SEDETIK CINTA DI TANAH NABI

Sudah hampir satu bulan Khalid belum kunjung menjemput Rani. Wanita cantik ini sudah tahu permasalahan keluarga suaminya hanya bisa pasrah dan terus berdoa. Sementara dirinya sendiri tidak jadi hamil membuat Rani sangat kecewa.

"Ya Allah. Kirain bakalan hamil. Rupanya Engkau belum mempercayai kami untuk menjadi orang tua," ucap Rani sambil menatap tespek di tangannya hanya ada satu garis.

Khalid merasakan kerinduannya makin bertambah pada sang istri. Ia menjadi heran karena visanya untuk ke Indonesia tidak keluar juga. Ada saja alasan yang disampaikan oleh bagian imigran. Syam yang mencium bau-bau politik dalam kerajaan menyarankan bosnya untuk menipu pihak imigrasi.

"Tuan. Sepertinya ada yang sedang menghalangi anda untuk bertemu nona Rani," ucap Syam.

"Aku juga sependapat denganmu, Syam. Apa yang harus aku lakukan agar bisa bertemu dengan istriku. Aku bisa gila karena memendam rindu terlalu lama padanya, Syam," ucap Khalid terdengar frustrasi.

"Kenapa tidak bertemu nona Rani di Istambul atau di Budapest Hungaria di mana kediaman anda juga ada di sana. Bukankah anda juga punya istana rahasia di sana. Lagipula tidak banyak yang tahu Rani berasal dari Istanbul Turkey," ucap Syam.

"Ya Allah. Kenapa aku tidak memikirkan sampai ke situ? Baiklah kalau begitu tolong urus perjalanan bisnis ku ke Budapest saja biar tidak dicurigai oleh imigrasi."

"Baiklah tuan. Aku akan mengurus secepatnya. Aku harap tuan selalu bersabar karena resiko menikah dengan wanita beda negara seperti ini," ucap Syam mengusir ketegangan Khalid.

"Alhamdulilah beda negara bukan beda alam Syam. Itu sangat mengerikan bagi kami." tawa garing Khalid membuat Syam menatapnya perihatin.

"Kalau masih pacaran mungkin bisa kuat nahan rindu. Kalau sudah menikah yang rindu bukan hati lagi tapi bagian tubuh yang paling sensitif," batin Syam yang merasa bersyukur masih bertahan menjadi jomblo tingkat menengah.

Tidak butuh waktu lama proses perjalanan bisnis Khalid akhirnya bisa diatur oleh Syam. Pria ini meninggalkan negaranya secara diam-diam. Bahkan Syam sendiri yang menghubungi kantor agar dokter muda itu melakukan permintaan Khalid sesuai arahannya.

"Mau bertemu sama suami sendiri saja jadi harus kucing-kucingan seperti ini. Tidak apa yang penting aku bisa bertemu dengan suamiku," ucap Rani yang sudah siap berangkat ke Budapest dengan jet pribadi ayahnya.

Untuk saat ini Rani memang tidak mau menceritakan kemelut rumah tangganya pada sang ayah karena ia takut ayahnya akan kepikiran. Jika bisa menyelesaikan sendiri kenapa harus melibatkan orangtua. Padahal ayahnya juga orang yang berpengaruh dalam dunia mafia.

Khalid keluar rumahnya biasa saja. Tidak tampak seperti orang mau berpergian. Ibunya sudah tidak curiga pada putranya itu karena Khalid terlihat seperti anak penurut.

"Khalid. Kamu kau ke mana?" tanya nyonya Sheza saat melihat putranya berpakaian seperti orang berangkat sholat.

"Tentu saja ke mesjid, mommy," jawab Khalid santai padahal jantungnya tidak baik-baik saja kini.

"Oh iya. Maaf sayang. Mommy jadi trauma kalau kamu akan meninggalkan mommy lagi. Mommy harap kamu akan menceraikan istrimu itu secepatnya," ucap nyonya Sheza membuat Khalid terkejut.

"Dari mana mommy tahu aku sudah menikah. Aku bahkan belum bercerita banyak pada mommy. Apakah keluarga Zakiyah yang memberitahukan berita pernikahan ku itu pada mommy? Itukah sebabnya aku sulit sekali untuk ke Indonesia?" cecar Khalid tanpa jedah.

"Yah. Mommy tahu semuanya dan mommy berharap perempuan itu melupakan mu dan akan menikah dengan sebangsanya," ucap nyonya Sheza. Khalid mendengus kesal dan langsung meninggalkan ibunya karena ia tidak mau ibunya Anfal lagi.

Beberapa menit kemudian adiknya Khalid yang bernama Sarah datang dengan suaminya sambil menangis. Nyonya Sheza panik melihat putrinya terlihat sangat terpukul.

"Ada apa nak? Mengapa kamu menangis seperti itu?" tanya nyonya Sheza ikut menangis.

"Mommy. Kandungan ku bermasalah. Bayiku ternyata kembar Siam. Perut mereka berdempetan dengan memiliki satu jantung," ucap Sarah sambil terisak.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun," ucap nyonya Sheza.

"Dan kaber buruknya kalau nyawa Sarah tidak akan selamat saat proses melahirkan nanti," timpal Ali sebagai suaminya Sarah.

"Apakah tidak ada solusi terbaik dari rumah sakit di negara ini? Kalau bisa mereka carikan tim dokter yang bisa menangani kasus Sarah, Ali," ucap nyonya Sheza.

"Sebenarnya dokter yang menangani kasus kehamilan yang rumit seperti ini ada, mommy. Hanya saja mereka tidak tahu nama asli dokter spesialis kandungan itu dan juga tempat tinggalnya karena dokter itu tidak ingin dilibatkan dengan urusan nyawa orang lain," ucap Ali.

"Suruh mereka lacak identitas dokter itu. Aku tidak mau kehilangan putri dan calon cucu kembar ku," ucap nyonya Sarah mengelus perut besar putrinya yang sudah berusia tujuh bulan.

"Aku sudah meminta hal itu pada dokter kerajaan mommy. Saat ini mereka sedang melacak dokter misterius itu. Selama ini dia menggunakan marga ayahnya sebagai nama panggilannya di dunia kedokteran. Sepertinya dia berasal dari keluarga berpengaruh, mommy," lanjut Ali lagi.

Sarah memeluk ibunya dan membisikkan sesuatu pada ibunya.

"Mommy. Aku hanya butuh doa mommy dan aku mohon mommy tidak kepikiran dengan masalah ku yang membuat jantung mommy bermasalah," pinta Sarah.

"Aku hanya ingin melihatmu melahirkan cucuku dengan selamat. Jika jantung mommy berguna untuk cucuku, mommy rela sayang. Ambil saja jantung mommy untuk cucuku," ucap nyonya Sheza penuh kesedihan.

Keduanya saling berpelukan melepaskan sesak di dada. Sementara Khalid sudah berada di dalam pesawatnya. Ia sudah mengkhayal akan pertemuannya dengan sang istri.

"Ternyata nikmat juga hubungan tersembunyi seperti ini. chemistry nya lebih dapat. Ini sangat menegangkan. Oh Rani ....! Aroma tubuhmu sudah tercium olehku. Dan ...-" Khalid tidak bisa berkata-kata lagi karena pikirannya sudah penuh dengan adegan ranjang panas yang pernah mereka lewatkan bersama. Gairah kerinduan makin menggebu seakan mencengkram setiap simpul saraf nya.

Sementara itu Rani mengirim pesan dengan nomor rahasia kepada Khalid dengan kode-kode rahasia yang biasa digunakan oleh para mafia dalam dunia bisnis agar tidak terendus kepolisian. Khalid yang sudah pernah masuk dunia itu mudah baginya untuk mengartikan setiap sandi itu.

"Aku rasa pertemuan kita tidak bisa di awali hal yang ringan sayang. Aku tidak kuat lagi karena tubuh ku sudah dijajah oleh pikiran mesum ku saat ini," tulis Rani. Khalid membacanya tersenyum sambil mengatur nafas dan menetralkan sesuatu yang mengeras dibawah tubuhnya.

"Apakah kamu sudah siap sayang? Karena tidak ada kata berhenti jika sudah dimulai. Bahkan durasinya lebih panjang dari sebelumnya," balas Khalid.

"Aku terima tantanganmu. Siapa juga yang memintamu untuk berhenti tuan. Fisikku lebih kuat sekarang Dan aku bisa terjaga sampai menjelang fajar," tantang Rani makin menggoda suaminya yang sedang mengigit bibir bawahnya kuat untuk meredam hasratnya.