Tiga tahun yang penuh perjuangan, Cathrine Haryono, seorang gadis desa yang memiliki ambisi besar untuk menjadi seorang Manager Penjualan Perusahaan Top Global dan memimpin puluhan orang dalam timnya menuju kesuksesan, harus menerima kenyataan pahit yang enggan dia terima, bahkan sampai saat ini.
Ketika kesempatan menuju mimpinya di depan mata, tak sabar menanti kehidupan kampus. Hari itu, seorang pria berusia 29 tahun, melakukan sesuatu yang menghancurkan segalanya.
Indra Abraham Nugraha, seorang dokter spesialis penyakit dalam, memaksa gadis berusia 18 tahun itu, menjalani takdir yang tidak pernah dia pikirkan sama sekali dalam hidupnya.
Pria yang berstatus suaminya sekarang, membuatnya kehilangan banyak hal penting dalam hidupnya, termasuk dirinya sendiri. Catherine tidak menyerah, dia terus berjuang walaupun berkali-kali tumbang.
Indra, seseorang yang juga mengenyam pendidikan psikolog, justru menjadi penyebab, Cathrine menderita gangguan jiwa, PTSD dengan Skizofrenia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ada Rasaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 | Kebosanan dalam Kesendirian
"Sekarang bulan apa, sih? Kok dingin banget," gumam Cathrine mengambil kalender binder di nakas.
"Maret. Oh ... bulan Maret. Lah, bulan kelahiran gue dong?"
Catherine menyipitkan matanya yang berbentuk almond, "Tanggal berapa sih hari ini ..." Saat melihat kalender, dia saja tidak ingat kemarin tanggal berapa dan hari apa.
Catherine menghitung jumlah hari sejak insiden Indra mengamuk karena video 30 detik ulah Glenn sampai sekarang. Dua hari di rumah. Setengah hari di luar dan siang kumat lagi, lalu waktu malam ...
Berarti tiga hari. Dia bergegas mengecek pada ponselnya.
"Oh, sekarang tanggal 13, ya. Pas Indra ngamuk, itu tanggal 10, ya ..." ujar Cathrine.
Layar ponselnya mati, memantulkan fitur wajahnya. "Njirlah, udah tua juga gue, sekarang 33 tahun. Kalo gue 2007, sekarang 33 tahun ... Mbak Wienna 1993, bulan Oktober nanti 47 tahun. Mbak Rachel 1998, bulan Agustus 42 tahun."
Catherine mengumpulkan semua alat komunikasinya, lantas menyalakan dengan antusias. Dari dua ponsel merk Samsung Galaxy Z Fold7, iPad, dan hape jadulnya. Setelah menunggu lama, tidak ada satupun yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
"Yah ... Engga heran juga, sih, lagian gue juga jarang nongol, chatingan apalagi punya sirkel atau komunitas yang deket banget sama gue. Lagian, gue mengakui fakta itu kok."
"Kayaknya, ntar di masa depan kalau gue ujung-ujungnya sendiri dan ga ada satu orang pun yang berdiri buat gue atau sekadar peduliin kabar gue, gue ga perlu kaget deh."
Catherine menyimpan semua alat komunikasinya, kemudian bersiap memulai hari tanpa agenda acara atau kesibukan untuk hari ini.
Dia tidak bekerja, bukan lagi seorang Manajer Penjualan di perusahaan HA. Dia tidak punya hobi atau minat melakukan sesuatu yang menghabiskan waktunya. Dia juga bukan orang yang punya akun dengan pengikut dan pertemanan banyak di media sosial, bukan seseorang yang senang larut dalam dunia maya dan berinteraksi virtual.
Di sinilah Cathrine, duduk termangu di kursi balkon kamar dengan segelas kopi pahit hitam dalam kesunyian menikmati pemandangan alam sekitar. Dan, hari-hari berikutnya dia menghabiskan waktunya seperti itu, tanpa Indra di rumah ini, yang telah pergi bekerja dinas darurat di luar pulau, yang katanya paling cepat 7-8 bulan di sana, berada di Timur Indonesia.
***
/ next
| Hi, dear! I'm Eric from U.S.A
| When you see my name, I think you already know my gender, right? 🍆
| I was a government lawyer, divorced. No children
| So, now, it's your turn to introduce yourself!
Catherine hampir mati kebosanan, dia pun terjun kembali ke dunia literasi yang berawal dari seseorang teman kelas sebelah yang mengenalkan dunia Wattpad, pada dirinya, yang sejak SD biasanya cuman nangkring baca komik China (Manhua) di Mangatoon, atau menonton Donghua di WeTV.
Sekarang, untuk melipur sepi, Cathrine mengunduh aplikasi TikTok dan dari video-video FYP serta tenggelam ke pencarian, Cathrine mendapat banyak insight dan ingin merasakan pengalamannya.
Dia seperti manusia kuper dan kudet, di tengah perputaran cepat informasi dan orang-orang FOMO era digital. Meski terkadang tren yang mereka ikuti itu tidak berguna dan terlalu berlebihan.
Pekerjaannya memang berhubungan dengan penjualan, yang dinamis dan mesti up-to-date, tetapi tren-tren itu ... Sedikit dungu? Pikir Cathrine.
Catherine sudah dua Minggu ini bermain dari OmeTV, HelloTalk, Hola dan kemudian sekarang mencoba bot anonymous di Telegram dengan server luar negeri. Tidak menyangka malah mendapat sisi baru dunia dalam genggamannya ini, ternyata banyak sekali musang birahi juga dari negara luar ...
Catherine pikir, pria-pria lokal sini sudah paling parah, ternyata mereka juga sama saja. Tidak memukul rata semua yang dia temui, sih, ada juga yang memang berkualitas, welcome dan orangnya menyenangkan.
Makanya, ketika awal-awal perkenalan sudah menjurus ke arah mes*m, dia akan meng-skip orang itu. Saking banyaknya lelaki horny dan mencari kesenangan online dengan perempuan, Cathrine pun mengubah persepsinya.
Dia hanya menganggap obrolan di bot ini buat seru-seruan saja. Di sela-sela berinteraksi dengan orang asing via virtual, Cathrine juga mulai menulis novel fantasi berbahasa Inggris di platfrom WebNovel dan novel romansa berbahasa Indonesia di Noveltoon.
Selain itu, wanita tersebut membuat akun IG baru untuk menjaga hubungan baik dengan orang 'waras' yang dia temui di aplikasi obrolan video atau suara seperti OmeTV, Goodnight maupun Hola.
Mayoritas dari Eropa, Afrika Selatan, Timur Tengah dan Amerika Serikat. Pure pertemanan . Catherine menikmati kenyamanan ini, meski secara fisik tidak bersama, dia merasa mereka ada dan menjadi bagian dari hari-harinya di sepinya rumah ini.
