Ganhia Wijaya, seorang gadis cantik yang penurut dan pekerja keras, hidup dengan tenang di bawah naungan keluarganya yang sederhana. Namun, kedamaian itu hancur ketika ayahnya terjerat utang besar kepada Tuan Danendra Mahendra, seorang pengusaha muda yang kaya raya namun terkenal dengan sifatnya yang dingin dan sombong. Demi menyelamatkan bisnis keluarganya yang hampir bangkrut, ayah Ganhia memaksa putrinya untuk menikah dengan Danendra, meski hatinya menolak.
Akankah mereka menemukan kebahagiaan di tengah pernikahan yang dilandasi oleh sebuah kontrak yang penuh tekanan?
yuk mampir yuk di karya pertama aku🙏😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merlin.K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengajak ke pesta
sekitar 30 menit kemudian Ganhia sampai di depan rumah mewah keluarga Mahendra, kemudian Ganhia turun dari ojek online dan memberikan helem yang di pakainya kepada tukang ojek itu " Terimakasih bang" kata Ganhia sambil tersenyum tipis dan membalikan badannya melangka ke arah gerbang yang sudah di buka oleh penjaga di depan.
"selamat sore nona" kata penjaga itu sambil menundukkan kepalanya.
"selamat sore pak" balas Ganhia sedikit tersenyum lalu melangkah kan kakinya pelan.
Sementara tukang ojek yang mengantar Ganhia Masi menatap Ganhia dengan heran saat penjaga memanggil Ganhia nona Muda
" ha... Jadi gadis yang saya bonceng tadi seorang Nona muda, astaga orang kaya memang beda ya, rumah semewah ini, mobil di garasi terparkir tapi masih aja naik ojek online sangat aneh " gumam tukang ojek itu dalam hati sambil menggelengkan kepalanya dan mulai melajukan motornya dengan pelan.
Sementara itu Ganhia mulai melangkah kedalam rumah langsun menuju ke arah tangga dan masuk kamar, sampai di dalam kamar Ganhia meletakkan tas jinjingnya ke atas meja, setelah itu Ganhia langsung masuk ke kamar mandi dan mulai membersikan dirinya.
Beberapa menit kemudian Ganhia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk sampai di paha, sementara itu Danendra yang ada di sofa menelan ludahnya dengan Susa sambil membuang muka ke samping
" ahh astaga ganis ini kenapa dia begitu seksi apa dia sengaja menggodaku" gumam Danendra dalam hati tanpa sadar berdehem sedikit untuk membasahi tenggorokannya yang kering akibat beberapa kali menelan ludahnya.
Ganhia yang mendengar seseorang berdehem langsun berbalik ke sumber suara dan begitu kaget saat melihat Danendra sudah duduk di sofa memandangnya dengan tatapan yang susah di artikan " astaga kapan manusia sombong itu kembali, dasar Nhia bodoh ahhh malu banget apa yang dia pikirkan kenapa dia menatapku seperti itu" gumam Ganhia dalam hati sambil meletakkan Kedua tangannya di bagian dada karena itu fokus Danendra saat ini.
Danendra terus menatap Ganhia dan mulai memiliki ide cemerlang "apa kau sengaja menggodaku dengan berpenampilan seperti itu? " kata Danendra dengan senyum menggoda.
Ganhia membelalakkan matanya begitu kaget dengan pernyataan Danendra " ti.... tidak ak...aku hanya lupa membawa baju mandi ku" Ganhia menjawab cepat dan terbata-bata.
Danendra hanya tersenyum dengan kegugupan Ganhia " ahhh sangat menggemaskan kalau aku Masi di sini bisa-bisa aku menyerangnya" kata Danendra dalam hati dan mulai melangka ke arah Ganhia dengan pelan dan terus menatap Ganhia.
Sementara itu Ganhia mundur kebelakang semakin gugup, saat Ganhia melihat Danendra semakin dekat menutup matanya dengan erat, sementara Danendra yang melihat itu tersenyum dan semakin mendekat wajahnya semakin dekat sampai Ganhia bisa merasakan hembusan nafas Danendra, dan Ganhia semakin gugup merasakan hembusan nafas dari Danendra " apa yang akan manusia sombong ini lakukan, apa dia kerasukan setan lagi sehingga tidak memasang muka dingin hari ini, ataukah dia sudah bertemu kekasihnya?, ataukah dia ingin mencium ku." Ganhia terus berperang dengan pikirannya sendiri. sementara Danendra yang melihat Ganhia menutup mata begitu erat merasa menang telah mengerjai Ganhia, kemudian Danendra memiringkan sedikit wajahnya ke arah telinga Ganhia dan berbisik.
"apa kamu berharap aku akan menciummu,?, kenapa kamu menutup matamu?, sepertinya kamu sangat mengharapkan aku menciummu hemm" bisik Danendra dan sedikit meniup telinga Ganhia kemudian melangka ke arah kamar mandi sambil mengeluarkan tawanya.
Ganhia langsun membuka matanya saat mendengar pintu kamar mandi di tutup " ahhh dasar manusia sombong, manusia iblis, astaga malu sekali dasar Ganhia bodoh kenapa juga kamu bisa mengira dia akan menciummu" Kata Ganhia pelan dengan wajah yang sangat memerah karena malu.
Beberapa detik kemudian Ganhia mulai melangkah ke arah ruang ganti dan menggunakan pakaiannya setelah selesai Ganhia menyiapkan baju ganti Danendra kemudian melangka keluar dari ruang ganti.
Beberapa menit kemudian Danendra keluar dari kamar mandi dan sedikit menoleh ke arah Ganhia yang duduk di sofa wajahnya kembali seperti semula dingin dan cuek meski bersikap seperti itu tapi tidak mengurangi ketampanannya, Ganhia yang melihat Danendra bertelanjang dada langsung membuang muka ke samping.
"kenapa lagi dia kenapa wajahnya kembali dingin tadi saja begitu semangat menggoda ku sekarang kembali lagi ke mode manusia dingin dan cuek ah dasar pria plin-plan" Ganhia bergumam dalam hati.
Ganhia mulai berdiri dan melangka ke arah jendela memandang matahari yang mulai terbenam dan pikirannya mulai kemana-mana, sampai tidak sadar saat Danendra sudah berdiri di sampingnya.
"gunakan ini besok, kamu akan ikut denganku ke acara pesta salah satu kolegaku" kata Danendra menyodorkan sebuah paperbag ke arah Ganhia.
Ganhia sedikit mengerutkan keningnya dan menatap sebentar paperbag itu kemudian mengulurkan tangannya dan mengambilnya "ke pesta?.. apa kita akan pergi bersama" tanya Ganhia memastikan pendengarannya takut salah dengar " ke pesta bersamanya perasaan dulu dia pernah berkata tidak Ingin orang lain mengetahui hubungan ini sampai kontrak itu selesai bagaimana dia bisa mengajakku" gumam Ganhia
" iya.. Tapi tunggu dulu kamu jangan GR kita akan berangkat bersama tapi sampai di sana kamu akan bersama Gisel dan Claudia dan juga jangan terlalu berharap aku akan Menggandeng mu dan mengakuinmu di depan orang banyak, itu tidak akan mungkin terjadi." kata Danendra dengan tatapan tajam kepada Ganhia.
Degg..
Ganhia merasa sakit hati mendengar perkataan Danendra yang begitu sadis " siapa juga yang berharap Kamu mengaku aku sadar Tuan kita hanya menikah kontrak, segeralah menikah dengan kekasihmu itu dan melepaskan ku agar aku bisa terbebas dari manusia iblis sepertimu" gumam Ganhia dalam hati dan meremas kuat paperbag yang ada di tangannya.
Tidak ada lagi percakapan di antar mereka berdua hanya ada keheningan dan pikiran mereka masing-masing.
"maaf Nhia aku bersikap sperti ini, aku hanya ingin kamu mengakui perasaanmu, itu saja tapi kenapa aku merasa hatiku begitu sakit saat melihatmu begitu sedih maaf aku berjanji akan membuatmu jatuh cinta kepadaku dan kamu tidak akan berpikir lagi untuk lari dariku" gumam Danendra dalam hati, sekali-kali melirik Ganhia yang tersimpan di sampingnya dengan wajah yang begitu sedih.
"ah dasar Nhia bodoh kenapa kamu merasa skit hati saat dia berkata seperti itu harusnya kamu sadar diri dari dulu juga kamu di perlakukan seperti pelayan kenapa hanya dengan kata-kata itu kamu mulai sedih, jangan karena akhir-akhir ini dia baik kepadamu sehingga kamu mulai goyah dengan pendirian mu" gumam Ganhia berusaha menyadarkan dirinya.
Tiba-tiba suara ketukan pintu dari luar membuat keduanya menoleh ke arah pintu, Ganhia kemudian melangka membuka pintu dan muncullah pak Haris yang berdiri sambil menunduk " Maaf Nona Muda dan Tuan Muda makan malam sudah siap" kata pak Haris.
"hhmmm" Danendra hanya berdehem dan mulai melangkahkan keluar di ikuti oleh Ganhia dan Pak Haris dari belakang.
ternyata hanya untuk di panggil
sayang....
lanjut thor ceritanya
sedikit demi sedikit
telah tumbuh
lama" buanyak
dan bucin...
lanjut thor ceritanya