NovelToon NovelToon
Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: NiSeeRINA

Lucianna Forger adalah seorang pelacur di sebuah klub malam. Walaupun hidup sebagai pelacur, Luci tetap memiliki impian untuk mempunyai suami dan anak.

Malam itu ia bertemu dengan Daniel Radcliffe, orang yang dia target menjadi pelanggan selanjutnya. Setelah melalui malam yang panas di rumah Daniel. Ia malah bertemu dengan tiga anak kembar.

Luci baru saja berpikir kalau dia bermalam dengan suami orang lain. Namun nyatanya Daniel adalah seorang duda. Ini memberikan kesempatan Luci untuk mendekati Daniel.

Sulit untuk mendekati Daniel, Luci pun memilih untuk mendekati anak-anaknya terlebih dahulu.

Apakah Daniel bisa menerima Luci dengan latar belakang seorang pelacur?

__________________________________________
Yang penasaran sama ceritanya silahkan baca🙌

[Warning!! konten dewasa]
[Karya ini hanya fantasi authornya, tidak membawa hal apapun yang berkaitan agama dalam novel ini🙌]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NiSeeRINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[PIAIT] Bab 28 : Apakah kau sudah tidak mencintaiku lagi?

Lucianna menghampiri si kembar ke kamar mereka. Ia melihat Lala yang sedang mengobati luka Revan. Lala menyadari kedatangan Lucianna, segera bangkit dari duduknya.

"Luci, maafkan temanku," ucap Lala, merasa menyesal karena sudah mengajak Sopia bekerja disini. Mungkin jika Sopia tidak ikut bekerja disini, dia tidak akan menyebabkan semua kejadian ini.

"Ini bukan salahmu, Lala. Gadis itu–Sopia, sepertinya terlalu banyak mendapatkan maaf sehingga dia jadi tidak tahu diri," jawaban Lucianna membuat Lala tertunduk.

"Terima kasih sudah mengobati Revan. Kau boleh pergi," ucap Lucianna, Lala mengangguk paham lalu pergi meninggalkan Lucianna dan si kembar.

Lucianna menghampiri si kembar yang sedang duduk di sisi ranjang. Ia duduk di antara mereka. Tangannya bergerak memeriksa bahu Revan, yang sudah di obati dan diberi plester. Senyum kecilnya timbul kembali melihat Revan yang sudah lebih baik. Walau raut wajahnya masih menunjukkan kesedihan karena tidak bisa melindungi Revan sebelum ia terluka.

"Aku minta maaf ya, harusnya aku datang lebih awal," Lucianna mengusap lembut kepala si kembar.

"Kenapa harus minta maaf? Kau tidak salah Luci," Devan menaruh telapak tangannya di punggung tangan Lucianna, berharap menenangkannya.

Mata Lucianna berkaca-kaca, melihat anak-anak yang begitu perhatian dan mengerti dirinya. Ia berharap kejadian ini tidak menjadikannya trauma di masa depan.

Rehan memberikan Lucianna sebuah kompres es yang baru saja dipakai Lala untuk Revan tadi. "Ini katanya bisa untuk meringankan rasa sakit. Kepalamu tadi terluka Luci,"

Lucianna mengigit ujung bibirnya, mencoba menahan bendungan air matanya melihat sikap polos Rehan. Lucianna menyentuh kepalanya, meraba bagian kepalanya yang terhantam vas bunga. Lucianna sedikit meringis, tetapi tidak ingin menunjukkan rasa sakitnya di depan si kembar. Kepalanya benjol dan terasa perih. Saat Lucianna menarik jarinya yang terasa basah, si kembar langsung membulatkan matanya melihat sedikit darah di jari-jemari Lucianna.

"Luci! Kepalamu berdarah! K-kita harus pergi ke rumah sakit!" seru Revan, nada bicaranya dipenuhi kecemasan.

"Ini luka kecil, darahnya juga hanya sedikit. Nanti lama-lama juga sembuh sendiri," Lucianna mencoba menenangkan si kembar yang mulai merengek, memaksa Lucianna untuk pergi ke rumah sakit. Air mata mulai membasahi pipi mungil mereka.

Lucianna menyeka air mata mereka dan memeluk si kembar dengan erat. Ia terus mencoba menenangkan rengekan si kembar.

Sementara itu, dibalik pintu Daniel sedang mengintip Lucianna dan anak-anaknya. Matanya juga ikut berkaca-kaca melihat pemandangan itu. Bagaimana besarnya kedekatan antara anak-anaknya dan Lucianna.

Jika disuruh memilih untuk percaya kepada Lucianna atau Sopia. Daniel jelas memilih Lucianna yang ia kenal sudah cukup lama, walaupun dia juga tidak tahu bagaimana perangai asli Sopia.

Lucianna memang wanita yang licik dan penuh dengan akal bulus, tetapi ia selalu bersikap jujur secara blak-blakan. Dia tidak mungkin berakting untuk urusan yang cukup serius, apalagi menyangkut si kembar. Mengingat bagaimana kedekatan dan rasa sayang Lucianna kepada si kembar.

Ungkapan kesaksian dari pembantu-pembantu yang lain juga mengatakan bahwa Sopia lah yang bersalah. Ini membulatkan keputusannya untuk memecat Sopia.

Apalagi saat ia melihat pemandangan ini, meyakinkannya atas keputusan yang ia buat itu benar.

"Sopia.... Kau ingin menjadi istri Daniel, kan? Kalau begitu ambil saja dia, tapi jangan kau coba-coba untuk melukai mereka,"

Pikiran Daniel memutar ulang perkataan Lucianna, 'Kenapa dia mengucapkan itu? Apa dia sudah tidak mencintaiku lagi?' gumam Daniel dalam hatinya.

......................

Bulan sabit terlihat di langit malam, jam juga sudah menunjukkan pukul 8 malam. Lucianna berhasil menenangkan si kembar yang terus menangis tadi, kemudian melanjutkan tugasnya selayaknya pengasuh. Ia memandikan mereka, menemani mereka belajar dan meninabobokan mereka lebih awal.

Lucianna naik ke ranjangnya, bingung bagaimana cara menaruh kepalanya di atas bantal. Rasa sakit dikepalanya langsung berdenyut saat rambutnya bergesekan dengan kain bantal yang lembut.

"Apa aku harus tidur sambil tengkurap?" tanya Lucianna pada dirinya sendiri. Saat ia ingin membaringkan tubuhnya secara terbalik. Pintu kamarnya terdengar berdecit, menghentikan kegiatan Lucianna.

Lucianna melihat Daniel yang masuk ke kamarnya. Daniel langsung duduk di ujung ranjang Lucianna. "Kenapa kau kemari?"

"Aku membawakan minyak pijat untukmu. Aku tidak pernah memakainya, tapi katanya ini bisa untuk meredakan nyeri. Ditulisannya bisa untuk kepala yang benjol karena benturan tumpul juga," ucap Daniel, ia membuka kotak botol minyak itu.

Lucianna berpindah, duduk di hadapan Daniel. "Berikan padaku, aku akan mencobanya,"

"Biar aku saja yang memakaikannya, berbalik lah," pinta Daniel. Lucianna tidak ingin banyak bicara jadi langsung menurutinya dan memutar badannya membelakangi Daniel.

Daniel menaruh minyak itu di telapak tangannya lalu menggosoknya. Ia memijat kepala Lucianna dari bagian sekitar benjolan. Daniel menekan ujung jarinya dengan lembut di sekitar benjolan di kepala Lucianna.

Lucianna menikmati pijatan itu, tapi mulutnya malas untuk memuji Daniel saat ini.

"Aku sudah mendengarkan semua penjelasan dari para pembantu lainnya termasuk anak-anak. Sopia dengan sikap buruknya selama ini dan dia yang melukaimu dan anak-anak,"

"Hm," Lucianna hanya bergumam.

"Jadi aku sudah memecatnya," lanjut Daniel.

"Hm," lagi-lagi bergumam.

"Mungkin kau benar, aku harus mulai memasang kamera pengawas,"

"Hm,"

"Terima kasih sudah melindungi anak-anakku,"

"Hm," kali ini dengan sedikit anggukan pelan.

"Luci?" panggil Daniel.

"Hm?" balasnya singkat.

"Tentang ucapanmu tadi kepada Sopia, Apa kau memang tidak masalah jika ada orang lain yang mendapatkanku?" tanya Daniel, suaranya pelan sambil terus memijat kepala Lucianna.

"Apa kau... sudah tidak mencintaiku lagi?" lanjutnya. Ia menunduk, merasa pertanyaan yang ia berikan itu terdengar aneh.

Tak ada jawaban dari Lucianna.

"Luci? Luci?" panggil Daniel pelan. Ia berhenti memijat kepala Lucianna, lalu tangannya segera mendekap pundak Lucianna merasakan tubuh Lucianna yang hampir terhuyung ke depan. Daniel melihat Lucianna yang sudah tertidur pulas dengan posisi duduk dan kepalanya yang semakin merunduk.

Daniel menghela napasnya antara merasa lega atau kesal, karena Lucianna yang tidak mendengarkan ucapannya. Ia lalu mengangkat tubuh Lucianna dan membaringkan tubuhnya dengan posisi miring. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh Lucianna lalu beranjak menuju pintu.

"Kenapa aku harus mempertanyakan hal itu?" gumam Daniel pada dirinya.

"Jika dia sudah tidak mencintaiku, itu seharusnya lebih baik," lanjutnya. Detak jantung terasa sedikit sesak, seolah ucapannya sendiri menahan pernapasannya. Daniel menghela napasnya, mencoba menghilangkan perasaan aneh yang saat ini sedang menyelimuti hatinya.

Tangannya yang terasa dingin menggenggam gagang pintu dan menariknya, menutup pintu dengan rapat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Bersambung...

1
Cut syifa
biarlah soal profesi, yg penting hatinya baik
Cut syifa
dasar lucianna benar benar 😄😄, meresahkan sekali kmyyuuuu🤭
mama Al
jangan bilang Luci nekat bawa anak anak ke kebun binatang. 😁
mama Al
berasa ibunya anak-anak 🤭
mama Al
si Daniel antisipasi takut para emak emak smake down lagi
Dewi Ink
Daniel kuat bgt imannya 😂😂
Dewi Ink
wadduuuww di tepi kolam loh itu 😭
Dewi Ink
di rumah kan ada kolam renang
Istri Zhiguang!: anggap aja liburan bersama kak😭
total 1 replies
Cut syifa
untung bukan ramadhan dasar kamu lucianna 🤣🤣🤣
Drezzlle
ayo ajak ke Zoo Lucianaa kasihan mereka
Drezzlle
ya pasti anak-anak pilih kamu lah Lucianaa
Nurika Hikmawati
mantaaaap... kamu masih kuat iman aja Niel. padahal Luci udh mengerahkan semua skillnya tuh /Facepalm/
Nurika Hikmawati
Beda tenaga ya Luc... kalau utk yg gini mah tenaganya gak akan prnh habis
Rosse Roo
aah dasar bocahhh🤣🤦‍♀️
Rosse Roo
yeeeey aku juga ikutt senang.... 😌😄
Rosse Roo
tidak akan ada waktu untuk mengulang kebersamaan dengan anak-anak pak Daniel... nanti kalau mereka udah dewasa. menyesal lah kau, tak pernah menyenangkan mereka.
mama Al
wkwkwkwk kalah telak
mama Al
tetap saja harus berusaha keras, Luci.
mama Al
Daniel ini gengsinya gede ya.
padahal dalam hati 🤭
Cut syifa
gak semua pelacur benar2 niat jadi pelacur🥺😫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!