Keluarga Grand Duke Chamberlain yang hidup dalam keharmonisan dikejutkan dengan kedatangan Putri asli setelah 20 tahun usai insiden yang menewaskan Amrielle, Grand Duchess Chamberlain sebelumnya.
Kedatangan Calista otomatis mengusik Faelynn, Sang Putri palsu yang selama ini di besarkan tanpa kekurangan apapun.
"Apa Kau tidak merasa janggal dengan dirinya yang tiba-tiba ada di Kediaman ini ? Putri asli yang muncul setelah sekian lama, kira-kira apa pemicunya ? Kita tidak akan tahu sampai Dia bertindak. Aku bahkan tidak mendapat gambaran sedikit pun untuk masa mendatang. Calista itu terlalu tenang. Terlalu sunyi. Terlalu tersembunyi. Dia bermain terlalu rapi." —Putra Mahkota, Davendra Czar Aberstwyth
“Jangan sentuh Aku dengan tangan kotor Mu! Ayah tidak mungkin memihak Mu hanya karena hal yang terjadi malam ini!” —Faelynn Lirael Chamberlain
“Tapi Kau di tampar ‘Hanya karena’ hal yang terjadi malam ini Faelynn, sebanyak dua kali malah. Huhuhu," —Calista
=> Silahkan dibaca♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
Berbohong dan memutarbalikkan fakta merupakan bakat alami milik Fiorrela. Dia bisa mengatakan kebohongan yang terdengar bisa di percaya seperti bernafas. Sangat mudah.
Dia sudah mengadu pada Jerrel. Kira-kira begini laporan yang Jarrel dapatkan.
...‘Setelah mencari tahu tentang racun yang Faelynn beli sembarangan tanpa melihat dampak-dampaknya, ternyata penawar itu hanya bisa di buat oleh satu orang. Sang Peracik. Karena Fiorrela yang meminta harga penawar di turunkan sedikit saja, membuat Sang Peracik murka dan mengusir Mereka. Padahal Fiorela menawar harga karena koin emas yang Dia bawa pas-pasan, dan Fiorrela ingin cepat-cepat mendapatkan setidaknya satu botol penawar sementara. Namun yang Mereka dapatkan hanya perlakuan kasar dan pulang dengan tangan kosong.’...
Tanpa mencari tahu yang sebenarnya, Jarrel menelan mentah-mentah laporan itu. Stevan langsung di tugaskan untuk mengumpulkan informasi terkait Sang peracik. Dan kurang lebih informasi yang Mereka dapatkan sama dengan informasi yang Fiorrela dengar kemarin.
“Stevan, siapkan 20.000 koin emas. Aku akan mendapatkan obat penawar itu malam ini!” Perintah Jarrel yang langsung kembali fokus pada pembangunan Ibu Kota Wilayah Wheatley.
...***...
Malam hari, saat jarum jam panjang dan pendek menunjuk ke angka tujuh, Sesuai perkiraan Calista, Grand Duke Chamberlain bersama Putra Nya Jayendra sudah berada di hadapan Clara yang menyambut kedatangan pelanggan.
“Selamat malam Tuan. Permintaan apa yang—”
“Aku suami dari wanita yang Kalian usir kemarin malam. Tidak perlu basa basi dan panggil Sang Peracik.” Potong Jarrel dengan suara bariton dan wajah kaku nya.
Clara tidak terusik. Dia lebih takut jika Calista yang memasang wajah sekaku itu pada Nya. Dengan tubuh yang masih membungkuk hormat, Calista bersuara. “Bagaimana dengan 10 Kesatria Anda Tuan Grand Duke ? Apa Mereka tidak di ajak masuk ?”
“Huh! Kemampuan Putra Ku sudah bisa mengatasi semuanya. Apalagi ada Aku. Itu sudah cukup!” Jawab Jarrel yang sudah berjalan masuk dan membiarkan jubah nya berkibar gagah, di ikuti oleh Jayendra yang memberikan lirikan tajam ke arah Clara dan berlalu dari hadapannya.
“...” Dengan mulut yang terkatub, Clara melirik 10 Kesatria yang berdiri dengan dalam posisi siap di kereta kuda. Dia pun bergumam, “Kasihan sekali...” dan mengambil langkah untuk memandu Jarrel dan Jayendra ke ruangan yang di pakai Fiorrela dan Sasa kemarin.
...***...
Saat Jarrel dan Jayendra baru duduk dengan wajah yang sangat arogan, Jayendra pun berteriak...
“Dimana wanita itu ? Siapalah nama nya.. Ah! Sang peracik!”
“Sok misterius sekali,” sambung Jarrel dengan alis yang menukik tajam.
“Mohon menunggu, Tuan-tuan.” Tutur Clara dengan tenang dan berjalan ke arah pintu.
Tok tok tok
“Master, Suami dari wanita yang kemarin di usir ingin berbicara dengan—”
“Kami ingin bertransaksi!” Potong Jayendra yang sudah berdiri di samping Clara.
“...”
Tidak ada jawaban. Jayendra menarik senyum miring dan kembali bersuara. “Hah! Master apa nya! Jangan bilang Kau takut sekarang!” Ejek Jayendra dan kembali mendapatkan keheningan sebagai jawaban.
“Haahh.. Harap duduk Tuan Muda.” Lontar Clara dan lanjut bersuara, “...Mereka ingin menyelesaikan masalah yang timbul kemarin.”
“...”
Masih hening, membuat ubun-ubun Jayendra terbakar. Saat Dia baru ingin bersuara, suara gagang pintu yang di gerakkan menghentikan mulut nya yang sudah terbuka.
“Permisi Tuan Muda,” bisik Clara dengan sopan dan...
Phakkhh!!
...Satu pukulan dengan lima jari yang terbuka mendarat di da*da Jayendra dan membuat Dia mundur lima langkah.
“Ruangan yang di pakai Master tidak boleh di lihat oleh para Pelanggan. Itu bentuk kesopanan di tempat ini.” Jelas nya pada Jeyendra dan Jarrel yang nampak terkejut. Tubuh sebesar Jayendra dengan mudah di dorong oleh seorang gadis yang memakai setelah jas lengkap dengan wajah datar.
“Clara, kerja bagus... Kau selalu dapat di andalkan.” Ucap Calista yang keluar dari ruangan dengan langkah ringan. Riasan wajah dan suaranya masih sama dengan kemarin, satu-satu hal yang berbeda hanya warna pakaian yang Dia kenakan.
“Oh, jadi ini Tuan Grand Duke Chamberlain ? Senang bertemu dengan Anda. Semoga Anda tidak melakukan hal yang sama dengan Istri Anda kemarin.” Tutur Calista sambil mendaratkan tubuh nya di atas kursi. Dengan lengan kursi, tangan kanan Calista bertumpu di sana dan menyandarkan pipi kanan nya dengan santai.
“Untuk Tuan Muda, silahkan duduk. Mau sampai kapan Anda terpukau ? Apa yang membuat Anda terpukau ? Pukulan Clara barusan ? Atau busana Ku ? Apapun itu, silahkan duduk.”
Setelah Jayendra duduk, Jarrel membuka percakapan.
"Aku tidak akan melakukan percakapan panjang lebar. Aku sudah membawa uang sesuai dengan yang kau katakan pada Grand Duchess kemarin. Berikan penawar racun itu kepada Kami. Untuk saat ini Aku butuh 10 botol. Jika penawarnya tidak berfungsi dengan baik, kepala Mu akan mengucapkan selamat tinggal kepada leher."
"Hm... Sayangnya Aku sudah tidak ingin menjual penawar itu lagi." Pungkas Calista membuat Dua pria itu terbelalak.
Rahang Jarrel mengeras. Dia pikir dengan kedatangan dirinya secara langsung bisa membuat sang Peracik gentar dan menjual penawar kepada nya. Namun salah. Sang Peracik bahkan tidak bergeming, pun tidak terlihat tertarik.
"Kami sudah menahan penghinaan yang Kau berikan kepada Grand Duchess kemarin, jangan berlebihan dan serahkan saja penawar racun itu. kami tidak mengambilnya secara gratis, kami membawakan jumlah uang yang sesuai dengan keinginanmu." Sambung Jayendra dengan intonasi suara yang ditinggikan.
"Aku tidak tahu apa yang wanita itu katakan pada Kalian, tetapi kemarin mereka berteriak, meragukan penawarku, memukul meja, membentak, dan yang terakhir... mengancam Ku dengan belati yang diarahkan pada lehernya sendiri. Aku kehilangan mood untuk menjual penawar itu. Pada nya dan pada Kalian."
Grrttt...
Gigi Jarrel bergemeretak. Dia tidak bisa melakukan hal yang berbahaya pada orang yang bisa menciptakan penawar untuk Faelynn. Ditengah kegundahan itu, Calista kembali bersuara...
"Tapi Aku akan menjualnya jika Kalian mau membayar 3.000 koin emas setiap satu botol penawar."
"HAH!!" Jayendra bernafas kasar dan mengayunkan pedang ke arah Calista. Grand Duke kehilangan timing. Dia terlambat menghentikan Jayendra. Namun dari arah berlawanan, sebuah batu melesat kencang dan menghantam pedang, menghentikan lajuan dan membelokkan pedang ke arah lain.
TRANGG!!
"!" Jayendra mengatup bibir saat gagang pedang menghantarkan getaran kencang pada genggaman Nya.
Jarrel langsung melihat ke asal batu... Di langit-langit ruangan, muncul seorang gadis yang kembali memainkan batu di tangan. Gadis yang kemarin menargetkan punggung tangan Fiorrela.
"Tidak perlu terkejut. Serangan Kalian tidak pernah di serang menggunakan batu ? Maka Rose yang pertama. Selamat Rose." Puji Calista dan sebuah anggukan penuh semangat muncul dari Rose.
"Baiklah. Kami akan membayar harga yang Kau katakan barusan. Asalkan, ijinkan Putra Ku bertarung dengan gadis itu. Watak nya sedikit bermasalah, dan Aku pun tidak akan tenang malam ini jika belum melihat pertarungan serius di antara keduanya."
Srukh!
Rose sudah meloncat dari langit-langit ruangan, dan menunduk hormat. "Ijinkan Saya, Master."
"Baiklah."
Setelah jawaban keluar dari mulut Calista, Clara langsung menjentikan jarinya, dan ruangan langsung kosong. Kini Jarrel dan Calista ada di sudut ruangan, terduduk dengan tenang. sedangkan Clara berdiri di sebelah Masternya.
Pertarungan terjadi antara keduanya, Jayendra dengan pedangnya dan harus dengan belati. Belati bukanlah senjata utamanya. Rose hanya menggunakan belati untuk menahan serangan jarak dekat dari pedang, selebihnya dia menggunakan batu untuk menghentikan ataupun membelokkan arah pedang.
Gerakan keduanya gesit, namun terlihat jelas bahwa Rose belum mendapatkan satu serangan fisik ataupun senjata. Berbeda dengan Jayendra yang selalu mendapatkan getaran dari hantaman batu, bahkan pelipis sedikit tergores karena batu yang hilang arah barusan.
Jarrel menyaksikan pertarungan yang memberi kode bahwa Jayendra tidak akan menang. Pertarungan itu monoton, karena terlihat jelas bahwa Rose tidak memberikan serangan yang mematikan. hanya putranya yang berusaha saat ini.
"Cukup!" Bentak Jarrel yang tidak sanggup membuat Grand Duke selanjutnya di permainkan oleh seorang gadis kecil.
"Ayo pindah ruangan. Aku tidak leluasa bergerak—"
"Cukup!" Lagi, Jarrel mengulang perkataannya.
Satu jentikan jari Clara terdengar dan keadaan ruangan kembali seperti semula.
"Apa Kalian mematok harga tinggi untuk membeli senjata?" Sindir Jayendra dengan tangan yang terasa kebas.
"Tentu tidak, Tuan Muda. Semua senjata anak-anak di bawah naungan Ku dilumuri racun, kami tidak ingin melihat seseorang mati konyol karena pertarungan dadakan. Mereka semua dilengkapi dengan senjata keahlian masing-masing. Dan Rose itu, belati adalah satu-satunya senjata yang tidak di lumuri dengan racun."
"Mari kesampingkan topik ini. Kami akan membeli 6 botol penawar racun karena koin emas yang tidak di persiapkan lebih banyak." Lontar Jarrel sambil memberikan tatapan tajam pada Jayendra.
"Baiklah. Clara, ambilkan penawar itu."
Beberapa menit kemudian, enam botol kaca sudah ada di atas meja.
"Pastikan untuk meminumnya seminggu sekali." Calista menjelaskan. "Nah, Silahkan berikan 18.000 koin emas." lanjutnya dengan sebuah senyum pebisnis.
Jarrel memberikan cincin yang sejak tadi di pakai di jari manis dan meletakkannya di atas meja.
"Gadis di sebelahmu seorang penyihir kan? Silahkan memeriksa cincin penyimpanan itu. sudah ada 20.000 koin emas di dalamnya. 2.000 koin di simpan saja untuk transaksi mendatang."
"Umm, Kami akan menerima nya dengan senang hati. Ah, Dan ini." Ucap Calista sambil menyodorkan satu botol kaca lagi.
"Apa ini ?"
"Penawar untuk 10 kesatria di luar."
"Kenapa Kalian menyerang Mereka—"
"Karena kedatangan Kalian sangat tidak sopan. Anak-anak yang lain tidak suka, dan pasti sudah terjadi pertarungan di antara Mereka."
Setelah mengampuni obat penawar, Jarrel dan Jayendra berjalan ke arah pintu masuk.
Klek
Setelah terbuka, 10 kesatria sudah tepar di tanah. Mereka babak belur, lantaran di Hajar habis-habisan.
"Selanjutnya, tolong datang dengan sopan santun, Tuan Grand Duke, Tuan Muda Jayendra. Karena mengusik ketenangan tempat ini sama saja cari mati!" Pungkas Calista dan langsung berbalik. Jubah tipis yang merupakan bagian dari pakaiannya berkibar lembut, Dia pergi tanpa menoleh sedikit pun.
Clara kini memegang gagang pintu, mengangguk pelan untuk memberi hormat dan...
KLEK
...Meninggalkan Grand Duke Chamberlain beserta Putra nya mengurus 10 kesatria yang terkapar sekarat lantaran racun yang menggerogoti tubuh.
...***...
...Jangan lupa like Guys♥️...
...Neo nggak mau minta-minta buat komen lagi deh, udah malas banget😮💨 Terserah kalian deh. Bahkan ada yang lebih parah, ajukan permintaan update lagi tapi nggak like satu chapter pun! Gila kalian. Gusi lagi bengkak, kelakuan Kalian buat emosi😮💨 Minimal like atuhh, like ajaa.. Nggak susah sama sekali padahal😒...