Ayunda Maharani seorang Siswi yang baru saja lulus sekolah SMU, telah di jebak oleh Ibu dan juga kakak tirinya, dan Ayunda di paksa menyerahkan malam pertamanya dengan seorang Duda kaya.
Demi membiayai Ayahnya yang terbaring lemah di Rumah Sakit, kini Ayunda terpaksa dan rela melakukan semua itu
Seorang duda yang telah di vonis mandul ini akhirnya nekat mengikuti rencana dari Neneknya. Dengan meminum ramuan dari sahabatnya sang Nenek, akhirnya Leon mencobanya dengan seorang wanita bayaran yang sudah dipersiapkan oleh Neneknya.
Akan kah ramuan tersebut berhasil membuat cucu satu-satunya dari generasi terakhir keluarga Argantara memiliki seorang keturunan? Padahal sebelumnya Leon pernah menikah dengan wanita yang dicintainya selama lima tahun lamanya dan pernikahannya harus kandas karena sang istri telah berselingkuh di belakangnya.
Mampukah Ayunda menjadi obat penawar luka hatinya Leon, dan memberikan kebahagiaan untuknya dan juga keluarga Argantara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau adalah calon istriku
Langit sore mulai memerah, pertanda hari akan segera berganti malam. Suara kendaraan mulai berkurang, digantikan oleh semilir angin yang membawa kesejukan. Banyak warga yang mulai berjalan kaki atau bersepeda menuju rumah, mungkin setelah seharian bekerja atau menikmati waktu bersama keluarga. Suasana tenang mulai terasa, berbeda dengan hiruk pikuk siang hari. Lampu-lampu jalan mulai dinyalakan, menghadirkan suasana hangat dan damai. Malam adalah waktu untuk beristirahat, memulihkan diri, dan bersiap untuk hari esok yang penuh semangat.
Didalam rumah petak nan sempit di kota metropolitan, telah terjadi suatu peristiwa yang tentunya akan merubah nasib dua insan untuk kedepannya.
"Tuan Leonard Argantara, saya selaku satu-satunya orangtua sekaligus keluarga yang dimiliki oleh Ayunda Maharani, memberikan restu kepadamu dan juga putriku untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, yakni pernikahan! Saya titip Ayunda, tolong jaga dia, bahagiakan dia, cintai dan sayangi putri kecilku satu-satunya, dan saya yakin anda mampu memberikan semua itu untuk putriku, Ayunda Maharani!" jawaban sang Ayah telah membuat Ayunda kembali menangis, ia tidak menyangka bahwa Ayahnya akan merestui Leon untuk menjadi suaminya.
"Tapi Ayah, aku tid...!"
"Ayunda putriku, Ayah tahu tentang perasaanmu saat ini! Untuk sekarang pikirkanlah janin yang ada di dalam rahimmu, dia makhluk yang tak berdosa, Ayah tidak ingin kau sampai menjadi gunjingan apalagi cemoohan orang-orang di sekitarmu, apa jadinya jika mereka tahu kau hamil di kuar nikah, Nak? Ayah harap kau memikirkan hal itu!" potong Pak Panji seraya memberikan sedikit nasihat kepada Putrinya.
Kemudian Ayunda termenung sejenak, berbeda dengan Leon, senyum cerah telah terbit di bibirnya, ia tak menyangka bahwa dirinya akan mudah mendapatkan restu dari Ayahnya Ayunda, namum ia pun sudah berjanji akan mencintai, menyayangi dan tentunya membahagiakan Ayunda.
Akhirnya sekitar jam tujuh malam, Leon memutuskan untuk segera pulang, Ayunda pun mengantarkan Leon sampai gang depan, dimana mobilnya terparkir dekat ruko depan gang menuju kontrakan.
"Tuan Leon, hati-hati di jalan! Sampaikan salamku untuk keluarga mu!" ucap Pak Panji sembari menepuk bahu calon menantunya.
"Mulai sekarang jangan panggil aku Tuan, Ayah! Panggil aku Leon saja!" pintanya seraya melempar senyum.
Sang Ayah pun dengan senang hati mengiyakan apa yang telah diminta oleh Leon, apalagi Leon sudah menyebutkan dengan sebutan Ayah.
"Yasudah, kamu hati-hati ya calon menantuku, sering-seringlah datang kesini!" jawabnya sambil tersenyum
Ayunda yang mendengarnya sempat menoleh dan memasang wajahnya yang cemberut, pertanda ia tak setuju dengan keputusan dari Ayahnya tersebut.
'Dih, ngapain juga Ayah menyuruh Tuan Leon untuk sering datang ke sini, menyebalkan!' batinnya menggerutu kesal.
Sedangkan Leon, ia sangat senang karena calon Ayah mertuanya telah memberinya lampu hijau.
Akhirnya Ayunda dan Leon pergi menuju gang depan, langkah keduanya lagi-lagi menjadi pusat perhatian para warga sekitar, apalagi penampilan Leon yang mencolok telah menjadikan dirinya buah bibir para tetangga.
Setibanya di gang depan, Leon berhadapan dengan Ayunda, kemudian dengan beraninya ia menggenggam kedua tangannya.
"Ayunda, mulai saat ini kau adalah calon istriku, sebaiknya kau segera resign dari pekerjaanmu, kau beristirahat lah di rumah dan jaga kondisi bayi kita?" Leon tiada hentinya memandangi Ayunda.
Sedangkan Ayunda terlihat gugup untuk menjawabnya."Tapi a aku belum mau berhenti, lagian kita kan belum menikah, jadi Tuan tidak berhak mengatur kehidupanku!"
Mendengar Ayu berkata seperti itu, Leon sampai menghela napas.
'Dasar bocah keras kepala,ck!' umpatnya dalam hati.
"Baiklah jika itu adalah maumu, tapi setelah kita menikah, aku ingin kau berhenti bekerja, karena aku sudah berhak atas dirimu dan sudah menjadi kewajibanku untuk menafkahi dirimu!" ucapnya dengan mantap.
Ayunda mengangguk patuh atas perkataan dari Leon, kemudian,
Cup!
Leon mengecup kening Ayunda, dan Ayunda tak percaya atas tindakan yang telah dilakukan oleh Leon di depan umum.
"Yasudah, kalau begitu aku pamit! Sampai berjumpa lagi besok di kantor!" kemudian Leon bergegas masuk kedalam mobilnya, tak lama mobil pun pergi.
"Ya Tuhan! Aku tidak menyangka akan menjadi seperti ini dengan Tuan Leon! Kalau sampai karyawan yang lainnya tahu, mau ditaruh di mana wajahku ini? Pasti mereka tidak terima bos besar mereka yang banyak di kagumi oleh para wanita jomblo tiba-tiba menikah dengan seorang Cleaning Service sepertiku" monolognya sambil melangkah pelan, kemudian ia melihat mobil minibus berwarna putih dan terdapat logo di sekitar area mobil tersebut.
Seorang pria turun dan menanyakan sesuatu padanya.
"permisi Nona, apakah anda tahu alamat ini dan pemilik alamat ini atas nama Ayunda Maharani!" tanya pria yang masih mengenakan seragam karyawan.
"Saya Ayunda Maharani, memangnya ada apa ya?" tanyanya terlihat bingung.
"Kebetulan kami mendapatkan perintah untuk mengantarkan semua belanjaan di dalam mobil untuk anda Nona, mohon di terima ya!"
Ayunda sampai menelan ludah, belum juga mengiyakan bahwa ia setuju dengan belanjaan yang di bawa oleh pria tersebut, tapi sudah ada dua orang lagi yang menenteng jinjingan kresek yang sepertinya Ayunda kenal akan jinjingan kresek tersebut
"Loh itukan belanjaan yang tadi Tuan Leon tinggalkan di swalayan! Ternyata ia sengaja mengirimkan semua ini untukku!" ujarnya tak menyangka.
Pada akhirnya Ayunda pun pasrah, dan ia pergi menuju kontrakan sambil diiringi oleh tiga orang pria yang membawa tentengan belanjaan.
Lagi-lagi ia menjadi pusat perhatian warga sekitar."Cie Ayunda ngeborong nih!" celetuk salah satu warga yang tidak begitu Ayunda kenal.
'Aih...ini semua gara-gara Tuan Leon!' batinnya mulai kesal.
Keesokan harinya
Seperti biasanya, Ayunda kembali beraktivitas bekerja di perusahaan Jatayu Argantara yang sebentar lagi dirinya akan menjadi Nyonya dari Tuan Leon yakni pemilik perusahaan tersebut, bagi Ayunda ini semua masih terasa seperti mimpi.
Ia sendiri tak menyangka bahwa Tuan Leon alias calon suaminya sudah berada di kantor lebih pagi dari dirinya, semua orang pun sempat bertanya-tanya, mengapa Tuan Leon sekarang ini selalu datang lebih pagi?
Ayunda kembali di kejutkan akan sosok Leon di dalam ruangannya, ia sendiri menjadi tak karuan saat merapihkan ruangan kerja Leon karena Leon tiada hentinya memperhatikan dirinya.
"Kamu sudah sarapan belum?" tanyanya kepada Ayunda yang sedang menyapu lantai.
"S sudah Tuan!" jawabnya singkat namun masih kaku.
kemudian Ayu ingin sekali menanyakan soal belanjaan yang kemarin, kini rumahnya begitu penuh dengan makanan dan berbagai kebutuhan dapur.
" T tuan, kenapa kemarin belanjaan milik Tuan di tujukan pada alamat rumahku?" akhirnya Ayunda memberanikan diri berkata demikian.
Leon yang mendengarnya, malah tersenyum senang, kemudian langkahnya mulai mendekati Ayunda.
Lalu dengan seenaknya ia melingkarkan tangannya yang kekar di sekitar area perut Ayunda, lalu Leon menempatkan kepalanya di atas bahu.
"memangnya kenapa kalau aku ingin menyenangkan calon istri dan juga anakku?" ucapnya sambil mengelus perut Ayunda yang masih rata.
Deg!
Ayunda seolah terpaku, ia hanya diam mematung ketika jarak Leon begitu dekat dengannya, bahkan ia bisa merasakan hembusan nafasnya
"Aku sudah tidak sabar bertemu dengan anak kita, Yu! Tolong jaga anak kita dengan baik!" ucapnya lagi, lalu Leon sengaja mencium wangi dari aroma shampo pada rambut Ayunda.
Kemudian ia membalikan tubuh Ayunda yang terlihat pasrah, akhirnya keduanya saling berhadapan, Leon terus saja menatap dalam Ayunda.
Tak lama seseorang menerobos masuk kedalam ruangannya Leon.
Baik Leon dan juga Ayunda, keduanya menoleh secara berbarengan, mereka berdua sampai terkejut dengan kehadiran orang tersebut.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹
ta patut ta patut
aihhhh i don't like you lah
mereka kan ga jadian kn Thor kenapa kaya di hianati sekali tuh cowok