DENDAM Sang PEMILIK KHODAM

Akuni melihat kerumunan warga yang mana tampak wajah-wajah panik dari mereka.

Ia memejamkan kedua matanya, dan ternyata ia melibat seorang wanita yang terkena sabetan parang dan tangannya hampir saja putus karena luka yang cukup parah. Semua berawal karena pertengkarannya dengan sang suami yang mana sering melakukan Kekerasan dalam rumah tangga.

Warga desa sedang menunggu seorang dukun untuk mengobati lukanya.

Akuji berjalan menghampiri, lalu menyibak kerumunan warga. Orang-orang menatapnya dengan bingung, sebab wanita itu sangat asing bagi mereka.

Ia mendekati sang wanita yang sudah sangat lemah karena hampir kehabisan darah. Wajahnya memucat dan pandangannya mengabur.

"Heeei, siapa kau, mengapa beraninya-beraninya menyentuh dia," ujar seorang warga yang merupkan keluarga wanita yang sedang sekarat.

Selain luka tebasan, terdapat juga luka lebam yang sangat parah dibagian wajah dan tubuh lainnya.

Akuji tak menjawabnya. Ia mengusap lengan sang wanita, dan dalam sekejab ia membuat lengan wanita yang hampir putus  itu kembali menyatu tanpa luka sedikitpun.

Seketika orang-orang merasa takjub dan juga penasaran.

"Hah, lihatlah betapa saktinya ia. Lela dapat sembuh dengan sendirinya tanpa dibawa kedokter," ucap salah seorang warga dengan perasaan takjub.

"Ya. Lihatlah. Mungkin saja ia dapat mengobati orang-orang sakit yang ada didesa ini," jawab yang lainnya.

"Iya, coba kamu obati sakit gigiku ini, jika sembuh, aku akan memberikanmu uang," ucap seorang pria.

Seketika Lela beranjak bangun. Ia menatap Akuji yang yang telah menyembuhkannya. "Aku berhutang budi padamu. Maka bawalah aku untuk menjadi abdimu, dan aku akan melayanimu" ucap Lela dengan sangat harap.

Akuji hanya tersenyum seringai. "Aku tidak memintamu, tetapi jika kau yang menawarkannya padaku, maka aku tidak dapat menolaknya," jawabnya dengan senyum penuh kelicikan. Ia sudah membayangkan, betapa lezatnya Lela.

"Hei, aku meminta kau menyembuhkan sakit gigiku," ucap pria yang tadi mengeluhkan sakit giginya.

Akuji menatapnya. Lalu mengusap pipi wanita itu yang terlihat membengkak.

Ssssssttthhhh....

Dalam sekejab saja, pipi wanita itu mengempis dan rasa sakit giginya menghilang dengan cepat.

"Hah, ini benar-benar nyata, sakit gigiku sembuh, tidak ada lagi rasa denyutannya," ucapnya bersemangat.

Seketika warga antusias untuk berobat pada wanita asing itu. "coba aku, aku, aku....," seketika Akuji menjadi orang yang sangat diagungkan, sebab dapat menyembuhkan segala penyakit dengan sangat cepat.

Kesaktian Akuji menyebar hingga ke kampung sebelah, bahkan meluas hingga ke penjuru negeri karena banyaknya orang-orang yang sering menceritakan namanaya dikedai kopi.

Akuji semakin besar kepala. Ia merasa jika dirinya seolah Tuhan yang dapat membuat apa saja. Bahkan ia juga dapat memberikan kekayaan secara instan bagi yang ingin bersekutu dengannya.

"Wah, kalau begitu dia bisa kita andalkan untuk menjadi Adipati yang baru dan mengganti posisi Bisrah." salah satu warga

Tentu saja hal itu yang menjadi tujuannya. Ia harus blusukan ke warga demi menarik perhatian mereka, dan jika sudah umoan dimakan, maka ia tinggal menariknya saja, lalu ikan akan digoreng.

"Wahai, Nyai. Sebaiknya kamu tinggal dengan saya saja. Sebab kamu pastinya akan dibutuhkan oleh warga," Sarju merayu sang wanita sakti untuk pergi bersamanya.

Melihat kelicikan sosok Sarju, maka ia menanggapinya dengan senyum sumringah dan menganggukkan kepalanya.

"Sepertinya ini sangat menarik. Aku tertarik dengan tawaranmu," ucap Akuji yang memandang Sarju sebagai sasaran empuknya untuk mencapai semua keinginannya.

Akuni menyeringai, dan keduanya masuk kedalam kerta kuda untuk pergi ke kediaman pria yang memiliki hati busuk. Warga memeperhatikan keduanya.

Setibanya dirumah Sarju. Ia dibawa masuk keruangan tersebut.  Tampak Tono--putera Sarjy baru saja selesai mandi. Dan ia tersentak kaget saat melihat ayahnya membawa orang asing ke rumahnya.

Ia sudah mengenal orang-orang yang datang kerumah mereka, sebab sangat tahu jika sang ayah memiliki banyak gundik, tetapi kali ini terlihat berbeda. Ia terihat sangat cantik, dan tubuhnya juga sintal, idaman para pria pada umumnya.

"Ini puteraku, Toni," ungkap Sarju pada Akuji yang mana menatap nyalang pada pemuda tersebut.

"Tampan," puji Akuji, dengan tatapan yang terlihat memindai dari ujung rambut hingga ujung kepala.

"Tentu saja. Dia kumbang desa pada masa ini," jawab Sarju dengan bangga.

"Ya, aku dapat melihatnya, dan itu membuat sesuatu milikku kembang-kempis saat menatapnya," ucap Akuji, lalu mengecup punggung tangan pemuda tersebut.

Anehnya Tono tidak marah. Ia bahkan terlihat menyukai perbuatan wanita tersebut. Bahkan Sarju hanya memandang dengan senyum tipis.

"Duduklah. Aku ingin membahas sesuatu denganmu, dan ini sangat penting," ucap Sarju dengan tak sabar.

"Tidak perlu dibahas, aku akan membuatmu menang dalam kontes pemilihan Demang tahun ini," jawab Akuji cepat dan santai.

Seketika Sarju tersentak kaget. "Hah, bagaimana kau bisa mengetahuinya? Sedangkan aku tidak pernah mengatakannya padamu," tanya pria itu dengan rasa penasaran.

"Aku mengetahui apa yang sedang kau fikirkan dan apa yang ada didalam hatimu, masa lalumu, dan juga yang akan datang," ucap wanita itu, tetapi pandangannya tak lepas dari Tono yang baginya sangat ingin ia cicipi.

Sontak saja hal itu membuat Sarju tercengang. Ia tidak dapat membayangkan jika wanita yang kini ada dihadapannya begitu sakti. Ia yakin dapat mengalahkan semua kandidat yang bertarung dalam kontes tahun ini.

"Aku telah meyakinkan hatiku, jika kamu benar-benar orang sakti. Aku akan memenangkan pemilihan tahun ini. Kamu katakan saja apa yang ingin kamu minta sebagai imbalannya?" tanya Sarju dengan cepat.

"Aku inginkan puteramu," ucapnya dengan senyum menjijikkan.

Sarju mengerutkan keningnya. "Kalau hanya itu gampang bagiku. Kau dapat memakainya sesuka hatimu," ucap sang pria berhati busuk, bahkan ia mengorbankan puteranya demi kepentingan pribadinya.

Tanpa menunggu lama. Akuji membawa pemuda itu ke atas sofa. Sesaat Sarju tercengang. Tetapi ia bergegas menutup pintu rumah, agar para warga tak mengetahuinya.

Pria gila itu menyaksikan bagaimana sang wanita cantik itu menggarap puteranya didepan mata. Ia bahkan merasa gila dan ingin bergabung bersama, tetapi ia merasa jika Akuji benar-benar hebat.

Yang parahnya, sosok itu menggarap Toni-puteranya hingga tiga jam lamanya, dan tentu saja hal itu membuat sang pemuda kehabisan tenaga dan terkapar tak berdaya.

Pemuda itu pucat pasi. Tetapi sepertinya Akuji tak perduli, dan ia masih belum puas. "Carikan aku lima pria lagi. Maka aku akan melancarkan usahamu!" ucapnya dengan tatapan tajam.

Seketika Sarju tersentak kaget. Bagaimana mungkin wanita itu tidak merasa lelah setelah 3 jam bermain dengan puteranya..

"Hah? Lima lagi?" Sarju kembali tercengang dengan rasa tak percaya.

Bukannya menjawab, Akuji melesat ke hadapan Sarju. Lalu dengan cepat menjadikan pria itu pelampiasannya.

Sementara utu, diistana kerjaaan Medang Jaya, terlihat para abdi dalem sedang kebingungan.

Dimana Rajendra bekum juga kembaki setelah menyampaikan pesan kepada Patih Kamandaka. Sang Patih sudah tiba dikediaman sang Raja, tetapi si penyampai pesan yang tersangkut entah dimana, hingga tak juga kembali pulang.

Sosok wujud Macan Kumbang...