NovelToon NovelToon
Dokter Cantik Itu Putriku

Dokter Cantik Itu Putriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Romansa / Dokter Genius
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: yance 2631

Arin adalah perempuan sederhana, manis tapi cerdas. Arin saat ini adalah salah satu mahasiswi jurusan tehnik kimia di fakultas tehnik negeri di Bandung. Orang tua Arin hanyalah seorang petani sayuran di lembang.

Gilang adalah anak orang terpandang di kotanya di Bogor, ia juga seorang mahasiswa di tempat yang sama dimana Arin kuliah, hanya Gilang di jurusan elektro fakultas tehnik negeri Bandung.
Mereka berdua berpacaran sampai akhirnya mereka kebablasan.
Arin meminta pertanggung jawaban dari Gilang namun hanya bertepuk sebelah tangan.

Apakah keputusan Arin menjadi single mom sudah tepat? dan seperti apakah sikap Gilang ketika bertemu putrinya nanti?

Yuuk kita ikuti alur ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yance 2631, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alina di Hina

Setelah menentukan tanggal pernikahan, keluarga besar Gilang pun berpamitan untuk pulang kembali ke Jakarta.

"Eyang Uti, kemarin kan pas ayah ngelamar ambu ayah kasih perhiasan cincin baguuus deh, " ujar Alina dengan wajah murung.

"Heyy kenapa kamu anak cantik?, kenapa kok ditekuk gitu mukanya.." ujar bu Leni yang sangat memanjakan cucunya itu.

"Ayah janji mau beliin cincin kayak ambu tapi belum dibeliin juga" ujar Alina sambil bersandar ke lengan eyang Bagja di sebelah bu Leni.

"Eneng jadi mau juga cincin kayak ambu.. modelnya yang gimana sih?" tanya eyang Utinya lagi lalu mendekat ke cucunya.

"Yang kayak gini eyang.. "ujar Alina sambil memperlihatkan foto cincin lamaran yang dipakai Arin. "Mm, iya.. makanya eneng nginep di Jakarta di rumah eyang, nanti dibeliin deh" ujar bu Leni membujuk cucunya.

"Iya eyang, lagian udah lama ya eneng nggak tidur di rumah eyang.. mau coba pamit sama ambu ah kali aja di ijinin" ujar Alina.

Eyangnya pun tersenyum.

"Ambu, boleh nggak eneng ke Jakarta nginep lagi di rumah eyang?, soalnya senin kan tanggal merah ambu.." tanya Alina sedikit takut.

Arin tampak berpikir, "iya, sok boleh..." ujar Arin. "Makasih ambu cantik.. "ujar Alina, lalu berlari ke arah kedua eyangnya.

"Eyang.. Eneng dibolehin sama ambu nginep di rumah eyang" ujar Alina bahagia.

"Bener?, ya sudah kalau begitu kita siap-siap berangkat pulang ke Jakarta" ujar pak Bagja.

Alina pun berpamitan pada keluarganya lalu dengan cepat menggandeng lengan eyang Bagja, "Lengan ayah nggak di gandeng neng?" ujar Gilang.

"Nggak ah, .. ayah kan lagi deket sama ambu, eneng sama eyang Bagja aja" ujar Alina yang sekarang sedikit cemburu dengan ambunya karena mendapat perhatian lebih dari Gilang.

"Mm.. si eneng, kamu cemburu ya sama ambu?" tanya Gilang.

"Nggak kok.. ahh ayah sana ahh.." ujar Alina yang sekarang nempelnya sama eyang Bagja.

Gilang hanya tersenyum.

Mobil Big van berwarna putih yang membawa keluarga Gilang pun melaju menuju Jakarta.

Tiba di rumah pak Bagja, mereka pun terus beristirahat karena sudah malam.

"Eneng mau tidur sama Uti apa eneng mau tidur sendiri?" tanya bu Leni. "Eneng tidur sendiri aja eyang" ujar Alina.

Sesudah mandi dan berganti pakaian, Alina ikut bergabung bersama kedua eyangnya dan juga ayahnya di ruang keluarga..

Gilang tampak senyum-senyum sendiri memikirkan lamunannya.. tanpa sepengetahuan Gilang.. Alina memperhatikan ayahnya,

"Ayah .. kenapa senyum-senyum aja sendiri?, ada yang lucu kah?" tanya Alina.

"Ayah kamu tuh lagi membayangkan ambu neng," ujar bu Leni. Alina pun tertawa lepas mendengar eyangnya bicara.

"Mami.. ada-ada aja" ujar Gilang malu.

"Ayah, kalau ini rumus hitungannya gimana?" ujar Alina tiba tiba.

"Aduh neng, kamu lagi.. jangan ngomongin matematika, ayah lagi nggak mood ah" ujar Gilang.

Alina pun tertawa melihat ayahnya ngambek dan memang sengaja eneng mengganggunya, "Memang susah ya kalau orang lagi jatuh cinta, pikirannya juga bucin jadi kacau" ujar Alina.

Gilang mendengar itu langsung melotot, nggak menyangka Alina bicara seperti itu.

"Bucin itu apa neng?" tanya eyang Bagja.

"Budak Cinta eyang.. hehehe, 'buta akan cinta' juga bisa eyang" ujar Alina puas meledek ayahnya.

"Awas kamu ya neng, sama ayah nggak jadi di transfer lho!" ujar Gilang.

"Eeh ampun juragan.. "ujar Alina, lalu kabur lari ke kamarnya sambil tertawa.

"Anaknya sudah pinter ngegodain, bapaknya sih kawinnya telat!" ujar eyang Bagja sambil tertawa lalu meninggalkan Gilang sendiri.

Hari ini hari minggu pagi, setelah minum susu Alina berniat untuk keluar sekedar berjalan kaki, berolahraga.

"Eyang, eneng mau jalan kaki enak masih pagi begini udaranya segar" ujar Alina.

"Ditemani ayah ya.." ujar Gilang. "iya Ayah.." ujar Alina tersenyum. Alina pun sudah siap dengan trainingnya dan sepatu joggingnya, Gilang pun demikian, mereka terlihat kompak.

Setelah beberapa langkah, tanpa diketahui oleh Gilang.. ada sepasang mata yang memperhatikan mereka berdua.

"Sekarang anak abege yang kemarin itu sudah besar, tinggi, mm.. siapa sih anak itu?, atau jangan jangan anak si Arin sama Gilang?" gumam Devi yang terus memantau sejak pagi rumah pak Bagja.

Devi berada disana karena mendapat info dari penjaga warung depan rumah pak Bagja yang sekarang sudah menjadi temannya,

'simbiosis mutualisme' suatu cara yang saling menguntungkan.. pemilik warung mengirim info penting, devi pun mentransfer dana ke pemilik warung.

Tiba-tiba saja .. Gilang dan Alina di hadang oleh sebuah sepeda motor, siapa lagi kalau bukan Devi mantan Gilang yang sudah ada tepat di depan Alina..

"Ayah, takut.. "bisik Alina pada Gilang yang reflek menjaga Alina putrinya.

"Eeh, Aa Gilang.. apa kabar?" ujar Devi sambil menatap Alina yang shock.

"Baik.. "ujar Gilang sambil memegang tangan Alina yang sejak tadi ketakutan.

"Halo cantik.. kenapa takut?, aku istri dari Aa Gilang baru tahu ya? hahaha.." ujar Devi. Gilang pun langsung dengan cepat berbalik arah membawa Alina pergi menghindari ocehan Devi.

"Tunggu!, Aa.. Aa Gilang kenapa kamu nggak bisa sih berdamai?, aku masih cinta Aa.."ujar Devi sambil mengejar.

Gilang pun langsung menggandeng cepat tangan membawa pergi Alina menghindari Devi, berjalan kembali ke arah rumah pak Bagja.

"Aa, tunggu!!, aku belum selesai.. jangan pergi!" Devi berteriak.

Devi pun mengejar dengan sepeda motor dan berhasil mencegat Gilang, Alina.. lalu turun dari motornya,

"Please Aa, please.. aku bisa berubah kalau kita nikah lagi ya, aku janji!, aku akan layani Aa sampai puas, please Aa.." ujar Devi sambil melirik Alina yang semakin ketakutan.

Gilang pun langsung menatap Devi dan marah melihat Devi melihat putrinya..

"Heh Dev, ngapain Lo liatin anak gue gitu?, mau Lo apa?" bentak Gilang.

"Ooh jadi ini anak Aa sama si Arin itu ya, anak HARAM dong?" ujar Devi menatap Alina yang langsung menangis.

Alina pun langsung berlari ke dalam rumah eyangnya, Gilang mengejarnya..

Bu Leni tampak terkejut, heran mendapati cucunya datang menangis, "Kenapa nak kok nangis kamu.., di apain sama ayah?" tanya bu Leni.

"Eyang apa Eneng anak haram, iya eyang?, eneng di kata-katain anak haram sama tante teman ayah di depan sana.." tanya Alina.

Bu Leni dan pak Bagja pun terkejut, lalu melihat Gilang datang dengan nafas ngos-ngosan..

"Apa yang terjadi Lang, siapa yang berani bilang cucu papi anak haram? siapa Lang?" tanya pak Bagja sedikit emosi.

"Ada Devi Pi.. dia cegat kita berdua tadi waktu jalan pagi, dia minta balikan sama aku, devi langsung sinis lihat Eneng.. karena aku bilang 'jangan ganggu anak aku!', si Devi langsung maki eneng bilang anak haram.." ujar Gilang.

Pak Bagja sangat marah dengan ulah Devi.

"Eyang, apa eneng salah.. eneng nggak minta dilahirkan sama ambu, eneng juga nggak minta ayah Gilang jadi ayah eneng, kenapa tante tadi bilang eneng anak haram?, eneng sakit hati eyang huhuhuhuuu.." ujar Alina menangis pilu,

Gilang pun langsung memeluk putrinya, mendekapnya yang terus-terusan menangis..

"Sudah ya neng, eneng itu anak ayah.. anak kandung ayah dan ambu Arin, eneng bukan anak haram nak.. ayah bersumpah!, eneng bukan anak haram, ya sayang.." ujar Gilang menenangkan Alina yang terpukul.

Pak Bagja pun langsung menghubungi pihak kepolisian, melaporkan kejadian yang menimpa Gilang dan cucunya itu dengan aduan merendahkan martabat manusia, pencemaran nama baik dan dapat dikenakan pasal 33 ayat 1 undang undang HAM..

"Eneng, sayang.. sudah ya jangan nangis lagi, eyangmu sudah lapor polisi, "ujar bu Leni menenangkan Alina cucunya.

Tangis Alina pun mereda dan masih ada dalam pelukan Gilang ayahnya.

"Papi sudah lapor polisi Lang, Devi sudah menyakiti hati cucu papi yang nggak tahu apa-apa, kita tunggu saja.." ujar pak Bagja.

"Terima kasih Pi.. "ujar Gilang.

"Apa eneng pernah salah ya, sampai tante tadi tega bilang begitu sama eneng, "tanya Alina dengan matanya yang masih merah karena menangis.

"Eneng anak baik, anak cantiknya ayah.. oke?, eneng juga nggak punya salah apapun, ayah bersumpah eneng bukan anak haram.. tante yang tadi itu STRESS neng, anggap aja orang gila!" ujar Gilang mengusap-usap kepala Alina.

"Ayah janji.. ayah akan selalu jaga eneng sampe nanti ayah nggak ada ya sayang, jangan nangis lagi, hapus air matanya" ujar Gilang sambil mengusap air mata Alina.

"Seumur-umur eneng nggak pernah dengar kata anak haram ayah, apa arti anak haram itu?, bu guru juga bilang nggak ada istilah anak haram, tapi tante itu maki eneng dengan sebutan anak haram.. padahal eneng nggak kenal ayah" ujar Alina, lalu air matanya pun keluar lagi.

Gilang pun terdiam, dan Alina pun masih ada dalam dekapannya. Gilang berjanji.. Devi akan menerima balasannya, siapa pun yang menyakiti perasaan putrinya dia akan lawan,

"Lihat saja kamu nanti Dev.. "gumam Gilang dalam hatinya.

Terdengar suara mobil berhenti di luar halaman, tampak 2 orang polisi berbadan tegap datang ke rumah pak Bagja, untuk meminta keterangan dan data Devi....

Tidak perlu waktu yang lama, pihak kepolisian berhasil mencari keberadaan Devi berdasarkan info yang diberikan oleh Gilang.

Devi berhasil dijemput pihak kepolisian untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya di kantor polisi.

Pak Bagja dan Gilang tampak sudah berada di kantor polisi, dan Devi masih di interogasi seorang polwan, tak lama ayah Devi pun datang..

"Ada apa Dev, kenapa urusan ya sampai kesini buat malu papa saja!" ujar pak Taufik ayah Devi yang juga melihat Gilang ada di ruangan.

Devi terdiam hanya menatap ayahnya.

"Simpel pak, Devi menghina anak saya di depan umum dengan menyebut putri saya anak Haram, saya tidak suka, dan itu bisa membuat mental anak menjadi terganggu.. jelas itu ada dalam pasal penghinaan, dan saya laporkan Devi ke pihak kepolisian, paham?" ujar Gilang sambil menatap mantan mertuanya.

Tampak ayah Devi terdiam dan tidak memberikan pembelaan apapun.

"Devi, sudahlah.. jangan buat papa malu dengan sikap kamu, sadari itu!, Gilang dan kamu sudah bercerai, apa mau kamu? Cepat minta maaf dengan Gilang dan pak Bagja sekarang!!" ujar ayah Devi dengan marah.

"Aa Gilang, pak Bagja.. saya minta maaf telah menghina putri Aa Gilang, saya minta maaf" ujar Devi seolah tidak tulus.

Pak Bagja dan Gilang hanya diam, ingin rasanya tidak memaafkan.. tapi sebagai muslim harus membuka pintu maaf.

1
panjul man09
umur mereka semua sudah berapa yaa???
Sutarni Khozin
lanjut
panjul man09
jangan beri peluang gilang untuk kembali ، arin harus carikan ayah baru untuk alina .
yance 2631: siap kakak terima kasih..
total 1 replies
panjul man09
orang yg tidak baik akan di pertemukan dgn orang yg tidak baik juga , devi pernah katain anak arin ,anak setan makanya dia mandul , rasain !!
panjul man09
karakter gilang gak bagus , pengecut dan tidak bertanggung jawab
panjul man09
arin gak boleh dekat lagi sama gilang , arin harusnya membuka hati lagi dan menerima pria lain
panjul man09
thor mestinya arin di pertemukan dengan jodohnya biar ada yg melindungi , kasian
dechi71
double up tor..
dechi71
mantap kak autor lanjut..
yance 2631: Siap kakak, terima kasih.
total 1 replies
dechi71
mantap tor💪
dechi71
keren tor..
dechi71
mantap tor
dechi71
walaupun baru 2 bab.. tapi maknyus, ceritanya oke dan seperti nyata.. semangat tor..
dechi71
semangat tor
dechi71
semangat tor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!