Pembalasan seorang wanita yang telah mati di perk#sa oleh ketua genk mafia terkejam di negara ini. Tiba tiba dirinya terbangun dalam tubuh seorang gadis yang mati akibat kecelakaan.
" Tubuh siapa ini? Kenapa aku hidup lagi?"
" Savea, akhirnya kamu selamat? Kamu tidak jadi mati?" Pekik gadis di samping tubuh Savea.
" Oh namaku Savea."
Savea Andara akan mendekati Xaver dan membuat Xaver jatuh cinta padanya demi membalaskan dendamnya kepada ayah Xaver. Setelah berhasil membuat Xaver tergila gila padanya, Savea mengatakan yang sebenarnya dan memutuskan hubungan tepat di depan ayah Xaver.
" Yang aku inginkan kehancuranmu, kau putra kebanggaan ayahmu, hancurnya dirimu sama saja kehancuran dirinya."
Setelah di tinggalkan Savea, Xaver menjadi gila. Apalagi saat ia mendengar kabar pernikahan Savea dengan pria lain, ia datang dan dengan penuh emosi dengan pistol di tangannya.
" Jika aku tidak bisa memilikimu maka kau tidak bisa menjadi milik orang lain.
Dor... Dor... Dor..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUNUH DIRI?
Pagi ini berita pembunuhan yang di lakukan oleh Xaver terhadap sang ayah telah tersebar di berbagai media. Xaver di ancam hukuman lima belas tahun atas percobaan pembunuhan yang di lakukan terhadap Pratam meskipun Pratam tidak meninggal saat itu. Berita ini begitu membuat Savea senang. Memang ini yang ia inginkan, menyiksa Pratam. Biarkan saja dia masih hidup, karena kelak ia harus mati bersama dengan sang putra.
" Sayang kamu ngapain senyam senyum sendiri begitu?" Tanya Andin duduk di samping Savea yang sedang menonton berita televisi.
" Lihat lah ma! Misiku berhasil." Ucap Savea menunjuk tayangan televisi.
" Apa maksudmu misi?" Andin ikut menonton berita yang sedang hot itu.
" Bukan kah itu tuan Xaver? Ketua geng mafia yang terkenal sadis itu? Yang kamu dekati belakangan ini kan? Kenapa dia ada di jeruji besi? Bukan kah selama ini dia kebal hukum?" Tanya Andin beruntun.
" Iya, misiku memang mengirimnya ke penjara. Tapi bukan kasus ini melainkan kasus lain." Ujar Savea. " Tapi tidak apa apa, meskipun beda kasus yang penting dia sama sama masuk penjara." Imbuh Savea.
" Ih mama ngeri, ayahnya saja mau di bunuh apalagi orang lain. Memang kejam itu orang, semoga dia tidak sekejam itu sama kamu. Mama takut kamu akan mengalami nasib yang sama dengan ayahnya." Ucap Andin bergidik ngeri.
" Mama tenang saja! Aku di jagain sama om kok ma." Sahut Savea.
" Ya sudah, karena misimu sudah berhasil maka kamu harus jauhi dia. Jangan lupakan janjimu pada papa dan mama untuk menikah dengan Satya. Mama tidak mau kehilangan menantu sebaik dia." Ujar Andin.
" Siap ma." Sahut Savea lalu memeluk sang ibunda tercinta.
" Aku harus menemui Satya dan jujur padanya sebelum dia menikahiku." Ujar Savea dalam hati.
" Ha ha ha ha kalian semua telah tertipu. Ayahku tidak mati, jadi aku tidak akan di penjara."
Tatapan Savea langsung tertuju pada layar televisi. Terlihat Xaver tertawa terbahak bahak seperti orang gila.
" Apa kalian tahu kenapa aku membunuh ayahku?"
" Karena dia telah membuat calon tunangan ku meninggalkan aku. Padahal aku sangat mencintainya hiks..."
Tiba tiba Xaver terduduk lesu sambil menangis. Sepertinya kepergian Savea merupakan guncangan terberat baginya.
" Aku sudah mengorbankan segalanya demi Vea. Aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Aku melakukan apapun demi pantas bersanding dengannya. Tapi rupanya dia hanya balas dendam padaku karena perbuatan ayahku pada keluarganya. Seharusnya ayahku yang di penjara bukan aku. Seharusnya ayahku yang di hukum bukan aku. Hiks.. Savea kenapa kau tega padaku? Kenapa kau mengkhianati cintaku yang suci ini. Hiks... Savea ku mohon kembalilah! Aku tidak bisa hidup tanpamu. Savea!!!!!!!!!"
Tiba tiba Savea langsung menutup telinganya seolah olah Xaver berteriak di sampingnya. Entah mengapa ada kesakitan tersendiri dalam hatinya melihat kondisi Xaver saat ini. Apa ia sudah keterlaluan? Dimana Pratam? Kenapa dia tidak terlihat? Ingin sekali Savea melihat wajah Pratam. Ia ingin memastikan apakah Pratam hancur melihat kondisi putranya saat ini? Atau mungkin ia biasa biasa saja?
Rupanya dewi Fortuna sedang berpihak kepada Savea. Pratam muncul di belakang Xaver dengan memakai kursi roda yang di dorong oleh Venni, istrinya.
Wajahnya nampak sedih, ia bahkan menangis melihat kondisi putranya yang memprihatinkan. Ia tidak pernah menyangka, kehilangan wanita yang ia cintai membuat Xaver sehancur ini.
" Xaver, kemarilah nak!"
Xaver menatap Pratam dengan penuh kebencian.
" Jika kau tidak bisa mengembalikan Savea ku, jangan pernah anggap aku anakmu lagi." Ucap Xaver.
" Papi akan berusaha nak. Papi janji, papi akan mengembalikan Savea kepadamu."
Savea yang mendengarnya pun tersenyum kecut.
" Aku akan mencari Savea sendiri."
Tiba tiba Xaver berlari kencang menerobos kerumanan polisi dan wartawan. Seorang polisi hendak menembaknya namun Pratam menghentikannya.
" Jika ada yang berani menembak dia, maka aku akan membunuh orang itu sekarang juga." Ancam Pratam menodongkan senjata apinya. Alhasil tidak ada yang berani melakukan itu.
Terlihat jelas wajah murung Pratam, Savea tersenyum puas melihatnya.
**
Brak Brak Brak.....
Xaver menggedor gedor rumah Savea. Rumah pemberian darinya, namun Savea tidak kunjung keluar.
" Savea keluar lah! Aku tahu kamu ada di dalam."
Ya benar, Savea memang ada di dalam. Ia sedang mengemas barang barangnya untuk kembali ke rumah kedua orang tuanya. Ia sengaja berkemas di malam hari agar tidak ada yang tahu perginya kemana.
" Savea dengarkan aku!!" Teriak Xaver. " Aku tidak peduli seberapa besar kamu membenciku. Tapi aku tetap masih mencintaimu dan akan mencintaimu selamanya. Ayahku memang bersalah tapi aku tidak. Aku tidak tahu apapun tentang keluargamu. Kau tidak boleh menghukumku seperti ini. Aku sangat mencintai kamu lebih dari apapun. Aku tidak bisa hidup tanpamu, Savea aku mohon keluar lah!"
Sebenarnya bisa saja Xaver mendobrak pintu itu atau meminta anak buahnya untuk membuat kunci cadangan, namun ia ingin menghargai keputusan Savea. Ia ingin Savea sendiri yang membukakan pintu dan menemuinya, karna di dalam hatinya ia yakin bahwa Savea memiliki perasaan yang sama dengannya.
Savea yang berada di dalam menghentikan kegiatannya sebentar. Ia mendekati jendela yang masih tertutup tirai lalu mengintip ke bawah. Ia mencari cari sosok Xaver namun rupanya tidak kelihatan. Ia hanya bisa mendengar suara Xaver saja. Beruntung rumah Savea lumayan jauh dari tetangga.
" Savea, aku hitung sampai tiga. Kalau kau tidak membuka pintu maka aku akan menembak kepalaku sendiri."
Deg...
Jantung Savea berdetak sangat kencang. Mendadak hatinya menjadi gelisah.
" Ya Tuhan ada apa dengan hatiku? Aku tidak mungkin terpengaruh dengan omongannya kan? Bukan kah kalau dia mati itu lebih bagus? Dengan begitu Pratam pasti akan semakin menderita. Bahkan mungkin ia akan ikut mati bersama anaknya. Aku tidak boleh lemah. Aku harus kuat dengan tekad dan tujuan ini." Ujar Savea dalam hati.
" Satu... "
Jantung Savea semakin berdetak kencang seolah olah ia sedang menghitung mundur kematiannya. Pikira pikiran buruk memenuhi kepalanya saat ini. Bagaimana jika Xaver mati? Apakah ia tidak akan menyesal?
" Dua."
Savea semakin gelisah. Bibirnya mengatakan matilah, namun hatiny berkata lain. Hatinya tidak rela jika ia harus kehilangan Xaver. Sepertinya Savea telah jatuh cinta pada pria yang menjadi anak musuhnya.
" Satu kali lagi Savea. Tepat di hitungan ketiga maka pelatuk ini akan berbunyi dan peluru ini akan menembus kepalaku. Apa kau tidak mau menemuiku? Mungkin untuk yang terakhir kalinya?"
Masih tidak ada pergerakan dari Savea. Xaver menghela nafasnya dalam dalam.
" Tiga."
Savea memasang telinganya
lebar lebar, ia tidak mau sampai suara tembakan menembus telinganya namun tiba tiba...
Dor!!!!!
TBC....