NovelToon NovelToon
Suami Ku Yang Relakan

Suami Ku Yang Relakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

Leon, pria yang ku cintai selama 7 tahun tega mengkhianati Yola demi sekertaris bernama Erlin, Yola merasa terpukul melihat tingkah laku suamiku, aku merasa betapa jahatnya suamiku padaku, sampai akhirnya ku memilih untuk mengiklaskan pernikahan kita, tetapi suamiku tidak ingin berpisah bagaimana pilihanku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

“Sudahlah, aku capek. Jangan diperdebatkan lagi hari ini. Terserah kamu mau dibawa ke mana. Kamu mau bercerai sama aku boleh. Kamu nggak mau sama aku lagi juga nggak apa-apa. Itu semua aku balikin ke kamu.”

“Asal kamu tahu ya, Yola, tanpa aku kamu itu bukan siapa-siapa. Dan kamu harus ingat kalau diri kamu dulu tidak ada apa-apanya dibanding sekarang.”

“Ya, makasih ya, udah mau menikahi wanita yang tidak punya apa-apa seperti aku. Cuma aku memiliki otak yang bisa aku bawa ke mana-mana, yang kamu nggak pernah anggap aku itu pernah punya otak atau enggak.”

Yola pergi dari hadapan Leon. Leon masih merasa kesal. Akhirnya Leon memilih untuk pergi dan bertemu dengan sekretarisnya di apartemen yang diberikan oleh Leon.

Sesampai di apartemen sekretarisnya, sekretaris itu membuka pintu dan kaget saat melihat Leon. Leon langsung masuk ke dalam rumah, dan akhirnya keesokan paginya…

Leon terbangun dan kaget saat melihat ternyata di sampingnya adalah sekretarisnya, bukan Yola. Minum terlalu banyak membuatnya mabuk hingga tidak sadarkan diri.

Leon langsung pulang ke rumah dan menghampiri Yola yang sedang di meja makan. Yola tidak peduli dengan apa yang Leon lakukan, tetapi Leon merasa kalau dirinya tidak pernah dianggap lagi oleh Yola semenjak Yola berubah dan memiliki usaha sendiri.

“Habis dari mana kamu? Kenapa baru pulang jam segini? Dan kenapa sepertinya kusut banget? Kamu mau sarapan nggak? Kalau nggak mau sarapan ya juga nggak apa-apa, aku nggak maksa sih. Lagian aku juga mau pergi kerja.”

“Untuk apa kamu nanya-nanya aku? Emangnya aku masih penting di mata kamu? Kalau aku penting, ya harusnya kamu menghargai aku, bukan malah menyuruh-nyuruh atau menganggap aku nggak ada.”

“Kayaknya setiap aku berbuat baik selalu salah di mata kamu. Kayaknya lebih baik aku nggak usah nanya deh. Ya udah deh kalau gitu aku pergi kerja ya. Bye. Mau makan syukur, nggak mau makan ya udah.”

Saat Yola mau pergi, ditahan oleh Leon di kedua lengannya. Yola sudah merasa lelah dengan Leon, tetapi entah kenapa Leon makin merasa sedih ketika Yola bersikap acuh tak acuh kepadanya.

“Yola, bisa nggak sih kamu jangan berubah? Aku tuh sedih kalau kamu berubah kayak gini. Bisa nggak sih kamu jelasin ke aku, aku tuh kurangnya apa? Dan aku juga mau tahu kamu itu suka pria macam apa.”

“Kenapa seketika kamu jadi penasaran dengan apa yang aku mau, tipenya? Kayaknya dari dulu kamu nggak pernah nanya aku mau tipe cowok yang seperti apa.”

Leon merasa aneh dengan perkataan Yola, sampai membuatnya berpikir serius. Tidak seperti biasanya.

“Aku cuma mau jadi laki-laki yang terbaik buat kamu, dan aku berharap kalau bisa, laki-laki itu aku. Aku udah selalu setia sama kamu sampai kapan pun. Dan jangan pernah ada laki-laki lain yang masuk ke dalam keluarga kita, selain anak kita.”

“Aku nggak pernah punya tipe laki-laki sih. Tapi aku berharap kamu jadi laki-laki yang baik. Tapi kalau kamu nggak bisa menjadi laki-laki yang baik, ya aku nggak bisa apa-apa.”

Yola yang mendengar itu merasa seperti mendengar perkataan basi. Baginya, apa yang dibicarakan oleh Leon hanyalah sebatas pemikirannya sendiri.

Karena Yola adalah wanita yang tepat waktu, akhirnya ia memilih untuk pergi dan meninggalkan Leon yang masih dalam keadaan mabuk.

“Kamu bau alkohol. Aku nggak suka bicara sama orang yang lagi dalam keadaan mabuk. Mendingan kamu cuci muka, mandi, dan tidur biar bau alkohol kamu hilang. Karena kamu masih dalam keadaan mabuk, aku tidak mau bicara sama kamu. Lebih baik aku pergi daripada harus berdebat dengan orang yang tidak sadarkan diri.”

Leon yang mendengar itu merasa dirinya baik-baik saja dan tidak ada bau alkohol sedikitpun. Walau begitu, Yola tetap meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.

---

Sesampai di dalam mobil

Yola merasa aneh dengan Leon. Tapi entah kenapa, sifat lucu Leon membuat Yola ingin lebih dekat lagi dengannya. Namun, semenjak adanya Yoto, Leon seperti tersingkirkan dari hati Yola.

Dalam perjalanan, Yola berpikir: seharusnya ia tidak membedakan antara suaminya dengan masa lalunya. Karena masa lalu tidak akan bisa menjadi masa depan. Yang ada di masa depannya sekarang adalah Leon, bukan Yoto.

Walau sangat disayangkan, entah kenapa Yola tetap berharap dirinya bisa segera bercerai dengan Leon. Yola juga berharap bisa lebih dekat lagi dengan Yoto.

---

Sesampai di kantor

Yola masuk ke dalam ruangannya dan kaget melihat Yoto sudah ada di dalam, bersama dua orang temannya.

“Loh, Yoto, kamu di sini? Lama? Maaf ya, kenapa kamu nggak kirim pesan ke aku aja? Jadinya nggak enak kalau kamu nunggu aku terlalu lama.”

“Enggak kok, aman. Tenang aja. Lagian aku juga nggak lama-lama banget nunggu kamu, baru juga 2 menit.”

Yola masih bertanya-tanya siapa orang yang dibawa Yoto. Sedangkan Yoto tidak menjelaskan siapa mereka.

Yola menarik lengan baju Yoto. Yoto ikut tertarik karena tarikan Yola yang cukup kencang, membuat Yoto mendekat padanya.

“Yoto, dua orang ini siapa?”

“Temen aku dari Malaysia. Mereka juga mau bantu kamu jadi investor. Kenapa? Kamu nggak suka ya?”

“Seriusan nggak sih? Kamu nggak lagi bercanda kan? Aku nggak lagi mimpi kan? Aku tuh lagi dapat jackpot dari mana sih kok bisa-bisanya ada dua investor sekaligus? Tadi itu dari kamu? Kamu benar-benar hebat sih!”

“Nggak juga kok. Aku cuma bisa bantu sebisa aku aja. Lagian kamu juga tahu aku memiliki keterbatasan. Nggak semua hal aku bisa. Tapi semoga ini membantu ya.”

Yola tanpa kata langsung mendekap Yoto erat. Yoto yang didekap Yola kaget dan tidak bisa berkata apa-apa.

“Makasih ya. Aku jadi terbiasa dengan kehadiran kamu sekarang. Apa aku begini membuat kamu terbebani?”

“Sama sekali nggak kok, tenang aja. Aku sendiri juga nggak suka kalau kamu selalu memendam apapun sendiri. Lebih baik diluapkan daripada dipendam, kan?”

Yola hanya tersenyum kepada Yoto. Tak lama, pertemuan itu selesai dan investor Yola bertambah lagi.

---

Sedangkan Leon merasa kesal dengan Yola, seakan Yola tidak pernah menganggap Leon ada.

Apa sebenarnya Yola anggap Leon di matanya? Kenapa hal sekecil apa pun Yola tidak pernah mau minta bantuan kepada Leon?

Leon mengharapkan hal terbaik dari Yola, tapi Yola sendiri selalu menganggap Leon tidak ada. Seakan Leon bukan suaminya.

Yola mendapat pesan dari Leon. Ia sangat kaget ketika membacanya.

“Hari ini kita makan malam berdua ya. Nggak mau tahu, harus bisa. Kalau kamu nggak bisa, nanti aku bakal jemput kamu di tempat kerja. Kalau kamu nggak mau aku jemput, aku langsung tarik kamu aja. Langsung kugendong.”

Seketika Yola berpikir, tumben-tumbenan suaminya itu bisa berinisiatif menjemputnya untuk makan malam. Padahal, kalau diajak makan malam biasanya sangat susah sekali.

“Kita langsung ketemu di sana aja, nggak perlu jemput-jemput. Kan aku nggak suka dijemput-jemput. Toh kamu juga nggak pernah kan sok romantis ini sama aku. Pasti kamu ada maunya.”

“Kamu mikir apa sih? Aku tuh benar sayang sama kamu. Kalau aku nggak sayang sama kamu, ngapain aku pusingin kamu. Aneh-aneh aja hidup kamu.”

Leon tidak peduli dengan perkataan Yola. Baginya, ia merasa senang bisa bertengkar dengan Yola. Rasanya seperti pasangan suami istri pada umumnya. Walaupun mereka jarang romantis, setidaknya Leon mau mencoba untuk romantis kepada Yola.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!