Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28
Laras sudah keluar dari kamar mandi, dia memakai pakaian yang sama yang di pakai kemaren pagi.
Lalu ia berjalan ke arah ranjang Antonio dan dia melihat Antonio hendak turun dari ranjangnya, buru-buru Laras berlari ke arah Antonio.
"Mas, mau kemana?" tanya Laras sambil memapah Antonio.
"Aku mau ke kamar mandi sayang," ujar Antonio.
"Aku bantu ya," ucap Laras sambil merangkul pundak Antonio dan memapahnya berjalan menuju ke arah kamar mandi.
Lalu Laras mengantarkan Antonio ke kamar mandi kemudian Antonio masuk ke dalam kamar mandi dan Laras menunggunya di luar kamar mandi.
Tak berapa lama kemudian Antonio pun sudah keluar dari kamar mandi dengan mendorong tiang infus yang di bawanya masuk ke dalam kamar mandi.
Laras yang melihat akan hal itu langsung saja meraih tiang infus itu dan kembali memapah Antonio berjalan ke tempat tidur.
"Sudah sayang, aku sudah bisa berjalan sendiri," ucap Antonio.
"Tapi lengan mas masih sakit," ucap Laras cemas.
"Sudah agak mengurangi sakitnya," Antonio duduk di ranjang.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi ini, pintu kamar di ketuk dan setelah itu masuk seorang perawat wanita bersama seorang dokter.
"Permisi pak, dokter akan mengecek kondisi bapak," ucap perawat itu pada Antonio.
"Ya, silahkan," Antonio kemudian membaringkan tubuhnya dibatas ranjang pasien, lalu dokter mulai memeriksa kondisi Antonio dan setelah selesai memeriksa, dokter itu berkata pada Antonio.
"Pak Antonio kondisinya sudah membaik dan hari ini di perbolehkan untuk pulang," kata dokter cowok yang kira-kira seumuran dengan Antonio itu.
"Baik dok, terimakasih," ucap Antonio tersenyum pada dokter itu.
"Terimakasih dok," Laras juga tak lupa mengucapkan terimakasih pada dokter yang menangani luka Antonio itu.
"Sama-sama, jangan lupa obatnya nanti harus rutin di kasihkan ya," pesan dokter itu yang kemudian keluar dari ruangan Antonio.
"Mas, syukurlah sudah boleh pulang sekarang," ucap Laras pada Antonio.
"Iya sayang," ucap Antonio.
Terdengar suara pintu di ketuk lalu seorang perawat masuk ke dalam dan mendekat ke arah ranjang "'maaf pak, saya akan melepas infusnya," ucap perawat itu pada Antonio.
" Silahkan," jawab Antonio
Kemudian perawat itupun mulai melepas infus yang terpasang di tangan Antonio.
Setelah perawat keluar, Antonio menelpon Andik salah seorang dari pegawai nya di kantor.
"Ndik tolong jemput aku di rumah sakit Medistra sekarang," perintah Antonio pada Andik.
"Baik pak, saya segera ke sana," ucap Andik yang kemudian segera beranjak dari kursi kerjanya dan langsung meluncur ke arah parkiran mobil dan tak lama kemudian Andik sudah mengemudikan mobil Mercedes Benz hitam milik Antonio.
Tak berselang lama mobil Mercedes Benz hitam yang di kemudikan Andik sudah memasuki halaman rumah sakit Medistra.
Antonio dan Laras sudah menunggu Andik di lobi rumah sakit Medistra.
Dari jauh terlihat Andik yang sedang berjalan menuju ke arah Antonio dan Laras.
"Mari pak, mobilnya sudah ada di depan," kata Andik pada Antonio.
Andik menoleh pada Laras yang duduk di samping Antonio seperti bertanya-tanya siapa Laras, Antonio paham dengan sikap Andik kemudian Antonio berkata pada Andik.
"Kenalkan Ndik, ini Laras pacar aku," ucap Antonio memperkenalkan Laras pada Andik.
Andik tersenyum menganggukkan kepalanya pada Laras, Laras juga menganggukkan kepalanya sambil tersenyum pada Andik.
Kemudian mereka bertiga pun berjalan keluar dari ruang lobi rumah sakit menuju ke arah mobil Antonio.
Andik berjalan di belakang Laras dan Antonio sementara Laras berjalan di samping Antonio .
Setelah sampai di mobil dengan segera Andik membukakan pintu mobil depan untuk Antonio tapi Antonio menolak dengan berkata pada Andik.
"Aku duduk di tengah saja Ndik sama Laras," ujar Antonio.
"Baik pak," lalu Andik membukakan pintu mobil bagian tengah.
Antonio mempersilahkan Laras untuk masuk lebih dulu, Laras masuk ke dalam mobil dan di susul kemudian oleh Antonio.
Setelah Antonio dan Laras masuk ke dalam mobil Andik pun segera masuk ke mobil dan mulai mengemudikan mobil itu menuju ke apartemen Antonio.
Beberapa menit dalam perjalanan akhirnya mereka pun tiba di apartemen Antonio.
Antonio dan Laras pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam apartemen.
Seorang perempuan setengah baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Antonio.
"Tuan bagaimana keadaan tuan?" tanya perempuan itu pada Antonio dengan raut muka cemas.
Antonio tersenyum pada perempuan itu dan berkata padanya " saya tidak apa-apa bik, saya sudah baikan," ucapnya pada perempuan setengah baya itu.
"Syukurlah tuan, tuan mau saya buatkan teh hangat atau jahe hangat?" tanya bibik itu pada Antonio.
"Jahe hangat saja bik sekalian buatkan minuman juga untuk mereka," Antonio menunjuk ke arah Laras dan Andik yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Baik tuan," bibik pun masuk ke dapur dan membuatkan minuman untuk Laras dan Andik.
Antonio kembali ke ruang tamu dan duduk di samping Laras.
"Sayang, biar nanti Andik yang antar kamu pulang ya," ucap Antonio pada Laras.
"Gak usah mas, biar aku naik taxi saja masalahnya kan Andik harus balik ke kantor lagi aku gak mau merepotkan," ucap Laras.
"Enggak enggak kamu gak boleh naik taxi sendirian, aku khawatir terjadi apa-apa lagi sama kamu, lebih baik kamu ikut Andik saja ya," Antonio bersikeras menyuruh Laras untuk di antar Andik.
Laras diam sebenarnya dia tidak mau merepotkan Andik hanya karena dirinya menjadi pacar Antonio atasan Andik terus dia mau seenaknya saja memanfaatkan fasilitas yang ada.
Tapi kali ini Laras tidak bisa menolak lagi karena Antonio memaksa dirinya.
"Baiklah mas aku ikut Andik," kata Laras kemudian.
Bibik datang membawa nampan yang berisi tiga buah minuman.
Kemudian bibik meletakkan ketiga gelas itu di meja.
"Terimakasih bik," ucap Laras sambil tersenyum ramah pada bibik.
"Iya non," bibik pun tersenyum pada Laras yang kemudian. kembali masuk ke dalam dengan membawa baki tempat minuman tadi.
"Ayo Ndik diminum dulu," kata Antonio pada Andik.
"Baik pak," Andik mengambil cangkir yang berisi teh hangat itu dan mulai menyeruputnya sedikit demi sedikit.
Begitu pun halnya dengan Laras ia juga meminum teh hangat itu,setelah itu Laras berpamitan pada Antonio untuk pulang.
"Mas, aku pulang dulu ya, jangan lupa obatnya nanti di minum ya," pesan Laras pada Antonio.
"Ya sayang," Antonio berdiri di samping Laras.
"Ndik hati-hati nanti nyetirnya ya, aku titip Laras," pesan Antonio pada Andik.
"Baik pak," kata Andik.
Andik dan Laras pun keluar dari ruang tamu menuju ke teras tempat parkir mobil Antonio.
Laras msuk ke dalam mobil duduk di kursi tengah dan Antonia berdiri di samping mobil itu "aku pulang ya mas," ucap Laras sebelum mobil berjalan.
"Ya sayang, kamu hati-hati ya," pesan Antonio dengan sayangnya pada Laras.
"Ya mas," kata Laras dengan menyunggingkan senyumnya pada Antonio.
Mobil pun bergerak perlahan meninggalkan apartemen Antonio.
Antonio masih berdiri melihat kepergian mobil yang membawa Laras.
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode