NovelToon NovelToon
Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Zombie / Epik Petualangan / Hari Kiamat
Popularitas:65.9k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

"Meski kau adalah satu-satunya lelaki di dunia ini, aku tetap tidak akan mau denganmu!" Britney menolak tegas cowok yang menyatakan cinta padanya.

Tapi bagaimana kalau di hari Britney mengatakan itu, terjadi invasi virus zombie? Seketika satu per satu manusia berubah menjadi zombie. Keadaan Zayden High School jadi kacau balau. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana.

Untungnya Britney mampu bertahan hidup dengan bersembunyi. Setelah keadaan aman, dia mulai mencari teman. Dari semua orang, satu-satunya orang yang berhasil ditemukan Britney hanyalah Clay. Lelaki yang sudah dirinya tolak cintanya.

Bagaimana perjalanan survival Britney dan Clay di hari kiamat? Apakah ada orang lain yang masih hidup selain mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter ¹³ - hurting

Britney meringis menahan perih yang menjalar di telapak tangannya. Kulit di sana tampak memerah menyala akibat panas dari tutup panci logam yang baru saja disentuhnya. Rasa sakit itu terasa menyengat, membuat tubuhnya refleks menegang dan matanya hampir menitikkan air mata.

Clay yang berada di dekatnya segera bereaksi cepat. Tanpa berpikir panjang, dia menarik tangan Britney dan membawanya ke wastafel. Ia menyalakan air dingin, lalu mengguyurkan aliran itu ke tangan gadis tersebut. Suara gemericik air memenuhi dapur yang sebelumnya dipenuhi aroma makanan.

"Apa sudah lebih baik sekarang?" tanya Clay lembut setelah beberapa saat, menatap wajah Britney yang masih tampak menahan nyeri.

"I-iya..." jawab Britney tergagap. Suaranya lemah, masih ada sisa getar di sana. Perihnya belum benar-benar hilang, tapi rasa dingin dari air sedikit membantu meredakan panas yang menyengat kulitnya.

Clay menghela napas panjang, lalu menatapnya dengan tatapan setengah khawatir setengah geli. "Apa ini pertama kalinya kau memasak?" tanyanya dengan nada sedikit menggoda.

Britney menundukkan kepala, malu sekaligus kesal pada dirinya sendiri. "Bisa dibilang begitu..." lirihnya dengan nada pelan. Pipinya mulai memerah, bukan karena panas, tapi karena merasa canggung.

Clay terkekeh kecil, suaranya terdengar ringan namun menenangkan. "Harusnya kau tak perlu memaksakan diri kalau tidak bisa," katanya sambil mengambil kain lap di meja. "Lihat? Jadinya begini kan? Tutup panci memang akan panas. Apalagi kalau bahannya terbuat dari metal seperti ini." Ia berkata panjang lebar, seperti seorang kakak yang sedang menasihati adik kecilnya.

Britney menggembungkan pipinya kesal. "Ya sudah. Aku salah!" ujarnya cepat, lalu membuka laci dapur untuk mengambil kotak P3K. Namun sebelum sempat dia lakukan apa pun, Clay sudah mendahuluinya.

"Serahkan padaku," ucap Clay tegas, tapi nada suaranya tetap lembut. "Biar aku yang obati luka bakarmu."

Tanpa banyak bicara, Britney menyerahkan kotak itu kepadanya. Clay kemudian menyuruhnya duduk di kursi makan. Tangannya yang kuat tapi lembut membuka tutup salep dan mengoleskannya perlahan pada kulit yang melepuh.

"Akan sedikit perih," ucap Clay pelan, namun Britney hanya mengangguk. Tatapannya diam, tapi jantungnya berdegup kencang karena sentuhan tangan Clay yang terasa hangat di kulitnya. Ada sesuatu di antara mereka, sesuatu yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tapi terasa begitu nyata.

Setelah selesai, Clay menutup kembali kotak P3K. "Biar aku yang menyelesaikan masakanmu," katanya sambil berdiri. "Kau istirahat saja. Jangan banyak bergerak."

Britney ingin membantah, tapi tidak tega. Dia hanya bisa menatap punggung Clay yang kini berdiri di depan kompor, mengaduk sup dengan tenang. Bau harum kaldu ayam bercampur rempah memenuhi ruangan. Suara panci yang beradu pelan menenangkan hati Britney yang sejak tadi masih berdebar.

Tak butuh waktu lama sampai semuanya siap. Clay menyiapkan dua mangkuk besar sup ayam dan beberapa potong bacon di piring terpisah. Mereka pun duduk saling berhadapan di meja makan sederhana itu.

"Terima kasih... untuk segalanya," ucap Britney pelan sambil menatap Clay penuh rasa haru. "Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya diriku tanpamu."

Clay menatapnya dengan senyum kecil di wajahnya. "Aku juga merasakan hal yang sama," balasnya. "Mungkin aku sudah jadi gila kalau harus menghadapi zombie-zombie itu sendirian."

Keduanya saling bertatapan. Tatapan itu bertahan beberapa detik sebelum akhirnya berubah menjadi senyum lembut yang sama-sama tulus.

"Aku harap kau bisa bertemu keluargamu," kata Britney kemudian. "Aku akan menemanimu. Dan kali ini aku tidak akan takut lagi."

Clay menatapnya lama, seolah ingin mengingat wajah gadis itu selamanya. "Semoga saja begitu. Terima kasih..." sahutnya singkat.

Mereka melanjutkan makan malam dalam diam. Hanya suara sendok dan piring yang terdengar. Setelah selesai, keduanya membersihkan meja, lalu bersiap untuk tidur.

Britney menuju kamarnya sendiri, sementara Clay memilih kamar lain yang tak jauh dari kamar gadis itu. Ia berjaga-jaga, kalau-kalau malam nanti ada sesuatu yang tak terduga terjadi. Dalam situasi seperti ini, berjaga adalah satu-satunya bentuk keamanan.

Malam itu sunyi. Hanya suara serangga dan angin yang menembus celah jendela terdengar. Britney berbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit dengan mata kosong. Semua yang terjadi hari ini masih terasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Ia memejamkan mata, berusaha tidur, namun pikirannya penuh dengan bayangan Clay, kedua orang tuanya, dan dunia yang kini telah hancur.

Entah berapa lama ia tertidur, tapi tiba-tiba suara aneh dari arah jendela membuatnya terlonjak kaget. Seolah ada sesuatu yang besar menghantam kaca. Jantung Britney berdetak cepat. Ia menahan napas, mendengarkan dengan seksama.

Dari luar, terdengar suara gaduh. Gemuruh. Seperti langkah kaki banyak orang, tidak, banyak makhluk yang datang mendekat. Dengan gemetar, Britney bangkit dari tempat tidur dan menyingkap tirai jendela. Matanya langsung membelalak.

Ribuan zombie tampak bergerak menuju rumahnya. Mereka datang dari segala arah, menabrak pagar, merangkak dari kegelapan malam. Sorot mata mereka kosong, tubuh mereka berdarah, dan suara raungan mereka memenuhi udara.

“Sial…” umpat Britney dengan suara serak. Ia langsung berlari keluar kamar, mencari Clay. “Clay!” panggilnya panik. Tapi kamar Clay kosong.

Kepanikan mulai merayap di dadanya. Ia berlari menyusuri koridor, membuka setiap pintu, memanggil nama cowok itu berulang kali. “Clay! Di mana kau?!”

“Britney!” suara Clay akhirnya terdengar dari arah pintu depan.

Britney langsung berlari menuju sumber suara. Saat tiba di sana, matanya membesar karena ngeri. Clay berdiri di depan pintu, tubuhnya berlumuran darah. Pedang anggarnya terhunus, mengayun ke segala arah. Di luar, puluhan zombie mencoba menerobos masuk, sementara Clay menahan mereka sendirian.

“Clay!” jerit Britney. Tubuhnya membeku melihat pemandangan itu. Darah menetes dari lengan Clay, dan wajahnya penuh luka.

Clay sempat menoleh ke arah Britney. “Cepat pergi dari sini!” pekiknya. “Selamatkan dirimu!”

Namun sebelum Britney sempat menjawab, seekor zombie berhasil mendekat dan menggigit bahu Clay. Cowok itu meraung kesakitan. “Argh!”

“Clay!” Britney menjerit histeris. Air matanya langsung mengalir deras. Melihat Clay digigit seperti itu membuat seluruh dunia runtuh di hadapannya. Ia tidak peduli lagi pada bahaya di luar.

Tanpa berpikir panjang, Britney mengambil tongkat bisbol yang tergeletak di sudut ruangan. Dengan berteriak keras, dia menghantam kepala zombie yang menggigit Clay hingga terjatuh. Ia mengayun tongkat itu berkali-kali, menghancurkan kepala makhluk itu sampai tak bergerak lagi.

Clay nyaris ambruk, tapi Britney segera menahannya. Dengan tenaga seadanya, ia menarik Clay masuk ke dalam rumah, lalu mengunci pintu rapat-rapat. Suara gedoran dari luar terus terdengar, namun Britney tak peduli. Napasnya tersengal, dadanya naik-turun cepat.

“Apa yang kau lakukan, hah?!” bentak Clay dengan sisa tenaga. “Cepat pergi! Jangan pedulikan aku!”

Britney menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Aku akan pergi kalau kau ikut denganku!” katanya tegas, meski suaranya bergetar hebat.

“Tapi aku sudah tergigit!” seru Clay. Matanya penuh keputusasaan. “Kau tahu apa artinya itu, Britney!”

Namun Britney hanya menggeleng kuat-kuat. Air matanya terus menetes, jatuh ke wajah Clay. “Aku tidak peduli!” serunya lirih, hampir berbisik. “Aku mencintaimu, Clay... Jantungku sering dibuat berdebar karenamu...”

Clay terdiam. Di tengah rasa sakit dan ketakutannya, ucapan itu menghentikan segalanya. Dunia seolah membeku di sekitar mereka. Britney mendekat, menatap wajah Clay dalam-dalam, lalu dengan berani menunduk dan mencium bibirnya.

Ciuman itu lembut namun sarat emosi. Ada cinta, duka, dan keputusasaan yang tercampur menjadi satu. Di luar, ribuan zombie terus meraung, menghantam dinding, mencoba masuk. Tapi di dalam rumah itu, waktu seolah berhenti hanya untuk mereka berdua.

Clay menutup mata. Dalam hatinya, ia tahu hidupnya tinggal menghitung waktu. Tapi di momen itu, setidaknya ia bisa merasakan hangatnya cinta yang tulus, bahkan di tengah dunia yang telah runtuh. Dan Britney, dalam pelukan Clay yang penuh luka, tahu bahwa apapun yang terjadi setelah ini, ia tidak akan menyesal.

1
Cindy
lanjut
Okto Mulya D.
perjuangan berat tuhh
Okto Mulya D.
Jenifer sulit ditebak ya?!, semoga tidak membahayakan Clay dan Britney serta janin anak mereka.
Tiara Bella
Jeniffer mw kemana ya
Tiara Bella
wow dijalan kiamat zombie Britney hamil....semoga dpt melaluinya ya clay Britney.....
Rommy Wasini Khumaidi
aduh...masih kepikiran Jenifer ini thor,takut tiba² nyerang,nanti kalau bayinya Britney lahir ari²nya dimakan kaya Suzana,lebih menakutkan lagi bayinya dimakan,ngeri bgt ngebayanginya 🙈🙈atau jangan² bayinya akan menjadi super hero,karena terkontaminasi virus zombie
Cindy
lanjut
Tiara Bella
wow Jenifer akhirnya sadar ya....tp emang butuh proses.....
Rommy Wasini Khumaidi
aku takut Jenifer jadi makhluk yang melebihi zombie
Rommy Wasini Khumaidi
tuh kan hamil britney
Kiki Handoyo
"BUILD THE WORLD A NEW"

SELAMAT DATANG peradaban baru.
Itulah kalimat yang layak diucapkan saat ini.
Manusia ditakdirkan menjadi khalifah, pembawa perubahan dan pembentuk peradaban di muka bumi.
Mengubahnya dan memicu lahirnya peradaban baru bagi umat manusia.

Virus zombie yang mewabah di hampir semua daerah ini telah mengubah hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat bahkan sangat tidak siap dengan kehadiran wabah yang mematikan ini.
Manusia hadir untuk bertindak melakukan perubahan dan membangun peradaban yang diamanatkan oleh Allah SWT.
Dimana semua orang bisa hidup damai, membuat sebuah daerah mampu bangkit dan berkontribusi dalam peta peradaban...🤩🥰
Okto Mulya D.
Britney hamil ngga tuhhh ...bakal repot nihhh
Okto Mulya D.
dunia berjalan lambat..
Okto Mulya D.
ada zombie lagi pasti
Okto Mulya D.
gedung yang tenang ternyata banyak zombie nya..huhh..
Rommy Wasini Khumaidi
Brithney hamil ditengah dunia Zombie,lupa gk pake pengaman ya Clay,gk ada alfamart yang jual Sutra ditengah dunia yang hancur🤣
Tiara Bella
hamil sh kynya Britney...
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
semoga jangan dulu hamil Thor
Okto Mulya D.
waduh hot banget yaa...
Okto Mulya D.
wahhhhh sembuh juga si Britney dan Clay pun tidak sendirian..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!