Sudah satu tahun lebih Nada menikah dan berumah tangga dengan pria yang bernama Xavier Amran. Dan selama itu, Nada belum di sentuh sama sekali oleh suaminya. Tak jarang Xavier bersikap dingin kepada istrinya.
Xavier selalu beralasan belum siap untuk itu. Bahkan tak jarang Xavier selalu berkata sibuk dan pulang malam agar bisa menghindar sampai membuat Nada bertanya-tanya.
Hingga suatu fakta terungkap. Nada mengetahui bahwa suaminya telah diam-diam menjalin hubungan kembali dengan cinta pertamanya. Sejak saat itulah, Nada berontak dan tak lagi menurut. Cerai adalah salah satu jalan yang ia ambil.
Namun siapa yang menyangka, Saat rumah tangganya berada di ambang perceraian. Nada justru kembali di pertemukan dengan cinta pertamanya yang ternyata selama ini masih menyimpan rasa padanya. Akankah Nada menerima kembali cinta pertamanya nanti?
•••••
"Ceraikan aku dan menikahlah dengannya. Karena aku sudah tak ingin hidup dengan manusia pengkhianat seperti mu Mas" Nada Maulia Sanjaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Opa Aditya Sakit
"Jangan ganggu atau hubungi aku lagi.. Karena aku sedang berkencan dengan Alika malam ini.."
Dada Nada terasa sesak usai membaca pesan balasan dari Xavier. Wanita itu menggenggam ponselnya dengan erat. Ia tak menyangka bisa-bisanya Xavier tak peduli. Mungkin kalau dia yang tak di pedulikan tidak apa-apa. Tapi ini adalah Opanya.
Nada memang ingin segera menggugat cerai Xavier. Tapi dirinya belum siap memberitahukan masalah ini kepada keluarganya. Dan sekarang Opa nya sakit, Nada jadi tidak tega.
Nada takut kalau Opa Aditya akan merasa bersalah karena pria itupun yang turut andil dalam pernikahannya dengan Xavier.
Nada membaca balasan pesan itu sekali lagi. Tak lupa sebuah foto makanan enak yang terletak di atas meja. Dari sini, Nada sudah dapat menebak kalau suaminya sedang berada di cafe saat ini.
"Tega kamu Mas.. Tapi lihat saja, Semua ini akan jadi bukti di pengadilan nanti..
"Sedang apa disini? " Suara Nalendra mengagetkan Nada yang sedang sendiri. Nada menggaruk tengkuknya. Ekspresi nya ia rubah seolah tidak terjadi apapun.
"Enggak kok kak.. Ini aku lagi telfon Mas Xavier Kak.." Nalendra diam dengan tatapan yang Nada sendiri tidak mengerti.
"Ohya, Kak.. Gimana keadaan Opa Adi? " Nada bertanya mencoba mengalihkan pembicaraan. Nalendra pun sebenarnya tahu kalau Nada sengaja mengalihkan pembicaraan nya.
"Opa gapapa kok.. Kata dokter Opa Adi cuma kecapean aja. Yuk sekarang kita masuk, Semua kumpul di dalam.. " Nada mengangguk lalu mengikuti langkah Nalendra dari belakang.
Meski hatinya panas dan menyimpan gemuruh, Nada tetap harus bisa bersikap seperti biasanya. Wanita itu bereaksi seolah olah tidak terjadi apapun.
"Opa.." Nada mendekat ke arah opa Aditya. Pria tua itu hanya tersenyum.
"Kamu dari mana saja? Opa kok di tinggal.." Kata Opa Aditya. Tak ada kata untuk tidak rindu kepada dua cucunya ini. Nalendra dan Nada, Putra dan putri dari Alvaro Winanda. Putra kandung Opa Aditya yang dulu sempat tak pria itu akui.
Tapi masih beruntung, Daddy Alvaro masih memaafkan ayahnya dan menerima Opa Aditya sebagai seorang ayah.
Nada duduk di kursi yang berada di dekat Opa Aditya. Tanpa di perintah, Nada memijit kaki Opanya.
"Opa kok bisa sakit sih Opa? Orang kamarin-kemarin gapapa kok.." Nada pun sempat kaget ketika dia mendapatkan telfon dari Omanya, bahwa Opa Aditya masuk rumah sakit.
"Opa kamu ya emang gitu.. Di suruh jangan banyak gerak malah gam bisa diem.." Bukan Opa Aditya yang menjawab. Tapi Oma Rina, Istri Opa Aditya setelah pria itu cerai dari wanita yang bernama Aline.
"Ya, Kan Opa gak enak kalau diem mulu Oma..
"Oma gak minta Opa diem mulu.. Boleh gerak kalau cuma sekedar jalan-jalan di komplek. Tapi ya, Jangan kerja juga dong.. Pakek beres-beres gudang segala. Orang ini udah jadi kerjaan pembantu. Kalau udah sakit gini siapa yang di bikin repot? Kalau cuma Oma sih gapapa.. Ini, Semua di panggil." Opa Aditya hanya menggelengkan kepalanya pelan. Istrinya ini memang suka sekali ngomel. Dan itulah salah satu yang di sukai Opa Aditya. Sikap cerewetnya yang membuat rumah ramai. Makanya kalau Oma sakit, Rumah jadi sepi karena radio gratis nya libur.
"Iya iya.. Opa minta maaf ya, Oma. Janji deh gak bakalan ulangi lagi..
" Halaah.. Sekarang janji, Besok pasti di ulangi lagi.." Semua yang ada di sana hanya bisa terkekeh saja.
"Ohya, Suami kamu mana? Dia gak kesini?" Pertanyaan Opa Aditya membuat Nada diam tak tahu harus menjawab apa. Nada melihat ke arah Hana, Sang sepupu yang ikut diam saja.
"Eum, Mas Xavier kayaknya lagi sibuk Opa.. Mungkin dia telat datang kesini.. " Tak ada alasan yang harus Nada jawab saat ini. Dia pun bingung ingin mengatakan apa. Tak mungkin kan, Nada mengatakan yang sebenarnya. Nada masih menyadari situasi. Sepertinya belum saatnya ia mengatakan yang sebenarnya.
Di belakang Nada, Nalendra hanya tersenyum sinis. Nalendra tahu kalau adiknya sengaja menyembunyikan rahasia itu. Tapi ini tidak bisa di biarkan. Mungkin sebagai seorang kakak Nalendra tidak berhak ikut campur. Lalu apa dia harus diam sama ketika adiknya di sakiti.
"Bahkan saat dia pergi berkencan dengan wanita itu kamu masih bisa menjaga marwahnya..
.
.
.
Malam semakin larut, Nada masih berada di rumah sakit menemani sang Opa yang sejak tadi tertidur. Nalendra pun sudah pulang. Di dalam sana hanya ada Oma Rina dan Tantenya Nining, Ibu Hana. Atau anak tiri Opa Aditya. Hana ada di sana tapi beberapa saat yang lalu wanita itu pamit ke kantin karena merasa lapar.
Nada pun bangkit hendak menyusul Hana Namun tiba-tiba..
"Mau kemana?" Nada menoleh ke arah Oma Rina. Meski katanya cerewet tapi Oma Rina sangat perhatian terhadap Opa Aditya. Wanita itu rela tidak tidur semalaman demi menjaga Opa agar istirahat dengan baik.
"Nada mau menyusul Hana Oma...
"Kamu gak tidur? Ini udah malan loh..
"Enggak.. Nada mau nyusul Hana aja dulu. Lagi pula Nada belum mengantuk." Nada pun keluar dari ruang rawat Opa Aditya. Langkah demi langkah Nada lalui dengan perlahan.
Otak Nada mererawan kemana-mana.
"Aku gak nyangka kamu bakalan setega ini ke aku.."
Bruk!
Nada kaget begitu ia tak sengaja menabrak punggung seseorang dari belakang. Nada memundurkan langkahnya.
"Maaf Tuan.. Saya tidak sengaja.." Ucap Nada kepada seorang pria yang tak sengaja ia tabrak tadi.
Pria berjas hitam itu itu berbalik badan hingga kini bertemulah keduanya. Jantung Nada berdetak tak karuan saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya.
Begitupun dengan pria itu. Lama tidak berjumpa, Tak ia sangka akan bertemu dengan wanita cinta pertamanya.
"Rayhan!" Rayhan menoleh, Nada pun sama. "Kemari! Kemana saja kau!!
" I.. Iya.." Tanpa berbincang apapun Rayhan perlu meninggalkan Nada yang terdiam seorang diri.
"Gus Rayhan..."
****
Di belahan bumi yang lain. Bukannya pulang ke rumah, Xavier justru bermalam di apartemen Alika.
Kini mereka sedang berdua di dalam apartemen tersebut. Alika begitu bahagia karena akhirnya Xavier mau di ajak pulang ke apartemen miliknya. Tentu saja semua itu sengaja Alika lakukan agar semata-mata ingin membuat Nada kepanasan.
Namun malam ini ada yang sedikit berbeda. Xavier terlihat tak semangat sekali. Alika yang melihat itu diam-diam kesal namun tak wanita itu tunjukan.
"Sayang.. Kita disini hanya berdua saja. Bagaimana kalau kita melakukan..
"Gak bisa! Udah aku bilang kan? Cukup malam itu aja kita ngelakuinnya. Dan aku gak mau lagi.."Alika berdecak kesal. Inilah yang dirinya tidak suka dari Xavier.
"Tapi kan...
"Udahlah Alika.. Sekarang katakan dimana kamarku. Aku lelah ingin segera istirahat. .
"Kamarnya hanya satu. Tapi kalau ingin tidur satu kamar sama aku tidak apa, Aku..
"Tidak perlu. Aku ingin istirahat disini saja.." Alika terpaksa mengalah. Dengan kesal wanita itu pergi meninggalkan Xavier yang mulai memejamkan matanya.
.
.
.
TBC
sekalian buang si Xavier dari perusahaan ortu angkatnya, biar jadi gembel, coba si ulet masih mau ngga...