DENDAM Sang PEMILIK KHODAM

DENDAM Sang PEMILIK KHODAM

Dibuang

Duk duk duk duk

Suara derap langkah kaki kuda berlari ditengah hutan yang gelap dengan cukup kencang.

Ringkik-kannya terdengar nyaring, ia sudah sangat jauh berlari untuk membawa ketiga penumpangnya, tetapi saat ini, ia terpaksa harus jatuh tersungkur, ketika sebuah anak panah tertancap dibagian paha kirinya.

Terlihat dibelakang sana, lampu-lampu obor sedang mengejar mereka, dan jaraknya semakin dekat, sedangkan mereka tak memiliki waktu untuk merintih kesakitan.

"Laksmi, cepatlah lari, bawa puteri kita menjauh dari tempat ini, jangan biarkan mereka menemukanmu." titah seorang pria yang berpakaian ningrat.

Wajahnya cukup tampan, dan tubuhnya tegap tinggi, dengan beberapa luka dibagian tubuhnya.

Dari cara bicara dan juga pakaiannya ia adalah seorang bangsawan yang selama ini disegani dan juga ditakuti.

Akan tetapi, malam ini semuanya berubah. Ia harus meninggalkan kadipaten dan kekuasaannya, karena sesuatu yang sangat genting.

Pria yang masih berusia tiga puluh tahun dan istrinya Laksmi yang baru saja melahirkan dua hari lalu terpaksa harus melarikan diri dari kejaran para musuh yang telah merebut paksa kepemimpinannya.

Pria itu adalah seorang Adipati didaerah yang makmur dan juga subur, dengan sumber pangan yang melimpah ruah.

Akan tetapi, semua itu sirna dalam sekejap, ketika Adipati dari wilayah selatan ingin menguasai kepemimpinannya.

Adipati Wijaya Ningrat, kini menghunuskan pedangnya untuk melawan musuh yang datang.

"Cepat, selamatkan dirimu, dan juga bayi kita. Aku akan menghalangi mereka, Dinda," Wijaya tampak bersiap menyambut para musuh yang berjumlah lebih dari sepuluh orang.

"Tapi--Kanda,"

"Tidak ada waktu, pergi!" tegasnya dengan nafas yang memburu, meski hatinya saat ini sangat sakit membayangkan ia harus berpisah dengan istri tercinta dan juga puterinya.

Laksmi tak memiliki waktu berdebat. Perutnya yang masih sakit dan bahkan tadi tergores rerumputan tajam saat terjatuh, harus ia tahan demi untuk menyelamatkan nasib puterinya.

Bayi itu masih sangat merah. Usianya baru menginjak tiga hari melihat dunia, tetapi harus mengalami hal yang sangat menyakitkan.

Dengan tali pusar yang masih menempel, ia harus ikut berlari menyusuri hutan yang lebat dan pekat.

Sedangkan sang Adipati yang dilengserkan secara paksa, harus berjuang menghadapi musuh yang baru saja berlompatan dari atas kuda.

"Lihatlah dirimu Wijaya, kamu tidak lagi dapat menyelamatkan dirimu," seorang pria bertopeng menghampirinya, dengan sebuah pedang ditangannya.

"Kalian kejar istrinya, dan bunuh mereka juga." pria bertopeng itu memberikan isyarat agar sebagian dari mereka mengejar Laksmi yang saat ini sedang menyelamatkan puterinya.

Mendengar hal itu, Wijaya melompat, lalu menyerang mereka yang mencoba menerobos gelapnya malam dan mengejar sang istri.

Wijaya mengayunkan pedangnya, lalu menyerang mereka satu persatu.

Sedangkan Laksmi masih terus berlari sembari menyusui bayinya dengan tenaganya yang semakin lemah.

Ia mengalami pendarahan, dan membuat langkahnya semakin tak dapat ia paksakan. Ditengah rasa keputusasaannya, ia melihat sebatang pohon beringin yang tumbuh tinggi dan berukuran sangat besar.

Wanita itu menghampirinya, lalu mengikat bayinya dengan sulur pohon tersebut, dan berharap jika sebuah keajaiban datang menyelamatkannya.

"Duh, Gusti Agung, selamatkan-lah puteri hamba, dan jangan biarkan apapun mencelakainya." doanya dengan penuh harap pada Dia Sang Pencipta. "Duhai puteriku, Wulan Ningrat, jika kau selamat dan panjang umur, carilah jati dirimu, dan balaskan semua perbuatan mereka yang telah mencelakai keluargamu." Laksmi meninggalkan sebuah gelang emas dengan ukiran symbol padi dan pedang dengan ukiran nama Adipati Wijaya Ningrat.

Setelah mengatakan itu semua, Laksmi memutar arah. Ia ingin mengecoh para pengejar agar tak menuju ke arah puterinya.

Sementara itu, Wijaya Ningrat sedang menahan para penyerang dengan kekuatan yang dimilikinya.

Tebasan pedang yang diayunkannya, telah membunuh tiga orang yang berusaha untuk mengejar Laksmi.

Pertarungan sengit berlangsung, dan Wijaya Ningrat masih terus berupaya untuk menyerang, hingga akhirnya sebuah pedang menembus punggung kirinya hingga ke dada.

Wijaya terpekik tertahan. Cairan pekat darah keluar dari mulutnya, dan tatapannya perlahan kosong, namun ia masih sempat memohon pada Sang Maha Kuasa agar menyelamatkan istri dan anaknya.

Sosok pria bertopeng itu menarik pedang yang menembus dada sang Adipati. Ia seolah tak punya waktu untuk berlama-lama dalam pertempuran ini.

Wijaya Ningrat menatap sayu, menengadah keatas langit kelam.Lalu tubuhnya ambruk keatas tanah.

Braaaak

Ia mengejang sesaat, lalu tak bergerak cukup lama, dan selamanya.

Sementara itu, pria bertopeng mengejar Laksmi yang sudah jauh masuk ke dalam hutan.

Langkahnya kian terseok, darah nifas tampak semakin deras, sedangkan para pengejar semakin mendekat.

"Itu, dia! Tangkap!" titah pria bertopeng, dan dengan sangat mudah untuk menangkap Laksmi yang sangat lemah.

Tanpa perlawanan, wajah pucatnya terlihat pasrah dengan takdir yang sedang dihadapinya.

Ia diseret bagaikan seekor binatang. Darah terus mengalih dari jalan lahirnya, ia sudah tak berdaya.

Pria bertopeng menatapnya dengan sinis, dan ia mengangkat dagu wanita tersebut. "Laksmi, dimana anakmu?!" tanyanya dengan penekanan.

Wanita itu hanya dapat mengerjapkan kedua matanya, ia sudah tak lagi bertenaga.

"Bedebah! Kau jangan mempermainkanku! Tidak akan ada yang dapat lari dariku!" makinya dengan kesal. "Tetapi, aku ingin menyiksamu terlebih dahulu." pria itu menarik kemben yang dikenakan Laksmi.

Wanita itu dipegang oleh dua orang pria yang mengenakan pakaian prajurit, dan dengan mudahnya, ia menanggalkan pakaian sang wanita, lalu seolah ingin mempermalukannya dihadapan banyak orang.

"Lihatlah dirimu, Laksmi. Apa lagi yang kau banggakan? Tubuhmu sudah dilihat oleh mereka semua. Meskipun kau masih mengeluarkan banyak darah, tetapi aku akan tetap mencobanya, sebelum kau akhirnya akan mati juga." pria bertopeng itu menggilir sang wanita tanpa belas kasih.

Hingga akhirnya Laksmi tak lagi bernyawa, tetapi mereka tak memperdulikannya,

Setelah puas dengan tindakan bejadnya, pria bertopeng meraih sebuah pedang ditangannya, diarahkan ke tepat jantung sang wanita berulang kali, dan memastikan jika wanita itu benar-benar telah tewas.

Braaaak

Tubuh wanita dengan lumuran darah itu dilempar begitu saja kedalam jurang, bagaikan seonggok daging yang tak berharga.

"Ayo, kita pulang!" ajak pria itu pada para prajuritnya.

"Tetapi, bayi itu belum itu belum kita ketemukan," ucap salah satu prajurit lainnya.

"Biarkan saja. Dia tidak akan dapat menyelematkan dirinya sendiri, dia akan mati dimakan macan kumbang ataupun kelaparan," ucapnya dengan meyakinkan para orang-orangnya.

Alasan sang pimpinan yang didapat diterima oleh akal, akhirnya mereka setujui juga, dan bergegas meninggalkan hutan yang semakin gelap.

Sementara, sang bayi malang yang sedang ditinggalkan dibawah pohon beringin, sedang berayun yang ditiup oleh angin.

Perlahan seekor macan kumbang keluar dari persembunyiannya, lalu berjalan menghampirinya.

Sosok macan kumbang bertubuh tegap itu melompat dan menggigit sulur pohon beringin, dan menurunkan sang bayi malang.

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf☘𝓡𝓳•§͜¢•🍒⃞⃟🦅💜⃞⃟𝓛

❤️⃟Wᵃf☘𝓡𝓳•§͜¢•🍒⃞⃟🦅💜⃞⃟𝓛

😢😢😢
maaf kk siti aq baru aja baca hehehe
tp di part awal udh bikin haru aja mewek deh gmn ya nasib bayi merah yg blm outis tali ousar nya di tgl mati kedua org tuanya 😢😢😢

2025-10-16

4

kinoy

kinoy

awal baca DA dibikin geram aq..biadab bgt tuh penjahat..krng ajar..

2025-10-15

4

Hamzah / V3

Hamzah / V3

Assalamualaikum akak ,, maaf aku baru melipir kesini ,, akibat hp yg rusak trs ,, byk yg terlewat baca nya 😢😥
baru baca dh buat aku emosi ja ,, kasihan bgt tuh bayi emak dan baba nya tewas di bunuh semuanya.
biadab bgt tuh penjahat nya ,, dh tahu msh byk darah nifas nya mlh di gilir ,, benar-benar manusia lucknut 🤬😡
spt nya si macan kumbang akan mengasuh si baby 🤗🤗

2025-10-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!