untuk melakukan ibadah sholat Dzuhur berjama'ah.
Sedang orang yang menjadi bahan obrolan bapak-bapak itu, baru keluar dari rumahnya bersama sang kekasih. Dengan mengendarai mobil hitamnya, Vinder meninggalkan komplek tempatnya tinggal untuk mengantarkan Tania pulang keapartemen.
"Lain kali jangan datang lagi kerumah, aku tidak mau digrebek warga nanti. Hargai om Yacob, aku tidak mau membuat beliau malu." tegas Vinder.
"Tapi Vin, aku-----
"Tidak ada negosiasi dan aku tidak menerima bantahan."
"Ya sudah, kalau aku tidak boleh datang kerumah, kamu yang harus datang keapartemen."
"Kalau aku tidak sibuk, aku kesana." pungkas Vinder yang enggan berdebat lagi.
kamu gak tau Lada mencari mu
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆