NovelToon NovelToon
LINTASAN KEDUA

LINTASAN KEDUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / SPYxFAMILY / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Warning!
Bagi yang berjantung lemah, tidak disarankan membaca buku penuh aksi laga dan baku tembak ini.

Sejak balapan berdarah itu, dunia mulai mengenal Aylin. Bukan sekadar pembalap jalanan berbakat, tapi sebagai keturunan intel legendaris yg pernah ditakuti di dunia terang & gelap. Lelaki yg menghilang membawa rahasia besar—formula dan bukti kejahatan yg diinginkan dua dunia sekaligus. Dan kini, hanya Aylin yg bisa membuka aksesnya.

Saat identitas Aylin terkuak, hidupnya berubah. Ia jadi target. Diburu oleh mereka yg ingin menguasai atau melenyapkannya. Dan di tengah badai itu, ia hanya bisa bergantung pada satu orang—suaminya, Akay.

Namun, bagaimana jika masa lalu keluarga Akay ternyata berperan dalam hilangnya kakek Aylin? Mampukah cinta mereka bertahan saat masa lalu kelam mulai menyeret mereka ke dlm lintasan berbahaya yg sama?

Aksi penuh adrenalin, intrik dunia bawah, dan cinta yg diuji.

Bersiaplah menembus "LINTASAN KEDUA"—tempat di mana cinta & bahaya berjalan beriringan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Lorong Kematian

Aylin tidak bereaksi.

Tak boleh panik.

Sedikit saja, dan peluru itu akan menembus dadanya.

Ia tetap memacu motor, seolah tak menyadari.

Matanya menghitung cepat—jarak, arah tembak, peluang selamat.

Tangan kanannya tetap mantap di stang, menjaga keseimbangan dan kendali gas, sementara tangan kirinya perlahan menarik pistol dari balik jaket.

"Pegangan, Akay," serunya cepat, detaknya menghentak.

Akay, yang duduk membelakanginya, sudah lebih dulu bersiap. Di tangannya, pistol berat berkaliber besar siap menyalak.

Sebuah bayangan bergerak di antara atap gedung.

Aylin menakar kecepatan motornya, arah angin, dan tinggi tembok dalam hitungan detik.

Tiga... dua... satu—

DOR!

Peluru Aylin menghantam bayangan itu tepat di bahu. Si penembak jatuh terhuyung, senapannya terlepas dari genggaman.

TRAK!

Tembakan balasan menghantam dinding di sebelah mereka.

"Akay, atas kanan!" pekik Aylin.

Tanpa pikir panjang, Akay mengangkat pistolnya ke atas, membidik cepat.

DOR!

DOR!

Peluru menghantam antena besar yang digunakan musuh sebagai perisai. Antena itu runtuh, menjatuhkan pecahan logam dan debu, mengacaukan posisi mereka.

Motor Aylin terus melaju, memotong jalan penuh reruntuhan.

Akay menekan tombol kecil di helmnya, membuka saluran interkom rahasia.

"N-7, posisi kalian?"

Suara napas berat dan deru tembakan terdengar sebelum balasan muncul.

["Kita tertahan! Black Nova dan Balthazar sudah blokir semua jalur masuk. Ada sniper juga di posisi tinggi. Kami masih berusaha buka jalan!"] suara N-7 terdengar terengah, diiringi desing peluru.

Di sisi lain, N-7 bersembunyi di balik tiang listrik yang hampir roboh, memberi isyarat kepada anak buahnya.

"Tim Dua, sektor kanan! Cari celah! Tim Tiga, tutup penembak di lantai empat!"

Seorang anak buah N-7 meluncur dari balik puing, melepaskan tembakan bertubi-tubi ke arah gedung bobrok, memaksa sniper bersembunyi kembali.

["Bertahan, Akay. Kami datang. Jangan mati dulu,"] lanjut N-7, suaranya dingin namun berisi keyakinan.

Akay menekan interkom lagi. "Cepatlah."

Motor Aylin melaju zig-zag, menghindari tembakan sporadis dari atas gedung.

Debu dan serpihan berterbangan di udara.

Aylin menoleh sedikit ke arah Akay sambil tetap fokus mengendalikan motor.

"Bagaimana sekarang?" tanyanya cepat.

Akay mendesah pendek, menahan rasa frustasi. "Sepertinya bantuan akan datang lebih lama."

Aylin mengumpat pelan. "Tak apa, kita sendirian dulu."

Akay mengangguk singkat. "Iya. Kita harus bertahan sampai backup bisa tembus."

Aylin menyeringai kecil, tidak gentar sedikit pun. "Bagus. Aku benci menang terlalu cepat."

Akay sempat terkekeh—cepat, pendek—sebelum kembali serius, matanya menyapu sekitar, mengantisipasi serangan berikutnya.

"Fokus. Mereka nggak akan kasih kita waktu buat napas."

"Tenang," balas Aylin, mempererat genggaman di stang motor. "Aku belum niat mati malam ini."

Di sisi lain, Kazehaya, Kanzaki, dan wanita bertopi rajut yang juga sedang berjuang, mendengar saluran interkom mereka berderit, menyambungkan suara dari medan lain—suara Akay, terengah namun tetap tegas:

"Fokus. Mereka nggak akan kasih kita waktu buat napas."

Lalu, suara Aylin menyusul, tajam dan penuh tekad:

"Tenang. Aku belum niat mati malam ini."

Kazehaya mendengarnya dengan rahang mengeras, matanya menyipit. Ia tahu, waktu mereka tak banyak.

Namun sebelum ia bisa bicara, sebuah suara lain masuk di frekuensi darurat mereka.

["Sensei! Ini Alpha-Tiga! Kami tertahan di gerbang barat! Black Nova dan pasukan Balthazar sudah menutup semua jalur! Ada sniper di gedung-gedung sekitar! Kami terjebak!"]

Laporan itu terdengar putus-putus di sela ledakan kecil dari kejauhan.

Kanzaki mengumpat lirih, sementara si wanita bertopi rajut mengetatkan pegangannya pada stir motor, sorot matanya membeku.

Interkom kembali berderak. Kali ini suara Akay dan Aylin terdengar jelas—mereka juga mendengar laporan yang sama.

Sejenak hening. Masing-masing pihak menyadari kenyataan pahit itu.

Kazehaya mendesis, suaranya berat. "Semua jalur masuk tertutup. Kita benar-benar sendiri."

Kanzaki mengangguk kecil. "Artinya... kita harus bertahan. Dengan semua yang kita punya."

Wanita bertopi rajut akhirnya bersuara, dingin dan mantap, "Kita harus saling melindungi. Tak ada pilihan lain."

Kazehaya mengepalkan tangannya. "Kita selamatkan mereka. Atau mati bersama mereka."

Motor mereka melaju semakin kencang, menembus badai debu, bersiap menantang pengepungan yang sudah menunggu di depan.

Wanita bertopi rajut mempercepat motornya. Ia menarik pistol otomatis dari balik jaket panjangnya, matanya menyipit, menghitung jarak dan posisi musuh.

Angin menerpa rambutnya yang keluar dari sela topi rajut, tapi dia tetap fokus seperti pemburu yang mencium darah.

Matanya tajam seperti jarum.

Ia tak berbicara banyak—tindakan lebih berarti.

DOR!

DOR!

Beberapa tembakan cepat dilancarkan ke arah para pengejar lain di jalan, memaksa mereka untuk melindungi diri alih-alih mengejar.

Seketika, jalur pelarian menjadi lebih longgar.

"Sensei, ada dua di atap kiri!" seru Kanzaki cepat lewat interkom mini di helmnya.

Kazehaya mendengar, dan segera membidik lagi.

Bukan untuk membunuh—untuk mengacaukan.

DOR!

Sebuah pipa air di atas kepala para penembak jitu pecah, memuntahkan semburan air deras, memukul mundur dua orang itu.

"Bagus," gumam Kanzaki pendek, hampir tak terdengar.

Motor-motor itu melesat, bergerak seperti satu tubuh, saling melindungi.

Gerak mereka teratur—saling paham, seolah sudah bertahun-tahun berbagi medan tempur.

Namun situasi belum aman.

Di depan, blokade kendaraan tua dipasang melintang di jalan sempit.

Kazehaya menarik napas pendek.

"Sensei, apa rencana?" tanya Kanzaki cepat, sambil mengurangi kecepatan sedikit.

Kazehaya menyipitkan mata. "Kanan, ke gang kering itu... lalu potong lewat pasar bawah tanah."

"Siap."

Aylin mendengar percakapan singkat itu lewat interkom umum, dan dengan gerakan halus, ia menyesuaikan laju motornya.

"Akay, siap-siap, mungkin ada yang menunggu di pintu keluar," bisiknya.

Akay meneguk ludah, menggenggam pistol lebih erat.

Di bawah tekanan, dunia mereka menjadi sunyi.

Hanya ada denyut nadi... napas cepat... dan suara mesin yang meraung di tengah kota yang berantakan.

Pertarungan belum selesai.

Tapi mereka semua—Aylin, Akay, Kanzaki, Kazehaya, dan wanita bertopi rajut—sudah siap untuk bertahan.

Atau... mati berjuang.

Lorong sempit itu seperti perangkap maut.

Kanzaki menggeram pelan, tubuhnya menunduk, meminimalisir siluet dari bidikan di atas.

Kazehaya menoleh cepat, membaca pergerakan musuh di ketinggian dengan ketajaman naluri bertahun-tahun.

"Kiri atap, dua! Siap tembak!" serunya.

Wanita bertopi rajut yang melesat di sisi kanan menoleh sejenak, mengangkat senjatanya—

DOR!

Peluru cepat melesat, menghantam dinding, memaksa dua penembak mundur dan merubah posisi.

Di saat yang sama, Kanzaki meluncur cepat, menggeser motor ke sisi lain gang.

"Sekarang!" teriak Kanzaki.

Kazehaya membidik dan menembak ke lampu neon tua yang menggantung rendah.

DOR!

Lampu meledak, serpihan kaca hujan turun, mengaburkan pandangan di lorong itu.

Siluet musuh di atap menghilang sesaat—cukup waktu untuk meloloskan diri.

Sementara itu—

Suara tembakan masih menggema di telinga Akay dan Aylin, menambah ketegangan yang sudah mencekam.

Peluru menghantam udara, hampir menyambar kaca spion motor mereka.

Di atas atap gedung tua, siluet gelap bergerak cepat—penembak jitu.

Akay menoleh, membidik sambil menjaga keseimbangan tubuhnya yang membelakangi Aylin. Ia menarik pelatuk.

DOR!

BRAK!

DOR!

BRAK!

Dua peluru melesat, memantul di pinggiran tembok, memecahkan genting. Penembak itu berguling cepat ke sisi lain atap, lolos dari sergapan.

TRAK!

Peluru lain meluncur, menghantam aspal di dekat roda motor mereka.

"Belok kanan!" seru Akay.

Aylin menghentakkan setang. Motor nyaris menyentuh dinding saat mereka berbelok tajam, lolos dari tembakan maut.

Akay membidik lagi. Tarik pelatuk.

KLIK.

Ia mendecakkan lidah. Magazinnya kosong.

"Peluru habis!" geram Akay, matanya mencari-cari jalan keluar.

Kazehaya, dibonceng Kanzaki, mendengar klik kosong di interkom. Ia melirik cepat—motor Akay dan Aylin hampir tergelincir.

Kazehaya menarik napas dalam.

"Peluru mereka habis," gumamnya.

Wanita bertopi rajut di sisi lain juga mendengarnya, sambil menunduk menghindari tembakan.

"Akay, Aylin, bertahan. Kami hampir mencapai posisi kalian!" serunya cepat melalui saluran interkom.

Tembakan masih memburu dari arah ketinggian, membuat mereka semua harus melaju zig-zag untuk menghindar.

Kanzaki, yang mengendalikan motor, menggeram. "Sial, mereka nge-push terus!"

Tembakan terus memburu Akay dan Aylin dari ketinggian. Debu beterbangan. Gang sempit itu seolah berubah menjadi lorong kematian.

“Kita butuh tempat berlindung!” Aylin berteriak, napasnya tersengal.

...🌸❤️🌸...

Sensei \= sebutan untuk guru, mentor, atau sosok senior yang dihormati, biasa digunakan di budaya Jepang.

To be continued

1
abimasta
waaauuu kereenn thor
Fadillah Ahmad
Mudah-Mudahan Bisa Lolos 80 Bab Terbaik Ya Kak Nana. 🙏🙏🙏 Aku Sangat Berharap Loh Kak. 😁😁😁 Dan Kalau Rezeki Syukur-Syukur Msnang Lomba Juga Kak Nana. Aminn.
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
tak bersisa...
Mrs.Riozelino Fernandez
o'ow... 😳😳😳😳
Puji Hastuti
Aylin and the genk /Good//Good/
asih
👍👍👍👍👍 bacanya sampi tegang
Puji Hastuti
Kerreeeennn
syisya
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼 gak bisa berkata" lagi thor
Anonim
Akay keren juga ya punya anak buah yang siap melindungi Bos nya.
Jantung masih aman niihhh..... bacanya sambil nahan nafas wkwkwk
Lilik Aulia
seru banget semangat thor
Mrs.Riozelino Fernandez
itu ternyata 😅😅😅
Mrs.Riozelino Fernandez
😳😳😳😳😳😳
Anonim
waduuuuuhhhh peluru Akay habis jadi semakin m e n e g a ng kan
Hanima
👍👍
Linda Setyo
👍👍👍
Linda Setyo: 🤲amin...
🌠Naπa Kiarra🍁: Aku ikut prihatin, Kak. Semoga cepat pulih dan jaga kesehatan, ya!"
total 4 replies
Anonim
waaahhh Akay cara boncengnya benar-benar membahayakan jiwa ragamu ya.....
Anonim
keren nih othor....
benar-benar mencekam membaca serasa ikut menghindar dari kejaran musuh wkwkwk...dan ikut mensupport Aylin dan Akay untuk menggeber motornya semakin kencang namun tetap waspada demi formula untuk keselamatan banyak orang
Fadillah Ahmad
Sudah Aku Duga,kak Nana Lebih Hebat Membuat Cerita Mafia,ketgangannya dapat Sekali. Semangat Kak Nana...
sum mia
dag dig dug... dag dig dug ... dan tiba-tiba harus berhenti karena to be continued .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Fadillah Ahmad
Lanjutkan Kak Nana, Ceritanya Seru Kak Nana, Semangat Kak Nana. Ayo Aylin Akay,maju Terus Pantang Mundur. Sekali Maju Jangan Pernah Menoleh Lagi Ke Belakang Aylin Akay. Selesaikan Apa Yang Telah Menjadi Keputusan Kalian. Semoga Setelah Misi Ini Dunia akan Damai Kembali. 🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!