"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"
"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia
"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena
"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia
Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 02
Luka yang di dapat oleh Ibu dan dirinya harus di kali ribuan kali lipat, dan dikembalikan pada sang pemberi luka. Harus!
Beberapa saat kemudian, di Kediaman Avena.
“Tuan Viscount, apakah wanita itu dibiarkan begitu saja ? Bagaimana jika Dia membawa bencana bagi Kediaman ini di kemudian hari?” Ucap kesatria yang pedangnya di rebut tadi, Helio. Saat ini Dia tengah mengawal Tuan Viscount Avena kembali ke ruang kerja nya.
“Astaga, Helio. Jangan repot-repot mengotori tanganmu. Nasib anak sialan itu kalau tidak jadi santapan bagi para monster, pasti Dia akan di tangkap dan di masukkan ke dalam rumah bordil. Tubuhnya akan dijadikan pemuas nafs* bagi para Pria beruang di luar sana sampai mati!”
“...Dan juga, Dia tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan yang cukup untuk menghancurkan Ku.” Tuntas nya penuh kebanggaan dan duduk di kursi kebesarannya diruang kerja.
“Baik Tuan.” Ujar Helio sambil menunduk penuh hormat. Dia sudah keluar agar tidak mengganggu majikan nya dalam bekerja. Entah kenapa, seolah terasa sesuatu yang mengganjal di lubuk hati Helio.
“Nona Virginia sudah Pergi. Di kopernya tadi hanya ada dua lembar gaun milik Sang Ibu dan juga beberapa barang yang memang sejak awal adalah milik Mereka. Dia pasti memiliki beberapa koin emas untuk menunjang kehidupannya di luar sana. Dengan keadaan seperti itu, Dia tidak mungkin mendatangkan bencana bagi Kediaman ini. Seharusnya seperti itu... Namun perasaan gelisah apa ini ?” Batin Helio yang saat ini berjaga di depan pintu. Dirinya seolah di selimuti oleh ketakutan. Entah berasal dari mana perasaan mengganjal itu.
...***...
Di sumur.
Para pelayan wanita yang tadi menyaksikan teater yang di bintangi oleh Virginia pun Kini melanjutkan pekerjaan mereka. Mereka saat ini tengah mencuci pakaian dan juga kain-kain yang di gunakan di kediaman ini. Dan tentu saja, sambil bergosip.
“Haiiss.. Kasihan sekali Nona Virginia. Padahal Dia bisa berlutut dan memohon pada Tuan Viscount dan juga Nona Grace. Paling tidak Dia akan diizinkan untuk tingal di Kediaman ini dan bekerja sebagai pelayan seperti Kita.”
“Kau benar. Aku setuju degan pendapat mu kali ini..”
“Haah, Apa Dia tahu ? Bahwa jika ingin keluar dari Wilayah kekuasaan Viscount Avena ini, Dia harus melewati hutan yang penuh akan Monster? Ketidaktahuan adalah dosa, benar adanya.”
“Mungkin Dia tidak tahu bahwa jika ingin keluar ke wilayah yang lain, Harus melewati Gerbang Teleportasi. Gerbang itu hanya bisa di lewati oleh para Bangsawan, rakyat biasa yang punya banyak uang, dan juga orang-orang yang memiliki ijin khusus dari penguasa Wilayahnya.”
“Sudahlah.. Untuk apa Kita menghawatirkan orang yang sebentar lagi akan mati ? Paling tidak, Dia dapat bertemu kembali dengan Ibu yang sangat Dia sayangi dan sangat Dia hormati itu. Dia akan lebih bahagia di alam baka.”
“Kau benar.”
“Aku harap Tangan Kalian juga segesit mulut Kalian yang komat-kamit itu.!” Teriak Kepala Pelayan yang tengah mengawasi para pekerja di setiap bagian.
“Tentuu.!!!” Jawab mereka penuh keyakinan.
Lalu bagaimana dengan Virginia ? Apa Dia akan mati dilahap monster-monster yang menjadi penghuni hutan seperti perkiraan para pelayan ?
...***...
Di Sebuah Rumah Kecil yang cukup jauh dari Kediaman Viscount Avena, yang selalu berdiri kokoh dan jauh dari jangkauan orang-orang.
Terdapat kandang kuda dan juga seorang Pria yang tengah memberikan air minum pada dua kuda. Satu kuda berwarna Hitam, dan satunya lagi berwarna putih. Pria itu adalah satu-satunya orang selain Serhapina yang memanggil Virginia dengan Nama Celestia.
"Apa Kabar Paman Jackson." Sapa Celestia tersenyum lembut.
Yang di tanya langsung tersenyum. Berbalik pada asal suara, dan berucap "Bohong jika Aku mengatakan baik-baik saja kan, Celestia?"
"Umm... Aku suka Paman yang selalu jujur seperti ini."
Pria bernama Jackson itu menatap Celestia dengan bibir yang mulai bergetar. Celestia peka. Dia langsung melebarkan tangannya dan memeluk Jackson yang berjalan kearahnya dengan sangat erat. Tangis Jackson pecah begitu saja. Dalam tangisnya, Dia menyebut nama 'Serhapina' dan perasaan nya yang tak terima di tinggalkan seperti ini.
Celestia hanya terdiam. Berusaha kuat sampai menggigit bibir bawahnya dengan sangat erat. Berharap agar tidak ikut menangis. Namun sayangnya, Liquid bening itu membludak tak karuan. Dua orang itu sama-sama menangis, meratapi dan mencoba mengikhlaskan orang tercinta yang telah tiada.
...***...
Beberapa menit kemudian, dua orang itu sudah tenang. Mereka juga sudah melakukan percakapan yang cukup panjang.
"Jadi Kamu akan balas dendam ?"
"Sesuai yang Aku katakan, Paman."
"Apa Paman tidak Kamu masukkan dalam rencana Mu ?"
"Tidak. Orang baik seperti Mu harus mendapatkan kisah hidup yang lain."
"Seburuk apa rencana yang sudah Kamu buat ?"
"Cukup Aku yang tahu saja, Paman." Celestia beranjak ke kandang kuda berwarna putih, dan membuka pintu kandangnya.
"Halo Rara. Lama tidak berjumpa." Ucap Celestia sambil menempelkan keningnya di kening kuda berwarna putih itu.
"Celestia, jaga diri Mu baik-baik."
"Baik.. Apa sampai akhir, Paman tidak akan memberitahu asal usul Paman dan juga Ibu ?"
"...."
Hanya keheningan yang tercipta saat pertanyaan ini kedua kalinya Celestia suarakan hari ini
"Baiklah. Celestia menghargai keputusan Paman Dan Ibu. Apa yang akan Paman lakukan ke depannya ?"
"Entahlah. Yang penting Paman tidak akan menjalani aktivitas di wilayah kekuasaan Viscount Avena lagi."
"Apa ini pertemuan terakhir Kita ?"
"Bisa jadi, Celestia."
"Aku akan sangat merindukan Mu, Paman Jackson."
"Paman juga."
Setelah berpelukan, Celestia pun menunggangi kuda putih nya, Rara. Mereka melewati jalan yang selalu Dia dan Serhapina gunakan saat berlibur dan keluar dari Kediaman Viscount Avena selama ini. Jackson pun tampak langsung masuk ke rumah dan berkemas. Entah kemana Dia akan melanjutkan hidup untuk kedepannya. Kedua orang itu berjalan sambil memeluk rahasia masing-masing.
...*...
...*...
...*...
...*...
...*...
Di perbatasan...
Tepat Di depan Hutan yang penuh akan Monster, Virginia tengah berdiri, menengadah, dan memandang hutan yang di mata nya terlihat sangat penuh dengan warna hitam kelabu yang menyelimuti. Warna itu seolah menutup hutan dari dunia luar. Menjadikan Hutan itu seperti bukan bagian dari Dunia manusia.
Mata yang awalnya menatap hutan dengan sangat intens, perlahan meredup dan pandangannya menjadi menerawang. Otaknya memunculkan sebuah kenangan saat bersama Sang Ibu, dimana nama nya ‘Virginia’ dan bukannya Celestia.
“Ibu...” Gumamnya dengan pikiran yang sudah terlempar pada beberapa tahun yang lalu, saat Diri nya masih berusia enam tahun.
...***...
“Hukh.. Huwaaa.... Ibuu... Ughh..”
Di dalam sebuah Kamar, Virginia kecil tampak tengah terisak dalam volume suara terkecil. Dia berusaha agar tangis nya ini tidak di dengarkan oleh siapapun. Sayangnya, Seraphina Ruya, selaku ibu Virginia mendengar tangis Putri kecilnya saat kebetulan berkunjung ke kamar.
“Sayang, apa yang Kamu tangisi ? Hem ? Katakan pada Ibu.” Bujuk Seraphina yang sudah membawa masuk Virginia ke dalam rengkuhan hangat nya.
“Ayah... Ughh... Ayah.. Ayah mengatakan sesuatu yang membuatku semakin membencinya, Bu.. Ughh... Perkataan Ayah sangat kejam Ibu, Huwaa...”
“Ssstttt.. Tenanglah Sayang... Ibu ada di sini.. Coba Virginia ceritakan dulu—“
“Jangan panggil Aku dengan nama Itu, Ibu. Aku tak suka..” Potong nya sambil menutup mulut Seraphina dengan dua tangan mungil.
“...Ugh, Kata Ayah, Ini nama yang Dia berikan saat Aku berusia tiga tahun. Dia lupa memberikan nama padaku.. Hikss, apa yang Ayah lakukan sampai lupa memberikan nama padaku ? Lalu selama itu Aku hidup tanpa nama ? Ayah mengatakan hal ini dengan sangat Bangga Ibu. Huwaaa..”
“Ssttt...Apa Putri kecil Ibu tau, bahwa tanpa Sang Ayah, Ibu nya ini sudah merangkai Nama Indah untuk Mu bahkan sebelum terlahir ?”
“..Hem ? Benarkah ?” Tangisnya terhenti. Dua iris mata yang berair itu tengah menanti dengan rasa penasaran. Ingin cepat-cepat mendengarkan nama apa yang Sang Ibu rangkai untuknya.
“Celestia Seraphina Ruya.”
“Woaah..” Tak butuh waktu lama, gadis itu sadar bahwa tidak ada nama yang Dia benci dalam Kalimat Ibu nya ini. Tidak ada Virginia. Tidak ada Cora apalagi Avena.
“Kamu menyukainya sayang?”
“Em... Sangat Ibu.. Ibu tau alasannya ?”
“Karena tidak ada lagi kata Virginia ?”
“Bubb Buubb.. Salah besar Ibu.. Itu karena..”
Perkataan Gadis itu terjeda. Dia menengok ke sana kemari, memastikan tidak ada siapapun yang mendengarkan. Padahal kalau di dengarkan juga tidak ada sesuatu hal yang terjadi.
“Umm, Karena ?”
“Karena Ibu menyertakan nama Ibu di tengah Nama Ku.. Hehehe..”
“Apa Putri Ibu tahu alasannya ?”
“Hem ? Tidak...”
“Karena Ibu ingin Putri kesayangan Ibu selalu mengingat apapun tentang Ibu saat memperkenalkan namanya pada orang baru di masa mendatang. Bagaimana ? Alasannya keren bukan?”
“Hehehe, sangat keren. Akan Aku ceritakan betapa cantik dan sempurnanya Ibu pada orang baru di masa depan.” Sambung Nya dengan tawa kecil dan juga senyum yang tercetak lebar.
“Ahhh.. Putri Ibu sangat menggemaskan..”
Seraphina pun memberikan ribuan kecupan pada wajah Putri kesayangannya. Di tengah gelak tawa mereka, Gadis kecil itu bersuara lagi, “Ibu, Ibu..” panggilnya
“Iya Sayang.”
“Coba... Umm.. Panggil Aku dengan Nama..” Pinta nya malu-malu
“Tentu.. Apapun untuk Mu Sayang..” Seraphina tersenyum gemas dengan tingkah anaknya.
“Celestia Seraphina Ruya.” Ujarnya.
“..Lagi,” pinta gadis kecil itu dengan wajah yang merona bahagia
“Celestia Seraphina Ruya.”
“Celestia~” Panggil Sang Ibu sambil menggendong tubuh Putri nya yang di banjiri kesenangan.
Ibu dan anak itu seolah memberhentikan waktu saat tengah bersama. Mereka selalu lupa tentang yang ada di sekitar dan selalu tenggelam dalam gelak tawa kebahagiaan meskipun mendapati banyak sekali drama hidup.
“Ah, benar. Celestia mengingat sesuatu Ibu.”
“Hem ? Apa itu ?”
“Tangan Celestia bisa mengeluarkan Cahaya.”
DEG
“Ya ? Apa ?” Seraphina menurunkan Celestia. Wajahnya tampak pucat seketika.
“Benar Ibu. Aku tidak berbohong.”
Gadis kecil yang merasa Perubahan pada wajah Sang Ibu karena mengira Dia berbohong langsung membuktikan perkataan nya.
Sringg..
Sekejap, cahaya kecil itu muncul dari tangan Mungil Celestia. Wajah Seraphina semakin Pucat. Mata nya membola tak percaya.
“Tidak… Ini terlalu cepat. Jika secepat ini, maka....” Batin Seraphina terpotong. Dia memilih untuk mendekap tangan mungil Celestia dan menghilangkan cahaya yang mendatangkan kehangatan dengan iris Mata yang bergetar.
...***...
...Hai Guys👋, Sekedar informasi, hari ini Aku up 4 Novel di aplikasi Noveltoon, masing-masing 5 Chapter. Silahkan dibaca kalau tertarik ya♥️ Judul novel nya itu Neo list di bawah👇...
...1. Sang Putri Asli: sandiwara Calista...
...2. Chased by Love: My Hot Ex's Uncle...
...3. Balas dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan...
...4. Agen Black VS Pelaku Bullying di tubuh anak SMA...
...Semuanya hasil haluan Neo, jadi jangan coba-coba menuduh yang tidak-tidak ya~ Okay, kalau suka silahkan lanjut ke chapter selanjutnya Guys♥️. Jangan lupa like dan komen juga ya♥️ Thank You♥️...
..."Ih Kak Neo semangat nulisnya😌"...
..."Ceritanya bagus. Suka banget. Thank you Kak Neo udah ciptain Novel bagus😚🫶"...
...Aku maunya Kalian komentar kaya gini Guys. Biar hubungan kita akrab gituloh😚 Biar Aku juga nambah semangat atuhh, jadi jangan lupa like dan komen yaa. Go to Nex chapter gih 😗 Love you Guys ♥️...