aisyah abraham putri dari arahman Abraham , tepaksa menikah dengan lelaki yang tidak dikenal nya
karna permintaan terakhir ayah nya aisyah pun menyetujui nya.
tapi ternyata pria yang menikahi nya sudah memiliki istri sebelum nya
bagai mana kah nasip Aisyah ?
apa kah ia akan bertahan atau mungkin akan mengakhiri nya?
yuk simak kelanjutan nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bikrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
aisyah
Aisyah..
...----------------...
Aku berjalan beriringan dengan ibu dari tuan ku sendiri, dia membawa ku ke restoran mewah yang berada tidak jauh dari perusahaan Alcantara grub, dia menggandeng tangan ku seperti sedang menggandeng suami nya, dia tersenyum sepanjang perjalanan mengisyaratkan bahwa saat ini dia sedang bahagia.
Aku bingung dengan situasi ku saat ini, tadi ibu Azzam mengatakan kalau dia akan mengantar ku pulang ke apartemen anak nya di mana tempat ku bekerja. Tapi kenapa dia malah membawa ku ke tempat makan yang sangat besar ini, kami duduk di ruangan yang sepi, yang aku tau kalau itu pasti ruangan VAV, tadi juga sebelum masuk aku mendengar ibu Azzam memesan makanan kepada kariawan di tempat ini, Apa itu untuk kami berdua? Tapi kenapa? Seorang istri konglomerat mengajakku makan di tempat yang sangat mewah ini, secara aku ini adalah pembantu anak nya. Apa dia tidak malu? Atau jangan-jangan aku sudah membuat kesalahan sehingga dia ingin membicara kan nya. tapi aku tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Pikiran ku sudah penuh dengan pertanyaan yang hanya ada di dalam otak ku tanpa berani bertanya membuka percakapan kami.
"kamu pasti heran kan kenapa Tante mengajak mu kesini" ucap nya membuyarkan lamunanku, tapi masih dilanda pikiran yang tak menentu, aku pun menatap wajah wanita yang berada dihadapan ku saat ini, tapi tidak berangsur lama karna itu sangat tidak sopan menurut ku, dan aku kembali menundukkan kepala ku.
"iya nyonya Aisyah bingung, kenapa nyonya membawa ku ketempat ini" jawab ku menjawab pertanyaan yang dia ajukan pada ku tadi, "apa Aisyah sudah membuat kesalahan sehingga nyonya ingin membicara kan nya" lanjut ku lagi dengan ekspresi wajah yang memelas, aku takut kalau sampai apa yang aku pikirkan itu benar ada nya.
Detik, menit berlalu. dia memperhatikan ku sambil tertawa kecil membuat kebingungan yang sedari tadi ada pada diri ku menjadi berlipat-lipat. Apa ada yang salah dengan ucapan ku? Sehingga dia tidak menjawab pertanyaan ku. Dan menatap ku seperti itu.
sampai saat dia pun mengeluarkan suara "tidak sayang aku hanya ingin mengajak mu makan siang disini, sekaligus ingin berkenalan dengan mu"
Ketegangan yang semula berada pada tubuh ku berangsur pergi saat mendengar jawaban dari ibu tuan ku ini, "oh nama aku Aisyah nyonya"kata ku sambil mengulurkan tangan ku pada nya, menandakan kalau aku ingin berkenalan dengan nya seperti apa yang dia katakan barusan.
Dia pun menyambut uluran tangan ku dengan senyum yang masih merekah di wajah nya "aku Linda ibu dari Azzam dan juga martin" ucapnya aku begitu terpesona dengan senyum manis nya, membuat kecantikan nya semakin bertambah. Aku jadi merasa iri pada wanita paruh baya ini, padahal umur nya sudah setengah abad tapi dia masih terlihat muda.
"apa Azzam baik pada mu" aku sedikit kaget dengan pertanyaan itu, ingatan ku kembali kepada tuan Azzam yang sangat dingin dan juga angkuh. apa aku harus jujur atau aku harus berbohong, jika aku jujur tidak menutup kemungkinan kalau nanti nyonya Linda melapor dan memarahi Azzam dan itu bisa mengancam pekerjaan ku, tapi kalau aku berbohong itu tidak baik juga menurutku.
aku diam beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan nyonya Linda aku berpikir jawaban apa yang harus aku katakan, secara kerja di rumah Azzam memang enak, tapi setiap kata yang keluar dari mulut nya sangat tajam seperti pisau yang menembus ke ulu hati ku.
"tuan azzam baik nyonya" aku pun membuka suara pelan hampir tidak terdengar oleh wanita di hadapan ku ini.
"kalau ada kata nya yang menyakiti, jangan di masukin ke hati ya, dia memang seperti itu pada orang yang baru di kenal nya, lama kelamaan dia akan baik pada mu" sia sia sudah aku berbohong, ternyata ibu nya lebih tau sifat dari anak nya.. ya, tentu dia yang lebih tau secara Azzam adalah anak yang ia kandung dan membesarkan nya sampai saat ini, kenapa aku bisa sebodoh ini si, aku jadi malu pada diri ku sendiri ternyata jawaban ku sangat tidak berarti. karna pada akhir nya dia tau seperti apa anak nya itu, dan kenapa juga dia mengajukan pertanyaan kalau dia sendiri tau seperti apa anak nya. Membingungkan bukan?
"iya nyonya" aku tidak tau mau menjawab apa lagi, selain kata iya, aku sedikit canggung dengan situasi ini.
Baru saja nyonya Linda ingin berbicara lagi pada ku, di urungkan nya karna melihat pelayan masuk keruangan kami saat ini ..dan pelayan itu ternyata tidak sendirian mereka ada tiga orang karna makanan yang begitu banyak tidak bisa kalau hanya satu orang yang mengantar nya.
Aku tau kalau itu adalah pesanan yang nyonya Linda pesan tadi, tapi aku juga kaget melihat makanan yang cukup banyak yang Kariawan itu bawa, apa nyonya Linda sedang sangat lapar? Pikir ku melihat berbagai makanan sudah tersaji di meja yang ada di hadapan kami saat ini.
"makan lah" ucap nya pada ku sebelum melanjutkan percakapan nya "aku tidak tau apa yang kamu suka, jadi aku memesan semua menu di restoran ini" sontak aku pun membulat kan mata ku, aku sangat terkejut dengan apa yang nyonya Linda katakan, pantas saja meja besar ini penuh dengan berbagai makanan ternyata dia memesan semua menu yang ada di restoran ini untuk ku, kenapa? kenapa dia harus memesan semua menu, kenapa dia tidak bertanya tadi pada ku, dan ini sudah ada di hadapan ku, apa kah aku harus menghabiskan nya secara ini dia pesan untuk ku, apa nanti aku harus membayar juga?
Aku masih mematung melihat semua makanan di hadapan ku, hingga nyonya Linda membuyarkan semua pertanyaan yang ada di dalam otak ku saat ini "kamu tenang saja, restoran ini punya ku kamu nggak akan membayar semua makanan disini, jadi nikmati lah" ucap nya SE akan tau apa yang sedang aku pikirkan.
Tapi tunggu, apa dia bilang tadi? restoran ini milik nya. Entah sudah berapa kali aku dibuat tercengang oleh wanita paruh baya ini.
kepala ku di buat pusing, pantas saja semua kariawan tadi menyambut kedatangan kami dengan serempak membungkukkan badan mereka, aku kira itu hanya sebuah penghormatan kepada pengunjung saja, ternyata wanita yang saat ini bersama ku adalah pemilik restoran besar ini.
Dengan gerakan pelan Aku mengambil sedikit makanan di meja itu, sebenar nya tadi aku memang sudah lapar, tapi karna di serang fakta-fakta yang mengejutkan ku sedari tadi, membuat rasa lapar itu entah kemana, selera makan ku pun sudah menghilang. Kecanggungan yang mula nya hanya sedikit, kembali membesar karna merasa tidak pantas berada di restoran mewah, diruangan VAV dan makan bersama pemiliknya sekaligus, entah aku harus bangga atau tidak, aku tidak tau.
Nyonya Linda terus saja menatap ku membuat aku merasa sedikit risih, aku malu, gerangan apa yang membuat nyonya Linda ini mengajak ku berkenalan dengan memesan semua menu yang ada pada restoran nya, aku bukan orang yang sederajat dengan nya aku hanya lah pembantu dari anak nya. tapi kenapa se olah semua yang dia lakukan membuat diri ku merasa di sayangi oleh nya, apa memang dia sangat baik hingga nyonya Linda Tidak memandang bulu antara si miskin dan si kaya, tapi kenapa berbanding terbalik dengan tuan Azzam dan tuan Martin, masih jelas di ingatan ku. tuan Azzam membentak ku pada saat itu aku tidak boleh duduk di sofa milik nya karna takut sofa itu akan kotor kalau aku menduduki nya, tapi kenapa ibu nya dengan suka rela makan bersama ku sifat mereka seperti langit dan bumi, yang satu ramah, sopan dan baik, dan yang satu nya sombong, angkuh, dingin, ah mungkin segala keburukan ada pada tuan Azzam. Begitu juga pada tuan Martin.
"apa aku boleh bertanya pada mu Aisyah"
"boleh nyonya " kata ku menjawab pertanyaan yang nyonya Linda ajukan
"apa benar kamu seorang janda" aku pun menghentikan pergerakan ku. tangan ku melayang di udara hendak memasukan makanan ke mulut ku. Ku urungkan Ku simpan lagi makanan yang hampir masuk ke dalam mulut ke piring dihadapan ku. aku bertanya-tanya pada diri ku sendiri dari mana nyonya Linda mengetahui bahwa aku seorang janda, padahal aku belum memberitahu tuan Azzam akan status ku, aku juga sebenarnya tidak ingin orang tau akan status ku karna aku dan Dafa hanya menikah siri tidak akan mengubah status di KTP ku karna kami tidak mempunyai buku nikah, tapi siapa yang memberi tahu nyonya Linda Tentang hal ini.
"dari mana nyonya tau? " tanya ku "padahal Aisyah tidak pernah membicarakan kan hal ini pada tuan Azzam " lanjut ku lagi. tapi aku lupa akan fakta yang tadi aku lewat kan bersama dengan martin, aku lupa kalau martin yang tau status ku , aku menepuk jidat ku pertanda kalau aku lupa akan martin, "apa dari tuan Martin" belum juga nyonya Linda menjawab pertanyaan ku tadi, tapi aku mengajukan pertanyaan lagi.
aku melihat ekspresi nyonya Linda, dia seperti sedang kebingungan dengan apa yang aku tanyakan "apa hanya Martin yang tau status mu" tanya nyonya Linda sebelum melanjutkan percakapan nya, "tapi sayang nya bukan Martin yang memberi tahu ku tapi Ibnu" jelas nya yang mana membuat diri ku menutup wajah dengan kedua tangan ku, aku lupa satu lagi kalau Ibnu adalah pacar sahabat ku, bagaimana aku bisa lupa akan vera?, secara Ibnu adalah asisten tuan Azzam sudah tentu jelas kalau nyonya Linda tau semua nya dari Ibnu, karna tadi di ruangan Azzam, aku melihat mereka bertiga.
"apa kamu bercerai dengan suami mu?"
"iya nyonya" jawab ku singkat, aku tidak mau menyembunyikan nya lagi toh semua sudah tau akan status ku
"kenapa? emmm maaf kalau aku menanyakan hal yang sensitif "
"tidak apa nyonya , aku bercerai dengan suami ku karna sudah tidak merasa cocok saja" kata ku, kali ini aku tidak mau menceritakan kisah buruk ku kepada siapa pun selain Vera , dan semoga saja vera tidak memberi tahu siapapun.
"oh seperti itu, apa aku boleh bertanya lagi"
"tentu nyonya" sebenar nya aku sudah males membahas tentang mantan suami ku tapi aku juga merasa tidak sopan kalau harus membantah nyonya Linda
"kenapa kamu bekerja, dimana orang tua mu"
Ternyata aku salah, pertanyaan selanjutnya yang nyonya Linda ajukan ternyata tentang orang tua ku, mendapat pertanyaan yang seperti itu hati ku kembali perih, kembali mengingat akan nasib ku.
"orang tua Aisyah sudah tidak ada nyonya, itu sebabnya Aisyah harus bekerja karna kalau tidak Aisyah tidak ada uang untuk membiayai diri Aisyah sendiri" kata ku menjelaskan kisah hidup ku yang tanpa orang tua, air di dalam kelopak mata ku, ku tahan di sana aku tidak mau kalau nyonya Linda melihat ku bersedih.
Nyonya Linda pun berdiri dari duduk nya menghampiri ku, memeluk tubuh ku " maaf kan Tante ya, karna menanyakan itu pada mu" ucap nya sambil mengelus punggung ku, aku yang semula ingin menahan air mata, akhirnya runtuh karna mendapat pelukan hangat dari seorang ibu, aku membalas pelukan itu hati ku bagai tercabik-cabik ternyata seperti ini rasa nya di peluk ibu, 17 tahun aku tidak merasakan nya lagi.
melihat aku yang seperti enggan melepas pelukan nyonya Linda , dia pun tidak mau melepas nya kalau bukan aku yang dulu melepas pelukan itu, dia seakan mengerti kalau aku sedang merindukan sosok ibu seperti diri nya,
Hingga aku sadar sudah terlalu lama aku menangis dalam pelukan nya, aku pun melepas pelukan itu. "maaf nyonya" lirih ku aku tidak sadar kalau yang aku peluk ini adalah ibu tuan Azzam, aku merasa malu karna baju nyonya Linda basah karna air mata ku.
"tidak apa sayang, kalau kamu rindu pada ibu mu datang lah pada ku, Tante siap jadi bahu untuk mu" ucap nya sambil menghapus air mata ku
sebaik ini ibu tuan azzam,? apa tuan Azzam tidak mau tinggal bersama ibu nya, menghabis kan masa muda nya bersama orang tua, kenapa tuan Azzam tinggal sendiri di apartemen nya? Pikir ku kenapa tuan ku mengasingkan diri nya sendiri padahal dia masih mempunyai orang tua lengkap, apa seperti ini orang-orang kaya?.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...