NovelToon NovelToon
Two Years As Mrs. Jang

Two Years As Mrs. Jang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:432
Nilai: 5
Nama Author: Oliviahae

Raju Kim Gadis Korea keturunan Indonesia yang merasa dirinya perlu mencari tahu, mengapa Ayahnya menjadi seorang yang hilang dari ingatannya selama 20 tahun. dan alasan mengapa Ibunya tidak membenci Pria itu.

Saat akhirnya bertemu, Ayahnya justru memintanya menikah dengan mafia Dunia Abu-abu bernama Jang Ki Young Selama Dua tahun.

Setelah itu, dia akan mengetahui semua, termasuk siapa Ayahnya sebenarnya.

Jang Ki Young yang juga hanya menerima pernikahan sebagai salah satu dari kebiasaannya dalam mengambil wanita dari pihak musuh sebagai aset. Namun Bagaimana dengan Raju Kim, wanita itu bukan hanya aset dari musuh, tapi benar-benar harus ia jaga karena siapa Gadis itu yang berkaitan dengan Janjinya dengan Ayahnya yang telah lama tiada.

Akankah Takdir sengaja menyatukan mereka untuk menghancurkan atau Sebaliknya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oliviahae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendamping Baru & Keputusan Baru

Mansion keluarga Jang kembali terasa seperti labirin raksasa ketika Raju Kim melangkah masuk setelah perjalanan panjang dari benteng keluarga Ketua Jang. Aroma ruangan, campuran kayu tua, parfum mahal, dan kesunyian, menyambutnya seperti biasa. Sunyi, tapi bukan sunyi yang menenangkan. Sunyi yang terasa seperti selalu diawasi.

Begitu sampai, para istri dan pendamping mulai menyebar menuju kamar masing-masing. Namun Raju tidak sempat beristirahat lama. Hanya beberapa menit setelah ia duduk di sofa kecil kamarnya, Sekretaris Oh mengetuk pintu.

“Nyonya Jang, Tuan Jang akan memperkenalkan dua pendamping baru, mohon turun ke ruang tengah.”

Raju menatap cermin sekilas, wajahnya masih lelah, dan tatapannya sedikit kosong. Tapi ia tetap mengikuti Sekretaris Oh.

---

Ruang tengah mansion seterang biasanya, diterangi lampu kristal yang menggantung dramatis di langit-langit tinggi. Para istri sudah berkumpul di sana. Choi Da Hee duduk paling tenang, Min Seo Rin gelisah memainkan kukunya, Han Eun Bi sibuk dengan ekspresi cemasnya, sedangkan Kang Eun Chae dan Baek Yu Mi berdiri di belakang mereka dengan posisi seperti penjaga.

Jang Ki Young berdiri di depan semuanya, dengan dua wanita asing di sampingnya.

Keduanya bukan seperti pendamping biasa, mata mereka tajam, postur tegap, ekspresi tidak mudah dibaca. Dari cara mereka berdiri saja, Raju tahu, ini bukan wanita sembarangan. Mereka bukan dikirim untuk dipantau. Mereka dikirim untuk melindungi.

Salah satu berambut hitam pendek, rapi, aura seperti tentara yang disiplin. Yang satunya berambut cokelat dengan tatapan dingin seperti pisau yang baru diasah.

Ki Young berbicara singkat, suaranya tegas.

“Mulai hari ini, ada dua pendamping baru yang ditunjuk langsung oleh Ketua Jang.”

Suasana menegang seketika.

“Yang berambut hitam Lee Sae ra. Ia akan mendampingi Madam Choi.”

Da Hee menunduk halus, walau matanya sempat menilai Sae ra dengan cepat. Bukan penolakan. Lebih mirip mengkalkulasi.

“Yang berambut cokelat, Im Seol la.” Ki Young melirik ke arah Raju. “Dia akan mendampingi Nyonya Jang.”

Raju membeku.

Pendamping untuknya?

Kenapa?

Untuk melindungi… atau untuk mengawasinya?. Kalau diingat-ingat, di pesta pun ada mereka seolah membaur dengan pendamping lainnya.

Im Seol la menunduk sopan, meski ekspresinya tidak mengandung rasa hormat yang nyata. Ia terlihat seperti seseorang yang sudah menjalani latihan keras bertahun-tahun dan seseorang yang tidak akan ragu melumpuhkan siapa pun bila diminta.

Seo Rin langsung berbisik pada Eun Bi, “Dua orang itu… bukan level kita.”

Eun Bi mengangguk tanda setuju, matanya melebar takut. Dia memang tidak masalah, tapi dia juga baru tahu ternyata wanita yang sudah ada sejak di Kediaman Utama itu ternyata akan dikirim ke Mansion.

Di antara mereka semua, hanya Choi Da Hee yang tetap elegan dan kalem, tidak menunjukkan keterkejutan sedikit pun.

Ki Young kembali bicara, “Pendamping ini bukan untuk menggantikan para pendamping kalian sebelumnya. Tapi untuk melindungi kalian dari ancaman yang semakin meningkat.”

Ia menoleh pada Raju, sekilas. Sekilas saja.

Tapi cukup untuk membuat jantung Raju berdetak tidak nyaman.

Setelah itu Ki Young pergi, tanpa banyak penjelasan. Seperti biasa.

---

Hari itu berlalu dengan sunyi. Para istri kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing, sementara dua pendamping baru mulai mempelajari sudut mansion seperti detektif. Im Seol La mengikuti Raju dari jauh, tetap diam, tetap netral, namun tidak pernah mengalihkan pandangannya.

Raju merasa seperti bayangan terus menempel di punggungnya. Malam tiba, Angin yang masuk lewat jendela terasa dingin, dingin yang menyengat seperti gedung tua yang memeluk rahasianya.

Saat jam menunjukkan pukul satu lewat sedikit, pintu utama terdengar dibuka. Langkah berat Ki Young memasuki mansion. Suaranya selalu sama, tenang tapi membawa tekanan.

Raju tidak sedang tidur. Ia duduk di sofa kamarnya sambil memegang mug teh yang sudah dingin. Ia tidak tahu kenapa, tapi setiap Ki Young pulang larut, udara di mansion seperti ikut berubah.

Tak lama kemudian, Sekretaris Oh mengetuk.

“Nyonya Jang, Tuan Jang ingin bertemu Anda di ruang kerjanya.”

Raju bangun, ia menegakkan duduknya, sedikit gugup. “Sekarang?”

“Sekarang.”

Padahal barusan dia sudah lelap tidur. Namun dengan sedikit ketukan saja, dia bisa langsung sadar. Refleks tubuhnya memang terlalu baik.

Sebelum terus membanggakan diri ia menjawab, "Ya" pada Sekretaris Oh

---

Ruang kerja Ki Young seperti dunia lain. Dinding kaca besar yang menghadap kota, lampu temaram, aroma kulit dari sofa panjang, dan kertas laporan yang selalu tertata bersih di meja utama.

Ki Young berdiri membelakangi pintu, memandang keluar jendela. Raju menunggu lima detik… sepuluh detik… dua puluh detik…

Namun ia tetap diam.

Sampai akhirnya Ki Young berkata tanpa menoleh “Aku dengar kau berbicara lama dengan Hyung hari ini.”

Raju membeku. Jadi ini?

Ini alasan dia dipanggil malam-malam?. Padahal dia hanya sedikit berbasa-basi, dia juga tahu kalau Woo Jin memang terlalu kentara, kentara curiganya.

Raju berusaha menjaga suara tetap tenang.

“Kami hanya berbicara biasa.”

“Tidak ada yang ‘biasa’ bila melibatkan Hyung.” Ki Young akhirnya menoleh. Matanya tajam, tapi bukan tajam seperti marah, tajam seperti sedang menahan sesuatu. “Hyung bukan orang yang mudah dekat dengan siapa pun.”

“…Aku tidak mendekatinya.” Raju menjawab perlahan.

“Yah. Tapi dia mendekatimu.” Ki Young mendekat, gerakannya sunyi dan mantap. “Dan itu menggangguku.”

Raju menatapnya, bingung. “Kenapa? Aku tidak melakukan apa pun.”

Ki Young memicingkan mata, seolah menimbang sesuatu yang tidak ia ucapkan. Sekretaris Oh berdiri di sudut ruangan, menunggu perintah. Ki Young mengabaikannya lalu menatap Raju dengan serius.

“Mulai minggu depan,” katanya, “kau ikut denganku bekerja.”

Raju terkejut. “Apa?”

“Tidak setiap hari,” lanjut Ki Young. “Tapi cukup sering. Aku ingin tahu gerak-gerik mu, dan… aku ingin tahu pikiranmu.”

Raju merasakan duri halus merayap di tulang belakangnya. Ini bukan undangan, tapi pengawasan.

Namun Ki Young menambahkan, lebih pelan “Aku tidak ingin hal yang terjadi dengan Jin Hwa terulang. Entah itu ulah orang lain… atau ulahmu sendiri yang tidak kau sadari.”

“…Ulahku?” Raju mengulang, hampir tidak percaya.

Ki Young menatap lama. “Hyung bilang sesuatu yang membuatku tidak bisa abaikan,” katanya. “Dan aku tidak suka… tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di kepalamu.”

Raju mengepalkan tangannya. “Kau curiga padaku?” tanyanya pelan.

“Lebih baik curiga daripada mati bodoh.” Ki Young menjawab tanpa ragu. “Aku sudah melihat bagaimana kau bergerak kemarin. Itu bukan gerakan orang tak berpengalaman.”

Raju menelan ludah. Jadi dia memperhatikan?

Sepenuhnya?. Tapi, membahas hal yang sama berkali-kali, membuatnya jengah.

“Kalau kau tidak ingat,” suara Ki Young merendah, “maka aku harus ada di sana saat kau mencoba mengingat. Supaya tidak ada yang memanfaatkan mu.”

Ada sesuatu di balik kata-katanya, bukan sekadar curiga. Ada ketakutan kecil yang ia tutupi. Takut kehilangan kendali dan Takut kalah dari sesuatu yang tidak ia pahami.

“…Baik.” Raju hanya bisa menjawab begitu, tidak mau berdebat.

Untuk sesaat Ki Young menatapnya lama, seolah ingin mengatakan sesuatu lagi. Namun ia berbalik menuju mejanya.

“Aku akan kirim daftar hal yang harus kau pelajari sebelum ikut ke tempat kerjaku. Kau bebas kembali ke kamar.”

Itu saja dan Percakapan selesai.Raju menunduk dan pergi, namun sebelum pintu tertutup, ia mendengar Ki Young bicara pada Sekretaris Oh.

“Pastikan Hyung tidak mendekatinya lagi.”

Raju setengah menoleh, dan untuk pertama kalinya, Raju merasakan sesuatu yang mirip… kesal?. Atau… Apakah itu bentuk kepedulian?.

Ia tidak tahu, yang jelas, malam itu, sebuah perubahan besar mulai bergerak. dan minggu depan, hidupnya tidak akan sama lagi.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!