Dua anak kembar yang di lahirkan gadis 20 tahun karena kesalahan yang di masalalu nya, di mana pertemuan nya dengan pria yang tidak dia kenal membuat nya harus mengandung benih nya.
Raisa, gadis polos yang rela menjual mahkota nya demi menyelamatkan adik dan Ayah nya dari maut, tapi siapa sangka setalah Raisa mendapatkan uang nya, dia malah kehilangan Ayah nya dan hanya Adik nya yang masih membutuhkan biaya yang cukup banyak agar sang adik bisa kembali berjalan seperti semula.
lalu bagaimana kisah Raisa dengan benih yang dia sendiri tidak tau siapa Ayah kandung anak yang ada di dalam kandungan nya.
Yuk baca kepoin kehidupan Raisa yang kelam..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isnainidyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Menjelaskan
El menatap diri nya dengan Aisa di photo buku nikah mereka. tidak ada photo lagi selain di buku nikah yang ada pada nya. Aisa, terlihat sangat cantik.
"Sa, kamu di mana??" tanya El dengan air mata turun begitu saja
"Aku, sangat rindu sama kamu Sa! Apa kamu, nggak kangen sama aku??" lirih El dengan pilu
Saat El tengah meratapi nasib nya di tinggalkan istri nya, dia mendengar ketukan pintu. Al, mendongak dengan mengusap air mata nya. El, melihat Roby masuk ke dalam ruang kerja nya.
"Tuan, apa anda tidak ingin menjenguk nona Lena??" ucap Roby saat dia sudah ada di seberang meja El
El terdiam, dia lupa kalau Lena masih ada di Rumah Sakit. Kemarin, dia berjanji akan kembali menemani nya di Rumah sakit, tapi dia malah sibuk dengan keterpurukan nya.
"Kita ke Rumah sakit" lirih El dengan sangat tidak semangat.
El beranjak dari duduk nya, dia hampir saja tumbang saat beranjak. Kepala nya sangat pusing, pikiran nya melayang-layang entah kemana saja memikirkan Aisa.
"Tuan, apa anda baik-baik saja??" tanya Roby
El, mengangkat tangan nya. dia, memberikan kode kalau dia sangat baik-baik saja. El, membuang napas besar, sebelum akhir nya dia berdiri dengan tegak.
"Tuan, kita periksa keadaan anda juga nanti" ucap Roby
"Aku, baik-baik saja" sahut El dengan pelan, tidak seperti biasa nya sangat dingin dan kaku
"Oh yah, bagaimana??" tanya El saat dia kembali mengingat cinta nya.
"Sampai saat ini belum ada kabar tuan, anak buah kita yang pergi ke Luar Negeri baru saja mendarat" ucap Roby
El memejamkan mata tajam nya dengan lagi-lagi membuang napas kasar. Dia, sangat frustasi saat ini, kehilangan anak sekaligus kehilangan istri. El, tidak lagi mengatakan apapun, dia membuka mata nya, lalu berjalan lebih dulu.
Roby terlihat sangat kasihan dengan El. tidak biasa nya El tampak seperti ini, tidak biasa nya El terlihat menyedikan seperti ini. "Tuan, apa anda sehancur itu??" batin Roby.
Roby mengekor El yang sudah meninggalkan nya. Dia menatap punggung kekar El dengan sangat kasihan. Roby, menjadi ingat saat pertama kali Aisa masuk ke Mansion, sikap El sangat dingin, lambat laut hubungan mereka membaik, tapi belum benar-benar membaik, Aisa dan El harus terpisahkan.
"Apa cinta sesakit itu??" batin Roby yang mulai takut untuk menaruh hati para perempuan.
Roby terus mengikuti langkah El dengan pikiran nya yang ikut entah kemana. dia memang tengah dekat dengan perempuan cantik di kantor. Roby, melihat El yang sudah mulai membaik dengan Aisa, dia ingin mencoba untuk menaruh hati pada perempuan yang mungkin saja akan suka pada nya.
Kini, melihat El terpuruk saat cinta nya benar-benar pergi dari kehidupan nya, Roby mulai takut melanjutkan pendekatan nya. Roby, terus memikirkan apa yang harus dia lakukan sampai dia tidak menyadari perempuan yang dia suka menyapa nya dengan senyum.
"Mas" panggil Naila
Naila melihat Roby tidak menyahut panggilan nya seperti biasa nya, dia merasa heran dan aneh, apalagi dia melihat raut wajah bos nya tampak tidak baik-baik saja.
Naila, bisa memahami kalau bos nya sekarang ini mungkin mendapatkan masalah besar. tapi, dia tidak ingin tau urusan orang kaya, dia hanya peduli dengan hubungan nya dengan Roby.
"Apa, Mas Roby mendapatkan masalah dari tuan muda??" batin Naila dengan pelan
Melihat Roby yang sudah meninggalkan parkiran dengan tuan muda nya, Naila melangkah masuk ke kantor dengan bertanya-tanya, kenapa dan apa yang terjadi dengan pria yang dekat dengan nya.
Naila, juga bisa memahami kalau raut wajah Roby terlihat sangat dingin, tatapan nya kosong, seolah beban pikiran nya sangat banyak dan menumpuk. "Ah, sudah lah! Nanti aku akan mengirim chat pada nya saja" batin Naila.
Naila, melangkah ke arah lift dengan ceria seperti biasa nya, tanpa memperdulikan teman-teman nya yang berjalan dengan menggosipkan tuan muda dan asisten pribadi nya.
Sedangkan El dan Roby yang sudah di perjalan ke Rumah sakit, kini sudah hampir tiba. jarak Rumah sakit dan kantor memang tidak terlalu jauh. Membuat El dan Roby akan segera tiba.
Setelah 15 menit perjalanan akhir nya Roby dan El sudah sampai di Rumah sakit. Roby mendaftarkan El untuk pemeriksaan dan El, melangkah ke arah kamar Lena yang ada di lantai dua kamar 190.
Tepat saat El ada di depan pintu yang tidak tertutup dengan rapat. Dia mendengar suara Lena yang entah sama siapa dia bicara. Perkataan nya, membuat El semakin merasa bersalah, semakin terpuruk dan jatuh sejatuh-jatuh nya.
El merasa menjadi pria yang sangat buruk untuk Aisa, karena dengan muda nya di bodohi Lena yang sudah jelas-jelas sejak awal saat pemeriksaan kehamilan di Rumah sakit nya sendiri, sudah menunjukkan kebohongan nya, tapi El masih di bodohi dengan pemeriksaan di Rumah sakit lain.
"Kamu, tenang saja! Aku sudah membuat El dan Aisa merenggang, aku menggunakan anak yang tidak aku inginkan ini" ucap Lena.
.......
"Tentu saja anak dalam kandungan ku, bukan anak kandung El" sahut Lena, entah dengan siapa
"Anak kandung El, anak yang ada di dalam kandung Aisa! Dia yang aku suru tidur dengan El dan setelah selesai! Aku yang menggantikan nya" lanjut Lena.
Brakkk..
Lena terkejut bukan main saat El, membuka pintu kamar rawat inap nya dengan sangat kasar. Lena, menatap dengan tatapan senang, El sudah datang menemui nya.
Sedangkan El, dia menatap tajam Lena yang masih duduk di ranjang Rumah sakit dengan ponsel yang sudah dia taruh di atas ranjang dekat bantal.
"El"
Syet..
El mencekik Leher Lena dengan kuat, sampai dia tidak bisa bernapas. Lena memukul tangan El dengan kekuatan nya yang tidak seberapa. "El, sakit" lirih Lena
"Kamu! Ja***ng rendahan" kesal El dengan melepas tangan nya dari leher Lena dengan sangat kasar.
"El, apa maksud kamu??" tanya Lena
"Kamu berani menipu ku dan menjauhkan ku dari Aisa! Lihat bagaimana aku akan membuat mu mati tapi hidup! Hidup tapi mati" ucap El dengan melangkah meninggalkan Lena.
"Ell!!"
Lena memanggil El, dengan kencang. Numan sayang El tidak peduli dengan panggilan Lena. El merasa sangat menyesal sudah percaya dengan perempuan murahan seperti Lena.
"Sayang, kamu di mana??" batin El dengan mengingat saat dia mengusap perut rata Aisa saat Aisa tertidur dengan pulas nya.
El meninggalkan Rumah sakit, dia ingin mencari keberadaan Aisa. El, ingin menjelaskan semua yang sudah terjadi di antara mereka berdua. El, ingin Aisa kembali pada nya.
Sedangkan Lena dia meratapi nasib nya di dalam kamar Rumah Sakit mendapatkan siksaan seksual dari para anak buah El.