Clara yang kini hidup seorang diri, menerima penawaran pekerjaan sebagai mata-mata dari seorang temannya yang merupakan anak dari pemilik organisasi mafia dengan upah yang lumayan tinggi. Ia harus bertahan hidup dengan kerasnya dunia di usia muda.
Ibunya yang meninggal karena kecelakaan dan ayahnya yang cacat akibat kecelakaan itu, membuatnya harus mencari uang, hingga ayahnya juga menyusul ibunya 3 bulan kemudian, saat ia ingin memasuki SMA. Saat itulah kemudian ia menerima sebuah misi baru. Apakah ia akan berhasil menjalani misi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Clara dan deffan turun dari mobil ketika sampai di sekolah.
Tak lama, sebuah mobil jaguar melewati depan sekolah dan ray turun dari dalam mobil.
"bukankah itu ray?" tanya clara saling bertatapan dengan deffan.
"jangan-jangan dia....." clara saling bertatap dengan deffan.
Defan dan clara hendak menghampiri ray yang akan memasuki gedung sekolah.
Brukk.. Seseorang perempuan berkacamata menabrak ray dan membuat baju seragamnya ternoda.
"maaf, maaf" ucap perempuan berkacamata.
"lain kali hati-hati" ucap ray dengan santainya, kemudian pergi.
clara dan deffan saling bertatap, tidak mengerti akan sikap ray.
di sebuah lorong yang luas, ray berhenti di keramaian dengan mading terpajang di sebuah dinding yang cukup besar.
Clara dan deffan juga melihat.
"ray kita sekelas" ucap clara membuat ray menengok ke arahnya.
"oh yang waktu itu di basement" balas ray.
"ya, kita bertemu lagi" balas clara.
"gua yakin dia lupa nama kita" sahut deffan dengan nada kesalnya.
"im sorry, gua ke kelas duluan" sahut ray, kemudian langsung pergi.
Clara menatap defan dan melambaikan tangan.
"kita ke kelas bareng ya" ucap clara setelah berhasil mengejar ray dan berada di sampingnya.
"lo kenapa sih? Ngikutin gua mulu" sahut ray melihat clara sudah di sampingnya.
"jangan jutek-jutek sih, gak punya teman lo ntar" balas clara.
"bukan urusan lo, mau gua banyak banyak temen, gak ada temen" balas ray.
"lo tuh harusnya terima kasih, masih ada yang mau temenan sama lo dengan sikap ngeselin lo itu" balas clara.
"gak ada yang minta, dan gua gak peduli" balas ray yang kemudian memutar bola matanya.
"awas bola mata lo keluar" sahut clara.
"peduli amat lo sama gua, gua tau gua ganteng, tapi gak usah kegenitan juga" balas ray.
"dih PD bgt ya lo, deffan juga gak kalah ganteng dari lo ya" balas clara kemudian cemberut.
"terus kenapa lo malah ninggalin dia, dan ngikutin gua?" tanya ray.
"gua gak mau ke kelas sendiri, jangan ke PD an dah lo" sahut clara sedikit kesal.
"terus kenapa tiba-tiba lo sekolah disini juga? Pelacur sekolah juga ternyata" sahut ray saat sudah tiba depan pintu kelas yang dituju.
Prakkkkkk...
Clara langsung menampar ray dengan keras, membuat pipi nya merah.
seluruh siswa di sekitarnya memerhatikan mereka, siswa yang sudah di kelas pun banyak yang bangun dan mendekat.
"jaga omongan lo ya" ucap clara sebelum pergi berlari kecil meninggalkan ray.
Hahhh... Ray menghela napas, tidak mengejar clara, ia masuk ke kelas dan menduduki sebuah kursi.
Dengan cepat situasi kembali tenang. Beberapa murid mendekati ray dan bertanya tentang kejadian itu, tapi ray tidak menjelaskan apapun, dan Hanya menjawab tidak apa-apa, seakan tidak terjadi apa-apa.
Brukk...
"lo kenapa?" tanya deffan setelah melihat clara yang menabraknya dan terlihat menangis.
"heyy, ara, ada apa?" tanya deffan lagi, clara masih tidak menjawab.
Deffan merangkul clara pelan, mengarahkannya untuk duduk di sebuah kursi pinggir lorong.
Deffan memeluk clara, mencoba menenangkannya.
"jika ada yang menyakitimu cerita saja pada ku" ucap deffan lagi pelan.
"aku benci dia" balas clara pelan, setelah meredam tangisnya.
"siapa?" tanya deffan.
"ray" jawab clara.
"kenapa dengan ray?" tanya deffan lagi, kemudian clara menceritakan apa yang terjadi sebelumnya.
"kurang ajar, beraninya dia bilang begitu padamu" sahut def dengan kesalnya.
Tringgggg.... Suara bel berbunyi, tanda sudah masuk kelas.
"gua antar ke kelas" ucap defan ke Clara, Clara mengangguk.
Saat memasuki kelas clara, yang terdiri dari 3 baris dengan meja yang panjang untuk 2 orang dan 4 baris kebelakang.
def sempat melirik ke arah ray, yang duduk di urutan ke 2 di dekat dinding sebelah kiri.
Clara duduk di kursi yang masih kosong, baris yang sama dengan ray, tetapi urutan ke-4 dan di kursi pinggir, bukan di pojok seperti ray.
Saat ingin keluar kelas, def menatap ray tajam dengan jari telunjuk, menunjuk matanya lalu ke arah dirinya, terlihat seperti petikan jari saja.
Ray mengabaikan itu.
Hari ini sekolah hanya berisi perkenalan sekolah, sesama murid dan membuat denah sekolah.
"gua mau bicara sebentar sama lo" ucap def tepat di depan ray, saat ray baru saja keluar pintu kelasnya.
"bicara apa? Tentang kejadian tadi pagi?" tanya ray menantang.
"ikut gua" ucap def yang kemudian berjalan.
ray juga berjalan tapi ke arah yang berbeda dengan def.
"lo denger kata gua gak?" ucap def saat mengetahui ray berjalan ke arah yang berbeda dengan def. Ia mengejar ray dan menggenggam erat tangan kanan nya.
"lepas tangan lo" tegas ray.
"kalo gua gak mau gimana?" tegas def.
"lo mau apa sekarang?" tanya ray.
Def menarik tangan ray, memaksanya untuk mengikuti dirinya. Ia berjalan ke arah belakang kantin sekolah.
Saat sampai ditempat dan sepi, def langsung melepas genggamannya, kemudian memukul kencang ke kepala ray, yang membuat dirinya terhuyung dan menyandarkan tangannya ke dinding untuk menjaga dirinya tetap berdiri.
"ara cuma mau berteman sama lo ya, tapi apa yang dia dapet? Omongan pedes dari lo, gak tau terima kasih Lo ya" ucap defan saat ray masih mencoba menghilangkan pusing di kepalanya.
"hah? Gua gak denger" balas ray dengan sengaja mengundang amarah def.
Bukk... Satu pukulan mendarat di perut ray. membuat ray mundur satu langkah.
"def udah, ayo kita pergi" ucap clara, dan hendak menarik def pergi, tapi def menolak ajakan clara.
"iya gua minta maaf" balas ray saat sudah berdiri dengan tegap.
"aa.. Aa da apa ini?" ucap dari seorang wanita berkacamata yang tadi pagi menabrak ray.
Saat wanita itu ingin pergi, def mengejarnya dan membengkap mulutnya.
"hmmm, hmm" wanita berkacamata itu hanya bergumam dan menepuk-nepuk tangan def yang ada dimulut nya.
"gua lepas tapi lo jangan teriak, mengerti?" ancam def, wanita itu mengangguk-angguk.
"jangan cerita ke siapa-siapa apa yang lu liat tadi mengerti? Maka gua anggap urusan sama lo selesai disini" ucap def lagi sambil memegang erat dagu perempuan itu dan mengarahkannya pada wajahnya
"baiklah" jawab wanita itu mengangguk-angguk dengan rasa takut.
"pergi lo, kalo berita ini tersebar, gua anggap itu dari diri lo" ucap def lagi kemudian melepaskan pegangannya pada wanita itu. Wanita itu pergi dengan cepat.
saat itu melihat ke tempat terakhir ray berada, ia sudah tidak ada
"dia sudah pergi tadi" clara memberi tahu.
"hanya dia seorang yang membuat ku malu beberapa kali" sahut def kesal.
"tenangkan dirimu, ayo kita pulang" ucap clara, lalu menggandeng tangan def.
Def mengikuti clara, mengarah ke parkiran mobil dan pulang.