NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 28

Julian membuka-buka dokumen dengan tak sabar. Ia membaca satu persatu informasi tentang Cakra, mengabaikan soal Costca setelah Mr. Jhon datang membawakan dokumen hasil penyelidikannya.

"Bagaimana soal Costca?" Julian bertanya karena ia sibuk membaca perihal Cakra yang diam-diam ia selidiki.

"Perusahaan itu mengalami lonjakan saham yang bagus. Beberapa produknya Tampak sangat laku di pasaran dan akhir-akhir ini reputasi mereka baik." Mr. Jhon menjelaskan.

"Bagus. Apakah mereka punya ketertarikan untuk bekerja sama dengan kita? Kudengar mereka sangat selektif." Julian memandang Mr. Jhon.

Mr. Jhon terdiam sejenak. Ia memandang Julian dengan kosong dan misterius. "Saya pikir, iya Tuan. Apalagi, Tuan Cakra sendiri yang menyatakan itu di acara kemarin. Hydro juga punya reputasi yang amat baik. Saya kira, tak ada alasannya bagi mereka menolak kita." jelas Mr. Jhon, menyelidiki ekspresi Julian.

Mendengar itu, Julian sedikit meremas dokumen yang ia pegang karena teringat lagi kejadian waktu itu. Kejadian dimana Clara dan Cakra tampak dekat dan syarat menyebalkan dari mulut Cakra bahwa ia hanya ingin bertemu jika Clara juga ada disana.

Apakah jangan-jangan Clara memberitahukan soal kontrak pernikahan mereka dan membuat Cakra mengira ia punya kesempatan? Dan apakah mereka berdua ini diam-diam memiliki hubungan? Oh, Clara jangan sampai tertangkap menyembunyikan itu dari Julian.

"Kapan aku akan bertemu dengan Cakra?" Julian kembali memandang dokumen.

"Menurut jadwal yang dibuat Nyonya, besok adalah jadwalnya, tuan." Mr. Jhon memberi tahu sambil melihat iPad miliknya, memeriksa jadwal Julian.

Julian menghela nafasnya malas. Ah, jika bukan karena Kakek, Julian tak akan mau mengadakan kerja sama dengan Costca. Berani-beraninya dia meminta istri Julian sebagai bahan negosiasi?

*

Clara memasuki dapur kantor dan merasakan adanya perubahan suasana disana. Entah mengapa, pandangan terkejut orang-orang saat ia masuk membuatnya merasa ada yang salah. Namun, alih-alih memikirkan itu, Clara mengira itu bisa saja karena ia satu-satunya yang baru masuk.

Ia kemudian pergi ke membuat kopi dan menyiapkannya untuk Julian juga. Hari ini, Julian tak banyak bepergian dan sepertinya membutuhkan kopi. Well, menolong laki-laki itu untuk tetap hidup bukanlah sesuatu yang salah kan?

Suasana di sana entah mengapa terasa dingin di kulit Clara. Mengapa secara acak Clara merasa seisi ruangan ini memperhatikannya dengan penuh penilaian.

"Buat kopi, ya?" Erwin, salah satu pegawai disana mengajak Clara bicara.

Clara menengok ke belakang dan tampaknya semua orang memang memandangnya. Beberapa tampak menilainya dengan berlebihan. Clara dapat melihat itu dari ekspresi mereka yang terlihat jelas.

"Iya." Clara menjawab dengan ramah.

"Apa yang satunya buat pak CEO?" Erwin melanjutkan pertanyaannya. Rupanya, pertanyaan itu membuat seisi dapur sontak menaruh perhatian.

Clara bisa merasakan perhatian berlebihan itu dan merasa ada yang jelas aneh namun tak tahu bagaimana mengungkapkannya.

"Iya. Ini untuk Jul–Pak CEO." jawab Clara, nyaris memanggil Julian dengan namanya.

Seketika dapur bereaksi dengan ributnya bisik-bisik mereka. Clara yakin ada yang aneh dan ia tak tahu apakah itu. Ingin rasanya ia bertanya namun ia bahkan belum dekat dengan siapapun disana selain Risa.

"Oh, begitu rupanya." Erwin tampak terkejut. Meskipun begitu, ia tampak tak ingin bertanya lagi.

"Aku duluan, ya. Masih banyak yang harus aku kerjakan." Clara tersenyum lalu berjalan meninggalkan mereka semua.

Seketika saja dapur langsung heboh.

"Wah, gila! Dia menargetkan pak CEO!" Erwin menggeleng tak percaya.

"Apakah itu berarti rumornya benar?" Yang lain menimpali.

"Ini gila! Mengapa dia terlihat baik-baik saja? Wah! Kantor kita ternyata memiliki hal seperti ini juga, ya." Salah satu perempuan disana tampak terkejut.

"Aku tak menyangka wajah seperti itu merupakan wanita yang tak baik." Yang lain memandang Clara menuju kantor Julian dengan tenang.

Clara mungkin tak tahu bahwa dirinya kini adalah perbincangan hangat di tempat kerjanya.

*

Clara meletakkan kopi yang ia bawa ke atas meja Julian saat laki-laki itu selesai bertelepon.

"Masukan dalam jadwalku, pertemuan dengan keluargamu." kata Julian segera ketika telepon ia matikan.

Clara terkejut sambil menatap Julian. "Untuk apa?"

"Kita masih punya hutang untuk membicarakan pernikahan kita lagi, ingat?" Julian mengingatkan.

Clara menaikan bibirnya malas. "Oh, ayolah! Apakah itu perlu? Kupikir, kita begini aja sudah cukup. Mengapa harus menikah lagi?" protesnya.

"Katakan itu pada orang tuamu."

Clara memandang Julian dengan kesal. "Apa? Maaf ya, tapi kamu yang mengiyakan saran gila itu! Sudah aku katakan bukan? Kau tak perlu mengikuti keinginan mereka."

"Namun, bukankah aneh kalau kita menikah tapi keluarga kita belum pernah bertemu? Apakah menurut kamu itu hal yang biasa dan mudah diterima banyak orang?" Julian memandang Clara serius.

Clara menggigit bibirnya karena kesal sebab Julian mengatakan hal yang masuk akal. Akan sangat aneh jika mereka menikah tanpa diketahui oleh orang tuanya.

"Tapi, menikah lagi ..., itu kan berlebihan!" Clara masih tak terima.

"Mau bagaimana lagi, kan?" Julian mengerikan bahunya.

Clara mengeluh dan mengomel sambil mengatur jadwal Julian. Ia membaginya dengan baik sambil cemberut memandang tablet untuk pekerjaannya.

"Persiapkan dirimu juga untuk ke dokter." kata Julian kemudian.

Clara berhenti sejenak dan memandang Julian. "Ke dokter? Untuk apa?" herannya.

"Memeriksa kandunganmu tentu saja. Kau kan sedang hamil. Masih ingat?"

Kata-kata Julian langsung saja membuat Clara terkejut. Ah, sialan! Mengapa pula mereka berpura-pura menikah dengan alasan dirinya hamil!?

1
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!