BERAWAL DARI SALAH KIRIM NOMOR, BERAKHIR DI PELAMINAN?!
Demi tes kesetiaan pacar sahabatnya, Dara (22) nekat kirim foto seksi sambil ngajak "kawin". Sayangnya, nomor yang dia goda itu BUKAN nomor pacar sahabatnya, tapi Antonio (32), Oom-nya Acha yang dingin, mapan, tapi... diam-diam sudah lama suka sama Dara!
Dara kabur ke pelosok desa, tapi Nio justru mengejar. Dara mencoba membatalkan, tapi Nio justru malah semakin serius.
Mampukah Dara menolak Om-om yang terlalu tampan, terlalu dewasa, dan terlalu bucin karena salah chat darinya ini?
Novel komedi tentang cinta yang beda usia 10 tahun. Yuk, gas dibaca. Biar tahu keseruan hidup Dara-Nio yang serba gedabak-gedebuk ini 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Rahasia di Balik Tatapan Mas Nio
"Mas, ih! Kan udah selesai. Aku juga udah 'keluar'," protesnya.
Dia bukannya menolak keinginan suaminya, tapi dia capek. Nio itu kalau mau begituan, selalu lama selesainya. Apalagi saat malam—dimana dia seolah merasa dunia hanya milik mereka berdua.
Sebelum menikah, Dara merasa Nio itu sudah tua, sudah Oom-Oom, tapi sepertinya tidak begitu, ya? Karena tampaknya di usianya yang ke 32 ini, dia sedang garang-garangnya diatas ranjang. Seluruh tubuh Dara sampai gemetaran tiap kali suaminya meminta jatah.
Nio tersenyum mendengar protes istrinya.
"Yah, kan kamu yang udah 'keluar', Yang. Aku belum," katanya.
Mata Dara melotot saat Nio sudah memposisikan dirinya lagi.
"Sekali lagi, ya? Habis ini aku pergi—masih ada meeting sama klien di kantor soalnya." katanya.
'Ya lo kalau masih ada kerjaan, ngapain pulang Bambang?! ngajak ngewe pula.' batin Dara.
Tapi Dara tidak mengucapkan itu. Dia memilih memendamnya saja dalam hati. Bukankah dia harus menghormati suami? begitu yang dia dengar saat dia mendapat siraman rohani dari Ibunya.
Dan begitulah, akhirnya mereka lanjut satu ronde lagi.
***
Sudah 2 minggu sejak pernikahan mereka, dan sekarang Dara sudah mulai terbiasa menjalani hari-harinya sebagai istri. Meski, sesekali dia masih bertanya-tanya dalam hati, apakah dia akan selamanya hidup begini?
Karena jujur saja... dia tidak tahu.
Dia tidak tahu bagaimana perasaannya pada Nio. Dia tidak tahu apakah dia mencintai Nio.
Karena pada awalnya, dia menentang keras pernikahan ini karena dia tidak ingin menikah muda. Tapi sekarang, setelah menikah... sepertinya dia baik-baik saja. Malah hidupnya lebih enak sekarang.
Dara menghela napas kasar.
Suaminya keluar dari kamar mandi. Dia tersenyum mendengar helaan napas kasar istrinya.
"Kenapa menghela napas begitu? lagi capek?" tanya Nio.
Dia mendekat. Tangannya memijat-mijat lembut kaki Dara. Istrinya itu sedang datang bulan sekarang, jadi mungkin saja dia merasa tidak nyaman atau pun lelah.
Meski, dia jadi harus sabar dalam menahan godaan.
'Dara lagi datang bulan, Dara lagi datang bulan, Dara lagi datang bulan.' batin Nio, mencoba mengingatkan diri agar tidak tiba-tiba menyerang istrinya lagi.
"Mau aku ambilkan air hangat?" tawarnya, mencoba mengalihkan pikirannya.
Dara menggeleng pelan.
"Perutku baik-baik aja, kok." katanya.
Nio mengangguk. Lanjut memijat kaki istrinya dengan lembut.
"Mas tadi kenapa lama di kamar mandi?" tanya Dara tiba-tiba.
Nio menoleh, tumben istrinya penasaran dengannya.
"Kenapa memangnya?" tanyanya.
"Enggak... cuma penasaran aja," katanya, "Mana tahu Mas Nio main sama Miss Lux di dalam sana. Soalnya kan aku lagi datang bulan."
Nio hampir tersedak air liurnya sendiri mendengar ucapan Dara.
"Yang?! Astaga, masa kamu pikir aku main sama sabun???"
"Yaaa mungkin aja, kan. Emangnya Mas ngebujang 32 tahun enggak pernah begitu? atau..."
Dara menatapnya penuh selidik.
"Jangan-jangan, Mas udah pernah gituan sama cewek, ya, sebelum sama aku?"
Nio semakin syok mendengar hipotesa ngawur istrinya ini.
Meski dia sendiri pun sering berasumsi ngalor-ngidul mengenai Dara, bahkan sampai berpikir bahwa Dara memintanya melamar di depan keluarga besarnya, tapi tetap saja—
Tuduhan Dara meleset parah, karena faktanya Nio tak kunjung menikah sampai usianya 32 tahun karena dia mencintai Dara secara diam-diam. Lebih tepatnya, dia mencintainya selama 4 tahun!
Atau bahkan, jika awal pertemuan pertama mereka saat itu dihitung—meski sepertinya saat itu Nio hanya sebatas kagum padanya, maka artinya Dara sudah membuat Nio tak bisa berpaling ke wanita lain selama 7 tahun!
Jadi, bagaimana orang yang seperti itu akan bisa tidur dengan wanita lain—seperti apa yang Dara tuduhkan?
Dara memperhatikan ekspresi suaminya yang terlihat syok hingga tak bisa berkata-kata lagi itu.
"Mas? Mas kena—"
Ting!
Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dara mengambil ponsel miliknya itu, membuka pesan grup angkatan yang dikirim oleh sekretaris prodi. Di dalamnya, tertera nama-nama mahasiswa yang akan seminar hasil pada besok, dan disana...
Ada nama Dara juga.
Mata Dara melotot sepenuhnya. Dia pun langsung melompat duduk, menyadarkan Nio dari lamunan mengenai awal perjumpaan mereka dulu.
"Anjir, lah! Gue belum buat PPT!" panik Dara.
***
Mulutnya Dara emang suka asal jeplak. Tapi tenang, Si Oom tetep cinta, kok. Xixixi.
Eh, bukan Oom. Sekarang panggilnya Mas Nio 🤭
Okelah, sampai jumpa di bab selanjutnya. Jangan lupa like, komen, dan subscribe nya ya cinta.
Bye-bye~
Acha bakal punya adekkk🤣
ayook, antonio gpl kejar target, biar cpt dapet dollar..