Setelah kekacauan besar yang mengguncang seluruh negeri, Xander kembali menghadapi ancaman yang jauh lebih berbahaya. Warisan terakhir Xylorr terungkap, suku pedalaman muncul ke dunia luar, dan Osvaldo Tolliver membawa misteri baru yang mengubah arah permainan.
Musuh bergerak dari segala sisi, para pengkhianat mulai menampakkan diri, dan keputusan Xander kini menentukan siapa yang akan bertahan hidup.
Di jilid kelima ini, rahasia lama akan terbongkar, kekuatan baru muncul, dan pertempuran sesungguhnya dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Aku tidak menggerakkan tubuhku." George memaksakan diri untuk bangkit, tetapi tubuhnya seperti menempel kuat di teras. Ia mengingat-ingat pertarungannya dengan para anjing, robot, dan pasukan musuh barusan. "Mereka tampaknya sudah melakukan sesuatu yang tidak aku sadari sehingga aku tidak bisa bergerak."
Robodogo melindungi George dari serangan-serangan anggota pasukan yang mendekat.
"Pria dengan kaki palsu itu nyaris mendaratkan pukulan padaku, dan setelah itu dia pergi ke dalam rumah dengan terburu-buru. Dia kemungkinan besar sudah menempatkan sesuatu dalam tubuhku sehingga aku tidak bisa bergerak."
George menatap layar hologram yang masih aktif. "Tidak ada benda asing dalam tubuhku maupun Robodogo. Lalu, kenapa aku tiba-tiba tidak bisa bergerak?"
Para pengawal mendekat pada George, mengarahkan pistol, dan bersiaga penuh. Robodogo menggonggong dan bersiap dengan beragam senjata.
George terkejut ketika tangannya tiba-tiba bergerak sendiri, menyentuh jam tangan. "Tanganku tiba-tiba bergerak sendiri."
Robodogo memasuki beberapa mode hingga berubah menjadi motor, kursi roda, armor, sepeda, hingga akhirnya berubah menjadi kotak.
"Ah." George tiba-tiba berdiri tegak, berjalan dengan kaku. Ia melepaskan jam tangan dari pergelangan tangan kirinya, berjalan menuju pintu. "Seseorang sedang mengendalikan tubuhku? Ini luar biasa. Osvaldo Tolliver tampaknya sudah mengembangkan tekhnologi yang luar biasa."
George tiba-tiba ambruk ke lantai. Tubuhnya sangat kaku, dan pasukan Osvaldo Tolliver segera memborgol dan melepas semua peralatan canggih dari tubuhnya.
"Aku lagi-lagi kalah." George tertawa dalam hati. "Aku tampaknya terlalu meremehkan lawanku dan terlalu percaya diri dengan tekhnologi yang aku miliki."
Robot-robot anjing milik Osvaldo kembali hidup, mendekat ke pasukan.
"Mereka tampak baik-baik saja. Osvaldo pasti sengaja menonaktifkan robot-robot anjingnya dalam pertarungan. Dia sangat licik."
George tidak sadarkan diri setelah seorang pengawal mengalirkan listrik ke tubuhnya.
Pasukan Osvaldo membawanya ke dalam rumah.
Osvaldo Tolliver menghembus napas panjang, melepas boneka dengan foto George di tangannya. Napasnya tampak terengah-engah dengan keringat bercucuran.
"Anda sudah menggunakan kekuatan Anda terlalu sering akhir-akhir ini, Tuan," ujar Asher seraya menyeka keringat di dahi Osvaldo. "Anda sebaiknya beristirahat sekarang."
"Orang itu sangat berbahaya. Dia memiliki tekhnologi yang lebih canggih dariku. Dia kalah karena dia tidak tahu kekuatanku." Osvaldo bersandar di kursi, mengembus napas panjang. "Asher, jaga ketat pria itu. Aku akan menemuinya esok hari setelah keadaanku membaik."
"Aku mengerti, Tuan."
Osvaldo, Asher, robot serigala, dan para pengawal keluar dari ruangan.
Osvaldo tercenung selama beberapa waktu. Kepalanya banyak dipenuhi oleh dugaan-dugaan mengenai penyusup itu.
"Mungkinkah penyusup itu adalah bawahan Alexander?"
Osvaldo mengembus napas panjang. "Aku tahu ketika aku berbicara dengannya besok."
Asher sangat lega setelah menyusup itu tertangkap. "Kekuatan Tuan Osvaldo tidak bisa selamanya melindunginya. Durasi penggunaan kekuatannya terus berkurang dan tubuhnya terus terbebani. Penelitian masih belum menunjukkan tanda-tanda yang signifikan."
Asher mengecek keadaan rumah melalui layar hologram di jam tangannya.
Pasukan disiagakan di beberapa titik halaman dan rumah dengan robot-robot anjing dan drone penjaga. Sementara itu, Osvaldo beristirahat dengan penjagaan yang sangat ketat, sedangkan George dibawa ke ruang tahanan dan seluruh barang-barangnya disita.
Di saat yang sama, Caesar, Franklin, Theron, Troy, Tyler, Leonel, dan Leandro tengah berjalan menuju ruangan mereka.
"Apa yang terjadi dengan penyusup itu? Dia tiba-tiba tidak bisa bergerak," ujar Franklin seraya mengamati beberapa anggota pasukan yang berlari di lorong samping.
"Pasukan Osvaldo tampaknya menempatkan sesuatu pada penyusup dan robot anjingnya sehingga mereka bisa mengendalikan penyusup dan robot anjing itu," sahut Caesar.
"Aku tidak melihat pasukan Osvaldo Tolliver menempatkan sesuatu pada penyusup dan robot anjingnya. Penyusup itu dan anjingnya memiliki pertahanan yang sangat kuat. Mereka hanya melakukan kesalahan ketika lubang mendadak muncul, dan pria sialan itu berusaha memukul wajah penyusup itu meski akhirnya gagal." Leonel terdiam sesaat. "Aku justru menduga jika penyusup itu kalah karena kekuatan Osvaldo Tolliver."
Semua orang seketika menoleh pada Leonel.
"Maksudmu kekuatan itu?" Tanya Troy memastikan.
Leandro menyentuh bahu Leonel, tersenyum. "Penyusup itu mendadak tidak bisa bergerak. Saat bergerak, gerakannya tampak aneh seperti sedang dikendalikan oleh orang lain. Leonel benar. Osvaldo Tolliver tampaknya menggunakan kekuatannya untuk mengalahkan penyusup itu. Penyusup itu tidak menyadari kemampuan itu sehingga dia kalah."
"Tekhnologi dan sihir adalah kombinasi yang sangat menyeramkan," ucap Leonel, "dan kita beruntung karena berada di pihak Osvaldo Tolliver."
"Aku senang karena kalian tidak terluka." Greg datang mendekat bersama beberapa pengawal yang ikut dalam pertarungan.
Caesar, Franklin, Theron, dan yang lain menatap tajam. Mereka tahu jika Greg hanya ingin menggoda sekaligus membuat mereka kesal.
"Kaki palsu itu terlalu bagus untuk orang sepertimu, brengsek!" ketus Franklin.
"Candaan yang sangat lucu dari para beban Tuan Osvaldo." Greg tertawa. "Kalian tentu tahu apa yang sudah aku lakukan selama pertarungan."
"Kau membuang banyak kesempatan. Kau tampaknya masih belum terbiasa dengan kaki palsu itu." Caesar berjalan mendekat, tidak peduli dengan beberapa pengawal yang mendekat. "Seperti yang orang-orang bilang, pengguna yang cacat hanya akan membuang senjata berharga tidak ubahnya seperti mainan bagi anak-anak."
"Dasar brengsek!" Greg mendekat.
Caesar, Franklin, dan Theron tak ingin kalah, menatap tajam Greg.
"Aku hanya membuang-buang waktu berbicara dengan kalian." Greg mendengkus kesal, pergi bersama para pengawal.
"Dasar sialan!" Franklin mengamati Greg hingga pria itu menghilang di lorong.
Caesar, Franklin, Theron, dan yang lain memasuki ruangan.
"Apa yang terjadi dengan penyusup itu? Apa pihak kita menang?" tanya Edward begitu melihat ayah dan teman-temannya datang.
"Osvaldo Tolliver sudah mengatasinya. Penyusup itu tertangkap," jawab Caesar.
"Dasar brengsek! Aku sangat kesal ketika melihat tingkah pria cacat sialan itu." Troy berbaring di ranjang. "Aku pasti akan menghajarnya!"
"Tenangkan dirimu, Troy. Kau harus ingat jika semua tindakan kita diawasi." Tyler mengingatkan. "Kita pasti mendapatkan kesempatan untuk menghajar pria itu."
"Penyusup itu tertangkap? Bagaimana bisa?" Edward tampak penasaran.
Caesar memeriksa keadaan Edison. "Osvaldo Tolliver kemungkinan menggunakan kekuatannya untuk menangkap penyusup itu."
"Maksudmu kekuatan yang dia perlihatkan pada kita tempo hari?" Edward tersenyum lebar, terdiam setelahnya. "Itu sangat luar biasa. Tapi, itu tandanya dia tidak akan bisa menggunakan kekuatannya lagi dalam waktu dekat. Dia perlu mengumpulkan kekuatan sebelum menggunakan kekuatannya lagi."
"Itu juga berarti kita harus menunggu lebih lama jika ingin melihat dan mendengar kabar Alexander tewas," sahut Leonel.
Franklin mendengkus kesal. "Aku ingin sekali menghajar penyusup sialan itu, tapi Asher justru meminta kita menjadi pasukan cadangan sehingga kita menjadi olok-olokan pria cacat itu! Dia belum sepenuhnya percaya pada kita."
"Mungkinkah penyusup itu bawahan Alexander?" Troy bangkit dari ranjang, mengamati semua orang, termasuk Edison dan robot anjingnya.
"Menurut informasi yang aku ketahui, Alexander memiliki beberapa perusahaan yang fokus untuk mengembangkan tekhnologi. Masuk akal jika Alexander mengembangkan banyak tekhnologi canggih untuk menghadapi musuh-musuhnya." Tyler menyahut.
Di saat yang sama, Gray dan Gavin tengah berada cukup dekat dengan kediaman Osvaldo Tolliver.
Di tempat berbeda, seorang pria tengah berdiri di tengah para berandalan yang ingin merampoknya. Pria itu berjalan keluar dari gang, menatap pemandangan kota yang tengah diguyur oleh hujan deras.
Halo semuanya, aku ingin menyampaikan sedikit pemberitahuan. Beberapa hari ini aku belum bisa rutin update cerita karena jaringan di daerah tempat tinggalku masih belum stabil akibat kondisi bencana yang sedang terjadi.
Jadi, tolong jangan membuat asumsi atau statement seolah-olah bukuku berhenti atau tidak akan dilanjutkan, ya. Ceritanya tetap akan berjalan seperti biasa—aku hanya terkendala jaringan dan situasi yang belum sepenuhnya normal.
Kalau beberapa hari ke depan aku terlambat update atau bahkan belum bisa update sama sekali, aku berharap kalian bisa memberikan sedikit keringanan dan pengertian.
Sekaligus, mari kita doakan semua korban bencana agar diberi ketabahan, kekuatan, dan keikhlasan dalam menghadapi musibah ini. Semoga kondisi segera membaik dan semua yang terdampak diberikan keselamatan.
Terima kasih banyak untuk kesabaran dan dukungannya. 🙏💛
The best story & author..
Semangat Up Thor..