NovelToon NovelToon
Dunia Yang Indah

Dunia Yang Indah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Spiritual / Persahabatan / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Di balik gunung-gunung yang menjulang,ada dunia lain yang penuh impian. Dunia Kultivator yang mampu mengendalikan elemen dan memanjangkan usia. Shanmu, seorang pemuda desa miskin yang hidup sebatang kara, baru mengetahuinya dari sang Kepala Desa. Sebelum ia sempat menggali lebih dalam, bencana menerjang. Dusun Sunyi dihabisi oleh kekuatan mengerikan yang bukan berasal dari manusia biasa, menjadikan Shanmu satu-satunya yang selamat. Untuk mencari jawaban mengapa orang tuanya menghilang, mengapa desanya dimusnahkan, dan siapa pelaku di balik semua ini, ia harus memasuki dunia Kultivator yang sama sekali asing dan penuh bahaya. Seorang anak desa dengan hati yang hancur, melawan takdir di panggung yang jauh lebih besar dari dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dunia Baru di Balik Tirai Kemewahan

Sepanjang perjalanan kembali menuju jantung Kota Lama, Shanmu berjalan dengan langkah riang dan ringan, hampir melompat-lompat kecil. Pikirannya tidak terfokus pada sosok anggun di sampingnya, bukan karena tidak sopan, tetapi karena ia tengah terbawa oleh gelombang antusiasme murni. Pesan Paman Gong untuk selalu sopan tenggelam oleh rasa penasaran yang membara tentang pelelangan, sebuah dunia yang sama sekali asing baginya. Matanya berbinar-binar, memandang sekeliling dengan takjub yang polos.

Melihat ekspresi ceria dan polos seperti anak kecil yang diajak ke pasar tahunan itu, Lanxi tidak bisa menahan diri. Sebuah tawa lembut, hangat, dan spontan terlepas dari bibirnya. Ia menutup mulutnya dengan punggung tangan, matanya yang biasanya dingin kini berkerut penuh keheranan yang lucu.

"Kau sangat bersemangat ya, Shanmu."

Suara itu menarik Shanmu dari lamunannya. Ia menyadari tingkahnya dan segera menggaruk-garuk kepala dengan malu. "Aku... aku tidak tahu apa-apa tentang pelelangan. Aku baru mendengarnya dari percakapan seseorang kemarin sore. Jadi... aku sangat penasaran, tempat seperti apa itu sebenarnya?"

Jawaban polos itu membuat Lanxi terdiam sejenak. Ia memandang Shanmu dengan tatapan yang lebih dalam, seolah-olah mencoba mengukur keaslian perkataannya. Di dunia ini, bahkan penduduk desa paling terpencil pun biasanya pernah mendengar kisah atau legenda tentang pelelangan, tempat harta karun, senjata pusaka, dan bahan-bahan langka diperebutkan. Bagaimana mungkin seseorang tidak tahu sama sekali? Namun, di balik mata Shanmu yang jernih, ia hanya melihat ketulusan dan kebodohan yang polos, bukan kebohongan. Ia memutuskan untuk tidak menanyai lebih lanjut. Mungkin pemuda ini memang dibesarkan dalam isolasi yang sangat ekstrem.

"Baiklah," ucap Lanxi akhirnya, suaranya kembali lembut. "Hari ini kau bisa menemani aku, sekaligus menikmati suasana pelelangan. Kita akan melihat-lihat, dan mungkin membeli beberapa barang yang menarik di sana."

"Waaah!" Ekspresi Shanmu berubah total. Antusiasmenya meledak, matanya membulat penuh kegembiraan. Ia mengangguk dengan cepat, seperti burung pelatuk. "Baik, Lanxi! Terima kasih!"

Lanxi tersenyum, mengangguk balik. Sebuah rasa hangat yang aneh muncul di hatinya. Di sekelilingnya, orang-orang biasanya mendekatinya dengan niat tersembunyi, penuh sanjungan dan perhitungan. Tapi Shanmu... kegembiraannya begitu sederhana, begitu murni, hanya karena diizinkan melihat sebuah pelelangan.

Tak berselang lama, mereka kembali memasuki pusat Kota Lama. Namun, kondisi sekarang jauh berbeda dari saat Shanmu berangkat tadi. Keramaian telah berubah menjadi lautan manusia yang hampir tak tertahankan. Jalanan utama dipadati oleh kereta-kereta kuda bangsawan yang dihiasi ornamen emas dan perak, dikawal oleh para penjaga bersenjata dengan tatapan waspada. Para kultivator dari berbagai latar belakang berbaur dengan kerumunan: yang berseragam sekte, yang berpakaian bebas dengan senjata aneh, yang memancarkan aura kuat, yang menyembunyikan kekuatannya. Suasana penuh dengan desis bisikan, tawa keras, dan teriakan pedagang kaki lima yang memanfaatkan keramaian.

Lanxi berjalan dengan santai namun penuh wibawa, seolah-olah keramaian itu secara alami memberi jalan untuknya. Shanmu, di sisi lain, berjalan dengan sangat waspada. Tubuhnya yang besar bergerak dengan hati-hati, matanya awas menghindari setiap kemungkinan sentuhan tak sengaja. Ingatan akan kultivator yang menendangnya masih segar.

Tiba-tiba, sebuah perubahan aneh terjadi. Suara keramaian yang memekakkan telinga seolah-olah disedot ke dalam keheningan. Suasana menjadi hening, tegang. Orang-orang di jalanan secara spontan menyingkir ke pinggir, menundukkan kepala. Dari ujung jalan, sebuah prosesi muncul.

Ini bukan sekadar kereta kuda bangsawan. Ini adalah sebuah manifestasi kekuasaan dan kekayaan. Kereta itu ditarik oleh empat ekor kuda yang luar biasa besar, bulunya berkilau seperti perak di bawah sinar matahari, matanya memancarkan kecerdasan yang tidak alami, kemungkinan besar binatang spiritual tingkat tinggi. Kereta itu sendiri terbuat dari kayu gelap berkilau yang dihiasi dengan ukiran naga dan feniks rumit dari emas murni. Tirai jendelanya terbuat dari sutra langka yang berwarna biru langit. Pengawalnya bukan penjaga biasa, mereka adalah para kultivator dengan seragam seragam hitam dan perak, memancarkan aura disiplin dan kekuatan yang mencekam, setidaknya di tingkat Pejuang Perak. Mereka berbaris sempurna, tatapan lurus ke depan, mengabaikan semua orang di sekitarnya.

Shanmu terpana. Ia belum pernah melihat kemewahan yang begitu... menindas. Kereta itu melintas perlahan, hanya lima puluh meter di depannya.

Setelah kereta agung itu berlalu dan berhenti di depan gedung pelelangan yang megah, suasana masih hening. Kemudian, pintu kereta dibuka oleh seorang pelayan yang membungkuk sangat dalam.

Seorang pria paruh baya melangkah keluar. Ia memiliki wajah yang tegas dengan garis-garis kekuasaan dan kewibawaan yang dalam. Rambutnya disisir rapi dengan beberapa helai uban di pelipis. Ia mengenakan jubah mewah berwarna ungu tua dengan sulaman awan emas. Di belakangnya, seorang wanita cantik dengan aura lembut namun anggun turun dengan bantuan pelayan. Kulitnya porselen, dan senyumnya hangat namun terjaga.

Dan kemudian, seorang anak laki-laki.

Ia mungkin berusia sembilan tahun, dengan wajah yang masih kekanak-kanakan namun sudah memancarkan ketajaman dan kecerdasan yang luar biasa. Matanya berwarna abu-abu terang, berkilau seperti mutiara, menyapu sekelilingnya dengan pandangan yang tenang namun penuh analisis. Ia mengenakan pakaian miniatur yang serupa dengan ayahnya, terlihat sangat cocok dan percaya diri. Inilah putra Jenius Keluarga Ling yang menjadi bahan perbincangan.

Saat pandangan Shanmu jatuh pada keluarga itu, khususnya pada pria paruh baya dan wanita itu, sesuatu yang aneh terjadi di dalam dirinya. Jantungnya berdetak kencang, bukan karena kagum, tetapi karena sebuah sensasi asing. Sebuah perasaan samar, seperti mengenang sesuatu yang sangat jauh, hampir terlupakan, atau seperti menemukan sebuah potongan puzzle yang hilang dari dirinya sendiri. Ia terpaku, lamunan mendalam menyergapnya. Ekspresi riangnya sirna, digantikan oleh kekosongan dan kebingungan yang mendalam.

"Shanmu? Kau kenapa?" suara Lanxi yang penuh perhatian memanggilnya dari kejauhan pikirannya.

Shanmu tersentak, terbangun dari lamunannya. Ia buru-buru mengalihkan pandangan, rasa malu karena ketahuan melamun membakar pipinya. "Tidak ada, tidak ada. Aku hanya... terkejut melihat kemewahan kereta kuda tadi," jawabnya, mengulang alasan yang sama, menggaruk-garuk kepalanya untuk menutupi kegelisahannya.

Lanxi memandangnya dengan mata yang sedikit menyipit, tetapi akhirnya hanya tertawa kecil. "Sudahlah. Kita harus bergegas. Itu Tuan Ling dan keluarganya sudah datang. Kita tidak boleh sampai tertinggal acara pembukaannya."

Shanmu mengangguk mantap, berusaha mengusir perasaan aneh tadi. Mereka kemudian menyusuri jalan yang telah dilalui kereta, menuju gedung pelelangan.

Bangunan itu adalah yang terbesar dan termegah di Kota Lama. Terbuat dari batu putih berukir, dengan pilar-pilar besar dan atap berlapis genteng biru kehijauan. Pintu utamanya setinggi dua kali tinggi Shanmu, dihiasi dengan ukiran naga yang saling melilit. Para penjaga yang tampaknya lebih kuat dari penjaga gerbang kota berdiri dengan sikap tegas.

Lanxi, dengan aura wibawa alaminya, langsung memasuki gedung tanpa diperiksa. Shanmu mengikutinya dengan setia, matanya kembali membelalak melihat kemewahan interior: lantai marmer, lampu gantung kristal yang memantulkan cahaya, lukisan-lukisan indah di dinding, dan aroma dupa yang mahal.

Tanpa berlama-lama di lantai dasar yang ramai, Lanxi mengajak Shanmu menaiki tangga marmer lebar yang melingkar menuju lantai dua. Area ini lebih eksklusif. Koridor yang lebih tenang mengelilingi sebuah balkon terbuka yang menghadap ke aula utama di bawah. Di sepanjang balkon itu, terdapat bilik-bilik kecil yang dipisahkan oleh tirai sutra atau panel kayu berukir, menyediakan privasi sekaligus pandangan yang jelas ke bawah.

Lanxi menuju salah satu bilik yang tampaknya sudah dipesan sebelumnya. Di dalamnya, terdapat beberapa kursi empuk berlapis kain beludru dan sebuah meja kecil dengan buah-buahan segar dan teh. Ia dengan anggap duduk di kursi yang paling menghadap ke balkon.

"Shanmu, duduklah," ucapnya, menunjuk kursi di sampingnya.

Shanmu langsung menggeleng. "Tidak, Nona Lanxi. Saya hanya orang yang dibayar untuk menemani. Tidak sopan duduk bersama Nona di tempat seperti ini." Ia berencana untuk berdiri di belakang atau duduk di lantai seperti yang biasa ia lakukan saat menunggu.

Namun, Lanxi langsung melotot padanya, ekspresi manisnya berubah menjadi ketegasan yang tidak bisa ditawar. "Duduk." Satu kata, diucapkan dengan nada yang meninggi, penuh perintah.

Shanmu menghela napas, merasa kalah. Dengan patuh, ia duduk di kursi yang ditunjuk, meski tubuhnya terasa kaku dan tidak nyaman. Kursi itu terlalu empuk, terlalu mewah.

Dari posisinya yang baru ini, pandangannya terbentang jelas ke seberang balkon. Di sana, di bilik yang tampaknya paling mewah dan sentral, duduklah Keluarga Ling. Tuan Ling sedang berbicara dengan seorang tetua yang terhormat. Sang istri dengan lembut mengatur gaunnya. Dan anak lelaki itu... ia duduk tenang, matanya yang abu-abu terang sudah memindai ruangan, seolah-olah menghafal setiap detail.

Sekali lagi, perasaan familiar yang menusuk menghantam Shanmu. Ia cepat-cepat menundukkan kepalanya, takut pandangannya yang terlalu lama menarik perhatian. Ia memutuskan untuk fokus pada panggung di aula utama di bawah.

Di sampingnya, bilik-bilik lain mulai terisi. Para bangsawan lokal, pedagang kaya, tetua sekte kecil, dan kultivator independen dengan aura kuat memenuhi tempat itu. Udara dipenuhi oleh bisikan bisnis, obrolan santai yang penuh intrik, dan aroma parfum serta minyak tubuh yang mahal.

Tak lama, seorang wanita muda cantik dengan gaun hijau zamrud, teman Lanxi, muncul dari balik tirai bilik sebelah dan melambaikan tangan, menyapa Lanxi dengan senyum. Lanxi membalas dengan anggukan ramah.

Shanmu menarik napas dalam-dalam. Ia merasa seperti ikan yang terlempar ke daratan, berada di tempat yang sama sekali bukan dunianya. Namun, di tengah semua kemewahan, intrik, dan perasaan asing yang mengganggu itu, tekadnya untuk merekam setiap momen, setiap pemandangan, setiap suara dari pelelangan ini ke dalam ingatannya menguat. Ini adalah jendela ke dunia yang lebih luas, dunia yang selama ini hanya ia dengar dalam cerita. Dan ia akan menyerap semuanya, sebisa mungkin, dengan mata dan telinganya yang polos namun penuh perhatian. Pertunjukan besar pelelangan Kota Lama pun siap dimulai.

1
YAKARO
iya bro🙏
Futon Qiu
Mantap thor. Akhirnya Shanmu punya akar spritual
Futon Qiu
Karena ada komedi nya kukasi bintang 5🙏💦
YAKARO: terimakasih🙏
total 1 replies
Futon Qiu
Lah ya pasti lanxi kok nanya kamu nih🤣
Futon Qiu
Jangan jangan itu ortunya 🙄
HUOKIO
Baik bnget si lancip😍😍
HUOKIO
Mau kemana tuh
HUOKIO
Ini penjaga kocak 🤣🤣
HUOKIO
Angkat barbel alam 🗿
HUOKIO
Makin lama makin seru 💪💪💪
HUOKIO
Gass terus thor💪💪💪
HUOKIO
Mantap thor lanjut
YAKARO: terimakasih
total 1 replies
HUOKIO
Lanjutkan ceritanya thor
HUOKIO
Shanmu kuat banget untuk manusia 😄
HUOKIO
Ohhh i see💪
HUOKIO
Oalah kok gitu 😡
HUOKIO
Mantap thor
HUOKIO
Gas pacari lqci
HUOKIO
Makin lama makin seru
HUOKIO
Lanjutkan 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!